Kuliah Blok 2 dr. Lucky Brilliantina, M. Biomed - Susunan Saraf Perifer & Otonom PDF
Document Details
Uploaded by QuieterSynecdoche9294
UPN Veteran Jakarta
dr Lucky Brilliantina, M.Biomed
Tags
Summary
Materi kuliah Blok 2 mengenai Susunan Saraf Perifer dan Otonom disampaikan oleh dr. Lucky Brilliantina, M. Biomed. Materi ini membahas topik bahasan, sistem saraf perifer, saraf kranial, saraf spinalis, dan medula spinalis serta sistem saraf otonom termasuk pembahasan fungsi, bagian, dan jenis sarafnya.
Full Transcript
SUSUNAN SARAF PERIFER & OTONOM dr Lucky Brilliantina,M.Biomed TOPIK BAHASAN NERVOUS SYSTEM Central NS Peripheral NS Brain Spinal cord...
SUSUNAN SARAF PERIFER & OTONOM dr Lucky Brilliantina,M.Biomed TOPIK BAHASAN NERVOUS SYSTEM Central NS Peripheral NS Brain Spinal cord Somatic NS Autonomic NS Forebrain Hindbrain Efferent nerves Midbrain Afferent nerves Symphathetic Reticular Formation (extend to midbrain) Parasymphahetic Cerebrum Limbic system Medulla Thalamus Cerebelum Hypothalamus Pons SISTEM SARAF PERIFER / TEPI Sistem Saraf Perifer/Tepi Meliputi semua jaringan saraf di luar SSP terdiri dari Saraf Somatik ( SOMA= TUBUH) dan Saraf Autonom (Otonomi= Sendiri/tidak dapat dipengaruhi) Saraf Somatik mempunyai fungsi: menerima rangsang, menghantarkan informasi sensorik, dan membawa perintah motorik ke jaringan dan sistem perifer Berkas akson (serat saraf): membawa informasi sensorik (Afferen) dan perintah motoric ( Efferen) Setiap berkas saraf berhubungan dg pemb.darah & jar. Ikat ⇒ saraf tepi (nerves) Nerves yang keluar dari otak ⇒ saraf kranial Nerves yang keluar dari medula spinalis ⇒ saraf spinalis SARAF KRANIAL SARAF KRANIAL Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas pasangan saraf yang berhubungan dengan otak. Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina seperti foramen ovale, rotundum dll terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. SARAF KRANIAL Saraf-saraf tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II), Okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibula koklearis (VIII), glossofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Saraf kranial I, II, VII merupakan saraf sensorik murni, Saraf kranial III, IV, XI dan XII merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf kranial V, VII, X merupakan saraf campuran, Saraf kranial III, VII dan X juga mengandung beberapa serabut saraf dari cabang parasimpatis sistem saraf otonom Saraf kranial (1) Saraf kranial I: olfaktorius Saraf kranial II: optikus Saraf kranial III: okulomotorius Saraf kranial IV : trokhlearis Saraf kranial V: trigeminalis Saraf kranial VI: abdusens Saraf kranial VII: fasialis Saraf kranial VIII: vestibulokohlear Saraf kranial IX: glosofaringeal Saraf kranial X : vagus Saraf kranial XI : asesorius Saraf kranial XII: hipoglosus Saraf kranial (2) I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar impuls pada sensasi penciuman II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata. III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsik & otot sfingter iris V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal Saraf kranial (3) VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan mempersarafi pendengaran & keseimbangan IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah & farings X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas, mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga leher, dada & abdomen XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan ekstrinsik lidah Saraf Kranial SARAF SPINALIS Saraf Spinalis MEDULLA SPINALIS Medulla spinalis merupakan massa jaringan saraf yang berbentuk silindris memanjang dan menempati ⅔ atas canalis vertebra yaitu dari batas superior atlas (C1) sampai batas atas vertebra lumbalis kedua (L2), kemudian medulla spinalis akan berlanjut menjadi medulla oblongata. Pada waktu bayi lahir, panjang medulla spinalis setinggi ± Lumbal ketiga (L3). Medulla spinalis dibungkus oleh duramater, arachnoid, dan piamater Fungsi Medulla Spinalis adalah mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh dan bergerak refleks Medulla spinalis berawal dari ujung bawah medulla oblongata di foramen magnum. Pada dewasa