Catatan Belajar Brave Bunch Juara Nurse PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Brave Bunch
Tags
Summary
Catatan belajar ini membahas tentang kecemasan, tingkat ansieitas, dan respon terhadap stres pada Nurse Brave Bunch. Materi meliputi overview kecemasan dan perbedaan tingkat kecemasan, respon adaptif dan maladaptif, etiologi dan manifestasi klinis, serta faktor-faktor risiko kecemasan.
Full Transcript
CATATAN BELAJAR BY BRAVE BUNCH 👊🏻 Penyisihan 2 November 2024 → Semifinal 9 November 2024 → Final 23 November 2024 BRAVE BUNCH GOES TO NURSE Pembahasan Kasus BRAVE BUNCH -nusa OVERVIEW ANXIETY Kecemasan adalah perasaa...
CATATAN BELAJAR BY BRAVE BUNCH 👊🏻 Penyisihan 2 November 2024 → Semifinal 9 November 2024 → Final 23 November 2024 BRAVE BUNCH GOES TO NURSE Pembahasan Kasus BRAVE BUNCH -nusa OVERVIEW ANXIETY Kecemasan adalah perasaan takut atau khawatir yang tidak jelas. Kecemasan merupakan respons terhadap rangsangan eksternal atau internal yang dapat menimbulkan gejala perilaku, emosional, kognitif, dan fisik. Kecemasan dibedakan dari rasa takut, yaitu perasaan takut atau terancam oleh stimulus eksternal yang dapat diidentifikasi dengan jelas yang mewakili bahaya bagi orang tersebut. Kecemasan tidak dapat dihindari dalam hidup dan dapat memiliki banyak fungsi positif seperti memotivasi seseorang untuk mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan krisis. Kecemasan dianggap normal jika sesuai dengan situasinya dan menghilang jika situasinya telah teratasi. Gangguan kecemasan terdiri dari sekelompok kondisi yang memiliki ciri utama kecemasan yang berlebihan dengan respons perilaku, emosional, kognitif, dan fisiologis yang menyertainya. Klien yang menderita gangguan kecemasan dapat menunjukkan perilaku yang tidak biasa seperti panik tanpa alasan, ketakutan yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan, atau kekhawatiran yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan. Mereka mengalami tekanan yang signifikan dari waktu ke waktu, dan gangguan ini secara signifikan mengganggu rutinitas harian, kehidupan sosial, dan fungsi pekerjaan mereka. Ansietas yang dikomunikasikan secara interpersonal dapat menular dan dapat memiliki efek positif dan negatif pada hubungan terapeutik antara klien dengan perawat. Ansietas merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari Tingkat Ansietas (Peplau, 1963) 1. Ansietas Ringan → Terjadi dalam kehidupan sehari-hari Pada tahap ini lapang persepsi seseorang meningkat sehingga seseorang menjadi lebih hati-hati atau waspada (kemampuan melihat, mendengar, dan menangkap meningkat). Jenis ansietas ini dapat memotivasi seseorang dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. 2. Ansietas Sedang → Seseorang memiliki lapang persepsi yang menyempit sehingga hanya berfokus pada hal yang penting saja Kemampuan melihat, mendengar, dan menangkap berkurang karena lapang persepsi menyempit. Pada tahap ini seseorang masih mampu mengikuti perintah jika diberi arahan. Sulit berpikir jernih namun masih memiliki kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah meskipun tidak optimal. 3. Ansietas Berat → Terjadi penurunan yang signifikan di lapang persepsi Seseorang berpikir lebih terfokus sehingga pemikiran lebih mendetail dan tidak berpikir tentang hal lain. Seluruh perilaku dilakukan untuk mengurangi ansietas dan perlu banyak arahan yang dibutuhkan untuk fokus pada area lain. Kesulitan memikirkan hal lain serta tidak mampu menolong dirinya sendiri. Mulai membutuhkan bantuan orang lain untuk mengatasi masalahnya. 4. Panik → Rasa takut dan teror sehingga tidak dapat melakukan suatu hal bahkan dengan arahan Seseorang tidak mampu untuk melakukan sesuatu dan tidak dapat berkomunikasi secara efektif sehingga cenderung merasa tidak berdaya. Inti Perbedaan Tingkat Ansietas - Ringan: Ketegangan sehari-hari, bisa diatasi dengan mekanisme koping sederhana. - Sedang: Mengganggu aktivitas, memerlukan lebih banyak usaha untuk mengatasi. - Berat: Penurunan persepsi, sulit fokus, butuh bantuan orang lain. - Panik: Rasa takut ekstrem, tidak mampu berkomunikasi atau bertindak. Rentang respon ansietas Respon adaptif - Respon positif seseorang saat mengalami ansietas - Menimbulkan motivasi yang kuat untuk menyelesaikan masalah - Contoh strategi yang biasa digunakan: berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan, dan menggunakan teknik relaksasi Respon maladaptif - Kecemasan tidak dapat diatur - Koping yang dilakukan disfungsi dan tidak berkesinambungan - Contoh perilaku yang biasa dilakukan: perilaku agresif, bicara tidak jelas isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi, dan penyalahgunaan obat terlarang. ETIOLOGY / MANIFESTASI KLINIS hal 530 Biologis Theories - Genetic Theories Gen-gen tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap gangguan kecemasan. Heritabilitas adalah seberapa besar pengaruh gen terhadap suatu gangguan. Jika heritabilitas tinggi, artinya gen berperan besar. Jika rendah, artinya faktor lingkungan lebih dominan. Heritabilitas mengacu pada proporsi gangguan yang dapat dikaitkan dengan faktor genetik: - Heritabilitas yang tinggi lebih besar dari 0,6 dan menunjukkan bahwa pengaruh genetik mendominasi. - Heritabilitas sedang adalah 0,3 hingga 0,5 dan menunjukkan pengaruh yang lebih besar dari faktor genetik dan non genetik. - Heritabilitas kurang dari 0,3 berarti bahwa genetika dapat diabaikan sebagai penyebab utama dari gangguan tersebut. - Neurochemical Theories Memahami Neurotransmitter dan Gangguan Kecemasan 1. GABA adalah zat kimia yang membantu mengurangi kecemasan. GABA adalah seperti "rem alami" untuk otak. Ketika kita merasa cemas, GABA membantu menenangkan saraf-saraf kita. 2. Norepinefrin adalah zat kimia yang meningkatkan kecemasan. Norepinefrin adalah seperti "gas pedal" untuk otak. Ketika kita merasa cemas, norepinefrin membuat kita lebih waspada. 3. Serotonin adalah zat kimia yang juga terlibat dalam kecemasan. Serotonin adalah zat kimia yang membantu mengatur suasana hati. Ketika kadar serotonin tidak seimbang, kita bisa merasa cemas atau depresi. Ketika keseimbangan antara GABA, norepinefrin, dan serotonin terganggu, kita mungkin mengalami gangguan kecemasan. Jika "rem" (GABA) tidak berfungsi dengan baik, atau jika "gas pedal" (norepinefrin) terlalu aktif, atau jika serotonin tidak seimbang, kita bisa merasa lebih cemas. Kesimpulannya, gangguan kecemasan mungkin terkait dengan masalah dalam cara otak memproduksi atau menggunakan zat-zat kimia ini. Psychodynamic Theories - Intrapsychic/Psychoanalytic Theories Freud percaya bahwa kecemasan adalah pendorong perilaku manusia. Menurut Freud, kita sering melakukan sesuatu karena ingin menghindari perasaan cemas. Mekanisme pertahanan diri adalah cara-cara yang kita gunakan secara tidak sadar untuk mengatasi kecemasan. Ini seperti strategi-strategi yang kita pakai tanpa kita sadari untuk merasa lebih nyaman dan terkendali. Mekanisme pertahanan diri bisa membantu kita dalam jangka pendek, tetapi bisa juga menjadi masalah dalam jangka panjang. Menggunakan mekanisme pertahanan diri terlalu sering bisa menghalangi kita untuk belajar cara-cara yang lebih sehat untuk mengatasi kecemasan. Ini juga bisa membuat kita sulit menjalin hubungan dengan orang lain dan memecahkan masalah. Jadi, meskipun mekanisme pertahanan diri bisa bermanfaat, penting untuk menggunakannya secara seimbang dan mencari cara-cara lain untuk mengatasi kecemasan. - Interpersonal Theory Harry Stack Sullivan: Kecemasan berasal dari masalah dalam hubungan antar manusia. Cara orang tua merawat anak-anak bisa mempengaruhi bagaimana anak-anak tersebut merasa cemas. Jika orang tua tidak merawat anak dengan baik atau sering merasa cemas sendiri, anak-anak juga bisa merasa cemas. Kecemasan yang dikomunikasikan oleh orang dewasa bisa mempengaruhi perkembangan anak. Jika orang dewasa sering merasa cemas atau tidak bisa berkomunikasi dengan baik, anak-anak bisa mengalami kesulitan dalam perkembangan mereka. Hildegard Peplau: Peplau memahami bahwa kesehatan seseorang tidak hanya tergantung pada kesehatan fisik, tetapi juga pada bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain. Peplau mengembangkan teknik komunikasi terapeutik untuk membantu orang-orang yang merasa cemas. Peplau menciptakan cara-cara untuk membantu orang-orang mengatasi kecemasan melalui komunikasi yang baik dan empati. Perawat masih menggunakan cara-cara yang diajarkan oleh Peplau untuk membantu pasien yang merasa cemas. - Behavioral Theory Menurut teori perilaku, kita bisa belajar merasa cemas dari hal-hal yang kita alami (pengalaman) Jika kita mengalami hal-hal yang berbeda (hal baru), kita bisa mengubah cara kita berpikir dan berperilaku melalui pengalaman baru tersebut Teori perilaku percaya bahwa kita bisa mengubah perilaku yang tidak sehat tanpa harus memahami penyebabnya → Kita bisa memperbaiki kebiasaan buruk tanpa harus mengerti mengapa kita melakukannya. Terapis dapat membantu kita mengubah perilaku yang mengganggu. → Dengan bantuan terapis, kita bisa belajar cara-cara baru untuk mengatasi kecemasan dan mengubah perilaku yang tidak membantu kita. Jadi, menurut teori perilaku, kecemasan adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan diubah melalui pengalaman. FAKTOR-FAKTOR RISIKO - Trauma. Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual atau menyaksikan peristiwa traumatis berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan ketika dewasa. - Riwayat genetik. Memiliki kerabat sedarah, terutama orangtua dan saudara kandung, dapat meningkatkan risiko Anda terkena gangguan kecemasan. - Kepribadian tertentu. Seseorang dengan tipe kepribadian tertentu, misalnya neurotik, lebih rentan terhadap gangguan kecemasan daripada yang lain. - Gangguan mental lainnya. Orang-orang dengan gangguan mental, seperti depresi, sering kali juga mengalami gangguan kecemasan. - Penggunaan obat-obatan atau alkohol. Penyalahgunaan alkohol dan narkoba dapat menyebabkan atau bahkan memperburuk gangguan kecemasan yang Anda alami. - Penyakit kronis. Penyakit serius dapat memicu perasaan takut dan cemas berlebih. Ini bisa berkaitan dengan biaya pengobatan, peluang kesembuhan, hingga bagaimana Anda menghadapi masa depan nantinya. - Stres. Anda juga bisa mengalami anxiety disorder karena stres terkait masalah pekerjaan, kehilangan orang yang terkasih, atau bahkan himpitan ekonomi. - Rasa malu atau merasa tertekan atau gugup dalam situasi baru di masa kanak-kanak - Terpapar oleh peristiwa kehidupan atau lingkungan yang penuh tekanan dan negatif - Riwayat kecemasan atau gangguan mental lainnya pada saudara kandung ANXIETY AS A RESPONSE OF STRESS 3 reaction or Stages of stress - Alarm: Pada tahap reaksi ini, stres merangsang tubuh untuk mengirim pesan dari hipotalamus ke kelenjar (seperti kelenjar adrenal, untuk mengirimkan adrenalin dan norepinefrin sebagai bahan bakar) dan organ-organ (seperti hati, untuk mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa sebagai bahan bakar) untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kebutuhan pertahanan. - Resistance: Pada tahap resistensi, sistem pencernaan mengurangi fungsi untuk mengalirkan darah ke area yang dibutuhkan untuk pertahanan. Paru-paru menghirup lebih banyak udara, dan jantung berdetak lebih cepat dan lebih keras sehingga dapat mengedarkan darah yang beroksigen tinggi dan bernutrisi tinggi ini ke otot-otot untuk mempertahankan tubuh melalui perilaku fight, flight, atau freeze. Jika orang tersebut beradaptasi dengan stres, respons tubuh menjadi rileks, dan respons kelenjar, organ, dan sistemik mereda. - Exhaustion: Tahap kelelahan terjadi ketika orang tersebut telah merespons secara negatif terhadap kecemasan dan stres; simpanan tubuh habis atau komponen emosional tidak terselesaikan, sehingga mengakibatkan respons fisiologis yang terus menerus terangsang dan kapasitas cadangan yang sedikit. -fatty ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian (perilaku, faktor predisposisi, stresor presipitasi,penilaian terhadap stresor, sumber koping, mekanisme koping, pengkajian HAM-A) a. Perilaku Respons fisiologis yang terkait dengan kecemasan dimodulasi terutama oleh otak melalui sistem saraf otonom. Ada dua jenis respons otonom: 1) Respons tubuh yang menghemat parasimpatis 2) Proses tubuh yang diaktifkan secara simpatis Reaksi simpatik paling sering terjadi pada respons kecemasan. Reaksi ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi darurat dengan reaksi melawan atau lari (fight-or-flight). Reaksi parasimpatis dapat terjadi secara bersamaan atau mendominasi dan menghasilkan efek yang berlawanan. Reaksi fisiologis lainnya juga dapat terlihat. Respons perilaku pasien yang cemas memiliki aspek personal dan interpersonal. Tingkat kecemasan yang tinggi mempengaruhi koordinasi, gerakan tak disengaja, dan daya tanggap, serta dapat mengganggu hubungan antar manusia. Pasien yang cemas biasanya menarik diri dan mengurangi keterlibatan interpersonal. Fungsi mental atau intelektual juga dipengaruhi oleh kecemasan, yang mengakibatkan masalah konsentrasi, kebingungan, dan pemecahan masalah yang buruk. Respons kognitif Pasien mungkin menggambarkan perasaan marah, bosan, jijik, depresi, jengkel, tidak berharga, cemburu, rendah diri, curiga, sedih, atau tidak berdaya. Ini Kombinasi emosi ini menyulitkan perawat untuk membedakan antara kecemasan dan depresi, misalnya, karena deskripsi pasien mungkin serupa. Sistem Tanda Gejala Fisiologi – Palpitasi Kardiovaskular Jantung berdebar-debar Peningkatan tekanan darah Pingsan* Pingsan yang sebenarnya* Penurunan tekanan darah* Denyut nadi menurun* Fisiologi – Napas cepat Respirasi Sesak napas Tekanan pada dada Pernapasan dangkal Benjolan di tenggorokan Sensasi tersedak Terengah-engah Fisiologi – Kehilangan nafsu makan Gastrointestinal Jijik terhadap makanan Ketidaknyamanan perut Sakit perut* Mual* Nyeri ulu hati* Diare* Fisiologi – Peningkatan refleks Neuromuskular Reaksi terkejut Kelopak mata berkedut Insomnia Tremor Kekakuan Gelisah Mondar-mandir Wajah tegang Kelemahan umum Kaki goyah Gerakan kikuk Fisiologi – Tekanan untuk buang air kecil* Urinary Tract Sering buang air kecil* Fisiologi – Skin Wajah memerah Keringat yang terlokalisasi (misalnya telapak tangan) Gatal-gatal Rasa panas dan dingin Wajah pucat Berkeringat secara umum Perilaku Kegelisahan Ketegangan fisik Gemetar Reaksi terkejut Kewaspadaan tinggi Bicara cepat Kurangnya koordinasi Kerentanan terhadap kecelakaan Penarikan diri secara interpersonal Penghambatan Penerbangan Penghindaran Hiperventilasi Kognitif Gangguan perhatian Konsentrasi yang buruk Pelupa Kesalahan dalam penilaian Keasyikan Pemblokiran pikiran Berkurangnya bidang persepsi Berkurangnya kreativitas Berkurangnya produktivitas Kebingungan Kesadaran diri Hilangnya objektivitas Takut kehilangan kendali Gambaran visual yang menakutkan Ketakutan akan cedera atau kematian Kilas balik Mimpi buruk Afektif Kegelisahan Ketidaksabaran Ketegangan Kegugupan Ketakutan Frustrasi Ketidakberdayaan Alarm Teror Mati rasa Rasa bersalah Malu b. Faktor Predisposisi Biological - Sistem GABA. Pengaturan kecemasan terkait dengan aktivitas neurotransmitter gamma-aminobutyric acid (GABA), yang mengontrol aktivitas, atau laju penembakan, neuron di bagian otak yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kecemasan. GABA adalah neurotransmitter penghambat yang paling umum di otak. - Sistem norepinefrin. Sistem norepinefrin (NE) dianggap memediasi respons melawan atau lari. Bagian otak yang memproduksi NE adalah lokus seruleus. Lokus seruleus terhubung melalui jalur neurotransmitter ke struktur otak lain yang terkait dengan kecemasan, seperti amigdala, hipokampus, dan korteks serebral (bagian otak yang berfungsi untuk berpikir, menafsirkan, dan merencanakan). - Sistem serotonin. Disregulasi neurotransmisi serotonin (5-HT) mungkin berperan dalam etiologi kecemasan, karena pasien yang mengalami gangguan ini mungkin memiliki reseptor 5-HT yang sangat sensitif. Sistem Gangguan Fisik Kardiovaskular Asma / Respirasi Aritmia jantung Penyakit paru obstruktif kronik Gagal jantung kongestif Insufisiensi koroner Hiperdinamik beta- keadaan adrenergik Hipertensi Sindrom hiperventilasi Hipoksia, embolus, infeksi