Tes Pengetahuan Sertifikasi Halal oleh LPPOM MUI

Sertifikat Halal dan Nama Produk

• Produk dengan nama yang menyiratkan unsur haram, seperti 'babi panggang' dan 'bir', tidak dapat memperoleh Sertifikat Halal.
• Nama produk yang bisa diperdebatkan kehalalannya, contohnya 'rootbeer' dan 'es krim rasa rhum raisin', juga tidak dapat mendaftar untuk Sertifikat Halal.

Pengaturan oleh LPPOM MUI

• LPPOM MUI mengatur ketentuan penulisan nama produk dan bentuk yang tidak dapat memperoleh Sertifikat Halal.
• Nomor SK LPPOM MUI yang mengatur kebijakan penulisan nama produk dan bentuk produk belum teridentifikasi dalam informasi.

Peran Nama Produk

• Nama atau merek produk memiliki peran penting dalam representasi dan pemasaran produk kepada konsumen.
• Nama yang jelas dan sesuai kehalalan dapat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen.

Faktor Penentu Valuasi Penjualan

• Tingkat valuasi penjualan produk di pasar ditentukan oleh citra merek, permintaan konsumen, serta kejelasan kehalalan produk.

Alasan Ketidakmampuan Memperoleh Sertifikat Halal

• Produk dengan nama yang mengandung unsur haram, meskipun tidak menggunakan bahan tambahan tidak halal, tetap tidak bisa mendapatkan Sertifikat Halal.
• Nama seperti 'beef bacon' dan 'hamburger' menyebabkan kesan bahwa produk tersebut tidak sesuai dengan prinsip halal.

Peran Dewan Ulama dan LPPOM MUI

• Dewan Ulama melalui LPPOM MUI memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan penulisan nama produk agar sesuai dengan syariah.

Tes pengetahuan tentang penulisan merek yang sesuai dengan persyaratan sertifikasi halal oleh LPPOM MUI. Pelajari aturan-aturan yang harus dipatuhi agar nama produk tidak ditolak dalam proses sertifikasi halal.