Teknologi Atap Solar PVROOF Kementerian PUPR PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

2019

Tedi Achmad Bahtiar, Arief Sabaruddin, Yusniewati, Arif Setiawan, Yulia Rahmawati, M. Ridlo Haqiqi, Rani Widyahantari, Amalia Nurjannah, Ramdan Hidayat,Rangga Syaputra

Tags

solar panel technology rooftop solar systems renewable energy building technology

Summary

This document provides technical guidance on PVROOF solar panel technology, a roofing system that integrates solar energy generation. The document details of the technology, components specifications, and construction details. It also covers operations and maintenance aspects of the PVROOF system.

Full Transcript

TEKNOLOGI TEKNOLOGI ATAP SOLAR ATAP SOLAR PVROOF PVROOF Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Perm...

TEKNOLOGI TEKNOLOGI ATAP SOLAR ATAP SOLAR PVROOF PVROOF Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Penyusun : Tedi Achmad Bahtiar, Arief Sabaruddin, Yusniewati, Arif Setiawan, Yulia Rahmawati, M. Ridlo Haqiqi,Rani Widyahantari, Amalia Nurjannah, Ramdan Hidayat,Rangga Syaputra Penata Isi : Fitrijani Anggraini, Ayu Kusuma Wardhani Desainer Sampul : Rani Widyahantari Diterbitkan oleh: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung Telp. (022)7798393 E-mail : [email protected] Website : http://litbang.pu.go.id/puskim/ @puskimpupr @puskimpupr ii KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas tersusunnya buku Pedoman Teknis Penyediaan Teknologi PVROOF, yang merupakan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Seiring dengan perkembangan teknologi, konsumsi penggunaan listrik terus meningkat, namun hal tersebut tidak sebanding dengan kemampuan PLN dalam menyediakan listrik. Sektor bangunan menyumbang sebesar 40% dari total konsumsi energi. Di sisi lain, intensitas sinar matahari di Indonesia mampu untuk menghasilkan energi listrik dengan daya 4,8 KWh/m2. Pada Tahun 2017, pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 22 Tahun 2017 tentang “Rencana Umum Energi Nasional” yang menyatakan adanya kewajiban memasang sel surya minimum 25% dari luas atap bangunan, komplek perumahan, dan apartemen, serta 30% dari atap bangunan milik pemerintah. Teknologi solar panel PVROOF ini merupakan salah satu jawaban dari permasalahan tersebut. Solar Panel PVROOF menggabungkan atap konvensional dan rooftop solar yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai atap sekaligus pembangkit listrik tenaga surya. Teknologi ini tidak membutuhkan lokasi yang luas. Terbuat dari modul surya WIKA PV 200 WP dengan effisiensi > 16%. Penggunaan 24 unit modul surya 200 WP mampu menghasilkan listrik sebesar 12 kWh/hari dengan asumsi puncak panas selama 3 jam. Teknologi PVROOF lebih murah dibandingkan dengan teknologi sejenis lainnya dan dapat mengurangi biaya pembangunan atap konvensional. Harapannya, buku pedoman ini dapat digunakan sebagai pegangan untuk para produsen perumahan yang berminat untuk menerapkan, selain itu juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian dan pengembangan lainnya dalam menggali teknologi yang lebih unggul. Bandung, Oktober 2019 Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Ir. Dian Irawati, M.T. iii PENGANTAR Konsumsi listrik Indonesia setiap tahun dapat dilakukan dengan menggunakan modul mengalami peningkatan sejalan dengan sel surya. peningkatan pertumbuhan ekonomi dan Sel surya dapat beroperasi tidak hanya pembangunan nasional. Menurut Rencana di wilayah tropis, namun hampir seluruh Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) belahan bumi yang tersinari matahari. Potensi tahun 2010 – 2019 menyebutkan, kebutuhan yang dimiliki Indonesia dalam pengembangan tenaga listrik diperkirakan mencapai 55.000 energi surya cukup baik, dimana wilayah MW. Dari total kebutuhan tersebut, hanya Indonesia memiliki intensitas cahaya matahari 32.000 MW atau sekitar 57% dari total rata – rata 4,8 kWh/m2 karna letaknya yang kebutuhan yang akan dibangun oleh berada di garis katulistiwa. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Kompas.com, Penggunaan panel surya sebagai solusi 2011). alternatif dalam mengatasi kebutuhan listrik Dalam mengatasi isu ketidak memiliki potensi tinggi untuk dapat seimbangan kebutuhan dan ketersediaan diaplikasikan utamanya pada sektor bangunan energi listrik, pemanfaatan potensi sumber di Indonesia. Bangunan menghabiskan sekitar daya alam dalam menjadi opsi untuk 40% energi dan daya dunia, maka program memenuhi kebutuhan listrik. Salah satu potensi penghematan energi listrik pada bangunan alam yang dapat dimanfaatkan di wilayah tropis sangat diperlukan. Salah satu upaya yang dapat adalah sumber energi matahari. Pemanfaatan dilakukan untuk mendukung program tersebut sumber energi surya menjadi energi listrik yakni dengan mengaplikasikan panel surya pada bangunan. iv Meski memiliki potensi energi surya cukup besar, penggunaan panel surya di bangunan belum maksimal. Salah satu hal yang menyebabkan penggunaan panel surya belum maksimal adalah kebutuhan lahan untuk penempatan panel yang cukup besar. Konfigurasi penemapatan panel yang membutuhkan pencahayaan matahari lansung merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan panel surya. Konfigurasi penempatan panel ini dapat dengan memanfaatkan lahan untuk peletakan panel atau menjadikan panel sebagai rooftop. Konfigurasi panel dengan memanfaatkan lahan untuk peletakan panel tidak cukup fleksibel di daerah perkotaan atau bangunan yang memiliki area lahan terbatas. Sedangkan penggunaan panel sebagai rooftop tidak cukup efisien dalam anggaran dana yakni dana dialokasikan sebagai atap bangunan dan juga dialokasikan untuk rooftop. Sebagai salah satu agen penelitian dan pengembangan khususnya di bidang infrastrukrur, Puslitbang Perumahan dan Pennukiman mencoba memberikan solusi altematif teknologi melalui inovasi teknologi yang diberi nama PVROOF. PVROOF merupakan teknologi atap solar cell yang memiliki fungsi ganda sebagai penutup atap dan sebagai penghasil listrik. Dengan adanya teknologi PVROOF harapannya dapat menyelesaikan permasalahan keterbatasan lahan dan efisiensi anggaran dalam mengaplikasikan panel surya pada bangunan. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penerbitan buku ini. Saya mengharapkan buku ini dapat menjadi salah satu referensi/ pedoman bagi pihak pihak calon pengguna atau yang ingin memproduksi PVROOF maupun sumber inspirasi bagi para peneliti dan akademisi yang ingin mengembangkan teknologi ini. Jakarta,Oktober 2019 Kepala Puslitbang Perumahan dan Permukiman Periode 2015-2019 Prof.Dr.Ir.Arief Sabaruddin, CES. v DAFTAR ISI Kata Pengantar............................................................................ iii Pengantar.................................................................................... iv Daftar Isi...................................................................................... vi Deskripsi Teknologi PVROOF.................................................... 1 Spesifikasi Teknis PVROOF....................................................... 3 Spesifikasi Komponen Pendukung PVROOF............................ 12 1. Spesifikasi Modul Surya..................................................... 13 2. Spesifikasi On-grid Inverter (Solar Inverter)...................... 14 3. Spesifikasi Kabel Daya (Power Cable), Pentanahan (Grounding) Pengkabelan, Pentanahan, dan Manajemen Pengkabelan...................................................................... 