biasanya berakhir disekitar tulang L1 berakhir menjadi konus medularis, selanjutnya akan berlanjut menjadi kauda equina yang lebih tahan terhadap cedera. Dari berbagai traktus di medulla spinalis, ada 3 traktus yang perlu dipelajari secara klinis, yaitu traktus kortikospinalis, traktus sphinotalamikus, dan kolumna posterior. Setiap pasang traktus dapat cedera pada satu sisi atau kedua sisinya MEDULLA SPINALIS Traktus kortikospinalis, yang terletak dibagian posterolateral medulla spinalis, mengatur kekuatan motorik tubuh ipsilateral dan diperiksa dengan melihat kontraksi otot volunter atau melihat respon involunter dengan rangsangan nyeri. Traktus spinotalamikus, yang terletak di anterolateral medula spinalis, membawa sensasi nyeri dan suhu dari sisi kontralateral tubuh. Diameter bilateral medulla spinalis bila selalu lebih panjang dibandingkan diameter ventrodorsal, hal ini terutama terdapat pada segmen medulla spinalis yang melayani ekstremitas atas dan bawah. MEDULLA SPINALIS Pada penampang transversal medulla spinalis, dapat dijumpai bagian sentral yang berwarna lebih gelap (abu-abu) yang dikenal dengan istilah gray matter. Gray matter adalah suatu area yang berbentuk seperti kupu-kupu atau huruf H. Area ini mengandung badan sel neuron beserta percabangan dendritnya. Di area ini terdapat banyak serat-serat saraf yang tidak berselubung myelin serta banyak mengandung kapiler-kapiler darah. MEDULLA SPINALIS Gray matter dapat dibagi kedalam 10 lamina atau 4 bagian, yaitu : 1. kornu anterior/dorsalis, yang mengandung serat saraf motorik, terdiri atas lamina VIII, IX, dan bagian dari lamina VII. 2. Kornu posterior/ventralis, yang membawa serat serat saraf sensorik, terdiri atas lamina I-IV. 3. Kornu intermedium, yang membawa serat-serat asosiasi, terdiri atas lamina VII. 4. Kornu lateral, merupakan bagian dari kornu intermedium yang terdapat pada segmen torakal dan lumbal yangmembawa serat saraf simpatis. Setiap segmen medula spinalis memiliki empat radix, sebuah radix ventralis dan sebuah radix posterior pada sisi kiri dan sepasang di sisi kanan. Radix saraf ini keluar dari kolumna vertebralis melalui foramina intervetebralis. Pada spina servikalis, radix keluar melewati bagian atas kolumna vertebralis, sedangkan pada segmen bawah T1 radix keluar melewati bagian bawah korpus vertebralis. Radix ventralis berfungsi sebagai traktus motoris yang keluar dari medula spinalis, sedangkan radix posterior bersifat sensoris terhadap struktur superfisial dan profunda tubuh Medulla Spinalis Perjalanan serabut saraf dalam medulla spinalis terbagi menjadi dua jalur, jalur desenden dan asenden. Jalur desenden terdiri dari: a. Traktus kortikospinalis lateralis b. Traktus kortikospinalis anterior, c. Traktus vestibulospinalis, d. Traktus rubrospinalis, e. Traktus retikulospinalis, f. Traktus tektospinalis, g. Fasikulus longitudinalis medianus MEDULLA SPINALIS Jalur Asenden terdiri dari : a. Sistem kolumna vertebralis b. Traktus spinothalamikus c. Traktus spinocerebellaris dorsalis d. Traktus spinocerebellaris ventralis e. Traktus spinoretikularis Medulla Spinalis Jalur desenden sebagian besar berfungsi untuk mengatur gerakan motorik, baik yang disadari maupun mengatur derajat refleks. Jalur asenden lebih merupakan pembawa informasi pada otak seperti rasa nyeri, suhu, getaran, raba, dan posisi tubuh. Vaskularisasi Medulla Spinalis Medulla spinalis diperdarahi oleh A.Spinalis anterior & A. Spinalis posterior serta arteri radikularis. A.Spinalis anterior & Posterior dicabangkan dari A. Vertebralis SISTEM SARAF OTONOM SISTEM SARAF OTONOM Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan konstan dalam tubuh, memberikan perubahan dalam tubuh yang sesuai Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik) Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk menstimulasi efektor. Neuron preganglionik → muncul dari CNS ke ganglion tubuh, bersinapsis dengan Neuron pascaganglionik → menuju organ efektor (otot jantung, otot polos, atau kelenjar). SISTEM SARAF OTONOM Mengendalikan fungsi motorik viseral Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak Terdiri dari sistem saraf simpatis & parasimpatis → berbeda anatomi maupun fungsinya SISTEM SARAF OTONOM Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb. Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis. Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru menstimulasinya Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental SISTEM SARAF OTONOM Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi & pada pembaruan suplai energi Sistem simpatis = sistem adrenergik Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif & perlu energi) Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan energi Ada keseimbangan antara keduanya Comparison of somatic and autonomic systems SISTEM SARAF OTONOM CNS → jalur efferen → SS otonom → pleksus otonom → organ efektor Berperan 2 neuron : Neuron preganglionik : pada CNS Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion otonom) Sistem saraf simpatis Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf Tersusun dari ganglion2 pada daerah : 3 psg ganglion servikal 11 psg ganglion torakal 4 psg ganglion lumbal 4 psg ganglion sakral 1 psg ganglion koksigen Sering disebut sistem saraf torakolumbar Fungsi : Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar pada kulit Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar Sistem saraf parasimpatis Disebut sistem saraf kraniosakral Terbagi menjadi 2 bagian Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus) Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4 → membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih SISTEM SARAF OTONOM Parasimpatis Simpatis Sistem asetilkolin Sistem adrenergik Rest, digest or repose Fight, Flight or Fright Saat tubuh tidak aktif Saat tubuh aktif Mis. Digesti, ekskresi, Mis. Berkeringat nafas urinasi dalam , peningkatan denyut jantung Menyimpan energi Menggunakan energi Segmen spinal kraniosakral (CN III, VII, Segmen spinal IX, X & S2-4) torakolumbal (T1-L2) SISTEM SARAF OTONOM Parasimpatis Simpatis Serabut preganglionik Serabut praganglionik panjang/pascaganglioni pendek/ pasca k pendek ganglionik panjang “D” division : “E” division : Exercise, Digestion, defecation & excitement, emergency diuresis & embarrassment Neurotransmiter pada SS Otonom Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik : asetilkolin (Ach) → menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik → asetilkolin (ACh) EFEK PARASIMPATIS Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Eye (Iris) Stimulates constrictor Stimulates dilator muscles. Pupil muscles. Pupil dilates. constriction Eye (Ciliary muscle) Stimulates. Lens No innervation. accommodates – allows for close vision Salivary Glands Watery secretion Mucous secretion No innervation Stimulates sweating in Sweat Glands large amounts (Cholinergic) Gallbladder Stimulates smooth Inhibits gallbladder muscle to contract and smooth muscle expel bile Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Cardiac Muscle Decreases HR Increases HR and force of contraction Coronary Blood Vessels Constricts Dilates Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder Relaxes bladder smooth smooth muscle; relaxes muscle; contracts urethral sphincter urethral sphincter Lungs Contracts bronchiole Dilates bronchioles (small air passage) smooth muscle Digestive Organs Increases peristalsis and Decreases glandular and enzyme/mucus secretion muscular activity Liver No innervation No innervation (indirect effect) Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Kidney No innervation Releases the enzyme renin which acts to increase BP Penis Vasodilates penile Smooth muscle arteries. Erection contraction. Ejaculation. Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis Blood Coagulation No effect Increases coagulation rate Cellular Metabolism No effect Increases metabolic rate Adipose Tissue No effect Stimulates fat breakdown Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Mental Activity No innervation Increases alertness Blood Vessels Little effect Constricts most blood vessels and increases BP. Exception – dilates blood vessels serving skeletal muscle fibers (cholinergic) Uterus Depends on stage of the Depends on stage of the cycle cycle Endocrine Pancreas Stimulates insulin Inhibits insulin secretion secretion PERTANYAAN?? Caption