Manajemen Homecare Nvid PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Summary

This presentation provides an overview of homecare management in Indonesia, including regulations, components, and potential challenges. It discusses the role of nurses and other healthcare professionals in providing homecare services, and the importance of well-considered care plans.

Full Transcript

MANAJEMEN HOMECARE AGUS PUTRADANA Pendahuluan dan Pengertian Homecare List of   Regulasi dan Kebijakan Homecare di Indonesia Jenis-Jenis Layanan Homecare contents   Komponen...

MANAJEMEN HOMECARE AGUS PUTRADANA Pendahuluan dan Pengertian Homecare List of   Regulasi dan Kebijakan Homecare di Indonesia Jenis-Jenis Layanan Homecare contents   Komponen Manajemen Homecare  Peran dan Tanggung Jawab Perawat dalam Homecare  Proses Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Homecare  Manajemen Keuangan dalam Homecare  Teknologi dan Inovasi dalam Homecare  Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan Homecare  Studi Kasus: Implementasi Homecare di Indonesia dan Internasional Peningkatan Kebutuhan: 68% responden menyatakan bahwa mereka tertarik menggunakan layanan homecare, terutama untuk perawatan lansia, pasien dengan penyakit kronis, dan rehabilitasi pascaoperasi. Kepuasan: Dari mereka yang pernah menggunakan layanan homecare, 75% melaporkan kepuasan terhadap kualitas perawatan, namun 25% mengeluhkan biaya yang tinggi.  "Setiap tahunnya, lebih dari 50% pasien lansia di Indonesia memilih layanan homecare daripada tinggal di rumah sakit. Tetapi, apakah kita, sebagai perawat, siap memberikan perawatan yang berkualitas di rumah mereka? Itulah yang akan kita bahas dalam kuliah ini." Sumber: Laporan Kementerian Kesehatan, 2021.  Definisi Homecare: Homecare adalah layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien di rumah mereka sendiri. Layanan ini mencakup perawatan medis, rehabilitasi, dan dukungan kesehatan untuk pasien dengan berbagai kondisi, mulai dari penyakit kronis hingga pemulihan pascaoperasi. (Sumber: Lembaga Kesehatan Dunia [WHO], 2020). Sejarah dan Perkembangan Homecare: Homecare PENDAHULUAN  mulai berkembang sebagai alternatif bagi pasien untuk menerima perawatan di luar rumah sakit, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup dan pengurangan biaya perawatan. (Sumber: Smith, J. et al., Home Health Care Management & Practice, 2019).  Tujuan Manajemen Homecare: Meningkatkan kualitas perawatan pasien dengan menyediakan layanan yang efektif, aman, dan terkoordinasi. (Sumber: National Institute for Health and Care Excellence [NICE], 2018). Komponen Manajemen Homecare  Perencanaan Perawatan: Membuat rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien, termasuk jadwal kunjungan dan jenis layanan. (Sumber: American Academy of Home Care Medicine [AAHCM], 2021).  Koordinasi Tim: Koordinasi antara perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang holistik. (Sumber: B. Becker et al., Journal of Nursing Scholarship, 2020).  Evaluasi dan Penyesuaian: Menilai efektivitas perawatan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. (Sumber: Journal of Home Health Care Administration, 2019). REGULASI HOMECARE  Regulasi di Indonesia: Permenkes No. 41 Tahun 2018: Mengatur tentang pelayanan kesehatan di rumah, termasuk persyaratan layanan dan pelaksanaan homecare. (Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Undang-Undang No. 38 Tahun 2014: Menyebutkan pengaturan profesi keperawatan dan peraturan praktik keperawatan termasuk layanan homecare. (Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014). Cont’  Regulasi Internasional: Standar WHO: WHO mengeluarkan pedoman internasional untuk homecare, termasuk standar kualitas dan keamanan perawatan. (Sumber: World Health Organization [WHO], 2020). Regulasi dari HealthCare Commission UK: Menyediakan panduan tentang standar perawatan dan akreditasi untuk penyedia layanan homecare di Inggris. (Sumber: HealthCare Commission, 2021). Apakah perawat boleh melakukan layanan Homecare secara Mandiri?  