Materi UAS IPE PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Tags
Summary
This document is study material for an interprofessional education (IPE) exam. It covers topics including communication in healthcare teams, managing conflict, and ethical considerations related to different healthcare professions. The material delves into the principles and elements of effective communication between healthcare professionals, focusing on how to maintain professional relationships and address potential conflicts arising from different perspectives and viewpoints.
Full Transcript
TM 9 - KOMUNIKASI DALAM IPE-IPC INTRODUCTION Mendengarkan secara aktif akan menciptakan situasi interpersonal dalam keterlibatan Komunikasi adalah aspek terpenting dalam kolaborasi antar profesi. Tanpa komunikas...
TM 9 - KOMUNIKASI DALAM IPE-IPC INTRODUCTION Mendengarkan secara aktif akan menciptakan situasi interpersonal dalam keterlibatan Komunikasi adalah aspek terpenting dalam kolaborasi antar profesi. Tanpa komunikasi yang maksimal untuk mencapai kesembuhan pasien → meminimalisir kesalahpahaman dan konflik efektif maka perawatan pasien akan menjadi kehilangan arah dan berdasar pada stereotype HAMBATAN MENDENGARKAN YANG EFEKTIF semata (Cross-Sudworth, 2007). Kita berpikir kita “tahu” apa yang ingin kita dengarkan. Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena Kita menghakimi bagaimana cara mereka menyampaikannya bukan isinya (apa yang buruknya komunikasi antar profesi (Setiadi, 2017). dikatakan). Komunikasi menjadi standar dalam praktek keperawatan profesional. Kompetensi profesional Kita mencari konfirmasi, bukan informasi. dalam praktik keperawatan tidak hanya psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi ATURAN MENDENGARKAN YANG EFEKTIF juga kemampuan dalam keterampilan interpersonal dan komunikasi. (The American Nurses Stop bicara ketika orang lain bicara Association, 2010), Beri ruang dalam pikiran untuk mendengar DEFINISI KOMUNIKASI INTERPROFESI Tahan untuk menghakimi Komunikasi interprofesi adalah bentuk interaksi untuk bertukar pikiran, opini dan informasi Hindari memberi label pada orang terlebih dahulu yang melibatkan dua profesi atau lebih dalam upaya untuk menjalin kolaborasi interprofesi MANFAAT KOMUNIKASI INTERPROFESI Komunikasi interprofesi yang sehat menimbulkan terjadinya pemecahan masalah, berbagai ide, dan pengambilan keputusan bersama (Potter & Perry, 2005). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INTERPROFESI Lingkungan Persepsi Pengetahuan CONTOH KOMUNIKASI INTERPROFESI (DOKTER-PERAWAT) Hubungan kolaboratif (Collaborative Relationships) Hubungan ini ditandai dengan kekuatan, rasa percaya, dan hormat yang saling berkesinambungan dan kooperatif. Kerjasama yang terjadi disini berlandaskan kesinambungan (mutually) bukan kesetaraan (equally). Perawat bebas berpendapat serta dokter dan perawat saling mendengarkan satu sama lain lalu mereka bersama-sama membuat rencana asuhan medis. Tetapi pada dasarnya dokter masih tetap superior dibandingkan perawat pada hubungan ini. KARAKTER DALAM KOMUNIKASI INTERPROFESI KESEHATAN Menghormati tugas, peran dan tanggung jawab profesi kesehatan lain, Membina hubungan komunikasi dengan prinsip kesetaraan antar profesi kesehatan. Mampu untuk menjalin komunikasi dua arah yang efektif antar petugas kesehatan yang berbeda profesi. Berinisiatif membahas kepentingan pasien bersama profesi kesehatan lain. Pembahasan mengenai masalah pasien dengan tujuan keselamatan pasien bisa dilakukan antar individu ataupun antar kelompok profesi kesehatan yang berbeda. Mampu menjaga etika saat menjalin hubungan kerja dengan profesi kesehatan yang lain. Mampu membicarakan dengan profesi kesehatan yang lain mengenai proses pengobatan (termasuk alternatif/ tradisional). Informasi yang bersifat komplimenter/ saling melengkapi Paradigma saling membantu dan melengkapi tugas antar profesi kesehatan sesuai dengan tugas, peran dan fungsi profesi masing-masing. Negosiasi, yaitu kemampuan untuk mencapai persetujuan bersama antar profesi kesehatan mengenai masalah kesehatan pasien MENDENGARKAN AKTIF Mendengarkan secara aktif adalah bentuk mendengarkan danmerespon yang terstruktur yang memfokuskan perhatian pada si pembicara dan memotivasi kedua pihak, baik pembicara, maupun pendengar. TM 10 – MANAJEMEN KONFLIK o Forcing : Pihak satu berusaha untuk mendominasi dan memaksakan pandangannyakepada pihak lain Pengertian o Yielding : Pihak lain menyerahkan keputusan diambil oleh pihak lain Interprofessional conflict resolution merupakan sebuah kompetensi yangdidalamnya o Avoiding : Pihak yang bermasalah mencoba untuk menghindar dari penyelesaian terdapat kolaborasi antar profesi dalam menyelesaikan konflik. masalah secara fisik dan mental Manajemen Konflik berfokus pada pendekatan tim dalam bernegosiasi,pemeliharaan o Problem solving : Metode dimana semua pihak mencoba untuk mencari solusi perdamaian, dan rekonsiliasi di antara para anggota yangmengharuskan penekanan pada Bersama pengembangan komponen keterampilankomunikasi interprofesional dan proses pemecahan masalah untukmencapai resolusi konflik. Bagaimana yang tepat dalam penyelesaian konflik? Penyelesaian masalah lebih baik menggunakan teamwork danberkolaborasi sehingga Sumber Konflik di Rumah Sakit masalah dapat terselesaikan bukanmenghindari (avoidance) masalah tersebut (Flynn, Konflik dalam sebuah tim kesehatan disebabkan berbagai faktor yaitu: Karakteristik 2018). individu Proses negosiasi dan penyelesaian masalah mampu mencegaheskalasi (McKibben, 2017). Keberagaman tingkat pendidikan yang mempengaruhi terjadinya permasalahan Pemimpin yang baik mampu memelihara dinamika kelompok yangpositif dan komunikasi komunikasi yang baik. Perbedaan tujuan secara professional Masalah yang terjadi dalam kelompok atau antar kelompok mampumemberikan stimulasi Faktor kontekstual/organisasi dan mendorong perubahan tim danmemberikan inspirasi dalam menyelesaikan masalah Ketidakseimbangan otoritas dan kekuasaan yang dimiliki Tidak ada reward Faktor yang mempengaruhi pilihan manajemenkonflik Beban kerja yang tinggi Jenis kelamin : Tenaga kesehatan yang pria lebih memilih strategi yang lebih koperatif Ketidakampuan organisasi untuk menyediakan uraian tugas sehingga menyebabkan dan asertifseperti kolaborasi seseorang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efisien Usia : Tenaga kesehatan yang berusia dibawah 40 tahun lebih dominan menggunakan Tidak meratanya pengalokasian tenaga strategi menghindar. Perawat yang berusia diatas 40 tahun memilih kolaborasi Kondisi interpersonal/relasional Kecerdasan emosional : Terdiri dari kemampuan interpersonal, kemampuan Komunikasi yang tidak adekuat intrapersonal, kemampuanadaptasi, kemampuan manajemen stres, dan mood. Tenaga Rendahnya kerjasama kesehatan yang memiliki skor yang tinggi pada kelima subskala kecerdasanemosional Kurangnya otoritas dalam pekerjaan cenderung akan menggunakan strategi yang lebih konstruktif yaitukolaborasi Rendahnya pengakuan terhadap kinerja Tingkat pendidikan : Menghindar dan bersaing merupakan pilihan perawat yang tingkat Pengelolaan Konflik di Rumah Sakit pendidikanvokasional. Perawat yang tingkat pendidikannya lebih tinggi memilih Strategi yang paling sering digunakan saatberhadapan dengan konflik adalah: menggunakan strategiyang konstruktif yaitu kolaborasi o Menghindar(Basogul & Ozgur, 2016; Dahshan & Keshk, 2014;Johansen & Cadmus, 2016; Kaitelidou et al., 2012;Lahana et al., 2017; Moisoglou et al., Faktor yang mempengaruhi keberhasilanmanajemen konflik 2014) Self-efficacy: Self-efficacy diperoleh dari pengalaman individu dalammenyelesaikan o Kolaborasi(Dahshan & Keshk, 2014; Johansen & Cadmus, 2016;Kaitelidou et konflik sebelumnya al., 2012; Lahana et al., 2017; Moisoglouet al., 2014) Keterampilan komunikasi dan mendengar : Keterampilan komunikasi penting karena Altmae, Turk & Toomet (2013) individu yang terlibatdalam perselisihan harus mau mendengar dan memahami sisi o Avoiding : Menghindari semua tim tidak aktif dalam mencari penyelesaian alternatif dari suatu argumen. masalah, sehinggamasalah hanya dibiarkan begitu saja tanpa adanya Mendengarkan, memahami dan mengirim pesan yang jelas, singkat,dan tepat waktu penyelesaian telah terbukti penting dalam menggerakkankonflik ke arah rekonsiliasi o Competition : Bersaing mencapai tujuan dengan cara