Handout Agama Islam Final Test Semester 1 Grade 9, Mentari Intercultural School Jakarta, 2024-2025 PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Mentari Intercultural School Jakarta
2025
Tags
Summary
This handout is the final test for Semester 1 of Grade 9 Islamic studies at Mentari Intercultural School Jakarta. It covers the concepts of Qada and Qadar (Divine Decree and Predestination), and discusses how Muslims should live their lives, balancing worldly affairs and the spiritual life. It mentions the importance of moderation in religious practice.
Full Transcript
![](media/image2.png)**Handout Agama Islam Final Test Semester 1 Grade 9** **Mentari Intercultural School Jakarta** **Tahun Pelajaran: 2024-2025** I. **Iman kepada Qada dan Qadar (Faith in *Qada* and *Qadar*** *(Divine Decree and Predestination)***.** 1. Takdir yang Allah tetapkan hasilnya...
![](media/image2.png)**Handout Agama Islam Final Test Semester 1 Grade 9** **Mentari Intercultural School Jakarta** **Tahun Pelajaran: 2024-2025** I. **Iman kepada Qada dan Qadar (Faith in *Qada* and *Qadar*** *(Divine Decree and Predestination)***.** 1. Takdir yang Allah tetapkan hasilnya tidak sesuai dengan harapan atau ekspektasi manusia walaupun manusia sudah berusaha dan berdoa. **Mubram** merupakan takdir yang **absolut/ pasti dan tidak akan pernah berubah.** *Destiny (takdir) where the outcome determined by Allah does not align with human hopes or expectations, even after effort and prayer. Mubram is an absolute and unchangeable destiny.* 2. Takdir yang Allah tetapkan sejalan dengan keinginan dan tujuan manusia. **Mu'allaq** merupakan takdir yang dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan free will dan usaha yang kita lakukan. *Destiny (takdir) that Allah has decreed aligns with human desires and goals.\ Mu'allaq is a destiny that can change at any time depending on the free will and efforts we make.* ![](media/image4.png) **Bagaimana seharusnya kita sebagai manusia dalam menjalani kehidupan?** *How should we, as humans, live our lives?* Allah memberikan kita kebebasan dalam menjalankan kehidupan. Allah tidak hanya menuntut manusia untuk menerima ketetapan-Nya, tetapi juga mendorong kita untuk menggunakan *freewill* untuk memilih pilihan hidup dengan konsekuensinya. *Allah gives us freedom in living our lives. Allah not only demands humans to accept His decrees, but also encourages us to use our free will to choose our path in life, along with its consequences.* **Q.S Fussilat ayat 46:** مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِه٬ِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ *"WHOEVER does what is just and right, does so for his own good; and whoever does evil, does so to his own hurt: and never does God do the least wrong to His creatures."* (Q.S 41:46). Sekecil apapun **kebaikan** dan **keburukan** yang dilakukan, Allah akan memberikan konsekuensinya. Allah memberikan petunjuk dan AKAL kepada manusia agar manusia dapat membuat pilihan hidup sesuai arahan Allah. *No matter how small the good or bad deed, Allah will provide its consequences. Allah has given guidance and intellect to humans so that they can make life choices in accordance with His instructions.* Allah tidak hanya menuntut manusia untuk menerima ketetapan-Nya tetapi mendorong manusia untuk menggunakan akal dan *free will* yang Allah berikan. Free will yang Allah berikan harus dapat dipertanggungjawabkan baik untuk diri sendiri dan juga sekitar. *Allah not only demands humans to accept His decrees but also encourages them to use the intellect and free will that He has granted. The free will given by Allah must be accountable, both for oneself and for those around them.* II. **Moderasi dalam beragama** *(Moderation in Religion)***.** 1. pengurangan kekerasan. *(Reduction of violence.)* 2. penghindaran keekstreman. *(Avoidance of extremism.)