Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia (IPS10/2) PDF
Document Details
Uploaded by GoodPreRaphaelites3515
Tags
Summary
Dokumen ini membahas teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, membahas teori Out of Afrika dan Out of Yunnan. Kajian meliputi jalur persebaran dan suku keturunan.
Full Transcript
IPS10/2 Materi : BAB 2 Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Jalur Rempah pada Masa Praaksara Disajikan soal teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia Teori Out of Afrika Menurut teori ini, nenek moyang bangsa Indonesia...
IPS10/2 Materi : BAB 2 Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Jalur Rempah pada Masa Praaksara Disajikan soal teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia Teori Out of Afrika Menurut teori ini, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika, tepatnya di Tanduk Afrika. Sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu, mereka masuk ke Nusantara. Mereka merupakan penutur bahasa Austronesia. Teori ini dibuktikan dengan DNA yang menunjukan bahwa sebagian besar proses evolusi berlangsung di afrika. Namun teori ini diragukan kebenarananya sejak peneluan fosil homo neanderthalensis di gua-gua Spanyol pada 1941. Teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia Teori Out of Yunnan (meliputi pembahasan teori, jalur persebaran, suku keturunannya) Menurut teori ini, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, Tiongkok. Ada tiga gelombang migrasi manusia dari Yunnan ke Indonesia, yaitu: 1. Gelombang pertama, bangsa Melansoid masuk ke papua pada akhir zaman es sekitar 70.000 SM IPS10/2 1 2. Gelombang kedua, bangsa Proto-Melayu (Melayu Tua) masuk ke Indonesia pada tahun 1500 SM, baik melalui jalur darat maupun jalur laut. Suku Dayak dan Suku Toraja termasuk keturunan Proto-Melayu. Bangsa Melayu Tua ini datang ke Indonesia memasuki wilayah nusantara melalui dua jalur, yaitu jalur barat dan juga jalur timur: Jalur barat : Yunnan → Thailand (Siam) → Semenanjung Malaya → Sumatra → Jawa → Flores Jalur timur : Yunnan → Vietnam → Taiwan → kepulauan Filipina → kepulauan Maluku → Sulawesi → halmahera → Papua 3. Gelombang ketiga, bangsa Deutro-Melayu (Melayu Muda), masuk ke nusantara pada tahun 300-400 SM. Masuk melalui Nusantara bagian barat dengan tingkat kebudayaan yang lebih maju lagi. Suku JAWA, Melayu, dan Bugis meupakan keturunan dari Deutro-Melayu Bangsa Deutron Melayu ini memasuki wilayah nusantara melalui jalur Barat yang ditempuh melalui rute dari Yunan tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, yang hingga pada akhirnya sampai ke Indonesia. Menjelaskan Teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia 1. Out of afrika berasal dari afrika, tepatnya di Tanduk Afrika, yang sekarang Somalia, Etiopia, Eritrea dan Djibouti Menyebar sejak 200000 tahun yang lalu, dan masuk ke nusantara sekitar 4000 tahun yang lalu Jalur selatan = pesisir india → Tiongkok → Nusantara dan Australia Jalur Utara = Lembah Nil dan Sinai → Dataran Eurosia IPS10/2 2 Teori out of afrika dibuktikan dengan bukti DNA tetapi diragukan karena penemuan fosil homo neanderthalensis di gua spanyol pada 1941 2. Out of Yunnan ada dibagian sebelumnya 3. Teori Nusantara Menurut teori nusantara, asal usul bangsa indonesia adalah dari indonesia itu sendiri Manusia purba di INA = meganthropus, pithecantropus dan homo (wajakenesis, soloensis, floresiensis) 4. Teori Out of Taiwan Menurut