BAB 3 - REPRODUKSI DAN IRITABILITAS TUMBUHAN PDF
Document Details
Uploaded by ArdentFriendship1288
Tags
Summary
This document covers plant reproduction and irritability. It delves into various topics such as plant reproduction techniques, types of plant tissue culture, and plant transportation systems. It also discusses the different types of plant responses to environmental stimuli.
Full Transcript
D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Totipotensi yaitu kemampuan menumbuhkannya pada media setiap sel tumbuhan untuk buatan yang kaya nutrisi dan tumbuh menjadi individu baru zat pengatur tumbuh (hormon) yang sempurna. secara aseptik (steril), dalam Kul...
D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Totipotensi yaitu kemampuan menumbuhkannya pada media setiap sel tumbuhan untuk buatan yang kaya nutrisi dan tumbuh menjadi individu baru zat pengatur tumbuh (hormon) yang sempurna. secara aseptik (steril), dalam Kultur jaringan adalah teknik wadah tertutup yang tembus perbanyakan tanaman dengan cahaya (misalnya botol-botol cara mengisolasi bagian kaca), pada suhu tertentu tanaman (seperti jaringan sehingga bagian tanaman akar, batang, daun, dan mata dapat memperbanyak diri dan tunas), kemudian bergenerasi menjadi tanaman lengkap. D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Jenis Kultur Jaringan 1. Meristem culture, yaitu teknik 3. Protoplast culture, yaitu kultur jaringan dengan teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem. protoplasma (sel hidup yang 2. Pollen atau anther culture, telah dihilangkan dinding yaitu teknik kultur jaringan selnya). dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari. D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Jenis Kultur Jaringan 4. Chloroplast culture, yaitu 5. Somatic cross atau silangan teknik kultur jaringan dengan protoplasma, yaitu menggunakan eksplan penyilangan dua macam kloroplas untuk tujuan protoplasma menjadi satu, perbaikan sifat tanaman kemudian dibudidayakan dengan membuat varietas hingga menjadi tanaman baru. yang mempunyai sifat baru. D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi) 1. Sterilisasi. Segala kegiatan pada kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar air flow cabinet dengan menggunakan alat-alat yang juga steril. 2. Pembuatan media. Komposisi media yang digunakan bergantung pada jenis tanaman yang akan dikultur. Media yang digunakan biasanya terdiri atas garam mineral, vitamin, hormon, dan bahan tambahan seperti agar-agar dan gula. 3. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikultur. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah tunas. D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi) 4. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. 5. Pengakaran adalah fase saat eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar, yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. 6. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng. D. SIFAT TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN Keunggulan Pembibitan dengan Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi) Pembibitan dengan teknik kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. Dapat diperoleh bibit yang 5. Bibit akan lebih cepat bersifat identik dengan pertumbuhannya. induknya. 6. Pengadaan bibit tidak 2. Tidak membutuhkan tempat bergantung pada musim. yang luas. 7. Dengan waktu yang singkat 3. Kualitas dan kesehatan bibit bisa mendapatkan bibit dalam lebih terjamin. jumlah yang banyak. 