15 4. Panel Distribusi (Distrubution Panel)................................. 16 5. Spesifikasi Penyangga PV Array (PV Array Support).......... 16 6. Spesifikasi Penangkal Petir................................................ 17 Tata cara Produksi, Perencanaan, Konstruksi, dan Operasi Pemeliharaan PVROOF.......................................................... 22 1. Tata Cara Produksi Teknologi Atap Solar PVROOF............ 23 2. Tata Cara Perencanaan Teknologi Atap Solar PVROOF..... 24 3. Tata Cara Konstruksi Teknologi Atap Solar PVROOF.......... 25 4. Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Teknologi Atap Solar PVROOF............................................................................. 28 Hasil Pengujian Laboratorium PVROOF..................................... 29 Penerapan Teknologi Atap Solar PVROOF................................. 31 vi DESKRIPSI TEKNOLOGI PVROOF Teknologi atap solar cell PVROOF merupakan penggabungan fungsi atap konvensional dan penghasil listrik. PVROOF secara umum terbagi menjadi dua komponen utama yaitu komponen mekanika berupa panel dan frame serta komponen sistem. Pembaruan dari teknologi atap solar cell PVROOF adalah frame dan joint. PVROOF solar panel ditransformasikan menjadi atap dengan dilengkapi profil frame yang mendukung kerja sebagai atap. Pembuatan sistem PVROOF meliputi integrasi modul surya dengan beberapa perangkat instrumentasi sebagai komponen pendukung untuk dapat dipakai oleh perangkat elektronik di dalam bangunan. Teknologi ini telah diterapkan pada beberapa lokasi. Salah satu lokasi penerapan teknologi PVROOF adalah Kantor Kementerian PUPR yang berada di Jalan Pattimura, Jakarta Selatan.Teknologi PVROOF memiliki beberapa keunggulan antara lain sebagai berikut: Memiliki fungsi ganda 1 PVROOF memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga surya dan ditransformasikan menjadi atap yang dilengkapi profil frame yang mendukung kerja sebagai atap. Lebih hemat biaya 2 PVROOF lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan fungsi sejenis seperti tesla solar roof dan pembangkit listrik tenaga surya yang modulnya diletakkan di rooftop atau pun di lahan. PVROOF memerlukan anggaran Rp 1.900.000/m 2. Namun jika dikaji dengan menggunakan teori life cycle analysis, penggunaan PVROOF sebagai atap dan sebagai pembangkit listrik tenaga surya memiliki payback period sekitar 11,5 tahun (hal tersebut dengan asumsi perbandingan harga jual dan beli listrik yaitu 1:1). Merujuk pada hasil peformansi sistem elektrik di sub-bab sebelumnya, PVROOF dapat menghasilkan 12,3 kWh/m 2. Dengan harga 1 kWh yaitu Rp 1.112 maka per m 2 dapat menghasilkan listrik seharga Rp 13.728. 2 SPESIFIKASI TEKNIS PVROOF secara umum terbagi menjadi dua komponen utama yaitu komponen mekanika berupa panel dan frame serta komponen sistem konstruksi. Pembaruan dari teknologi atap solar cell PVROOF adalah frame dan joint. Detail bentuk dan dimensi dari komponen dari panel dan frame PVROOF adalah sebagai berikut: Profil Frame A sebagaiframe depan atau belakang panel Profil Frame B sebagai frame depan atau belakang panel 4 Profil Profil Profil Frame Frame Framesamping samping samping kanan kanan kanan dan dan dan kiri kiri kiri panel panel panel Profil Profil Profil balok balok balok CC sebagai sebagai sebagai dudukan dudukan dudukan memanjang memanjang memanjang penutup penutup penutup atap atapatap panel panel panel surya surya surya 5 Profil Listplank sebagaipenutup atap panel surya Profil penutup D sebagaisambungan panel dengan balok dudukan atap panel surya 6 Profil balok E rangka atap sebagai dudukan belakang panel surya