Endokrin Karsinoid Sindrom Cushing Hipertiroidisme Hipoglikemia Hipoparatiroidisme Hipotiroidisme Menopause Pheochromocytoma Sindrom pramenstruasi Neurologi Penyakit pembuluh darah kolagen Epilepsi Penyakit Huntington Sklerosis multipel Sindrom otak organik Disfungsi vestibular Penyakit Wilson Substance - Obat antikolinergik Related Aspirin Disorders Kafein Kokain Halusinogen, termasuk phencyclidine (“debu malaikat”) Steroid Simpatomimetik Withdrawal Alkohol Syndromes Narkotika Obat penenang-hipnotis Keluarga. Gangguan kecemasan menurun dalam keluarga. Keturunan dari gangguan panik diperkirakan sekitar 40%. Individu dengan riwayat penyakit kejiwaan dalam keluarga memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami PTSD setelah mengalami peristiwa traumatis. Meskipun terdapat bukti kuat untuk kerentanan genetik, tidak ada gen tunggal atau gen spesifik yang teridentifikasi dengan jelas untuk gangguan kecemasan. Hal ini sebagian disebabkan oleh peran penting yang dimainkan oleh lingkungan dalam berinteraksi dengan kerentanan genetik pada gangguan mental. Penting juga untuk memahami bahwa gangguan kecemasan dapat tumpang tindih, seperti halnya gangguan kecemasan dan depresi. Orang dengan satu gangguan kecemasan lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan lainnya atau mengalami depresi berat dalam hidup mereka. Psikologis. Para ahli teori belajar percaya bahwa orang yang terpapar pada awal kehidupan dengan ketakutan yang intens akan lebih mungkin menjadi cemas di kemudian hari, sehingga pengaruh orang tua sangatlah penting. Anak-anak yang melihat orang tua mereka merespons dengan kecemasan pada setiap tekanan kecil akan segera mengembangkan pola yang sama. Sebaliknya, jika orang tua sama sekali tidak tergerak oleh situasi yang berpotensi menimbulkan stres, anak-anak akan merasa sendirian dan kurang mendapat dukungan emosional dari keluarga mereka. Respons emosional yang tepat dari orang tua memberikan rasa aman kepada anak-anak dan membantu mereka mempelajari metode penanganan yang konstruktif. Tingkat harga diri seseorang merupakan faktor penting yang berkaitan dengan kecemasan. Seseorang yang mudah merasa terancam atau memiliki tingkat harga diri yang rendah akan lebih rentan terhadap kecemasan. Hal ini terlihat pada siswa yang memiliki kecemasan menghadapi ujian. Kecemasan yang tinggi karena mereka ragu bisa berhasil. Kecemasan ini mungkin tidak ada hubungannya dengan kemampuan mereka yang sebenarnya atau seberapa banyak mereka belajar. Kecemasan ini hanya disebabkan oleh persepsi mereka tentang kemampuan mereka, yang mencerminkan konsep diri mereka. Mereka mungkin telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian, namun tingkat kecemasan mereka yang parah mengurangi kemampuan persepsi mereka secara signifikan. Mereka mungkin menghilangkan, salah mengartikan, atau mendistorsi makna dari item tes. Mereka bahkan mungkin akan melupakan semua pembelajaran mereka sebelumnya. Hasilnya adalah nilai yang buruk, yang memperkuat persepsi buruk mereka tentang diri mereka sendiri. c. Stressor Presipitiasi Mengalami atau menyaksikan trauma telah dikaitkan dengan berbagai gangguan kecemasan, terutama gangguan stres pasca trauma (PTSD). Sebagian besar individu yang mengalami trauma mengalami lebih dari satu peristiwa trauma dalam hidupnya, dan risiko PTSD meningkat dengan setiap peristiwa (Nayback, 2009; Doktor et al, 2011). Mayoritas individu yang terlibat dalam peristiwa traumatis tidak akan mengembangkan gangguan psikologis. Hanya 5% sampai 10% dari mereka yang mengalami trauma yang mengembangkan PTSD (Snyder, 2008). Respons "normal" sangat bervariasi. Beberapa orang mengembangkan reaksi awal yang menonjol yang teratasi dalam beberapa minggu. Yang lain memiliki sedikit atau tidak ada reaksi awal dan tidak mengembangkan kesulitan apa pun. Namun, sejumlah kecil mengembangkan masalah kesehatan mental yang memerlukan intervensi. Dengan kembalinya prajurit yang bertugas di perang dan meningkatnya kekerasan di masyarakat, PTSD menjadi kondisi yang semakin umum dan merusak (Ray, 2008). Secara khusus, efek negatif dari pertempuran sangat dalam dan abadi, dan veteran dengan reaksi stres tempur mungkin enam kali lebih mungkin untuk mengembangkan PTSD. PTSD pada veteran dibahas di Bab 39. Individu yang berisiko terkena PTSD harus disaring menggunakan alat perawatan primer. Ini berfokus pada kelompok gejala inti PTSD. Siapa pun yang menjawab "ya" pada tiga dari empat item harus menjalani penilaian yang lebih formal. Krisis maturasional dan situasional, seperti yang dijelaskan di Bab 13, juga dapat memicu respons cemas yang maladaptif (Ameratunga et al, 2009). Secara keseluruhan, pemicu stres dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman terhadap sistem diri. Ancaman terhadap Integritas Fisik. Ancaman terhadap integritas fisik melibatkan kemungkinan kecacatan fisik atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Mereka dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Sumber eksternal termasuk paparan infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, dan bahaya keselamatan; kekurangan perumahan, makanan, atau pakaian yang memadai; dan cedera traumatis. Sumber internal termasuk kegagalan sistem tubuh seperti jantung, sistem kekebalan, atau pengaturan suhu. Perubahan biologis normal yang dapat terjadi dengan kehamilan dan kegagalan untuk berpartisipasi dalam praktik pencegahan kesehatan adalah sumber internal lainnya. Nyeri sering menjadi indikasi pertama bahwa integritas fisik terancam. Ini menciptakan kecemasan yang sering memotivasi orang untuk mencari perawatan kesehatan. Ancaman terhadap Sistem Diri. Ancaman terhadap sistem diri seseorang melibatkan bahaya terhadap identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi. Baik sumber eksternal maupun internal dapat mengancam harga diri. Sumber eksternal termasuk kehilangan seseorang yang berharga melalui kematian, perceraian, atau relokasi; perubahan status pekerjaan; dilema etis; tekanan kelompok sosial atau budaya; dan stres kerja. Sumber internal termasuk masalah interpersonal di rumah atau di tempat kerja atau saat mengambil peran baru, seperti orang tua, siswa, atau karyawan. Selain itu, banyak ancaman terhadap integritas fisik juga mengancam harga diri, karena hubungan pikiran-tubuh adalah saling tumpang tindih. Namun, penting diingat bahwa pembedaan kategori ini hanya bersifat teoretis. Orang merespons semua pemicu stres, apa pun sifat dan asalnya, sebagai keseluruhan yang terintegrasi. Tidak ada peristiwa spesifik yang sama stresnya bagi semua orang atau bahkan bagi orang yang sama pada waktu yang berbeda. d. Penilaian Stressor Pemahaman yang benar tentang kecemasan membutuhkan integrasi pengetahuan dari berbagai sudut pandang. Model Adaptasi Stres Stuart mengintegrasikan data dari perspektif biologis, genetik, psikologis, dan perilaku. e. Sumber Koping Seseorang dapat mengatasi stres dan kecemasan dengan mobilisasi sumber daya koping yang ditemukan secara internal dan dalam lingkungan. Sumber daya seperti aset keuangan, kemampuan pemecahan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya dapat membantu orang mengintegrasikan pengalaman stres ke dalam kehidupan mereka dan belajar mengadopsi strategi koping yang berhasil. Mereka juga dapat membantu orang menemukan makna dari pengalaman stres dan mempertimbangkan strategi alternatif untuk menangani peristiwa stres. f. Mekanisme Koping Saat kecemasan meningkat ke tingkat yang parah dan kepanikan, perilaku yang ditampilkan oleh seseorang menjadi lebih intensif dan berpotensi melukai, dan kualitas hidup menurun. Orang berusaha untuk menghindari kecemasan dan keadaan yang menyebabkannya. Saat mengalami kecemasan, orang menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba menguranginya. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif adalah penyebab utama masalah psikologis. Perawat perlu mengenal mekanisme koping yang digunakan orang saat mengalami berbagai tingkat kecemasan. Untuk kecemasan ringan, yang disebabkan oleh ketegangan kehidupan sehari-hari, beberapa mekanisme koping yang umum digunakan termasuk menangis, tidur, makan, menguap, tertawa, mengutuk, olahraga, dan melamun. Perilaku oral, seperti merokok dan minum, juga merupakan cara mengatasi kecemasan ringan. Saat berurusan dengan orang lain, individu mengatasi tingkat kecemasan rendah melalui superfisialitas, kurangnya kontak mata, penggunaan klise, dan pengungkapan diri yang terbatas. Orang juga dapat melindungi diri dari kecemasan dengan mengasumsikan peran yang nyaman dan membatasi hubungan dekat dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai serupa dengan mereka sendiri. Tingkat kecemasan sedang, parah, dan kepanikan merupakan ancaman yang lebih besar bagi ego. Mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk mengatasi ancaman tersebut. Mekanisme koping ini dapat dikategorikan sebagai berfokus pada masalah atau tugas dan sebagai berfokus pada emosi atau ego. Koping Berfokus pada Masalah atau Tugas Mekanisme koping berfokus pada masalah atau tugas adalah upaya yang cermat dan sengaja untuk memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, dan memenuhi kebutuhan. Reaksi-reaksi ini dapat mencakup penyerangan, penarikan diri, dan kompromi. Mereka ditujukan untuk memenuhi tuntutan situasi stres yang telah dinilai secara objektif. Mereka diarahkan dengan sadar dan berorientasi pada tindakan. Dalam perilaku penyerangan, seseorang berusaha untuk menghilangkan atau mengatasi hambatan untuk memenuhi kebutuhan. Ada banyak cara potensial untuk menyerang masalah, dan jenis reaksi ini dapat bersifat destruktif atau konstruktif. Pola destruktif biasanya disertai dengan perasaan marah dan permusuhan yang besar. Perasaan ini mungkin diekspresikan melalui perilaku negatif atau agresif yang melanggar hak, properti, dan kesejahteraan orang lain. Pola konstruktif mencerminkan pendekatan pemecahan masalah. Mereka terlihat dalam perilaku asertif diri yang menghormati hak orang lain. Perilaku penarikan diri dapat diekspresikan secara fisik atau psikologis. Secara fisik, penarikan diri melibatkan menarik diri dari sumber ancaman. Reaksi ini dapat diterapkan pada stresor biologis, seperti ruangan yang penuh asap, paparan radiasi, atau kontak dengan penyakit menular. Seseorang juga dapat menarik diri dalam berbagai cara psikologis, seperti dengan mengakui kekalahan, menjadi apatis, atau menurunkan aspirasi. Seperti halnya serangan, jenis reaksi ini dapat bersifat konstruktif atau destruktif. Ketika hal itu mengisolasi orang dari orang lain dan mengganggu kemampuan untuk bekerja, reaksi tersebut menciptakan masalah tambahan. Kompromi melibatkan mengubah cara berpikir biasa seseorang tentang hal-hal, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan pribadi. Hal ini diperlukan dalam situasi yang tidak dapat diselesaikan melalui serangan atau penarikan diri. Reaksi kompromi biasanya bersifat konstruktif dan sering digunakan dalam situasi pendekatan-pendekatan dan penghindaran-penghindaran. Namun, terkadang orang menyadari seiring waktu bahwa kompromi tidak dapat diterima; solusi harus dinegosiasi ulang atau mekanisme koping yang berbeda harus diadopsi. Kemungkinan pemecahan masalah yang efektif dipengaruhi oleh harapan seseorang untuk setidaknya berhasil sebagian. Hal ini bergantung pada mengingat keberhasilan masa lalu dalam situasi serupa, yang memungkinkan orang untuk maju dan menghadapi situasi stres saat ini. Koping Berfokus pada Emosi atau Ego Mekanisme koping berfokus pada emosi atau ego, yang dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri, melindungi orang dari perasaan tidak memadai dan tidak berharga serta mencegah kesadaran akan kecemasan. Semua orang menggunakan mereka, dan seringkali membantu orang berhasil mengatasi tingkat kecemasan ringan dan sedang. Namun, mereka dapat digunakan sedemikian ekstrem sehingga mendistorsi realitas, mengganggu hubungan interpersonal, dan membatasi kemampuan untuk bekerja secara produktif. Sebagai mekanisme koping, mereka memiliki beberapa kelemahan. Pertama, mekanisme pertahanan ego beroperasi pada tingkat bawah sadar. Orang memiliki sedikit kesadaran tentang apa yang sedang terjadi dan sedikit kontrol atas peristiwa. Kedua, mereka melibatkan derajat penipuan diri dan distorsi realitas. Oleh karena itu, biasanya tidak membantu orang mengatasi masalah secara realistis. Tabel 15-1 mencantumkan beberapa mekanisme pertahanan ego yang lebih umum dan contoh masing-masing. Evaluasi apakah penggunaan mekanisme pertahanan tertentu oleh pasien bersifat adaptif atau maladaptif melibatkan empat masalah: 1. Pengenalan yang akurat oleh perawat terhadap penggunaan mekanisme pertahanan oleh pasien. 2. Sejauh mana mekanisme pertahanan digunakan: Apakah ada tingkat disorganisasi kepribadian yang tinggi? Apakah orang terbuka terhadap fakta-fakta tentang situasi kehidupan? 3. Sejauh mana penggunaan mekanisme pertahanan mengganggu fungsi pasien. 4. Alasan pasien menggunakan mekanisme pertahanan ego. Banyak mekanisme koping dapat digunakan untuk meminimalkan kecemasan. Beberapa di antaranya sangat penting untuk stabilitas emosional. Sifat dan jumlah pertahanan yang digunakan sangat mempengaruhi pola kepribadian. Ketika pertahanan ini terlalu banyak digunakan atau digunakan tanpa berhasil, mereka menyebabkan banyak gejala fisiologis dan psikologis yang umum terkait dengan penyakit emosional. g. Pengkajian HAM-A 2. Diagnosis medis & keperawatan NANDA Example of Expanded Diagnosis Anxiety - Tingkat kecemasan panik yang terkait dengan penolakan keluarga, sebagaimana dibuktikan oleh kebingungan dan gangguan penilaian - Kecemasan parah yang terkait dengan konflik seksual, sebagaimana dibuktikan oleh mencuci tangan berulang-ulang dan pikiran berulang tentang kotoran dan kuman - Kecemasan parah yang terkait dengan konflik perkawinan, sebagaimana dibuktikan oleh ketidakmampuan untuk meninggalkan rumah - Kecemasan sedang terkait dengan tekanan finansial, sebagaimana dibuktikan oleh episode nyeri perut dan nyeri ulu hati yang berulang - Kecemasan sedang terkait dengan asumsi peran ibu, sebagaimana dibuktikan oleh penghambatan dan penghindaran - Kecemasan sedang terkait dengan kinerja sekolah yang buruk, sebagaimana dibuktikan oleh penggunaan penyangkalan dan rasionalisasi yang berlebihan Ineffective - Penanganan yang tidak efektif terkait dengan kematian anak Coping perempuan, sebagaimana dibuktikan oleh ketidakmampuan untuk mengingat kembali kejadian yang berkaitan dengan kecelakaan mobil - Penanganan yang tidak efektif terkait dengan penyakit anak, sebagaimana dibuktikan oleh keterbatasan kemampuan untuk berkonsentrasi dan agitasi psikomotorik Readiness for - Kesiapan untuk penanganan yang lebih baik terkait dengan adopsi enhanced cucu setelah kematian anak tersebut orangtua, sebagaimana dibuktikan coping oleh keterlibatan dalam terapi keluarga dan modifikasi lingkungan hidup untuk mendorong keterlibatan anak di rumah Fear - Ketakutan yang terkait dengan operasi yang akan datang, sebagaimana dibuktikan oleh permusuhan umum terhadap staf dan kegelisahan Medical Term Definition Agoraphobia Ketakutan abnormal terhadap ketidakberdayaan dalam suatu situasi yang membuat pelarian menjadi sulit atau memalukan. Sering kali disertai dengan kepanikan atau kecemasan antisipatif dan akhirnya penghindaran dari tempat terbuka atau umum. Gangguan Gangguan kecemasan yang ditandai dengan kecemasan dan kecemasan kekhawatiran berlebihan yang sulit dikendalikan, menyebabkan tekanan umum atau gangguan dalam fungsi sehari-hari, dan disertai dengan gejala-gejala seperti kegelisahan, mudah tersinggung, kurang konsentrasi, dan gangguan tidur. Gangguan Gangguan kecemasan di mana pasien mengalami obsesi atau kompulsi obsesif-kompul atau keduanya dan menderita kecemasan atau depresi ekstrem jika tidak sif dapat memikirkan pikiran obsesif atau melakukan tindakan yang memaksa. Sering disingkat menjadi OCD. Gangguan Gangguan kecemasan di mana pasien sering mengalami ketakutan yang panik tidak wajar, intens, dan gejala fisik ketakutan yang disebut serangan panik. Serangan ini menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi tubuh disertai kekhawatiran