Pertemuan 4 Sikap - Psi Sosial
Document Details
Uploaded by InsightfulElf
Universitas Warmadewa
Tags
Summary
This document discusses the concept of attitudes in social psychology, providing definitions, components (cognitive, affective, and conative), and factors influencing attitude formation. It includes examples and elaborates on the different influential forces behind attitude development.
Full Transcript
**Sikap** - **Definisi Sikap** 1. Azwar, 2010 Sikap adalah **Reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu.** 2. Gerungan, 2004 Sikap adalah **berupa pandangan atau perasaan individu terhadap objek tertentu.**...
**Sikap** - **Definisi Sikap** 1. Azwar, 2010 Sikap adalah **Reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu.** 2. Gerungan, 2004 Sikap adalah **berupa pandangan atau perasaan individu terhadap objek tertentu.** 3. Sarlito, 2009 Sikap adalah **Proses penilaian yang dilakukan oleh seorang individu terhadap suatu objek.** Jadi sikap adalah **Suatu bentuk respon atau reaksi individu yang melibatkan proses penilaian, pandangan, dan perasaan terhadap suatu objek tertentu, yang kemudian dapat memunculkan perilaku atau tindakan tertentu.** Dapat disimpulkan juga bahwa sikap merupakan kombinasi dari reaksi emosional dan kognitif individu terhadap objek tertentu, yang mempengaruhi perilaku mereka. - **Komponen Sikap** 1. **Kognitif (informasi terkait objek)** **Pengetahuan, kepercayaan & pemahaman individu terhadap objek.** Contohnya: pengetahuan atau informasi tentang bu Suari galak dikelas 2. **Afektif** **Evaluasi emosional terhadap objek.** Jika sudah memasuki komponen afektif ini, kita sudah bisa merasakan (feel). Contohnya: "aku ga nyaman berada di sekitar bu Suari" 3. **Konatif/ perilaku** **Kecenderungan berperilaku terhadap objek.** Setelah kita punya informasi tentang seseorang, setelah bisa merasakan juga kehadiran orang lain tersebut, kita akan memunculkan sebuah perilaku terhadap suatu objek tersebut. Sehingga sesuai contoh diatas, dapat memunculkan perilaku, seperti bolos kelas karena bu Suari galak dan seseorang itu merasa tidak nyaman berada dikelas bu Suari. - **Tingkatan Sikap** Menerima adalah tingkatan sikap paling simple *(effortless)* kemudian semakin kebawah adalah tingkatan sikap yang semakin tinggi 1. **Menerima (receiving)** Individu mau & mempertahankan stimulus. Contohnya: memperhatikan, mau mendengarkan, mau menatap Kembali informasi tersebut atau menatap orang yang memberikan informasi tersebut (ada gesture menerima). 2. **Merespon (responding)** Merespon seperti Memberi jawaban, mengerjakan tugas yang diberikan, memberikan feedback terhadap apa yang diberikan oleh orang lain. 3. **Menghargai (valuing)** Valuing ini akan terjadi ketika individu tersebut Mengajak orang lain untuk mendiskusikan/mengerjakan stimulus. Menghargai (valuing) ini harus ada esensi mengajak orang lain. 4. **Bertanggung jawab (responsible)** Bertanggung jawab atas hal yang dipilih & konsekuensinya. Misalnya "contoh kamu kurang tepat nih" kita harus bisa menrima konsekuensinya dengan misalnya meralat atau memperbaiki contoh tadi yang kurang tepat. - **Faktor Pembentuk Sikap Menurut Para Ahli** **Faktor pembentuk sikap menurut Azwar, 2010** 1. Pengamalam pribadi - Berpengaruh terhadap penghayatan stimulus - Tidak memiliki pengalaman serupa = kemungkinan besar penilaian negative. Contohnya seperti tadi, misalnya kita tidak pernah bertemu sama sekali dengan orang ini dan kita tidak punya informasi spesifik tentang orang ini, tetapi entah kenapa kita merasa alert dan menjauh dari orang tersebut. Ini disebabkan karena manusia memiliki insting alami untuk melindungi diri apalagi jika kita memiliki pengalaman serupa yang kurang mengenakkan dengan orang baru/orang asing. Sehingga begitu bertemu dengan objek yang asing, penilaiannya akan cenderung negative. Kenapa kita tidak punya pengalaman serupa = kemungkinan besar memiliki penilaian negative? Sudah dijelaskan diatas tadi bahwa manusia memiliki insting alami untuk melindungi diri, begitu inividu bertemu stimulus yang tidak pernah dia temui sebelumnya, individu ini akan punya insting melindungi diri sehingga kecenderungan penilaiannya itu adalah negative. Membatasi diri (tidak menerima sepenuhnya ) atau sikap hati-hati itu Dalam alam bawah sadar kita itu karena adanya penilaian negative. 2. Pengaruh orang lain dianggap penting Misalnya: kita ikutin demo karena kating. Itu kan berarti kita menganggap bahwa omongan kating itu penting, takut dengan kating kalau tidak mengikuti omongan kating atau tidak inginberkonflik dengan kating kita atau bahkan ingin berafiliasi atau lebih dekat lagi dengan kating. 3. ![](media/image3.png)Pengaruh kebudayaan Biasanya kalau kita merantau akan terjadi perubahan-perubahan sikap selama merantau dibanding dengan dulu saat masih tinggal dirumah. Misalnya bukan asli bali tapi tinggal dibali beberapa tahun kemdiaan secara aktif bertemu dan bergaul dengan teman-teman yang berlogat bali kental itu akan mempengaruhi sikapnya dia (tiba-tiba bisa logat bali yang kental itu), mengikuti tradisi-tradisi di Bali. 4. Media massa Media masa itu dapat memberikan pesan sugesti. Maksudnya adalah Bagaimana pesan tersebut dapat mempengaruhi afektif kita terhadap suatu stimulus tertentu. Misalnya, di Media social ada demo Indonesia darurat sehingga orang-orang berdemo tanpa dia meneliti lebih lanjut apasih inti pesan yang disampaikan lewat Indonesia darurat ini. Tapi karena sosmednya mengelu-elukannya bahwa hal tersebut terkait politik dinasti, jadi orang menangkapnya hal tersebut terkait politik dinasti. 5. Lembaga Pendidikan & Lembaga agama Sebagai dasar pengertian konsep moral individu. Contoh ada dua orang bersaudara tapi satunya disekolahkan di sekolah yang berbeda. Satunya bersekolah di pesantren satunya bersekolah di sekolah biasa atau misalnya satunya sekolah di Denpasar, satunya sekolah di Tabanan. Dengan ini saja bisa membedakan sikap yang terbentuk dari individu 6. ![](media/image5.png)Pengaruh faktor emosional Jadi pembentuk faktor sikap itu bisa faktor emosi dan peran gender. Peran gender disini dimaksud bagaimana kita di lingkungan itu dinilai berdasarkan Perempuan dan laki-laki. Contohnya bagfaimana menyikapi demonstrasi, kalau dulu pada saat peran gender masih sangat kental, pelaku demonstrasi itu lebih banyak laki-laki karena disini ada peran gender "ngapain perempuan ikut-ikutan demo?". Kemudian emosi ini berarti kita sebagai Perempuan tidak dituntut atau diperbolehkan memperlihatkan emosi segamblang itu sehingga tidak perlu untuk ikutin demo. Jadi kebanyakan pelaku demonstrasi itu laki-laki karena dianggap lebih asertif dan lebih mampu untuk memperlihatkan sikapnya. Tapi karena sekarang lebih menyadari kesetaraan gender, hal ini tidak terlalu berlaku. Tapi akan berlaku jika kita mempunyai lingkungan yang cukup membeda-bedakan peran Perempuan dan laki-laki. **Faktor Pembentuk Sikap (Gerungan, 2004)** 1. Internal - **Memilih objek yang akan disikapi** Bagaimana kita bisa menyikapi sesuatu hal itu tergantung dengan bagaimana kita memilih objek yang akan disikapi. Contohnya kita tidak bisa mengontrol reaksi orang terhadap kita, tapi yang bisa kita control adalah reaksi kita terhadap orang lain (bisa menyikapi atau tidak) 2. Eksternal - **Interaksi kelompok.** Contoh diajak orang, rasa takut terhadap pihak yang berkepentingan, dll. - Komunikasi - **Proses Pembentukan Sikap** Sikap ini dipelajari lebih spesifik Dalam pendekatan behavioral (pendekatan perilaku). Proses pembentukan sikap bisa terjadi dari: 1. Pengkondisian klasik Dimana pembentukan stimulus diikuti stimulus lain. Kehadiran stimulus lain = isyarat kemunculan stimulus pertama. Ini akan dipelajari lebih lanjut di psikologi belajar pada penelitiannya Pavlov. 2. ![](media/image7.png)Pengkondisian Instrumental 3. Observasi Belajar melalui pengamatan dan belajar melalui contoh. Contoh anak cowok yang lagi berusaha pakai dasi dengan cara melihat ayahnya. Anak itu adalah mesin fotolopi terbaik dari orangtuanya. Jadi,perilaku anak bisa sama dengan orangtuanya karena dia mengamati dan mencontoh perilaku orangtuanya. 4. Perbandingan Sosial