teori ini, bangsa indo berasal dari taiwan Buktinya adalah bahwa indo menggunakan bahasa Austronesia yang digunakan oleh penduduk taiwan kala itu Pada 5000 tahun yang lalu, mereka mulai bermigrasi dari taiwan ke negara terdekat. pada tahun 3500 hingga 2000 SM mereka migrasi ke kalimantan, sulawesi, maluku utara, jawa, sumatra, nusa tenggaram papua bagian barat, oseania, melanesia di pasifik Manusia Purba Indonesia Meganthropus Paleojavanicus (lapisan penemuannya, tahun penemuannya, dan oleh siapa penemunya) Lapisan penemuan : Pleistosen bawah Tahun penemuan : 1936-1941 di Sangiran, Jawa Tengah Penemu : G. H. R von Koenigswald Manusia Purba Indonesia Pitecantropus (tempat ditemukannya, cirinya, dan tahun IPS10/2 3 penenumannya)a 1. Tempat ditemukan : Desa Trinil, Kabupaten Ngawi, JaTim 2. Ciri-ciri : Tinggi: 165-180cm Belum punya dagu Hidung lebar Volume otak 750-1300cc Geraham Besar Rahang kuat Tonjolan kening tebal 3. Tahun penemuan : 1891 -1892 oleh Eugene Dubois Manusia Purba Indonesia Homo Wajakensis, Homo Floresiensi, Homo Sapiens, Homo Soloensis (meliputi tempat ditemukannya, cirinya, dan tahun penenumannya ) 1. Homo Wajakensis Tempat Ditemukan: Wajak, Kec. Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur Tahun Penemuan: 1889 Penemu: B. D van Rietschoten Ciri-Ciri: IPS10/2 4 Fisik: Tinggi badan sekitar 130 - 210 cm atau 170 cm. Kapasitas otak sekitar 1.350 cc atau 1.550 – 1.650 cc (lebih besar dari Pithecanthropus, hampir mendekati manusia modern). Bentuk wajah datar, dengan dahi lebih tinggi dibandingkan Pithecanthropus. Hidung lebih lebar dan lebih menonjol dibandingkan manusia modern. Memiliki dagu yang mulai terlihat jelas (ciri khas Homo sapiens). Rahang bawah dan gigi besar. 2. Homo Floresiensis Tempat Ditemukan: Liang Bua, Flores (Kab. Manggarai), Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun Penemuan: 2003 Penemu: Peter Brown dan Mike J. Morwood (tim arkeolog gabungan Indonesia- Australia) Ciri-Ciri: Fisik: Tinggi badan hanya sekitar 100 - 110 cm atau 106 cm (karena mengalami "dwarfisme pulau"). Berat badan sekitar 25 - 30 kg. Volume otak sekitar 417 cc atau 380 cc (kecil, hampir setara dengan kera). Wajah mirip kera, tetapi menggunakan alat-alat batu sederhana. 3. Homo Sapiens (sama kaya Homo wajakensis karena Homo wajakensis digologin sbg Homo IPS10/2 5 sapiens pertama di Asia) Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana : budaya paleolitikum dan mesolitikum (meliputi hasil kebudayaan dan cara manusia purba bertahan hidup) 1. Paleolitikum: Hasil kebudayaan : Kapak perimbas, alat serpih (flakes), alat tulang. Cara hidup : Nomaden atau berpindah-pindah 2. Mesolitikum : Hasil kebudayaan : Serpih-bilah (flakes), alat tulang, kapak genggam Sumatra (Sumatralith) Cara hidup : Bertempat tinggal secara tidak tetap (Semi-sedenter), terutama di gua payung (abris sous roche) yang terletak tak jauh dari sumber air. Masa bercocok tanam : budaya megalitikum dan neolitikum (hasil kebudayaan, cara manusia purba bertahan hidup, dan kepercayaan) 1. Neolitikum : (bangsa proto melayu)(zaman batu muda) Hasil kebudayaan : Beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, alat pemukul dari kulit kayuk perhiasan Cara hidup : Bercocok tanam dengan menebang dan membakar pohon-pohon dan belukar (slash and burn), memelihara hewan tertentu IPS10/2 6 (pastoralisme) Kepercayaan : - Animisme : Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini baik hidup maupun