Profil bubungan F sambungan panel pada puncak penutup atap panel surya 7 Profil Penahan Bocor Profil penahan bocor G pada pertemuan frame A dan B Profil penahan bocor H pada pertemuan antara frame samping dengan balok dudukan atap panel surya Profil penahan bocor I pada pertemuan antara frame B dengan profil bubungan F 8 Sistem sambungan antara profil frame A dan B dengan menggunakan profil penahan bocor G Sistem sambungan antara profil balok sebagai dudukan memanjang penutup atap panel surya dan profil frame samping dengan menggunakan penahan bocor H 9 Sistem sambungan pertemuan antara frame B dengan profil balok atas rangka atap dengan menggunakan penahan bocor I Sistem sambungan profil lisplank dan Profil balok C 10 a. Frame PVROOF terbuat dari bahan alumunium atau sejenis (yang mempunyai sifat hantar listrik dan kekuatan yang sama atau lebih baik) b. Penggantian bahan profil PVROOF dimungkinkan untuk membuat harga semakin kompetitif dan embodied energi yang lebih baik, c. Profil balok C, Edan komponen sistem kontruksi lainnya bisa terbuat dari alumunium, baja, baja riangan dan bahan-bahan lainnya dengan syarat mampu memikul beban panel atap PVROOF dan beban-beban lainnya, d. Dimensi profil balok C, E dan komponen sistem kontruksi lainnya bagian yang terhubung dengan profil yang lain harus presisi sementara dimensi profil yang merupakan aspek penguat/penyangga dapat disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan dari sistem PVROOF e. Karet silen yang digunakan harus tahan menghadapi segala jenis cuaca selama minimal 10 tahun tanpa menimbulkan rembesan dan kebocoran, f. Silen dapat menggunakan jenis lain selain karet selama mempunyai kemapuan baik sifat- sifat kimia, fisis dan durabiliti yang sama atau lebih baik g. Pembuatan Dies untuk frame harus dipastikan sesuai dengan gambar dan mempunyai tingat presisi yang tinggi dan tidak mengalami perubahan dalam produksi framenya 11 SPESIFIKASI KOMPONEN PENDUKUNG SPESIFIKASI MODUL SURYA a. Modul surya yang digunakan pada PVROOF bisa Polycrystalline, Monocrystalline dan thin film. b. Dimensi modul surya tergantung pabrikannya c. Memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SNI 04-3805.2-1995 d. Efisiensi modul surya minimum 15%. e. Rangkaian modul surya mempunyai kapasitas total sesuai dengan daftar kuantitas harga. Jumlah modul surya menyesuaikan dengan desain kapasitas output per unit modul surya yang dipakai. f. Koneksi antar modul surya menggunakan koneksi plug-in socket, tidak boleh ada perpindahan junction box pada permukaan pemasangan yang mengganggu karakteristik pengisolasian pada beban tarik 40 N. g. Keluaran array modul harus melalui Combiner Box sebelum masuk ke Inverter. h. Melampirkan salinan sertifikat lolos hasil uji korosi (Salt Spray Test)yang diterbitkan oleh PT. PLN (PESERO) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN i. Melampirkan salinan tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 40% yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. j. Label data kinerja (performance) modul harus ditempelkan pada bagian belakang modul surya. k. Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001 dari Produsen. l. Melampirkan garansi tertulis dari Produsen tentang jaminan minimal 20 tahun, untuk degradasi output maksimal 1% pertahun dan maksimal 20% pada akhir usia teknis. m. Lulus uji pembebanan mekanik: Modul dapat menahan beban statis minimum tiga siklus beban merata pada 2400 Pa selama 1 jam untuk permukaan depan dan belakang modul surya. n. Lulus uji tumbukan bola es: Bola es dengan diameter 25 mm ditembakkan dengan kecepatan 23 m/detik diarahkan pada 11 tempat yang berbeda. o. Lulus uji insulasi: Modul tersebut cukup