4. Bibit yang dihasilkan seragam. E. Proses Pengangkutan pada Tumbuhan Sistem pengangkutan yang terjadi pada tumbuhan melibatkan jaringan xylem dan floem. Sistem pengangkutan terjadi melalui dua mekanisme, yaitu pengangkutan air dan mineral serta pengangkutan hasil fotosintesis E. Proses Pengangkutan pada Tumbuhan Proses Pengangkutan Air dan Mineral 1) Proses pengangkutan Ekstravaskuler Proses pengangkutan di luar pembuluh angkut. Dapat terjadi melalui dua cara, yaitu simplas dan apoplas. - Simplas: pengangkutan air beserta zat terlarut dari sel ke sel melalui sitoplasma. Transportasi simplas dimulai dari sel- sel rambut akar ke sel-sel parenkim korteks, endodermis, perisikel, silinder pusat, dan akhirnya menuju xylem. Mekanisme ini, perpindahan air tanah terjadi secara osmosis dan transport aktif melalui plasmodesmata. E. Proses Pengangkutan pada Tumbuhan Proses Pengangkutan Air dan Mineral - Apoplas: pengangkutan air dan zat terlarut di dalamnya melalui ruang antarsel. Air dari tanah diserap akar melalui proses difusi dan transport pasif. 2) Proses Pengangkutan Intravaskuler Proses pengangkutan zat melalui xylem atau floem. Urutannya: Xilem akar → xilem batang → xilem tangkai daun → xilem tulang daun → mesofil E. Proses Pengangkutan pada Tumbuhan Proses Pengangkutan Hasil Fotosintesis Proses pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh tumbuhan yang membutuhkan berlangsung melalui floem. Proses tersebut dinamakan translokasi. Selain itu, floem juga mengangkut zat- zat seperti asam amino, hormon, dan mineral. Floem juga mengangkut hasil fotosintesis ke bagian tumbuhan yang merupakan tempat penyimpanan makanan cadangan. Proses pengangkutan ini dimulai dari daun (daerah yang memiliki konsentrasi gula tinggi) ke bagian tubuh tumbuhan lain yang dituju (daerah yang memiliki konsentrasi gula rendah). F. Reproduksi pada Tumbuhan Tumbuhan melakukan reproduksi secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual). Tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan berbiji (Angiospermae dan Gymnospermae), tumbuhan paku (Pteridophyta), serta tumbuhan lumut (Briophyta). Vegetatif 1. Rizoma (Rimpang) alami 2. Tunas Vegetatif 3. Tunas adventif Vegetatif 4. Stolon (Geragih) buatan 5. Umbi lapis Angiospermae 6. Umbi batang 1. Setek 2. Runduk Generatif 3. Cangkok F. Reproduksi pada Tumbuhan Vegetatif Skema daur hidup Angiospermae Angiospermae Generatif Penyerbukan Penyebaran Biji 1. Anemogami 1. Autogami 1. Anemokori 2. Hidrogami 2. Geitonogami 2. Hidrokori 3. Zoidiogami 3. Alogami 3. Zookori (Entomogami, 4. Hibridogami 4. Antropokori Ornitogami, Kiropterogami, Malakogami) 4. Antropogami F. Reproduksi pada Tumbuhan Tunas (bulbil) Vegetatif pada pakis haji Gymnospermae Generatif F. Reproduksi pada Tumbuhan Vegetatif Spora Paku homospora Pteridophyta Generatif Paku heterospora Paku peralihan F. Reproduksi pada Tumbuhan 1. Membentuk spora haploid (n) yang Vegetatif bersifat homospora 2. Membentuk pundi kuncup (gemma cup) Bryophyta Generatif G. Iritabilitas pada Tumbuhan 1) Respons tumbuhan terhadap pemberian nutrien: → Makronutrien: C, H, O, P, K, N, S, Ca, dan Mg. → Mikronutrien: Fe, B, Mn, Mo, Zn, Cu, dan Cl. G. Iritabilitas pada Tumbuhan 2) Respons tumbuhan terhadap pengaruh lingkungan: Gerak Autonom Gerak Esionom Gerak (Gerak Endonom) Higroskopis Contoh: gerak melingkar aliran sitoplasma dalam sel daun Hydrilla verticillata Gerak tumbuhnya akar, batang, daun, dan bunga akibat respons dari pertumbuhan G. Iritabilitas pada Tumbuhan 2) Respons tumbuhan terhadap pengaruh lingkungan: Gerak Autonom Gerak Esionom Gerak (Gerak Endonom) Higroskopis Gerak Esionom dibedakan menjadi: a) Tropisme: Fototropisme, Tigmotropisme, Geotropisme, Hidrotropisme, dan Kemotropisme. b) Nasti: Fotonasti, Seismonasti atau Tigmonasti, Niktinasti, Termonasti, Kemonasti, Hidronasti, dan Nasti Kompleks. c) Taksis: Fototaksis, Kemotaksis. Tropisme Nasti Nasti Taksis G. Iritabilitas pada Tumbuhan 2) Respons tumbuhan terhadap pengaruh lingkungan: Gerak Autonom Gerak Esionom Gerak (Gerak Endonom) Higroskopis Contoh: Membukanya sporangium pada tumbuhan paku dan lumut Pecahnya kulit buah tumbuhan polong-polongan yang sudah kering