mati memiliki roh. - Dinamisme : Kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar manusia memiliki daya atau kekuatan gaib yang mampu memberikan manfaat bagi manusia 2. Megalitikum : (zaman batu tua) Hasil kebudayaan : - Menhir : tugu batu tempat pemujaan kepada roh nenek moyang - Dolmen : meja buat sesaji - Sarkofagus : Tempat untuk menyimpan jenazah - Arca batu : pemujaan kepada roh nenek moyang Cara hidup : perlahan-lahan menggunakan perunggu, sudah mempunyai tempat tinggal tetap. Kepercayaan : - Animisme : Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini baik hidup maupun mati memiliki roh. Menjelaskan hasil kebudayaan megalitikum Menhir : tugu batu tempat pemujaan kepada roh nenek moyang Dolmen : meja buat sesaji Sarkofagus : Tempat untuk menyimpan jenazah IPS10/2 7 Arca batu : pemujaan kepada roh nenek moyang Punden Berundak : Bangunan bertingkat tempat pemujaan kepada roh nenek moyang, dibuat dalam bentuk bertingkat Waruga : kubur batu minus tutup Masa perundagian: budaya logam (meliputi : hasil kebudayaan dan cara pembuatan logam) 1. Hasil kebudayaan : Nekara : berbentuk seperti dandang terbalik dengan bagian atas yang datar dan bagian bawah yang terbuka Moko (kendang perunggu) : Nekara tipe pejeng, tetapi dengan ukuran kecil dengan hiasan-hiasan yang lebih sederhana. Kapak perunggu : yagitu Alat alat dari besi : mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan tongkat Gerabah : alat-alat yang dibuat dari tanah liat dan kemudian dibakar Cara pembuatan logam : A cire perdue (teknik cetak tuang) : 1. Bentuk model benda logam yang diinginkan menggunakan bahan dasar seperti lilin 2. Model lilin dilapisi dengan tanah liat, setelah mengeras tanah liat tersebut dipanaskan sehingga lilin mencair melalui lubang yang telah disiapkan di bagian bawah model 3. Dari lubang bagian atas model, masukan logam cair dan biarkan sampai mengeras 4. Setelah dingin, model tanah liat yang tadi akan dipecah, dan benda logam sudah jadi. IPS10/2 8 Bivalve (teknik dua setangkup) : 1. Buat cetakan model dari benda yang dekehendaki dengan bentuk yang dapat saling ditangkupkan, buat 2 2. Tuang logam cair ke dalam cetakan tersebut 3. Kedua cetakan tersebut kemudian saling ditangkupkan 4. Biarkan sampai logam dingin dan cetakan dibuka 5. Dah jadi Hasil kebudayaan pada masyarakat praaksara, meliputi : Tradisi lisan, Floklor, Dongeng, Legenda dan Nyanyian Rakyat Tradisi lisan : Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan salah satu sumber sejarah Tradisis lisan terangkum pada Folklor. Dalam bentuk dongeng, legenda, mitos, music, pepatah, lelucon, takhayul, lagu rakyat dll Folklor : (menurut buku) Folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan bersifat tradisional yang diwariskan secara lisan dan turun temurun. (menurut gogel) folklor adalah suatu kebudayaan manusia (kolektif) yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional (turun temurun) dari generasi ke generasi, baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk isyarat atau alat pembantu pengingat. Folklore, folk = rakyat dan lore = tradisi atau ilmu pengetahuan Ciri-ciri folklore: 1. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan (biasanya) 2. Bersifat tradisional 3. Bersifat anonim 4. Terdapat majas hiperbola IPS10/2 9 5. Memiliki fungsi penting dalam kehidupan bersama dalam suatu masyarakat 6. Meruoakan milik bersama masyarakat pendukungnya Jenis^2 folklor: 1. Mitos 2. Legenda 3. Dongeng 4. Nyanyian rakyat 5. upacara Dongeng: hal 78 Dongeng adalah cerita fiktif atau imajinatif yang diceritakan turun- temurun. Ciri-ciri: 1. Umumnya anonim 2. Untuk hiburan (biasanya) 3. Untuk ajaran moral (jarang) 4. Untuk sindiran Jenis: Fabel: cerita tokoh fury Legenda: Mirip dengan mitos, legenda adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Bedanya dengan mitos, tokoh daalam legenda bersifat duniawi Ciri-ciri: 1. Bersifat duniawi 2. Ditokohi manusia 3. Milik bersama suatu komunitas tempat legenda tersebut lahir 4. Sering mengalami penyimpangan dari versi sebelumnya IPS10/2 10 5. Diwariskan secara turun-temurun 6. Banyak mengandung ajaran tentang kebaikan dan kejahatan sehingga dapat dijadikan pedoman hidup Nyayian rakyat: Menurut Jan Harold Brunvand, nyayian rakyat adalah jenis folklore yang terdiri dari teks dan lagu. Nyayian rakyat merupakan kata-kata dan lagu yang satu kesatuan dan tak terpisahkan Teks sama tidak selalu dinyayikan dengan lagu yang sama Sedangkan lagu yang sama sering dipakai untuk menyayikan beberapa teks nyanyan yang berbeda Sifat lentur seperti inilah yang membuat nyayian rakyat berbeda dengan lagu pop atau klasik Tidak semua nyanyian rakyat selalui disertai lirik lagu yang menonjol, beberapa hanya menirukan bunyi alat musik atau bunyi-bunyian tertentu, seperti kecak dari Bali Column 1 Column Column 3 Title 2 NO NO INDIKATOR SOAL TUTTUTUT mAX pertapen SOAL 1 Disajikan soal teori asal usul 1 Menurut teori ini, nenek moyang bangsa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika, tepatnya di Indonesia Teori Out of Afrika Tanduk Afrika. Sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu, mereka masuk ke Nusantara. IPS10/2 11 Column 1 Column Column 3 Title 2 Mereka merupakan penutur bahasa Austronesia. Teori ini dibuktikan dengan DNA yang menunjukan bahwa sebagian besar proses evolusi berlangsung di afrika. Namun teori ini diragukan kebenarananya sejak peneluan fosil homo neanderthalensis di gua-gua Spanyol pada 1941. 2 Teori asal usul nenek moyang 2-5 Menurut teori ini, nenek moyang bangsa bangsa Indonesia Teori Out of Indonesia berasal dari Yunnan, Tiongkok. Yunnan (meliputi pembahasan Ada tiga gelombang migrasi manusia dari teori, jalur persebaran, suku Yunnan ke Indonesia, yaitu: keturunannya) 1. Gelombang pertama, bangsa Melansoid masuk ke papua pada akhir zaman es sekitar 70.000 SM 2. Gelombang kedua, bangsa Proto- Melayu (Melayu Tua) masuk ke Indonesia pada tahun 1500 SM, baik melalui jalur darat maupun jalur laut. Suku Dayak dan Suku Toraja termasuk keturunan Proto- Melayu. Bangsa Melayu Tua ini datang ke Indonesia memasuki wilayah nusantara melalui dua jalur, yaitu jalur barat dan juga jalur timur. Jalur barat merupakan jalur yang ditempuh melalui Malaysia hingga Sumatera dan jalur timur merupakan jalur yang ditempuh melalui Filipina hingga Sulawesi. 3. Gelombang ketiga, bangsa Deutro- Melayu (Melayu Muda), masuk ke nusantara pada tahun 300-400 SM. Masuk melalui Nusantara bagian barat dengan tingkat kebudayaan yang lebih maju lagi. Suku JAWA, Melayu, dan Bugis meupakan keturunan dari Deutro-Melayu IPS10/2 12 Column 1 Column Column 3 Title 2 Bangsa Deutron Melayu ini memasuki wilayah nusantara melalui jalur Barat yang ditempuh melalui rute dari Yunan tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, yang hingga pada akhirnya sampai ke Indonesia. Menjelaskan Teori asal usul 3 nenek moyang bangsa 36 Wop wop Indonesia