tegas dan tidak kooperative Kemampuan pemecahan masalah o Compromising : Berkompromi metode dimana kedua pihak mencari solusi yang memiliki win-wsolution Signs of Conflict Management o Accommodating : Semua pihak percaya bahwasanya perbedaan tidak dapat Early Identifikation of Warning Signs diatasi sehingga merekadapat mengorbankan beberapa keinginannya dan fokus Active Listening & Understanding terhadap solusi Involvement of a Neutral Third Party o Collaborating : Mencapai tujuan dengan mempertimbangkan semua pilihan yang Early Resolution to Prevent Escalation ada sehingga semuapihak merasa puasa Focus on Shared Objectives Greer, Saygi, Aaldering, & De Dreu (2012) Conflict Diagnostic 11 - DINAMIKA NILAI INDIVIDU TIM IPE, DILEMA ETIK, JUSTIFIKASI DAN PENALARAN DALAM PRAKTEK IPE DINAMIKA NILAI Masing-masing profesi mempunyai kode etik. GOAL Kode Etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi Menerapkan nilai-nilai yang membangun hubungan dan prinsip-prinsip dinamika tim: bekerja secara kerangka kerja untuk membuat keputusan. efektif dalam peran tim yang berbeda untuk merencanakan, memberikan, dan mengevaluasi program Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam perawatan dan kesehatan populasi yang berpusat pada pasien dan kebijakan yang aman, tepat waktu, melaksanakan tugas/fungsi perawat, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik efisien, efektif, dan berkeadilan. (Tim dan Kerja sama) sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. PENDAHULUAN PRINSIP NILAI-NILAI/ETIK ANTAR PROFESI Nilai/etika interprofesi merupakan salah satu dari 4 domain kompetensi antar profesi atau kompetensi Mempertahankan iklim saling menghormati dan nilai-nilai bersama kolaboratif Berfokus pada pasien (patient centered) Nilai antar profesi dan etik yang terkait dengannya merupakan hal penting baik untuk profesi secara mandiri Menghormati pasien, martabat dan kerahasiaan pasien Merangkul/menghargai keragaman budaya maupun dalam hubungannya dengan kolaborasi antar profesi. Menghormati budaya yang unik dan nilai-nilai, peran/tanggungjawab, serta Nilai dan etik antar profesi meliputi: keahlian profesi lain dalam hubungan antar profesi ○ pelayanan harus berfokus pada klien dengan orientasi komunitas ○ masing-masing profesi berbagai peran dan tanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan MANFAAT NILAI-NILAI/ETIK ANTAR PROFESI ○ semua profesi bersama-sama memiliki komitmen untuk dapat menciptakan pelayanan yang aman, Mendukung pemberian perawatan kesehatan yang terbaik bagi pasien. efesien dan efektif Merefleksikan komitmen bersama untuk membentuk sistem perawatan kesehatan yang lebih aman, efisien ○ pelayanan diberikan secara komperhensif dengan melibatkan klien dengan keluarganya dan efektif. Dalam praktik Interprofesional Education (IPE) melibatkan berbagai profesi tenaga kesehatan yang masing- Menunjukkan kepribadian professional. masing mempunyai Kode Etik Profesi, oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus kerjasama secara tim. Anggota tim harus memperhatikan: INTERPROFESSIONAL TEAM DYNAMICS ○ Nilai etika untuk praktik interprofessional Hal ini termasuk penggunaan strategi kepemimpinan: ○ Peran dan tanggung jawab 1. gaya transformasional dan pemecahan masalah ○ Komunikasi interprofessional 2. penguatan nilai-nilai bersama seperti berpusat pada pasien, dan pengembangan identitas kelompok ○ Tim dan kerja Tim bersama. ○ Mendeskripsikan peran anggota tim dan bagaimana peran ini berlaku untuk ○ bekerja tim. STEPS ○ Menunjukkan prinsip etika dalam pembuatan keputusan Jelaskan proses pengembangan tim dan peran serta praktik tim yang efektif. ○ Memanfaatkan strategi komunikasi terstruktur seperti yang disajikan dalam tim untuk menganalisa studi Mengembangkan konsensus tentang prinsip-prinsip etika untuk memandu semua aspek kerja tim. kasus. Libatkan profesional kesehatan dan profesional lainnya dalam pemecahan masalah yang berpusat pada pasien dan berfokus pada populasi bersama. PENGERTIAN NILAI DAN ETIK Mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman kesehatan dan profesi lainnya untuk menginformasikan Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan keputusan kesehatan dan perawatan, sambil menghormati nilai-nilai dan prioritas/preferensi pasien dan manusia sesuai dengan hakikatnya masyarakat untuk perawatan. Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang Terapkan praktik kepemimpinan yang mendukung praktik kolaboratif dan efektivitas tim. dianut suatu golongan atau Masyarakat Libatkan diri sendiri dan orang lain untuk mengelola ketidaksepakatan secara konstruktif tentang nilai, peran, Menghormati pandangan, kebutuhan dan nilai orang lain tidak sejelas kelihatannya. tujuan, dan tindakan yang muncul di antara kesehatan dan profesional lainnya dan dengan pasien, keluarga, Kita menyadari bahwa mengenali nilai-nilai dan kebutuhan pasien dan anggota keluarga tidak terucap atau dan anggota masyarakat. terlihat secara langsung atau nyata. Berbagi akuntabilitas dengan profesi, pasien, dan komunitas lain untuk hasil yang relevan dengan pencegahan Ini membutuhkan suatu ketrampilan khusus untuk dapat mengidentifikasi dan mengintegrasikan nilai-nilai dan perawatan kesehatan. pasien ke dalam manajemen pelayanan, walaupun ada konflik/perbedaan dengan pandangan /nilai kita. Renungkan kinerja individu dan tim untuk peningkatan kinerja individu, serta tim. Gunakan peningkatan proses untuk meningkatkan efektivitas kerja tim interprofesional dan layanan, program, NILAI-NILAI/ETIK DALAM PROFESI KESEHATAN dan kebijakan berbasis tim. Autonomy: Otonomi mengacu pada hak seseorang untuk membuat keputusan sendiri Gunakan bukti yang tersedia untuk menginformasikan kerja tim yang efektif dan praktik berbasis tim. Beneficiency: Berarti melakukan yang baik atau bermanfaat Tampil efektif dalam tim dan dalam peran tim yang berbeda dalam berbagai pengaturan. Nonmaleficence: Berarti tidak membahayakan Justice: Setiap tenaga kesehatan harus memperhatikan dan menerapkan prinsip keadilan dalam memberi ETHIC AL DILEMMAS pelayanan kesehatan Sebuah situasi di mana dua atau lebih tindakan yang potensial tampaknya sama-sama dapat dibenarkan Fidelity: Berarti berupaya untuk memenuhi perjanjian dan janji dari sudut pandang etika Veracity: Berarti menyampaikan kebenaran Dilema etik menciptakan konflik antara dua tindakan yang benar namun mewakili prinsip atau nilai yang berbeda. Jika suatu situasi melibatkan tindakan yang benar dan salah pada saat yang sama dan salah satu tindakan tersebut berdampak negatif pada tindakan lainnya, inilah yang menciptakan dilema. Perawat sering menghadapi dilema etika saat merawat Pasien. ethical grounds. However, if a client's life is in jeopardy, nurses are obligated to provide for the client's safety Dilema etika datang dalam berbagai bentuk dan karena beberapa Alasan. and to avoid abandonment.” Berikut ini adalah lima alasan utama mengapa perawat menghadapi Dilema etika dalam keperawatan. Although Nurse Jenny does not believe in abortion, she should not express her personal beliefs or opinions to ○ Pasien atau orang yang mereka cintai harus membuat keputusan hidup atau mati the patient. Instead, the nurse should encourage the patient to talk with her significant other (if appropriate), ○ Pasien menolak pengobatan family, spiritual advisor, or others she feels she can confide in and seek advice. The nurse should schedule a ○ Tugas keperawatan dapat bertentangan dengan Keyakinan budaya atau agama follow-up visit with the physician to discuss options and decisions before the two-week deadline by which ○ Rekan-rekan perawat menunjukkan ketidakmampuan the doctor wants to perform the procedure. ○ Kepegawaian yang tidak memadai “Klien di pelayanan kesehatan mempunyai hak atas privasi dan hak untuk mengambil keputusan mengenai pelayanan kesehatan pribadi berdasarkan informasi yang lengkap dan tanpa paksaan. Selain itu, perawat DILEMA ETIK mempunyai hak untuk menolak berpartisipasi dalam kasus tertentu yang menimbulkan dilema etik. Namun, Dalam pelayanan keperawatan, dilema etik sering muncul sebagai masalah yang mempengaruhi perawat jika nyawa klien dalam bahaya, perawat wajib menjaga keselamatan klien dan menghindari untuk membuat keputusan terkait tindakan yang tepat penelantaran/pengabaian.” Pada dilema