terisolasi dengan baik antara bagian aktif dan bagian yang mudah diakses p. Lulus uji paparan luar ruangan: Modul surya apakah mampu menahan paparan sinar matahari di luar ruangan: Arus kebocoran basah harus memenuhi persyaratan yang sama seperti pengukuran awal. 13 q. Lulus uji hotspot: Modul surya dapat menahan efek pemanasan hotspot, misal solder mencair atau memburuknya enkapsulasi r. Lulus uji kelembapan-pembekuan: modul dapat menahan efek temperatur dan kelembapan tinggi diikuti dengan temperatur di bawah nol. s. Lulus uji panas lembap: Modul dapat menahan efek jangka panjang penetrasi kelembapan t. Lulus uji arus bocor basah: isolasi modul di bawah kondisi operasi basah dan kelembapan dari hujan, kabut, embun atau salju cair tidak masuk ke bagian aktif sirkuit modul, yang dapat menyebabkan korosi, kegagalan pentanahan atau bahaya keamanan SPESIFIKASI ON-GRID INVERTER (SOLAR INVERTER): a. Daya output total : minimum daya output total disesuaikan dengan jumlah inverterpada Daftar Kuantitas dan Harga. b. Jumlah inverter :menyesuaikan dengan Daftar Kuantitas dan Harga c. Tegangan output : 3/N/PE; 230/400VAC, 50Hz, tiga fasa d. Gelombang output : sinus murni e. Efisiensi : ≥ 96 % f. Inverter bisa untuk on grid, off grid maupun hybrid tergantung sistem yang digunakan g. Sistem proteksi : over load, short circuits, over temperature, over/under voltage, reverse polarity h. Indikator (LCD display): inverter voltage & current, inverter frequency, load current & load voltage i. Inverter harus dapat bekerja secara paralel (parallel operation/stacking) j. Dilengkapi dengan management control untuk mengatur energi yang masuk dan keluar dari inverter. k. Dilengkapi dengan fitur data logger dan communication/interface untuk komunikasi data dengan Remote Monitoring System. l. Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001 dari pabrikan. m. Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat berupa tes uji dari seri produk yang sama) yang dikeluarkan oleh Lembaga Uji Independen Internasional (bukan merupakan uji QA dari produsen). Hasil tes uji ini (Certificate of Compliance atau Certificate of Conformity) harus mengacu kepada standar uji Internasional IEC 61727: Photovoltaic (PV) Systems-Characteristics of the Utility Interface. 14 n. Indeks proteksi: IP65 o. Garansi produk: minimal 5 (lima) tahun (factory warranty terms wajib dilampirkan). SPESIFIKASI KABEL DAYA (POWER CABLE), PENTANAHAN (GROUNDING) PENGKABELAN, PENTANAHAN, DAN MANAJEMEN PENGKABELAN a. Kabel koneksi antar modul surya harus diletakan pada cable tray/trunk. Cable tray/trunk diletakkan di bawah PV array dan menempel (diklem dengan menggunakan material yang kuat dan tahan lama) pada penyangga PV array. b. Kabel daya dari combiner box ke inverter (menggunakan kabel NYFGbY/NYRGbY dengan diameter menyesuaikan besar arus (SPLN/SNI). c. Kabel daya dari PV Array ke inverter harus harus diletakan pada cable tray/trunk. d. Kabel power dari inverter ke panel distribusi, tipe NYY dengan diameter menyesuaikan arus pada inverter (SPLN/SNI). e. Setiap penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel dan konektor (bukan sambungan langsung) yang sesuai yang terisolasi dengan baik. f. Material instalasi dan pentanahan (grounding) peralatan harus disesuaikan dengan kapasitas pembangkit. g. Sistem pembumian dari penyangga PV array menggunakan penghantar tipe NYY yellow green 35 mm² (SPLN/SNI). Penampang harus tersambung baik secara elektris pada penyangga PV array (menggunakan sepatu kabel dan dibaut). h. Resistansi pembumian harus ≤ 5 ohm (SPLN). Untuk memperoleh resistansi yang terendah dapat digunakan beberapa batang (rod) pembumian yang disatukan. i. Inter koneksi dari