Manusia Purba Indonesia Lapisan penemuan : Pleistosen awal Meganthropus Paleojavanicus Tahun penemuan : 1936-1941 di Sangiran, 4 (lapisan penemuannya, tahun 6-9 Jawa Tengah penemuannya, dan oleh siapa Penemu : G. H. R von Koenigswald penemunya) Tempat ditemukan : Desa Trinil, Kabupaten Ngawi, JaTim Ciri-ciri : 1. Tinggi: 165-180cm Manusia Purba Indonesia 2. Belum punya dagu Pitecantropus (tempat 10-11 3. Hidung lebar 5 ditemukannya, cirinya, dan 37 4. Volume otak 750-1300cc tahun penenumannya) 5. Geraham Besar 6. Rahang kuat 7. Tonjolan kening tebal Tahun penemuan : 1891 -1892 oleh Eugene Dubois Manusia Purba Indonesia Homo Wajakensis, Homo Floresiensi, Homo Sapiens, 6 12-18 Wop wop Homo Soloensis (meliputi tempat ditemukannya, cirinya, dan tahun penenumannya ) 7 Masa berburu dan 19-24 Paleolitikum: mengumpulkan makanan 1. Hasil kebudayaan : Kapak perimbas, tingkat sederhana : budaya alat serpih (flakes), alat tulang. IPS10/2 13 Column 1 Column Column 3 Title 2 paleolitikum dan mesolitikum 2. Cara hidup : Nomaden atau (meliputi hasil kebudayaan berpindah-pindah dan cara manusia purba bertahan hidup) Mesolitikum : 1. Hasil kebudayaan : Serpih-bilah (flakes), alat tulang, kapak genggam Sumatra (Sumatralith) 2. Cara hidup : Bertempat tinggal secara tidak tetap (Semi-sedenter), terutama di gua payung (abris sous roche) yang terletak tak jauh dari sumber air. 8 Masa bercocok tanam : 25-30 Neolitikum : (bangsa proto melayu) budaya megalitikum dan (zaman batu muda) neolitikum (hasil kebudayaan, 1. Hasil kebudayaan : Beliung persegi, cara manusia purba bertahan kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata hidup, dan kepercayaan) panah, gerabah, alat pemukul dari kulit kayuk perhiasan 2. Cara hidup : Bercocok tanam dengan menebang dan membakar pohon-pohon dan belukar (slash and burn), memelihara hewan tertentu (pastoralisme) 3. Kepercayaan : - Animisme : Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini baik hidup maupun mati memiliki roh. - Dinamisme : Kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar manusia memiliki daya atau kekuatan gaib yang mampu memberikan manfaat bagi manusia Megalitikum : (zaman batu tua) 1. Hasil kebudayaan : - Menhir : tugu batu tempat pemujaan kepada roh nenek moyang - Dolmen : meja buat sesaji - Sarkofagus : Tempat untuk IPS10/2 14 Column 1 Column Column 3 Title 2 menyimpan jenazah - Arca batu : pemujaan kepada roh nenek moyang 2. Cara hidup : perlahan-lahan menggunakan perunggu, sudah mempunyai tempat tinggal tetap. 3. Kepercayaan : - Animisme : Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini baik hidup maupun mati memiliki roh. - Menhir : tugu batu tempat pemujaan kepada roh nenek moyang - Dolmen : meja buat sesaji - Sarkofagus : Tempat untuk menyimpan jenazah Menjelaskan hasil 9 38 - Arca batu : pemujaan kepada roh kebudayaan megalitikum nenek moyang - Punden Berundak : Bangunan bertingkat tempat pemujaan kepada roh nenek moyang, dibuat dalam bentuk bertingkat - Waruga : kubur batu minus tutup 10 Masa perundagian: budaya 31 Hasil kebudayaan : logam (meliputi : hasil 39 - Nekara : berbentuk seperti dandang kebudayaan dan cara terbalik dengan bagian atas yang datar pembuatan logam) dan bagian bawah yang terbuka - Moko (kendang perunggu) : Nekara tipe pejeng, tetapi dengan ukuran kecil dengan hiasan-hiasan yang lebih sederhana. - Kapak perunggu : yagitu - Alat alat dari besi : mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan tongkat - Gerabah : alat-alat yang dibuat dari tanah liat dan kemudian dibakar IPS10/2 15 Column 1 Column Column 3 Title 2 Cara pembuatan logam : - A cire perdue (teknik cetak tuang) : 1. Bentuk model benda logam yang diinginkan menggunakan bahan dasar seperti lilin 2. Model lilin dilapisi dengan tanah liat, setelah mengeras tanah liat tersebut dipanaskan sehingga lilin mencair melalui lubang yang telah disiapkan di bagian bawah model 3. Dari lubang bagian atas model, masukan logam cair dan biarkan sampai mengeras 4. Setelah dingin, model tanah liat yang tadi akan dipecah, dan benda logam sudah jadi. - Bivalve (teknik dua setangkup) : 1. Buat cetakan model dari benda yang dekehendaki dengan bentuk yang dapat saling ditangkupkan, buat 2 2. Tuang logam cair ke dalam cetakan tersebut 3. Kedua cetakan tersebut kemudian saling ditangkupkan 4. Biarkan sampai logam dingin dan cetakan dibuka 5. Dah jadi 11 Hasil kebudayaan pada 32-35 Tradisi lisan : (hal masyarakat praaksara, 40 - Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan 75) meliputi : Tradisi lisan, Floklor, merupakan salah satu sumber sejarah Dongeng, Legenda dan - Tradisis lisan terangkum pada Nyanyian Rakyat Folklor. Dalam bentuk dongeng, legenda, mitos, music, pepatah, lelucon, takhayul, lagu rakyat dll IPS10/2 16 Column 1 Column Column 3 Title 2 Folklor : - (menurut buku) Folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan bersifat tradisional yang diwariskan secara lisan dan turun temurun. - (menurut gogel) folklor adalah suatu kebudayaan manusia (kolektif) yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional (turun temurun) dari generasi ke generasi, baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk isyarat atau alat pembantu pengingat. - Folklore, folk = rakyat dan lore = tradisi atau ilmu pengetahuan - Ciri-ciri folklore: 1. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan (biasanya) 2. Bersifat tradisional 3. Bersifat anonim 4. Terdapat majas hiperbola 5. Memiliki fungsi penting dalam kehidupan bersama dalam suatu masyarakat 6. Meruoakan milik bersama masyarakat pendukungnya - Jenis^2 folklor: 1. Mitos 2. Legenda 3. Dongeng 4. Nyanyian rakyat 5. upacara Dongeng: hal 78 - Dongeng adalah cerita fiktif atau imajinatif yang diceritakan turun- temurun. - Ciri-ciri: 1. Umumnya anonim IPS10/2 17 Column 1 Column Column 3 Title 2 2. Untuk hiburan (biasanya) 3. Untuk ajaran moral (jarang) 4. Untuk sindiran - Jenis: Fabel: cerita tokoh fury Legenda: - Mirip dengan mitos, legenda adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. - Bedanya dengan mitos, tokoh daalam legenda bersifat duniawi - Ciri-ciri: 1. Bersifat duniawi 2. Ditokohi manusia 3. Milik bersama suatu komunitas tempat legenda tersebut lahir 4. Sering mengalami penyimpangan dari versi sebelumnya 5. Diwariskan secara turun-temurun 6. Banyak mengandung ajaran tentang kebaikan dan kejahatan sehingga dapat dijadikan pedoman hidup Nyayian rakyat: - Menurut Jan Harold Brunvand, nyayian rakyat adalah jenis folklore yang terdiri dari teks dan lagu. - Nyayian rakyat merupakan kata- kata dan lagu yang satu kesatuan dan tak terpisahkan - Teks sama tidak selalu dinyayikan dengan lagu yang sama - Sedangkan lagu yang sama sering dipakai untuk menyayikan beberapa teks nyanyan yang berbeda - Sifat lentur seperti inilah yang IPS10/2 18 Column 1 Column Column 3 Title 2 membuat nyayian rakyat berbeda dengan lagu pop atau klasik IPS10/2 19