akan terulangnya serangan tersebut. Fobia Ketakutan yang terus-menerus dan tidak rasional terhadap objek, aktivitas, atau situasi tertentu yang menimbulkan keinginan kuat untuk menghindarinya. Fobia sosial Gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa malu dan peningkatan kesadaran diri dalam situasi sosial tertentu. Gangguan stres Gangguan kecemasan yang terjadi setelah mengalami peristiwa yang pascatrauma sangat menegangkan (seperti pertempuran di masa perang, kekerasan fisik, atau bencana alam) yang berada di luar jangkauan pengalaman manusia normal dan biasanya ditandai dengan depresi, kecemasan, kilas balik, mimpi buruk yang berulang, dan penghindaran terhadap pengingat peristiwa tersebut. Sering disingkat menjadi PTSD. Empat diagnosis keperawatan NANDA International (NANDA-I) utama yang berkaitan dengan respons kecemasan adalah kecemasan, penanganan yang tidak efektif, kesiapan untuk penanganan yang lebih baik, dan ketakutan. Banyak masalah keperawatan tambahan yang dapat diidentifikasi dari cara kecemasan pasien secara timbal balik memengaruhi hubungan interpersonal, konsep diri, fungsi kognitif, status fisiologis, dan aspek kehidupan lainnya. Banyak pasien dengan kecemasan ringan atau sedang tidak memiliki masalah kesehatan yang didiagnosis secara medis. Namun, pasien dengan tingkat kecemasan yang lebih parah biasanya memiliki gangguan neurotik yang termasuk dalam kategori gangguan kecemasan dalam DSM-IV-TR (American Psychiatric Association, 2000). Neurosis menggambarkan gangguan mental yang ditandai dengan kecemasan yang tidak melibatkan distorsi realitas. Gangguan neurotik adalah respons kecemasan maladaptif yang terkait dengan tingkat kecemasan sedang dan berat. Psikosis bersifat disintegratif dan melibatkan distorsi realitas yang signifikan. Psikosis dapat muncul dengan tingkat kecemasan panik. Diagnosis medis yang terkait dengan kecemasan meliputi gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, agorafobia, fobia spesifik, fobia sosial, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pascatrauma, gangguan stres akut, dan gangguan kecemasan umum. 3. Identifikasi hasil Sasaran seperti "mengurangi kecemasan" atau "meminimalkan kecemasan" tidak memiliki perilaku dan kriteria evaluasi yang spesifik. Oleh karena itu, sasaran ini tidak terlalu berguna dalam memandu perawatan keperawatan dan mengevaluasi efektivitasnya. Hasil yang diharapkan untuk pasien dengan respons kecemasan maladaptif adalah sebagai berikut: Pasien akan menunjukkan cara adaptif untuk mengatasi stres. Sasaran jangka pendek dapat memecah hasil yang diharapkan ini menjadi langkah-langkah yang mudah dicapai. Identifikasi langkah-langkah ini memungkinkan pasien dan perawat untuk melihat kemajuan meskipun tujuan akhir masih tampak jauh. Jika kecemasan pasien berada pada tingkat parah atau panik, sasaran jangka pendek dengan prioritas tertinggi harus membahas keselamatan dan menurunkan tingkat kecemasan. Hanya setelah kecemasan berkurang, kemajuan tambahan dapat dibuat. Tingkat kecemasan yang berkurang harus terlihat dalam pengurangan perilaku yang terkait dengan tingkat parah atau panik. Ketika sasaran ini terpenuhi, perawat dapat berasumsi bahwa tingkat kecemasan pasien telah berkurang. Perawat kemudian dapat mengembangkan sasaran jangka pendek baru yang diarahkan pada terapi wawasan atau relaksasi. Selain itu, karena kecemasan merupakan respons subjektif, pengukuran yang berguna adalah meminta pasien untuk menilai tingkat kecemasan dari 1 hingga 10. Memperoleh penilaian 2 atau 3 mungkin merupakan hasil yang diharapkan. Indikator hasil yang terkait dengan pengendalian diri terhadap kecemasan dari proyek Nursing Outcome Classification (NOC) disajikan dalam Kotak 15-7 (Moorhead et al, 2008) 4. Perencanaan Pasien perlu mengembangkan kemampuan untuk menoleransi kecemasan ringan dan menggunakannya secara sadar dan konstruktif. Dengan cara ini, diri akan menjadi lebih kuat dan lebih terintegrasi. Saat pasien belajar dari pengalaman ini, mereka akan terus berkembang. Kecemasan dapat dianggap sebagai perang antara ancaman dan nilai-nilai yang orang identifikasi dengan keberadaan mereka. Perilaku maladaptif berarti bahwa perjuangan telah kalah. Pendekatan konstruktif terhadap kecemasan berarti bahwa perjuangan dimenangkan oleh nilai-nilai orang tersebut. Dengan demikian, tujuan keperawatan umum adalah untuk membantu pasien mengembangkan nilai-nilai yang baik. Pendekatan ini tidak berarti bahwa pasien mengasumsikan nilai-nilai perawat. Sebaliknya, perawat membantu pasien memilah nilai-nilai mereka sendiri. Kecemasan dapat menjadi faktor penting dalam keputusan pasien untuk mencari pengobatan. Karena kecemasan tidak diinginkan, pasien akan mencari cara untuk menguranginya. Jika mekanisme koping atau gejala pasien tidak meminimalkan kecemasan, motivasi untuk pengobatan meningkat. Sebaliknya, kecemasan tentang proses terapi dapat menunda atau mencegah orang tersebut mencari pengobatan. Pasien harus berpartisipasi aktif dalam merencanakan strategi pengobatan. Jika pasien terlibat aktif dalam mengidentifikasi pemicu stres yang relevan dan merencanakan solusi yang memungkinkan, keberhasilan fase implementasi akan dimaksimalkan. Pasien yang mengalami kecemasan ekstrem pada awalnya tidak akan dapat berpartisipasi dalam proses pemecahan masalah. Namun, segera setelah kecemasan berkurang, perawat harus mendorong keterlibatan pasien. Partisipasi ini memperkuat gagasan bahwa pasien bertanggung jawab atas pertumbuhan dan pengembangan pribadi mereka sendiri. 5. Implementasi (berdasarkan tingkat ansietas) Severe and Panic Levels of Anxiety Moderate Levels of Anxiety 6. Evaluasi christy PSIKOFARMAKA Short-term Anxiety Anxiolytic Drugs Speed of Half-Life Generik Name Side Effect Nursing Implications Onset (hours) Benzodiazepine Diazepam Fast 20-100 Pusing, kecanggungan, Hindari (Valium) sedasi, sakit kepala, penggunaan CNS kelelahan, disfungsi depressants Alprazolam seksual, penglihatan (antihistamines (Xanax) kabur, tenggorokan dan alkohol) dan mulut kering, Hindari kafein Alprazolam Intermediate 6-12 sembelit, potensi Hati hati dengan (Xanax) tinggi untuk aktivitas penyalahgunaan dan berpotensi Chlordiazep Intermediate 5-30 ketergantungan berbahaya oxide (Librium) Bangun perlahan Lorazepam Intermediate 10-20 dari posisi tidur (Ativan) ke posisi duduk Menggunakan Clonazepam Slow 18-50 minuman bebas (Klonopin) gula atau hard candy Oxazepam Slow 4-15 Minum cairan (Seram) yang cukup Minum obat yang hanya diresepkan Jangan berhenti minum obat tiba-tiba Nonbenzodiaze Buspirone Very slow Pusing, gelisah, Bangun perlahan pine (BuSpar) gelisah, mengantuk, dari posisi duduk sakit kepala, lemah, Hati hati dengan Meprobamat Rapid mual, muntah, aktivitas e (Miltown, kegembiraan paradoks berbahaya Equanil) atau euforia Minum dengan makanan Laporkan kegelisahan, agitasi, kegembiraan, atau euforia yang terus-menerus kepada dokter. Anxiety Disorders Klasifikasi Nama Generic Drug Fungsi Benzodiazepine Alprazolam (Xanax) Anxiety, panic disorder, social phobia, agoraphobia Clorazepate (Tranxene) Anxiety Chlordiazepoxide Anxiety (Librium) Clonazepam (Klonopin) Anxiety, panic disorder Diazepam (Valium) Anxiety, panic disorder Oxazepam (Paxil) Anxiety Nonbenzodiazepine Buspirone (BuSpar) Anxiety, social phobia, GAD anxiolytic Meprobamate (Miltown, Anxiety Equanil) Beta-blocker Clonidine (Catapres) Anxiety, panic disorder SSRI antidepressant Fluoxetine (Prozac) Panic Disorder, GAD (selective serotonin (generalized anxiety disorder) reuptake inhibitor) Paroxetine (Paxil) Social phobia, GAD Sertraline (Zoloft) Panic disorder, social phobia, GAD Antihistamine Hydroxyzine (Vistaril, Anxiety Atarax) Tricyclic antidepressant Imipramine (Tofranil) Anxiety, panic disorder, agoraphobia Alpha-adrenergic agonist Propranolol (Inderal) Anxiety, panic disorder, GAD 1. Antianxiety Agents (Townsend, 2013) a. Indikasi Agen anti anxiety digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan, gejala kecemasan, penarikan alkohol akut, kejang otot rangka, gangguan kejang, status epileptikus, dan sedasi pra