masing-masing PV array dapat dikelompokkan dan ditempatkan pada combiner box dengan insulation class IP65. Ukuran combiner box disesuaikan sedemikian sehingga operator dapat dengan mudah/leluasa melakukan pengecekan saat pemeliharaan. Kotak kontrol interkoneksi listrik ini juga harus terbuat dari metal tahan karat dengan ketebalan minimal 2 mm atau bahan polimer (melampirkan gambar combiner box). j. Combiner box dilengkapi minimal dengan busbar, DC Fuse, DC circuit breaker, surge protector/surge trap. 15 PANEL DISTRIBUSI (DISTRIBUTION PANEL) Panel distribusi dilengkapi dengan saklar utama/pemisah, pembatas arus mini circuit breaker (MCB), earth leak circuit breaker (ELCB), saklar terminal, busbar. Rangka bagian depan, atas, bawah dan bagian belakang tertutup rapat, sehingga petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Panel distribusi dilengkapi dengan ventilasi pada bagian sisi, lubang ventilasi harus dilindungi, agar binatang atau benda-benda kecil serta air yang jatuh tidak mudah masuk kedalamnya. a. Kapasitas daya minimum : menyesuaikan dengan daya keluaran b. Jumlah feeder minimun : menyesuaikan dengan daya keluaran c. Tegangan sistem : 380-400 VAC, tiga fasa d. Monitoring : tegangan, arus, frekuensi & kWh Meter. e. Sistem Proteksi : dilengkapi dengan fuse dan circuit breaker, kapasitas menyesuaikan dengan arus. f. Panel distribusi dilengkapi dengan sebuah timer dan kontaktor yang berfungsi untuk dapat memutus aliran beban pada waktu yang ditentukan. g. Panel distribusi terbuat dari bahan metal yang tidak dapat terbakar, tahan lembap dan kokoh dengan ketebalan minimal 2 mm. h. Penempatan harus aman dan mudah dimonitor oleh operator. i. Melampirkan gambar teknik panel distribusi. j. Pada bagian depan panel distribusi dilengkapi lampu indikator. k. Pada bagian depan panel distribusi diberi stiker tanda bahaya terhadap sengatan listrik. SPESIFIKASI PENYANGGA PV ARRAY (PV ARRAY SUPPORT) a. Penyangga PV Array harus mampu mendukung berat modul surya terpasang, operator pemelihara, serta kuat menahan beban yang diakibatkan oleh terpaan angin. b. Penyangga modul surya harus terbuat dari aluminum yang kokoh dan kuat sesuai dengan desain sistem konstruksi PVROOF dari kementerian Pekerjaan Umum. c. Klem pengunci modul surya menggunakan sistem konstruksi PVROOF dengan bahan aluminium dengan tebal minimal 1.5 mm yang di pasang menggunakan roofing5 mm x 25 mm pada setiap jarak 200 mm. 16 d. Sudut kemiringan (tilt angle) mounting disesuaikan dengan kondisi masing-masing atap bangunan dengan range sudut berkisar 10° sampai 30° agar diperoleh energi dari penyinaran matahari secara maksimal dan menghindari tampungan air pada sistem atap tersebut. e. Modul surya yang disusun pada vertical support PVROOF yang berfungsi untuk menahan dan mengikat modul surya. f. PV Array harus tidak ada bayangan (shading) yang jatuh pada permukaan PV Array lainnya. g. Pada setiap array harus dipasang tanda bahaya terhadap sengatan listrik. h. Array harus tersusun rapi pada beberapa baris yang simetris. Jarak antar masing-masing array harus cukup dapat dilewati secara leluasa oleh personil pada saat pemeliharaan. i. Melampirkan gambar teknik (mekanik dan sipil) mounting system dan tiang penyangga modul. j. Melampirkan layout susunan PV Array. SPESIFIKASI PENANGKAL PETIR Spesifikasi untuk penangkal petir sebagai berikut: a. Menara (Tower): tree angle, guyed wire b. Passive system, connection slave. c. Pembumian penangkap petir harus tersambung secara baik dan dipisah dengan sistem pembumian PV array. d. Resistansi pembumian harus ≤5 ohm (SPLN). Untuk memperoleh resistansi yang terendah dapat digunakan beberapa batang (rod) pembumian yang disatukan. e. Terdapat sistem pentanahan. f. Dilengkapi dengan sistem monitoring data. g. Sistem monitoring data diletakkan di dalam box yang spesifikasi teknisnya sesuai dengan combiner box. h. Melampirkan gambar:  mekanik menara;  gambar elektrikal sistem penangkal petir;  gambar pondasi menara; i. Tinggi menara (tower)minimal 17 meter. 