* Bersikap moderat berarti bersikap wajar, biasa biasa saja, dan tidak ekstrem. *Being moderate means behaving in a reasonable, ordinary manner, and not in an extreme way.* 1. Adil dalam hal kesamaan. Kesamaan berarti memberikan perlakuan yang sama dalam menegkkan aturan kepada semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, sosial, ekonomi, politik. *Just in terms of equality. Equality means treating everyone the same in enforcing rules without distinguishing their religious, social, economic, or political background.* 2. Adil dalam hal keseimbangan. Misalnya memberikan fasilitas khusus kepada penyandang disabilitas di sekolah. Hal ini agar terjadi keseimbangan antara peserta didik yang disabilitas dengan yang tidak. 3. Adil dalam hal proporsional. Artinya menempatkan segala sesuatu pada tempatnya atau memberikan setiap hak kepada pemiliknya. Misal memilih pengurus stuco karena kemampuannya. *Just in terms of proportionality. This means placing everything in its proper place or giving each right to its rightful owner. For example, choosing student council officers based on their abilities.* Umat yang moderat adalah *(The moderate community is*): 1. Posisi tengah antara mementingkan kepentingan dunia dan akhirat sebagaimana Q.S. Al-Baqarah: 143. *A middle position between prioritizing worldly and afterlife interests, as stated in Q.S. Al-Baqarah: 143.* 2. Tidak bersikap ekstrem seperti sikap yang keras atau fanatik. *Not being extreme, such as adopting a harsh or fanatical attitude.* 3. Landasan berpikir tidak berlebihan seperti sekuler (terlalu bersifat duniawi atau materialistis) atau guluw (terlalu bersifat melampaui batas dalam hal agama). *The foundation of thinking is not excessive, such as secularism (too worldly or materialistic) or ghuluw (extremism in religion).* - **Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 143.** وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ "Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (Q.S. Al-Baqarah: 143) **Tafsir ringkas:** Jika Allah menjadikan Kakbah sebagai kiblat yang paling utama karena dibangun oleh bapak para nabi, yaitu Nabi Ibrahim, maka demikian pula Kami telah menjadikan kamu, umat Islam, umat pertengahan, yaitu umat terbaik yang pernah ada di bumi ini. Umat yang terbaik sangatlah pantas menjadi saksi. Tujuannya adalah agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia, yaitu ketika nanti pada hari Kiamat jika ada dari mereka yang mengingkari bahwa rasul-rasul mereka telah menyampaikan pesan-pesan Allah atau adanya penyimpangan pada ajaran mereka. Di samping itu, juga agar Rasul, Muhammad, menjadi saksi atas perbuatan kamu yaitu dengan memberikan petunjuk dan arahan-arahannya ketika masih hidup serta jalan kehidupannya juga petunjuknya ketika sudah meninggal. Ayat dalam Al-Qur\'an ini (Al-Baqarah: 143) merujuk pada penunjukan Allah terhadap umat Muslim sebagai umat yang wasat (moderat). Istilah \"wasat\" menunjukkan posisi yang seimbang dan adil di antara ekstrem-ekstrem, menekankan pentingnya menjaga keharmonisan antara urusan duniawi dan spiritual. Ayat ini menyampaikan bahwa umat Muslim dimaksudkan untuk menjadi contoh moderasi, menghindari berlebihan baik dalam praktik agama maupun dalam pencapaian duniawi mereka. *This verse of the Qur\'an (Al-Baqarah: 143) refers to Allah\'s designation of the Muslim Ummah (community) as the wasat (moderate) nation. The term \"wasat\" implies a balanced and just position between extremes, emphasizing the importance of maintaining harmony between worldly and spiritual affairs. It conveys that the Muslim community is meant to serve as an example of moderation, avoiding excess in both religious practice and in their worldly pursuits.* - **Tafsir Q.S. Hud: 112.** - **Hukum Bacaan mim sukun (Tajwid)** ![](media/image6.png) - **Hukum Bacaan Mad Asli/Thabi'i (Tajwid)**