operasi. Penggunaan dan kemanjurannya untuk periode lebih dari 4 bulan belum dievaluasi. b. Aksi Obat anti anxiety menekan tingkat subkortikal SSP, terutama sistem limbik dan formasi retikuler. Mereka dapat mempotensikan efek dari penghambat neurotransmitter GABA yang kuat di otak, sehingga menghasilkan efek menenangkan. Semua tingkat depresi SSP dapat terpengaruh, mulai dari sedasi ringan hingga hipnotis hingga koma. c. Kontraindikasi Obat anti anxiety dikontraindikasikan pada individu dengan hipersensitivitas yang diketahui terhadap salah satu obat dalam klasifikasi (misalnya, benzodiazepin). Mereka tidak boleh dikonsumsi dalam kombinasi dengan depresan SSP lainnya dan dikontraindikasikan pada kehamilan dan menyusui, glaukoma sudut sempit, syok, dan koma. Perhatian harus diambil dalam memberikan obat-obatan ini kepada klien lansia atau yang lemah dan klien dengan disfungsi hati atau ginjal. (Dosis biasanya harus dikurangi.) Perhatian juga diperlukan dengan individu yang memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba atau kecanduan dan dengan mereka yang depresi atau ingin bunuh diri. Pada klien yang depresi, depresan SSP dapat memperburuk gejala. d. Interaksi Peningkatan efek agen anti anxiety dapat terjaƒ di ketika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol, barbiturates, narkotika, antipsikotik, antidepresan, antihistamin, agen penghambat neuromuskular, simetidin, atau disulfiram. Peningkatan efek juga dapat terjadi dengan depresan herbal (misalnya, kava, valerian). Penurunan efek dapat dicatat dengan merokok dan konsumsi kafein. 2. Medications for Specific Disorders a. Panik dan Ansietas i. Anxiolytics Obat Indikasi Keuntungan Kerugian Benzodiazepin Gangguan Efektif, cepat Risiko (Alprazolam, kecemasan bekerja ketergantungan Lorazepam, umum, fisik, toleransi, Clonazepam) gangguan gejala panik penarikan SSRI, SNRI Gangguan Efektif, risiko Efek samping kecemasan ketergantungan seperti mual, umum, lebih rendah diare, insomnia gangguan panik, depresi Buspirone Gangguan Tidak Lambat kecemasan menimbulkan bekerja, umum ketergantungan kurang efektif fisik, toleransi pada beberapa pasien ii. Antidepressants Antidepresan Indikasi Keuntungan Kerugian Tricyclic Gangguan Efektif Risiko efek (Clomipramine panik samping yang , Imipramine) parah, kurang umum digunakan SSRI Gangguan Efektif, lebih Risiko (Paroxetine, panik toleran overstimulasi, Fluoxetine, perlu titrasi Sertraline) dosis SSRI Gangguan Efektif Masih dalam (Paroxetine, kecemasan penelitian Escitalopram, umum Duloxetine, Venlafaxine) iii. Antihypertensive Agents Obat Indikasi Keuntungan Kerugian Beta Blocker Kecemasan Efektif Kurang efektif (Propranolol) situasional mengurangi untuk akut gejala fisik komponen kecemasan psikologis kecemasan, bukan pilihan utama untuk gangguan panik dan kecemasan umum Alpha Penarikan Efektif Risiko 2-Agonis opioid dan mengurangi toleransi, (Clonidine) nikotin, kecemasan keterbatasan kecemasan akut penggunaan akut jangka panjang untuk gangguan panik dan kecemasan umum b. Phobic Disorder i. Anxiolytics Obat Indikasi Keuntungan Kerugian Benzodiazepin Gangguan Efektif, Risiko (Alprazolam, kecemasan toleransi baik, penyalahgunaan Clonazepam) sosial onset cepat dan ketergantungan ii. Antidepressant Antidepresan Indikasi Keuntungan Kerugian Tricyclic Gangguan Efektif Risiko efek (Imipramine), kecemasan samping yang MAOI sosial, parah (Phenelzine) agoraphobia SSRI Gangguan Pilihan utama, Risiko efek (Paroxetine, kecemasan efektif samping Sertraline) sosial seperti mual, diare, insomnia SSRI Gangguan Efektif Risiko efek (Nefazodone, kecemasan samping yang Venlafaxine, sosial bervariasi Bupropion) iii. Antihypertensive Agent Obat Indikasi Keuntungan Kerugian Beta Blocker Kecemasan Efektif Tidak efektif (Propranolol, antisipasi mengurangi untuk Atenolol) (stage fright) gejala fisik komponen kecemasan psikologis kecemasan, penggunaan terbatas c. Obsessive-Compulsive Disorder i. Antidepressant Antidepresan Indikasi Keuntungan Kerugian SSRI OCD Efektif, risiko Dosis mungkin (Fluoxetine, efek samping lebih tinggi Paroxetine, lebih rendah daripada untuk Sertraline, depresi Fluvoxamine) Tricyclic OCD Efektif, lebih Risiko efek (Clomipramine) selektif untuk samping yang serotonin parah d. Body Dysmorphic Disorder Antidepresan Indikasi Keuntungan Kerugian Clomipramine Gangguan Efektif Risiko efek dismorfik tubuh mengurangi samping yang gejala parah Fluoxetine Gangguan Efektif, Risiko efek (Prozac) dismorfik tubuh mengurangi samping seperti gejala mual, diare, insomnia e. Trichotillomania (Hair-Pulling Disorder) Obat Indikasi Keuntungan Kerugian Chlorpromazine, Trichotillomania Efektif dalam Risiko efek Amitriptyline, beberapa kasus samping yang Lithium parah Carbonate SSRI + Trichotillomania Efektif, Risiko efek Pimozide mengurangi samping yang gejala bervariasi Olanzapine Trichotillomania Efektif, aman Risiko efek samping seperti peningkatan berat badan, sedasi TERAPI MODALITAS 1. Individual Psychotherapy a. Pengurangan Kecemasan: Salah satu manfaat utama psikoterapi adalah kemampuannya untuk mengurangi tingkat kecemasan secara signifikan. Dengan adanya ruang yang aman untuk berbagi kesulitan, klien merasa lebih lega dan dipahami. b. Pemahaman yang Lebih Dalam: Psikoterapi, terutama yang berorientasi pada wawasan, membantu klien menggali akar permasalahan kecemasan mereka. Melalui proses ini, klien dapat memahami secara lebih mendalam makna di balik kecemasan, simbolisme yang terkait, dan dorongan yang terpendam. c. Dukungan Berkelanjutan: Hubungan yang terjalin antara klien dan terapis sangat penting. Dukungan yang konsisten dan empati dari terapis dapat memberikan kekuatan bagi klien untuk mengatasi gejala-gejala yang melumpuhkan. d. Peningkatan Fungsi: Dengan bantuan terapis, klien dapat belajar cara mengelola kecemasan dan meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan. Klien menjadi lebih mampu berfungsi dalam berbagai situasi tanpa terhambat oleh kecemasan. e. Penjelasan Logis dan Rasional: Terapis dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami tentang kecemasan, sehingga klien memiliki pemahaman yang lebih rasional tentang kondisi mereka. f. Psikoedukasi: Selain penjelasan, terapis juga dapat memberikan informasi edukatif tentang kecemasan, yang membantu klien memahami lebih lanjut tentang kondisi mereka dan cara menghadapinya. 2. Cognitive Therapy Kecemasan timbul ketika individu menilai suatu peristiwa sebagai berbahaya dan merasa tidak mampu menghadapinya. Penilaian kognitif yang negatif dapat berkontribusi pada kecemasan dan gangguan terkait. Terapi kognitif bertujuan membantu individu mengurangi respons kecemasan melalui distorsi kognitif. a. Terapi kognitif i. Terapi kognitif bersifat singkat dan terbatas waktu. ii. Fokus pada hubungan terapeutik yang baik dan terbuka. iii. Terapis menggunakan pertanyaan untuk mendorong klien memperbaiki pemikiran yang menghasilkan kecemasan. iv. Klien diajarkan untuk mengenali, memeriksa, dan mengganti pemikiran yang terdistorsi. v. Terapi kognitif bersifat terstruktur dan teratur. vi. Fokus pada pemecahan masalah saat ini. b. Dasar-dasar terapi kognitif i. Berdasarkan pendidikan dan pembelajaran. ii. Anggapan bahwa kecemasan dipelajari melalui cara yang tidak tepat. iii. Melalui latihan, individu dapat belajar cara yang lebih efektif untuk merespons pengalaman hidup. iv. Tugas rumah merupakan fitur utama terapi kognitif untuk menguji efektivitas strategi dan teknik tertentu. 