etik, sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat menimbulkan stress Meskipun Perawat Jenny tidak setuju pada aborsi, dia tidak boleh mengungkapkan keyakinan atau pendapat pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk pribadinya kepada pasien. Sebaliknya, perawat harus mendorong pasien untuk berbicara dengan orang melakukannya. terdekatnya (jika perlu), yakni keluarga, penasihat spiritual, atau orang lain yang menurutnya dapat diajak Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, tenaga kesehatan lain, klien atau lingkungan tidak lagi curhat dan meminta nasihat. Perawat harus menjadwalkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter untuk menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. mendiskusikan pilihan dan keputusan sebelum batas waktu dua minggu dimana dokter ingin melakukan Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan prosedur. takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat. MODEL PEMECAHAN MASALAH ETIK Mengembangkan data dasar, siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya DILEMA ETIS DENGAN PROFESI LAIN Apa tindakan yang diusulkan Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik pengobatan, apakah dokter atau Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan perawat. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut Konflik peran perawat. Salah satu peran perawat adalah melakukan Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil Advokasi,membela kepentingan pasien. akhir atau konsekuensi tindakan tersebut ○ Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat tergantung kepada putusan dokter. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut. ○ Dengan keunikan pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa Mengidentifikasi kewajiban perawat Menyatakan kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap tinggal. Membuat keputusan CONTOH SITUASI DILEMA ETIK JUSTIFIKASI DAN PENALARAN DALAM PRAKTEK IPE Samantha is a 28-year-old college student who is eighteen weeks pregnant. She has a history of cardiac IPE adalah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang menyatukan siswa dari dua atau lebih profesi untuk disease that has worsened because of the pregnancy. Samantha's doctor is concerned that continuing the belajar tentang, dari, dan dengan satu sama lain dalam layanan memungkinkan kolaborasi yang efektif. pregnancy can cause her heart condition to worsen and could result in a life-threatening emergency. He has Tujuan IPE adalah untuk meningkatkan hasil kesehatan melalui pendidikan tenaga kerja kolaboratif yang siap recommended termination of the pregnancy within the next two weeks. Samantha is reluctan stating that, praktik yang siap untuk menanggapi kebutuhan kesehatan lokal dan global. although she does not currently go to church, she was raised to believe abortion is wrong and believes God Pembenaran dan penalaran dalam praktik IPE adalah langkah penting untuk mempertahankan pemikiran kritis will heal her. She wants to know what the nurse would do in her position. Nurse Jenny does not believe in di antara tim IPE saat membuat keputusan dengan mengintegrasikan seluruh nilai anggota. abortion under any circumstance. DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN Pasien sering kali meminta nasihat perawat tentang kesehatan, kesejahteraan, dan keputusan mengenai perawatan. Dalam beberapa kasus, seperti skenario yang disajikan di sini, kebutuhan medis akan pengobatan atau intervensi bertentangan dengan moral pribadi dan/atau keyakinan/ agama pasien. Bukan hal yang aneh bagi pasien untuk menginginkan seseorang yaitu perawat untuk memberi tahu mereka keputusan mana yang terbaik. Dilema etika dalam keperawatan dapat terjadi pada situasi seperti ini, terutama jika perawat mempunyai pendapat yang berbeda dengan pasien atau dokter. HOW TO DEAL WITH THIS ETHICAL DILEMMA? According to the American Nurses Association Position Statement on Reproductive Health, “healthcare clients have the right to privacy and the right to make decisions about personal health care based on full information and without coercion. Also, nurses have the right to refuse to participate in a particular case on