Pandangan Kristiani Terhadap Bunuh Diri PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Summary

Dokumen ini berfokus pada pandangan Kristen tentang bunuh diri, dengan menelaah beberapa kutipan dari Alkitab, dan pertanyaan tentang bagaimana tindakan Simson dikaitkan dengan topik ini.

Full Transcript

Pandangan Kristiani terhadap Bunuh Diri Bunuh diri atas alasan apapun tidak boleh dilakukan oleh orang percaya. Sebagai siswa katekisasi, anda bertanggung jawab atas hidup yang Tuhan anugerahkan. Kematian dan kehidupan memiliki nilai tanggung jawab yang sama. Orang yang berhidup bertanggung ja...

Pandangan Kristiani terhadap Bunuh Diri Bunuh diri atas alasan apapun tidak boleh dilakukan oleh orang percaya. Sebagai siswa katekisasi, anda bertanggung jawab atas hidup yang Tuhan anugerahkan. Kematian dan kehidupan memiliki nilai tanggung jawab yang sama. Orang yang berhidup bertanggung jawab supaya hidupnya berkenan di hadapan Tuhan. Kematian akan menjadi bagian dari kehidupan. Namun orang percaya perlu mengusahakan hidupnya dengan baik sehingga selama hidup, perbuatannya telah menjadi surat Kristus yang terbuka, yang dibaca oleh orang lain (2 Korintus 3:3). Tentunya ini yang dimaksudkan bahwa baik kita hidup maupun mati, kita adalah milik Tuhan (Roma 14: 7-9). Dalam kegiatan belajar 2, di modul 2 anda akan mempelajari tentang pandangan kristiani terhadap bunuh diri. Setelah mempelajari bagian ini anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan bunuh diri dalam Alkitab 2. Menjelaskan pandangan iman Kristen terhadap bunuh diri Berdasarkan capaian belajar pada kegiatan belajar 2, maka secara berurutan bahan/uraian materi yang akan disampaikan pada kegiatan belajar 2 akan berisi uraian tentang bunuh diri dalam Alkitab dan pandangan iman Kristen terhadap bunuh diri. Dalam mempelajari materi pada kegiatan belajar 2 ini diharapkan anda menjadi pemuda Kristen dan siswa katekisasi yang memiliki pemahaman kristiani tentang bunuh diri Ingatkah anda cerita Alkitab tentang Simson? Bukalah Alkitabmu dan bacalah bagian berikut: Hakim-hakim 16:23-31. Sumber gambar: https://id.pinterest.com Berdasarkan hasil bacaan, menurut anda apakah tindakan Simson dapat dikatakan sebagai tindakan bunuh diri? Berikanlah penjelasannya. Tuliskan jawabanmu …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………….. Dari jawaban anda di atas, apakah ada tokoh-tokoh lain dari dalam Alkitab yang juga melakukan tindakan bunuh diri? Mari kita pelajari bersama. 1. Bunuh Diri dalam Alkitab Sebelum kita melihat apakah ada tokoh-tokoh di dalam Alkitab yang melakukan tindakan bunuh diri, mari kita bahas terlebih dahulu apakah tindakan Simson merupakan tindakan bunuh diri? Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini ( (Douglas, 1997), Simson lahir pada permulaan penindasan 40 tahun oleh orang Filistin, sekitar tahun 1090 SM (Hak.13:1). Simson adalah hakim bangsa Israel yang terkenal amat kuat karena karunia Allah. Dia berhasil mengalahkan banyak orang Filistin. Tetapi kejatuhannya adalah Ketika dia tertarik dengan Delilah, Wanita Filistin sehingga dia membuka rahasia kekuatannya. Rahasianya adalah rambutnya tidak pernah dipotong. Saat rahasianya terbongkar, rambut Simson kemudian dipotong sehingga hilanglah kekuatannya sehingga ditangkap dan menjadi tawanan bangsa Filistin. Kedua mata Simson dicungkil yang membuatnya tidak memiliki kekuatan dan ditahan oleh bangsa Filistin. Dalam Hakim-hakim 16:28, 30 diberitakan bahwa Simson meminta dari Tuhan Allah agar memberinya kekuatan. Berkatalah Simson: “Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini.” Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya”. Ketika Simson berseru dan meminta kekuatan dari Allah, yang ditunjukkan adalah sikap menyesal dan bertobat dari kesalahannya. Allah memberi kekuatan kepadanya sehingga robohlah tiang dan banyak bangsa Filistin mati. Jadi jika melihat konteks ini, jelas sekali Simson tidak melakukan bunuh diri tetapi Simson adalah alat Tuhan sampai matinya guna pembebasan bangsa Israel. Menurut Jalerio ( (Jalerio, 2021), konteks bunuh diri itu tujuannya jelas sekali yakni membunuh diri atau mematikan diri tanpa alasan tertentu atau sedang depresi akan keadaan atau frustasi. Simson tidak sedang dalam keadaan seperti itu tetapi ia sedang dalam keadaan pertobatan yang dahsyat kepada Tuhan. ‫ קָ ָרא‬Qara : Berserulah Simson dengan suara keras sambil menangis ‫ קָ ָרא‬Qara kepada Tuhan. Jadi kata ‫ קָ ָרא‬Qara adalah proklamirkan atau berseru dengan suara yang keras sambil menangis. Menangis seperti meminta pertolongan (cry for help) sesuai konteks “Hakim Hakim 16:28”. ‫ זָכְ ֵ ֣ר ִני‬zakereni: Verb, Qal, Imperative, Masculine, Singular, (Remember/Ingatlah) imeperatif adalah bersifat memerintah tetap sopan atau bahasa mudahnya permohonan kepada Allah yang sangat dalam. Dua akar ibrani di atas yang yaitu “Berserulah dan Ingatlah” (Hak 16:28) menunjukan posisi simson tidak sedang membalaskan dendam tetapi sebagai tanda pertobatan Simson kepada Allah sehingga Allah mendengar seruan Simson dan memberikan kekuatan kepada Simson untuk menumpas bangsa Filistin di akhir hidupnya. Maka dari itu Simson adalah pahlawan iman yang dicatat dalam perjanjian baru kekuatan Simson bukanlah pada rambutnya tetapi pada pengabdian nazirnya. Rambutnya yang panjang hanyalah sebuah tanda. Dengan hilangnya tanda itu, dia kehilangan kekuatan. Apa yang nyata pada diri Simson adalah imannya yang besar di masa kemurtadan yang mengerikan dan Allah menghormati iman ini. Apakah anda memperoleh bagian penting dari kisah Simson? Secara sederhana dapat dikatakan demikian: Lalu apakah ada tokoh-tokoh Alkitab lain yang melakukan tindakan bunuh diri? Berikut ini akan diuraikan beberapa tokoh di dalam Alkitab yang melakukan tindakan bunuh diri, antara lain: 1. Raja Zimri yakni mati dengan cara membakar diri di istana raja dimana ia sendiri berada di dalam istana tersebut (1 Raj. 16:18). Zimri menjadi seorang raja karena kudeta yang ia lakukan terhadap raja Ela anak Baesa. Dengan membunuh Ela, maka Zimri menggantikannya menjadi raja Yehuda (1 Raj. 16:8-13). 2. Raja Abimelekh mati oleh menghunus pedang dari bujangnya atas perintah Abimelek sendiri dengan berkata; “Hunuslah pedangmu dan bunuhlah aku, supaya jangan orang berkata tentang aku: Seorang perempuan membunuh aku”(Hak. 9:54). Abimelekh adalah anak Yerubaal dari gundiknya orang Sikhem (Hak.8:31). Abimelekh menjadi raja dengan cara yang keji yakni dengan membunuh 70 orang saudaranya anak Yerubaal, sehingga ia menjadi raja (Hak. 9:5-6). 3. Raja Saul mati pada waktu melakukan peperangan melawan bangsa Filistin. Pada saat-saat kegentingan dalam peperangan tersebut, yangmana pasukan-pasukannyatelah banyak yang terbunuh bahkan anak- anaknya seperti Yonatan, Abinadab, dan Malkisua juga telah mati terbunuh oleh tentara-tentara Filisitn, sementara ia sendiri telah terluka parah akibat peperangan itu, maka raja Saul merasa bahwa saat itu adalah akhir dari semua kehidupannya, lalu ia mengambil pedang dari ajudannya (pembawa senjatanya) dan menghunus dirinyasendiri (1 Sam. 31:4). 4. Pengawal Saul juga mati dengan cara sengaja menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya (1 Sam. 31:5). Ketika itu, pengawal Saul melihat bahwa rajanya telah mati, ia pun ikut bunuh diri dan mati bersama- sama dengan Saul pada hari itu juga. 5. Ahitofel adalah seorang penasihat raja Absalom anak Daud (2 Sam. 16:20). Pada suatu waktu ketika Absalom berencana untuk membunuh ayahnya Daud dan seluruh pasukannya, maka Absalom meminta nasihat dari Ahitofel dan Husai. Dari kedua penasihatnya itu, Absalom lebih memilih untuk melakukan nasihat Husai ketimbang nasihat dari Ahitofel. Melihat nasihatnya diabaikan oleh Absalom maka Ahitofel merasa kecewa lalu menggantung dirinya sendiri dan mati (2 Sam. 17:23). 6. Yudas yang melakukan tindakan bunuh diri. Yudas adalah orang yang sebelumnya telah dipilih Yesus menjadi murid-Nya, namun ia telah melakukan dosa dan berkhianat dengan menjual Yesus kepada imam dan tua-tua bangsa Yahudi. Melihat Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah dia, kemudian ia menggantungkan diri (Mat. 27:1- 5). Dengan peristiwa bunuh diri yang masih terjadi hingga sekarang, maka dirasa perlu untuk memberikan suatu kajian-kajian teologis berkenaan dengan tindakan bunuh diri tersebut. Meneliti untuk menemukan pandangan yang tepat dan benar berdasarkan penyataan kebenaran firman Tuhan. Sehingga dengan adanya penelitiaan ini dapat memberikan pendidikan teologi yang benar bagi orang percaya untuk lebih menghargai hidup sebagai persembahan demi memuliakan Tuhan. 2. Pandangan Iman Kristen tentang Bunuh Diri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online (KBBI, 2024), bunuh diri adalah dengan sengaja mematikan diri sendiri. Di berbagai laman internet dan beberapa buku hampir senada memberikan definisi terhadap tindakan bunuh diri, yakni: sebuah tindakan yang dengan sadar dan dengan sengaja melakukan pembunuhan terhadap dirinya sendiri. Artinya bahwa upaya pembunuhan itu adalah atas kemauan yang terbunuh, dimana pelaku pembunuhan adalah orang yang terbunuh itu sendiri. Sehingga bunuh diri adalah prakarsa perbuatan yang mengarah pada kematian pemrakarsa. Bunuh diri merupakan tindakan sadar seseorang menggunakan kehendak bebasnya untuk mengakhiri (mematikan) kehidupannya dari dunia ini. Bagaimana pandangan Alkitab terhadap tindakan bunuh diri? Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru tidak secara spesifik memberikan ulasan mengenai tindakan bunuh diri kecuali hanya dalam titah keenam dalam kitab Taurat yang berbunyui: “Jangan membunuh” (lih. Kel. 20:13, Ul. 5:17). Akan tetapi, melihat hakikattindakan bunuh diri tersebut adalah sebuah upaya sadar dan sengaja untukmematikan (membunuh) diri sendiri, maka apabila dikaji dari perspektif firman Tuhan sungguh telah melanggar dan bahkan telah menyangkal otoritas Allah atas kepemilikan seluruh eksistensi kehidupan manusia. Orang yang melakukan tindakan bunuh diri secara tegas telah menjadikandiri sebagai Tuan atas dirinya sendiri. Dari beberapa konteks bagian firman Tuhan dapat melegitimasitindakan bunuh diri tersebut sebagai sebuah tindakan penyangkalan akan kedaulatan Allah, antara lain: 1. Kejadian 2:7 berbunyi: “ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidupke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Kemudian dalam Nehemia 9:6 berkata: “Hanya Engkau adalah Tuhan! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.” Dalam Ayub 12:10 berbunyi demikian: “bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?” Berdasarkan bagian-bagian firman Tuhan ini menyatakan bahwa hidup merupakan pemberian Allah, maka Allah yang berhak mengambil kepunyaan-Nya. Olehkarena hidup adalah pemberian Tuhan, maka manusia juga tidak boleh menolaknya dengan cara melakukan bunuh diri. Hal yang sama juga diutarakan oleh Verkuyl sebagaimana dikutip oleh Josep Gracia Febi dalam artikelnya yang berjudul Bunuh Diri Ditinjau Dari Iman Kristen, berkata demikian: “Dan Tuhan melarang kita menolak hidup kita sendiri, artinya membunuh diri, sebab hidup dan mati bukan terletak dalam tangan kita, melainkan dalam Tangan Tuhan. Tetapi pada manusia itu Tuhantelah meletakkan tanggung jawab atas hidupnya sendiri. Manusia mempunyai kebebasan mengenai hidupnya sendiri, tetapi kebebasanitu disertai suatu tanggung jawab. Ia bertanggung jawab kepada Tuhan atas segala apa yang diperbuatnya terhadap hidupnya. Manusia dapat menerima karunia yang disebut hidup itu, tetapi iapun dapat menolaknya, hal mana merupakan suatu perbuatan yang amat mengerikan, sebab menolak hidup berarti membunuh diri”. 2. Ulangan 32:39 berbunyi: “Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku”. 1 Samuel 2:6; “Tuhan mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana”. Kemudaian dalam Pengkhotbah 8:8a berkata: “Tiada seorangpun berkuasamenahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian.” Dari bagian-bagian firman Tuhan ini sudah sangat jelas bahwa Allah yangberdaulat atas hidup dan mati manusia. Allah yang mencipatakan manusia dan Dialah yang berhak untuk mengambilnya pula. Manusia tidak boleh bertindak mengambil posisi Allah untuk melakukan otoritas Allah. Sebabjika hal itu terjadi, manusia telah menjadikan dirinya Tuan atas dirinya sendiri. Hal ini adalah menyangkali eksistensi Allah. 3. Keluaran 20:13 berbunyi; “Jangan membunuh”. Ulangan5:17; “Jangan membunuh”. Berdasarkan Keluaran 20:13 dan Ulangan 5:17ini telah mensahkan bahwa tindakan bunuh diri adalah tindakan menolak untuk taat kepada Titah Tuhan Allah. Sebagai manusia yang diciptakan olehAllah, segambar dan serupa dengan-Nya, maka manusia itu adalah ciptaan yang sangat berharga di mata-Nya. Manusia yang diciptakan Allah menurutgambar dan rupa-Nya juga menyatakan bahwa manusia adalah wakil Allahdi mana terpancar karakter dan sifat Allah di dalamnya. Oleh karena itu, ketika seseorang membunuh gambar Allah, maka dia telah melakukan ‘kekerasan’ terhadap Tuhan sendiri. 4. 1 Korintus 6:19-20 berbunyi; “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibel dan harganya telah lunas dibayar: Karenaitu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Sebagai seorang yang percaya, tubuh bukan sekedar persoalan fisik, melainkan menjadi tempat Allah bersemayam. Manusia telah ditebus dari ikatan dosa sehingga kini telah menjadi milik Tuhan. Otoritas tertinggi terhadap tubuh berada pada kedaulatan kehendak Allah. Tubuh bukan lagi untuk mengerjakan kenikmatan duniawi atau sebaliknya, hanya ingin merasakan sakitnyapenderitaan. Melainkan melalui semua peristiwa suka dan duka, manusia harus menggarapnya untuk mempermuliakan Tuhan. Dari semua bagian-bagian firman Tuhan yang telah dikemukan di atasjelas menyatakan bahwa tindakan bunuh diri merupakan tindakan yang sangat ditentang oleh Allah. Secara sengaja dan sadar, serta tanpa dorongan dari pihak manapun pada titik tertentu seseorang telah menjadikan dirinya Tuan atas dirinya dan melakukan tindakan mematikandirinya. Jelas jenis dosa seperti ini adalah dosa penyangkalan akan kedaulatan Allah. Tindakan orang yang melakukan bunuh diri adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab sebagai anak Tuhan dan merupakansebuah tindakan penyangkalan akan kedaulatan Allah

Use Quizgecko on...
Browser
Browser