3. Behavior Therapy Terapi modifikasi perilaku telah digunakan untuk mengobati trichotillomania. Berbagai teknik telah dicoba, termasuk desensitisasi rahasia dan terapi pembalikan kebiasaan (HRT). Teknik-teknik ini dapat mencakup sistem penguatan positif dan negatif untuk mengubah perilaku mencabut rambut. Dengan HRT, dalam upaya memadamkan perilaku yang tidak diinginkan, individu belajar menjadi lebih sadar tentang mencabut rambut, mengidentifikasi waktu terjadinya, dan mengganti strategi penangan yang lebih adaptif. ➔ Bentuk terapi perilaku lainnya termasuk systematic desensitization dan implosion therapy (flooding). Biasanya digunakan untuk mengobati klien dengan gangguan fobia dan untuk mengubah perilaku stereotip klien dengan OCD. Terapi ini juga telah terbukti efektif dalam berbagai situasi pemicu kecemasan lainnya. ◆ Systematic Desensitization Desensitisasi sistematis adalah suatu teknik terapi yang secara bertahap mengekspos klien terhadap stimulus fobik, baik dalam situasi nyata maupun imajinasi. Konsep ini diperkenalkan oleh Joseph Wolpe pada tahun 1958 dan didasarkan pada prinsip-prinsip pengkondisian perilaku. Penekanan diberikan pada inhibisi timbal balik atau kontra-pengkondisian. Inhibisi timbal balik dijelaskan sebagai pembatasan kecemasan sebelum upaya mengurangi perilaku penghindaran. Alasan di balik konsep ini adalah karena relaksasi bersifat antagonis terhadap kecemasan, individu tidak dapat merasa cemas dan rileks pada saat yang sama. Desensitisasi sistematis dengan inhibisi timbal balik melibatkan dua elemen utama: 1. Pelatihan teknik relaksasi a. Relaksasi progresif, imajinasi mental, tegang dan rileks, dan meditasi. 2. Paparan progresif terhadap hierarki stimulus ketakutan dalam keadaan rileks Individu diajarkan teknik relaksasi yang paling efektif untuknya (misalnya, relaksasi progresif, imajinasi mental, tegang dan rileks, meditasi). Ketika individu telah menguasai teknik relaksasi, paparan terhadap stimulus fobik dimulai. Dia diminta untuk menyajikan susunan hierarki situasi yang berkaitan dengan stimulus fobik dalam urutan dari paling mengganggu hingga paling tidak mengganggu. Dalam keadaan relaksasi maksimal, klien mungkin diminta untuk membayangkan stimulus fobik. Paparan awal difokuskan pada konsep stimulus fobik yang menghasilkan jumlah ketakutan atau kecemasan paling sedikit. Dalam sesi-sesi berikutnya, individu secara bertahap diekspos terhadap rangsangan yang lebih menakutkan. Sesi dapat dilakukan dalam fantasi, dalam situasi kehidupan nyata (in vivo), atau kadang-kadang dalam kombinasi keduanya. ◆ Implosion Therapy (Flooding) Terapi implosi atau flooding adalah suatu proses terapeutik di mana klien harus membayangkan situasi atau berpartisipasi dalam situasi kehidupan nyata yang menurutnya sangat menakutkan untuk jangka waktu yang lama. Pelatihan relaksasi bukan bagian dari teknik ini. Waktu yang cukup harus disediakan untuk sesi-sesi ini karena periode singkat dapat tidak efektif atau bahkan berbahaya. Sesi diakhiri ketika klien merespons dengan kecemasan yang jauh lebih rendah daripada pada awal sesi. Dalam terapi implosif, terapis “membanjiri” klien dengan informasi tentang situasi yang memicu kecemasan padanya. Terapis menggambarkan situasi yang menimbulkan kecemasan secara detail dan dipandu oleh respons klien; semakin banyak kecemasan yang ditimbulkan, semakin cepat upaya terapeutik. Tema yang sama dilanjutkan selama masih menimbulkan kecemasan. Terapi dilanjutkan hingga topik tidak lagi menimbulkan kecemasan yang tidak tepat pada klien. Sadock dan Sadock (2007) menyatakan, banyak pasien menolak terapi banjir karena ketidaknyamanan psikologis yang terlibat. Hal ini juga dikontraindikasikan ketika kecemasan yang intens akan berbahaya bagi pasien (misalnya, mereka yang memiliki penyakit jantung atau adaptasi psikologis yang rapuh). Teknik ini paling berhasil dengan fobia spesifik. CONTOH-CONTOH KASUS KISI-KISI: → Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Kategori: Psikologis Subkategori: Integritas Ego D.0080 Ansietas D.0081 Berduka D.0083 Gangguan Citra Tubuh D.0084 Gangguan Identitas Diri D.0087 Harga Diri Rendah Situasional D.0088 Keputusasaan D.0089 Kesiapan Peningkatan Konsep Diri D.0092 Ketidakberdayaan D.0094 Koping Defensif D.0096 Koping Tidak Efektif D.0098 Penyangkalan Tidak Efektif Kategori: Relasional Subkategori: Interaksi Sosial D.0125 Penampilan Peran Tidak Efektif Sumber lain: - SIKI - SLKI Definisi Data Luaran Intervensi Ansietas [D. 0080] DS Mayor Reduksi Ansietas [I.09314] Ansietas merupakan Merasa bingung Kriteria hasil untuk Reduksi ansietas adalah intervensi yang dilakukan diagnosis keperawatan Merasa khawatir membuktikan bahwa tingkat oleh perawat untuk meminimalkan kondisi individu yang didefinisikan dengan akibat dari ansietas menurun adalah: dan pengalaman subyektif terhadap objek yang sebagai kondisi emosi kondisi yang dihadapi 1. Verbalisasi tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya dan pengalaman Sulit berkonsentrasi kebingungan menurun yang memungkinkan individu melakukan tindakan subjektif individu DS Minor 2. Verbalisasi khawatir untuk menghadapi ancaman. terhadap objek yang Mengeluh pusing akibat kondisi yang Observasi tidak jelas dan Anoreksia dihadapi menurun Identifikasi saat tingkat ansietas berubah spesifik akibat Palpitasi 3. Perilaku gelisah (mis: kondisi, waktu, stresor) antisipasi bahaya yang Merasa tidak berdaya menurun Identifikasi kemampuan mengambil memungkinkan DO Mayor 4. Perilaku tegang keputusan individu melakukan Tampak gelisah menurun Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan Tindakan untuk Tampak tegang 5. Konsentrasi membaik nonverbal) menghadapi ancaman. Sulit tidur 6. Pola tidur membaik Terapeutik DO Minor Ciptakan suasana terapeutik untuk Frekuensi napas menumbuhkan kepercayaan meningkat Temani pasien untuk mengurangi Frekuensi nadi kecemasan, jika memungkinkan meningkat Pahami situasi yang membuat ansietas Diaforesis Dengarkan dengan penuh perhatian Tremor Gunakan pendekatan yang tenang dan Muka pucat meyakinkan Suara bergetar Tempatkan barang pribadi yang Kontak mata buruk memberikan kenyamanan Sering berkemih Motivasi mengidentifikasi situasi yang Berorientasi pada masa memicu kecemasan lalu Diskusikan perencanaan realistis tentang Definisi Data Luaran Intervensi peristiwa yang akan datang Edukasi Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika perlu Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat Latih Teknik relaksasi Kolaborasi Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu Terapi Relaksasi [I.09326] Terapi relaksasi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan. Observasi Identifikasi penurunan tingkat energi, Definisi Data Luaran Intervensi ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah Latihan Monitor respons terhadap terapi relaksasi Terapeutik Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi Gunakan pakaian longgar Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau Tindakan medis lain, jika sesuai Edukasi Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis: musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi Definisi Data Luaran Intervensi yang dipilih Anjurkan mengambil posisi nyaman Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi Anjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilih Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi (mis: napas dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing) Berduka [D. 0081] DS: 1. Verbalisasi menerima Dukungan Proses Berduka [I.09274] Berduka merupakan Merasa sedih kehilangan meningkat Dukungan proses berduka adalah intervensi yang diagnosis keperawatan Merasa bersalah atau 2. Verbalisasi harapan dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi yang didefinisikan menyalahkan orang meningkat menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan sebagai respon lain 3. Verbalisasi perasaan yang bermakna. psikososial yang Tidak menerima sedih menurun Observasi ditunjukkan oleh klien kehilangan 4. Verbalisasi perasaan Identifikasi kehilangan yang dihadapi akibat kehilangan Merasa tidak ada bersalah atau Identifikasi proses berduka yang dialami (orang, objek, fungsi, harapan menyalahkan orang Identifikasi sifat keterikatan pada benda status, bagian tubuh, DO: lain menurun atau hubungan). Menangis 5. Menangis menurun yang hilang atau orang yang meninggal Pola tidur berubah 6. Pola tidur membaik Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan Tidak mampu 7. Konsentrasi membaik Terapeutik berkonsentrasi Tunjukan sikap menerima dan empati Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai Definisi Data Luaran Intervensi dengan budaya, agama, dan norma sosial Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis: membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain) Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan Edukasi Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap Dukungan Emosional [I.09256] Dukungan emosional adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres. Observasi Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien Identifikasi hal yang telah memicu emosi Definisi Data Luaran Intervensi Terapeutik Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis: merangkul, menepuk-nepuk) Tetap Bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah Edukasi Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis: ansietas, marah, sedih) Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respons yang biasa digunakan Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat Kolaborasi Rujuk untuk konseling, jika perlu Definisi Data Luaran Intervensi GCT [D.0083] DS: Kriteria hasil untuk Promosi Citra Tubuh [I.09305] Gangguan citra tubuh Mengungkapkan membuktikan bahwa citra Promosi citra tubuh adalah intervensi yang merupakan diagnosis kecacatan/kehilangan tubuh meningkat adalah: dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan keperawatan yang bagian tubuh perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik pasien. didefinisikan sebagai DO: 1. Melihat bagian tubuh Observasi Kehilangan bagian Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan perubahan persepsi membaik tubuh tahap perkembangan tentang penampilan, Fungsi/struktur tubuh 2. Menyentuh bagian tubuh membaik Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, struktur, dan fungsi berubah/hilang 3. Verbalisasi kecacatan dan umur terkait citra tubuh fisik individu. bagian tubuh Identifikasi perubahan citra tubuh yang Penyebab (etiologi) untuk masalah membaik mengakibatkan isolasi sosial gangguan citra 4. Verbalisasi kehilangan Monitor frekuensi pernyataan kritik tubuh adalah: bagian tubuh terhadap diri sendiri membaik Monitor apakah pasien bisa melihat bagian 1. Perubahan tubuh yang berubah struktur/bentuk tubuh (mis: Terapeutik amputasi, Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya trauma, luka Diskusikan perbedaan penampilan fisik bakar, terhadap harga diri obesitas, Diskusikan perubahan akibat pubertas, jerawat) kehamilan, dan penuaan 2. Perubahan Diskusikan kondisi stress yang fungsi tubuh (mis: proses mempengaruhi citra tubuh (mis: luka, penyakit, penyakit, pembedahan) kehamilan, Diskusikan cara mengembangkan harapan kelumpuhan) citra tubuh secara realistis Definisi Data Luaran Intervensi 3. Perubahan Diskusikan persepsi pasien dan keluarga fungsi kognitif tentang perubahan citra tubuh 4. Ketidaksesuaia Edukasi n budaya, Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan keyakinan, atau sistem perubahan citra tubuh nilai Anjurkan mengungkapkan gambaran diri 5. Transisi sendiri terhadap citra tubuh perkembangan Anjurkan menggunakan alat bantu (mis: 6. Gangguan pakaian, wig, kosmetik) psikososial Anjurkan mengikuti kelompok pendukung 7. Efek (mis: kelompok sebaya) Tindakan/ pengobatan Latih fungsi tubuh yang dimiliki (mis: Latih peningkatan penampilan diri (mis: pembedahan, berdandan) kemoterapi, Latih pengungkapan kemampuan diri radiasi radiasi) kepada orang lain maupun kelompok Gangguan Identitas DS: Kriteria hasil untuk Orientasi Realita (I.09297) Diri [D.0084] Persepsi terhadap diri membuktikan bahwa identitas Orientasi realita adalah intervensi yang dilakukan berubah diri membaik adalah: oleh perawat untuk meningkatkan kesadaran Ketidakmampuan Bingung dengan Persepsi terhadap diri terhadap identitas diri, waktu, dan lingkungan. mempertahankan nilai-nilai budaya, membaik Observasi keutuhan persepsi tujuan hidup, jenis Kebingungan dengan Monitor perubahan orientasi terhadap identitas diri. kelamin, dan/atau nilai-nilai budaya Monitor perubahan kognitif dan perilaku nilai-nilai ideal menurun Terapeutik Etiologi: Perasaan yang Kebingungan dengan Perkenalkan nama saat memulai interaksi - Gangguan fluktuatif terhadap diri tujuan hidup menurun Orientasikan orang, tempat, dan waktu Definisi Data Luaran Intervensi peran sosial DO: Kebingungan dengan Hadirkan realita (mis: beri penjelasan - Tidak Perilaku tidak jenis kelamin alternatif, hindari perdebatan) terpenuhinya konsisten menurun Sediakan lingkungan dan rutinitas secara tugas Hubungan yang tidak Kebingungan dengan konsisten perkembangan efektif nilai-nilai ideal Atur stimulus sensorik dan lingkungan - Gangguan Strategi koping tidak menurun (mis: kunjungan, pemandangan, suara, neurologis efektif Perasaan fluktuatif pencahayaan, bau, dan sentuhan) - Ketidakadekua Penampilan peran tidak terhadap diri menurun Gunakan simbol dalam mengorientasikan tan stimulasi efektif Perilaku konsisten lingkungan (mis: tanda, gambar, warna) sensori meningkat Libatkan dalam terapi kelompok orientasi Hubungan yang Berikan waktu istirahat dan tidur yang efektif meningkat cukup, sesuai kebutuhan Strategi koping efektif Fasilitasi akses informasi (mis: televisi, meningkat surat kabad, radio), jika perlu Penampilan peran Edukasi efektif meningkat Anjurkan perawatan diri secara mandiri Anjurkan penggunaan alat bantu (mis: kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu) Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi lansia Promosi Kesadaran Diri (I.09311) Promosi kesadaran diri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan perilaku. Observasi Identifikasi keadaan emosional saat ini Identifikasi respons yang ditunjukkan Definisi Data Luaran Intervensi berbagai situasi Terapeutik Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri Diskusikan tentang pikiran, perilaku, atau respons terhadap kondisi Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar Edukasi Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis: marah atau depresi) Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Anjurkan mengevaluasi Kembali persepsi negatif tentang diri Definisi Data Luaran Intervensi Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya Ajarkan cara membuat prioritas hidup Latih kemampuan positif diri yang dimiliki Promosi Koping (I.09312) Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stressor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada. Observasi Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan Identifikasi kemampuan yang dimiliki Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan Identifikasi pemahaman proses penyakit Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan Identifikasi metode penyelesaian masalah Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial Terapeutik Diskusikan perubahan peran yang dialami Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri Diskusikan untuk mengklarifikasi Definisi Data Luaran Intervensi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia Damping saat berduka (mis: penyakit kronis, kecacatan) Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam Edukasi Anjurkan menjalin hubungan yang Definisi Data Luaran Intervensi memiliki kepentingan dan tujuan sama Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi Anjurkan keluarga terlibat Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif Latih penggunaan Teknik relaksasi Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan Melatih mengembangkan penilaian obyektif Promosi Koping [I.09312] Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stressor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada. Observasi Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri Definisi Data Luaran Intervensi Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah Terapeutik Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis: luka, penyakit, pembedahan) Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh Edukasi Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh Anjurkan mengungkapkan gambaran diri sendiri terhadap citra tubuh Anjurkan menggunakan alat bantu (mis: pakaian, wig, kosmetik) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis: kelompok sebaya) Latih fungsi tubuh yang dimiliki Latih peningkatan penampilan diri (mis: