Sejarah Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi Liberal PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Tags
Summary
Dokumen ini membahas tentang sejarah ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Liberal. Diuraikan faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran, upaya-upaya perbaikan, dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa itu. Isi dokumen mencakup devaluasi mata uang, nasionalisasi bank, dan gerakan ekonomi lainnya.
Full Transcript
B. SEGI EKONOMI Faktor yang menyebabkan memburuknya kondisi ekonomi pada masa demokrasi liberal: 1. Beban utang luar negeri pasca perundingan KMB 2. Tidak stabilnya situasi politik dalam negri akibat terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah untuk biaya operasi militer 3. Terlalu sering...
B. SEGI EKONOMI Faktor yang menyebabkan memburuknya kondisi ekonomi pada masa demokrasi liberal: 1. Beban utang luar negeri pasca perundingan KMB 2. Tidak stabilnya situasi politik dalam negri akibat terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah untuk biaya operasi militer 3. Terlalu sering terjadi pergantian kabinet 4. Belum banyak memiliki pengalaman, tenaga ahli dan dana untuk menata dan mengembangkan ekonomi secara baik USAHA USAHA UNTUK MEMPERBAIKI PEREKONOMIAN 1. Devaluasi mata uang rupiah : gunting Syafruddin 20 Maret 1950 dilakukan tindakan pemotongan (senering) uang pemotongan uang yang bernilai Rp 5 ke atas hingga nilainya tinggal setengah 2. Nasionalisasi de Javasche bank 15 desember 1951 de Javasche bank menjadi bank Indonesia. Tujuannya menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor 3. Gerakan Benteng oleh Sumitro Djojohadikusumo tahun 1950-1953 memberi kredit bantuan pada 700 perusahaan bangsa Indonesia Mengalami kegagalan karena: a)Perusahaan lamban untuk dewasa dan mandiri b)Adanya penyelewengan bantuan c)Tidak mampu bersaing dengan perusahaan non- pribumi d)Bermental konsumtif, ingin cepat untung dan menikmati hidup mewah 4. Sistem Ali Baba oleh Iskaq Tjokrohadisurjo Ali:pengusaha Indonesia, Baba: pengusaha non pribumi/asing Tujuan: menggiatkan kerja sama antara pengusaha pribumi dan non pribumi untuk menjadi ekonomi nasional Pengusaha asing diwajibkan memberi pelatihan&tanggung jawab kepada pengusaha Indonesia agar mampu bersaing Mengalami kegagalan karena pengusaha pribumi belum mampu mengimbangi pengusaha asing 5.Gerakan Asaat 19 Maret 1956, Mr Asaat di Kongres Nasional Importir Indonesia di Surabaya agar pemerintah mengeluarkan peraturan untuk melindungi pengusaha nasional karena pengusaha pribumi belum mampu bersaing dengan pengusaha non-pribumi khususnya Cina Gerakan ini munculkan perasaan anti-Cina 6.Biro Perancang Negara Tujuan: merancang pembangunan jangka panjang dipimpin Ir Djuanda yaitu Menteri Perancang Nasional Mei 1956, menghasilkan RPLT yang bertujuan mendorong perusahaan yang melayani kepentingan umum & jasa dalam sektor publik, sehingga hasilnya dapat mendorong penanaman modal di sektor swasta.