17 Tabel 1. Instrumentasi Teknologi PVROOF Item Spesifikasi Informasi Karakteristik Listrik dari Modul PV/ Modul Surya Polycristalline 80 Wp 100 Wp 200 Wp BAB 1 Dimensi [mm] 660 x 910 660 x 1125 995 x 1360  Tersertifikasi Kapasitas [Puncak 80 100 200 Tingkat Daya] Komponen Dalam Tegangan listrik 18.4 18.1 36.4 Negeri (TKDN) maks [Vmp]  B2TE Tegangan eksisting 4.7 6.1 6.2  SNI maks [Imp] 04-3805.2-1995 Berat [kg] - - 13.5 Berat/luas area - - 10 [kg/m2] Koefisien -0.406% /°C temperatur dari Pmax Koefisien -0.308% /°C temperatur dari Voc Koefisien +0.057% /°C temperaturdari Isc Jumlah bypass diode 2 Tegangan sistem 1000 Vdc maks Rentang suhu -40 to 85°C operasi Efisiensi >15% Monocrystalline 80 Wp 100 Wp 200 Wp Dimensi [mm] 770 x 670 1020 x 670 995 x 1360 Kapasitas [Puncak 80 100 200 Daya] Tegangan listrik 18.5 17.4 35.4 maks [Vmp] Tegangan eksisting 4.33 5.75 5.65 maks [Imp] Berat [kg] - - 13.5 Berat/luas area - - 10 [kg/m2] Koefisien -0.406% /°C temperaturdari Pmax Koefisien -0.308% /°C BAB 2 18 Item Spesifikasi Informasi Karakteristik Listrik dari Modul PV/ Modul Surya temperatur dari Voc Koefisien +0.057% /°C temperaturdari Isc Jumlah bypass diode 2 Tegangan 1000 Vdc sistem maks Rentang -40 to 85°C suhu operasi Efisiensi >15% Karakteristik Mekanik Modul PV Gaya minimal 102.577 [N/m2] Gaya maksimal 4.28685 e+007 2 [N/m ] BAB 3 Tegangan minimal 1.12154 e-009 Tegangan maksimal 0.0003029 Mechanical Characteristics of PV Module Support Volume 1 unit Dimensi [mm] UNP 10 (100 x 50 x 5) Gaya minimal 0.104646 [N/m2] BAB 4 Gaya maksimal 3.66813 e+008 [N/m2] Tegangan minimal 3.95023 e-012 Tegangan maksimal 0.00370098 Material bahan Aluminium pengunci Ketebalan bahan > 1.5 pengunci [mm] Instalasi Atap 5mm x 25 mm dipasang pada jarak 200 mm Array Junction Box Max PV Array Input Tergantung kebutuhan pelanggan String Max. PV Array 400 Voltage [VDC] BAB 5 Nilai eksisting untuk 10 A/15 A setiap string Jenis terminal PG21 keluaran Kabel konektor PG7 (4 mm PV cable) input tahan air Kabel konektor PG21 output tahan air 19 Item Spesifikasi Informasi Karakteristik Listrik dari Modul PV/ Modul Surya Temperatur -25~+60oC lingkungan sekitar Kelembapan 95% Suhu lingkungan -25~+60oC Sistem Perlindungan Beban berlebih, hubung singkat, suhu berlebih, tegangan berlebih/ kurang, polaritas balik, kontrol manajemen Indeks Perlindungan IP65 Fitur Data logger, komunikasi / antarmuka, sistem pemantauan jarak jauh Indikator Tegangan dan arus inverter, frekuensi inverter, arus beban, tegangan beban Jaminan > 5 tahun Distribution Panel AC Frekuensi [Hz] 50  SNI 04-0225-2000 Tegangan Sistem 220/230, 3 fase  SNI [VAC] 0225:2011/Amd Maks. Daya DC [W] Tergantung pada output generator minimum 1:2013 Panel Distribusi Logam, tahan terhadap kondisi lembap, Bahan kokoh, ketebalan minimal 2 [mm] Mini Circuit Breaker Ya (MCB) Earth Leak Circuit Ya Breaker (ELCB) Sakelar Terminal Ya Sistem Perlindungan Fuse, Circuit Breaker Fitur Pemantau tegangan, pemantau kondisi saat ini, pemantau frekuensi dan kWh meter, timer, kontaktor Array Wiring Kit Volume 1 set  SNI 04-0225-2000 Combiner box - NYY  SNI Jenis Kabel Inverter 0225:2011/Amd Inverter – Jenis NYY 1:2013 Kabel Panel  SNI 0225:2011 Distribusi  SPLN Kabel grounding NYY kuning hijau35 mm2 20 Item Spesifikasi Informasi Karakteristik Listrik dari Modul PV/ Modul Surya Grounding

Use Quizgecko on...
Browser
Browser