Asesmen Keperawatan  Tindakan Psikososial  Pendidikan Kesehatan  Pengelolaan Cairan dan Elektrolit  Tindakan Pencegahan  Tindakan Darurat  Pemenuhan Kebutuhan Dasar  Pemberian Oksigen (Non-Invasif)  Pengelolaan Nyeri  Dokumentasi Keperawatan  Mobilisasi dan Latihan  Konsultasi dan Rujukan  Pemantauan Tanda Vital POTENSI LAYANAN HOMECARE  Layanan perawatan jangka panjang (Long-term care).  Layanan rehabilitasi di rumah.  Layanan paliatif dan perawatan akhir hayat.  Perawatan untuk pasien dengan penyakit kronis.  Layanan Kesehatan umum  Produk Kesehatan Lainnya Konsep Manajemen 6M dalam Homecare 1. Man (Tenaga Kerja)  Peran penting tenaga kesehatan, terutama perawat, dalam memberikan layanan Homecare.  Pengelolaan SDM dalam Homecare: rekrutmen, pelatihan, pengawasan, dan penilaian kinerja.  Tantangan dalam mengelola tim tenaga kesehatan yang bekerja secara mobile. 2. Money (Keuangan)  Pembiayaan layanan Homecare: sumber dana, alokasi biaya, dan manajemen anggaran.  Model pembiayaan layanan Homecare di Indonesia dan internasional.  Peran perawat dalam membantu pasien memahami biaya layanan dan asuransi. Cont’ 3. Method (Metode) Standar operasional prosedur (SOP) dalam layanan Homecare. Implementasi praktik berbasis bukti (evidence-based practice) dalam Homecare. Perbaikan berkelanjutan dalam proses layanan untuk memastikan kualitas. 4. Material (Bahan dan Peralatan) Pengelolaan material medis yang digunakan di rumah pasien: alat-alat kesehatan, obat-obatan, dan bahan habis pakai. Sistem distribusi dan pengawasan material medis dalam layanan Homecare. Contoh alat kesehatan yang sering digunakan dalam perawatan di rumah. Cont’ 5. Machine (Mesin dan Teknologi) Penggunaan teknologi dalam layanan Homecare: dari alat medis hingga telemedicine. Aplikasi teknologi informasi untuk manajemen pasien, pencatatan, dan pelaporan. Contoh inovasi teknologi yang meningkatkan efektivitas Homecare. 6. Market (Pasar) Segmentasi pasar layanan Homecare: lansia, pasien dengan penyakit kronis, dan pasien pasca-operasi. Pemasaran layanan Homecare: bagaimana menarik dan mempertahankan pasien. Peran penting edukasi kesehatan dan promosi dalam memperluas jangkauan layanan Homecare. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT HOMECARE  Peran Utama: Perawat homecare bertanggung jawab untuk memberikan perawatan yang berkelanjutan di rumah pasien, yang meliputi manajemen kesehatan, pengawasan pengobatan, serta dukungan emosional bagi pasien dan keluarga. Mereka juga bertindak sebagai penghubung antara pasien dan tenaga kesehatan lainnya, termasuk dokter dan fisioterapis (Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2018). CONT’  Tanggung Jawab:  Asuhan Keperawatan: Melakukan penilaian kondisi kesehatan pasien, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan.  Edukasi: Memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan diri di rumah, manajemen penyakit, dan pencegahan komplikasi (Sumber: WHO, 2020).  Kolaborasi: Bekerja sama dengan dokter dan tenaga kesehatan lain dalam tim multi-disiplin untuk memastikan perawatan komprehensif (Sumber: Undang- Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan). Proses Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Homecare Identifikasi Masalah: Mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan prioritas berdasarkan kondisi klinis, preferensi pasien, dan kemampuan keluarga untuk terlibat dalam perawatan (Sumber: Journal of Home Care Management, 2019). Pengambilan Keputusan Klinis: Perawat melakukan pengambilan keputusan berdasarkan asesmen awal, yang melibatkan penilaian terhadap kondisi fisik, mental, dan lingkungan pasien. Perawat juga harus mempertimbangkan regulasi dan protokol layanan homecare yang berlaku (Sumber: Journal of Nursing Administration, 2020). Evaluasi dan Penyesuaian: Pengambilan keputusan yang tepat memerlukan evaluasi berkelanjutan terhadap intervensi yang diberikan, serta penyesuaian rencana perawatan jika kondisi pasien berubah atau terjadi komplikasi (Sumber: International Journal of Home Health Care, 2018). Manajemen Keuangan dalam Homecare Anggaran dan Biaya: Layanan homecare memerlukan perencanaan anggaran yang matang, termasuk biaya perawatan medis, obat-obatan, alat kesehatan, dan honor tenaga kesehatan. Sumber pendapatan utama bisa berasal dari pasien, asuransi, atau program pemerintah (Sumber: Health Care Financial Management, 2020). Pembayaran dan Asuransi: Sebagian besar pasien di Indonesia membiayai layanan homecare secara mandiri. Namun, dengan semakin berkembangnya sistem JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), ada potensi layanan ini dibiayai oleh BPJS. Perlu adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan agar tetap efisien (Sumber: Jurnal Keuangan Kesehatan, 2019). Pengendalian Biaya: Melibatkan penggunaan sumber daya yang efektif seperti pengelolaan tenaga kesehatan, pemakaian alat medis yang efisien, dan pemantauan jarak jauh untuk mengurangi kunjungan fisik yang berlebihan (Sumber: Healthcare Economics Review, 2020). Teknologi dan Inovasi dalam Homecare Telemedicine dan Monitoring Jarak Jauh: Teknologi seperti telemedicine memungkinkan perawat dan dokter untuk melakukan konsultasi dan pemantauan tanpa harus hadir secara fisik, yang mengurangi biaya dan meningkatkan aksesibilitas bagi pasien di daerah terpencil (Sumber: WHO, 2020). Aplikasi Kesehatan dan Wearables: Aplikasi kesehatan yang digunakan pasien dapat memantau kondisi mereka seperti tekanan darah, detak jantung, atau kadar gula darah, dan mengirimkan data ini secara langsung ke penyedia layanan kesehatan untuk penanganan yang lebih cepat (Sumber: Journal of Telemedicine and e-Health, 2021). Penggunaan AI dalam Asesmen Pasien: Inovasi AI dalam sistem homecare memungkinkan perawat untuk melakukan prediksi terkait kondisi kesehatan pasien berdasarkan data riwayat medis dan perilaku mereka di rumah (Sumber: Artificial Intelligence in Medicine Journal, 2021). Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan Homecare Tantangan: Sumber Daya Terbatas: Kekurangan tenaga kesehatan yang terlatih untuk layanan homecare, terutama di daerah pedesaan (Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2020). Koordinasi Antar Tim: Komunikasi dan kolaborasi yang kurang antara perawat, dokter, dan keluarga pasien dapat menghambat efektivitas perawatan (Sumber: International Journal of Healthcare Management, 2019). Biaya yang Tinggi: Biaya layanan homecare yang masih tinggi di Indonesia menjadi kendala bagi banyak keluarga untuk mengakses layanan ini (Sumber: Journal of Public Health Economics, 2020). Solusi Pelatihan dan Sertifikasi: Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan berkelanjutan dan program sertifikasi khusus untuk homecare (Sumber: WHO, 2021). Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi telemedicine dan monitoring jarak jauh untuk meningkatkan efisiensi layanan (Sumber: Healthcare Innovation Review, 2020). Skema Pembiayaan yang Terjangkau: Mendorong asuransi kesehatan untuk mencakup layanan homecare agar lebih terjangkau oleh masyarakat luas (Sumber: Journal of Healthcare Policy, 2021). SYARAT ADMINISTRASI UTAMA 1. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi):  Perawat harus memiliki STR yang masih berlaku, dikeluarkan oleh Konsil Keperawatan Indonesia (KKI). STR ini menunjukkan bahwa perawat telah memenuhi syarat pendidikan dan pelatihan. 2. Mengajukan SIP (Surat Izin Praktik):  Untuk membuka praktik homecare secara mandiri, perawat harus mengajukan SIP. Prosesnya melibatkan pendaftaran ke Dinas Kesehatan setempat atau badan yang berwenang yang mengatur izin praktik perawat di daerah tersebut.  Dokumen yang Diperlukan: STR yang valid, identitas diri, surat permohonan, dan dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan lokal. Cont’ 3. Mematuhi Standar dan Regulasi:  Perawat harus memastikan bahwa praktik homecare mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dan peraturan yang ditetapkan, seperti Permenkes No. 41 Tahun 2018.  Menyusun rencana perawatan sesuai dengan pedoman yang berlaku dan berkoordinasi dengan dokter jika diperlukan. 4. Memiliki Asuransi Malpraktek (Opsional tapi Disarankan):  Meskipun tidak selalu wajib, memiliki asuransi malpraktek dapat memberikan perlindungan hukum bagi perawat jika terjadi tuntutan terkait praktik homecare. 5. Pendaftaran dan Akreditasi (Jika Melalui Klinik atau Agen):  Jika bekerja melalui klinik atau agen homecare, pastikan bahwa klinik atau agen tersebut terdaftar dan terakreditasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. PRINSIP DASAR PELAKSANAAN HC ETIKA KEPERAWATAN 1. Otonomi (Autonomy) Perawat harus menghormati hak pasien untuk membuat keputusan sendiri terkait perawatan yang mereka terima. Pasien memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang cukup agar dapat membuat keputusan yang tepat mengenai kesehatannya. Contoh: Pasien diberikan kebebasan untuk menolak prosedur medis setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dari perawat. 2. Non-Maleficence (Tidak Membahayakan) Perawat wajib untuk tidak menyebabkan kerugian atau bahaya pada pasien. Tindakan yang diambil harus ditujukan untuk meminimalkan risiko kerugian. Contoh: Menjaga agar prosedur pengobatan dilakukan dengan cara yang paling aman, sesuai protokol medis. 3. Beneficence (Berbuat Baik) Perawat harus berusaha memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan pasien. Ini termasuk memberikan perawatan yang terbaik dan memastikan pasien mendapatkan perawatan yang layak. Contoh: Merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan dan peningkatan kualitas hidup pasien. 4. Keadilan (Justice) Perawat harus memperlakukan setiap pasien secara adil dan setara, tanpa diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau status sosial. Contoh: Semua pasien yang datang untuk mendapatkan layanan harus menerima perawatan yang sama, tanpa memandang latar belakang atau status ekonomi mereka. 5. Kerahasiaan (Confidentiality) Perawat memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien. Data pribadi dan medis pasien tidak boleh dibocorkan kepada pihak lain tanpa izin pasien, kecuali dalam situasi tertentu yang memerlukan tindakan khusus. Contoh: Informasi medis pasien tidak dibagikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan pasien, kecuali dalam kasus darurat atau ketentuan hukum. 6. Veracity (Kejujuran) Perawat harus selalu jujur dan memberikan informasi yang akurat kepada pasien. Hal ini penting agar pasien dapat memahami situasi kesehatan mereka dan mengambil keputusan yang tepat. Contoh: Memberikan penjelasan yang jelas dan jujur mengenai prognosis penyakit dan kemungkinan hasil dari suatu prosedur medis. 7. Fidelity (Kesetiaan) Perawat harus menepati janji dan komitmen yang telah dibuat dengan pasien, termasuk memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Contoh: Jika perawat berjanji untuk memantau kondisi pasien setiap jam, perawat harus mematuhi janji tersebut untuk menjaga kepercayaan pasien. 8. Akuntabilitas (Accountability) Perawat bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambilnya dalam memberikan perawatan kepada pasien. Perawat harus mampu mempertanggungjawabkan setiap intervensi yang dilakukan. Contoh: Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat, perawat harus melaporkannya dan mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaiki situasi. 9. Respect for Dignity (Menghormati Martabat Pasien) Perawat harus selalu menghormati martabat setiap pasien sebagai individu, tanpa memandang keadaan fisik atau mental mereka. Contoh: Menyediakan privasi selama perawatan dan menjaga agar pasien merasa nyaman selama menjalani prosedur medis. 10. Kolaborasi dan Kerjasama Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, termasuk dokter, fisioterapis, dan ahli gizi, untuk memberikan perawatan yang holistik bagi pasien. Contoh: Berdiskusi dengan tim medis lainnya untuk merencanakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien. Pentingnya Layanan Homecare  Kenyamanan dan Kemandirian  Pasien merasa lebih nyaman dan aman ketika mendapatkan perawatan di lingkungan rumah mereka sendiri. Homecare memungkinkan pasien, terutama lansia dan pasien dengan penyakit kronis, untuk mempertahankan kemandirian mereka lebih lama. Menurut World Health Organization (WHO), homecare sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang memerlukan perawatan jangka panjang (WHO, 2016). Cont’  Efisiensi Biaya  Layanan homecare dapat mengurangi biaya perawatan karena tidak ada kebutuhan untuk tinggal di rumah sakit dalam jangka waktu lama. Menurut penelitian di Journal of Medical Economics (2020), perawatan di rumah sering kali lebih murah dibandingkan perawatan di rumah sakit atau panti jompo. Hal ini relevan untuk pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan atau rehabilitasi. Cont’  Perawatan yang Dipersonalisasi  Layanan homecare memungkinkan pendekatan perawatan yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien. Dalam Home Health Care Management & Practice Journal (2021), disebutkan bahwa perawatan berbasis rumah lebih mudah diadaptasi sesuai dengan preferensi dan budaya pasien. Cont’  Pengurangan Risiko Infeksi Nosokomial  Homecare membantu mengurangi risiko terpapar infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dari rumah sakit). Lingkungan rumah yang lebih terkendali membantu meminimalisir risiko terjadinya infeksi, terutama bagi pasien dengan kekebalan tubuh yang lemah (Centers for Disease Control and Prevention, 2021). KOMITMEN 3K KUNCI KONSISTEN KEBERHASILAN LAYANAN KUALITAS Penanganan Kegawatan Mengetahui tantangan dan Memahami identifikasi dan penanganan dan Evaluasi solusi praktis dalam kegawatan saat homecare. homecare. Kinerja dalam Mempelajari evaluasi kinerja Mengetahui peralatan medis yang Layanan layanan homecare. penting dalam homecare. Homecare Identifikasi Tanda dan Gejala Kegawatan Kesulitan bernapas: Nyeri dada: Dapat Sesak napas, napas menjadi tanda cepat, atau pernapasan serangan jantung. tersengal. Perubahan tanda vital: Penurunan kesadaran: Tekanan darah rendah, Kebingungan, tidak denyut nadi cepat, atau responsif. saturasi oksigen rendah. Prosedur Tanggap Darurat di Homecare Langkah pertama: Tetap tenang dan lakukan pemeriksaan cepat. Basic Life Support (BLS) atau CPR. Menghubungi layanan gawat darurat atau dokter. Stabilisasi kondisi pasien hingga bantuan medis tiba. Oksimeter. Oksigen portabel. Peralatan Darurat Tas medis dengan alat bantu napas. yang Harus Defibrillator Otomatis (AED). Dimiliki Kit P3K: Alat pengukur gula darah, plester, perban, dll. Studi Kasus Kegawatan 1: Hipoglikemia Akut Gejala: Keringat berlebih, gemetar, kebingungan. Tindakan perawat: Memberikan glukosa (oral atau IV), monitor tanda vital, hubungi dokter jika kondisi tidak membaik. Langkah selanjutnya: Edukasi keluarga tentang tanda hipoglikemia dan pencegahannya. Studi Kasus Kegawatan 2: Exacerbasi PPOK (COPD) Gejala: Sesak napas berat, batuk produktif, napas berbunyi. Tindakan perawat: Pemberian oksigen, inhalasi bronkodilator, dan pantau saturasi O2. Langkah selanjutnya: Koordinasi dengan dokter dan rujuk jika kondisi memburuk. Evaluasi Kinerja Layanan Homecare KPI (Key Performance Indicators): Kepuasan pasien: Survei pasien dan keluarga. Tingkat ketepatan diagnosa dan perawatan. Outcome kesehatan: Penurunan angka rawat inap. Pentingnya audit internal untuk memastikan kualitas layanan. Peran Teknologi dalam Homecare Telemedicine: Konsultasi jarak jauh dengan dokter. Alat monitoring jarak jauh: Seperti alat pemantau tekanan darah dan kadar glukosa. Aplikasi manajemen pasien: Membantu mengelola jadwal dan rekam medis pasien. SOP Sederhana Layanan HC  Order Pasien (Pemesanan Layanan Homecare)  Langkah-langkah: Pasien/keluarga menghubungi layanan homecare melalui aplikasi, telepon, atau website klinik. Data awal pasien dikumpulkan, meliputi nama, usia, jenis kelamin, keluhan utama, riwayat penyakit, serta kebutuhan layanan. Tim admin akan mengkonfirmasi ketersediaan perawat atau dokter sesuai dengan jadwal. Setelah konfirmasi, jadwal kunjungan diatur sesuai kebutuhan pasien. Contoh Komunikasi Pasien dan Admin HC  Admin: Selamat pagi, Bapak/Ibu. Saya [Nama Admin] dari [Nama Klinik]. Apakah benar Anda ingin melakukan pemesanan layanan homecare?  Pasien: Iya, benar. Untuk ibu saya, usia 65 tahun, ada keluhan nyeri di dada dan ingin konsultasi.  Admin: Baik, kami akan menghubungi perawat dan dokter terkait. Silakan tunggu beberapa saat, kami akan mengatur jadwal kunjungan secepatnya. Konsultasi dengan Dokter 1 2 3 4 Perawat melakukan Hasil assessment Dokter memberikan Jika diperlukan, dokter assessment di rumah disampaikan kepada instruksi lebih lanjut dapat melakukan pasien, termasuk dokter melalui aplikasi terkait perawatan atau video call untuk pengukuran tanda- atau WhatsApp. tindakan. penilaian lebih tanda vital dan mendalam. anamnesis terkait keluhan. Contoh Komunikasi Telemedicine  Perawat: Selamat pagi, Dokter. Saya [Nama Perawat] sedang menangani pasien ibu Anita, usia 65 tahun, dengan keluhan nyeri dada. Tekanan darah saat ini 150/95 mmHg, denyut nadi 85 bpm, saturasi oksigen 96%, dan suhu tubuh 37,1°C. Apakah ada instruksi selanjutnya?  Dokter: Terima kasih, [Nama Perawat]. Tolong lakukan pemeriksaan EKG portable, observasi 15 menit setelah pemberian obat, dan berikan nitrogliserin sublingual jika diperlukan. Laporkan kembali hasil EKG.  Perawat: Baik, Dokter. Akan saya laksanakan dan laporkan segera. Setelah perawatan, perawat mencatat perkembangan kondisi pasien dan memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang perawatan lanjutan. Tim homecare melakukan follow-up melalui telepon atau kunjungan kedua untuk memastikan Evaluasi dan kondisi pasien setelah perawatan. Follow-Up Pasien Dokumentasi follow-up dilakukan di rekam medis pasien, termasuk laporan hasil follow-up dari keluarga dan pasien. Jika diperlukan, dilakukan penjadwalan ulang kunjungan.  Admin: Selamat pagi, Ibu Anita. Kami dari Contoh [Nama Klinik] ingin menanyakan kabar setelah kunjungan kemarin. Bagaimana Komunikasi kondisi ibu Anda setelah mendapatkan perawatan? Follow-Up  Pasien: Alhamdulillah, nyeri dada sudah berkurang, tekanan darah juga lebih stabil.  Admin: Syukurlah. Jika ada keluhan lanjutan atau memerlukan bantuan, jangan ragu untuk menghubungi kami kembali. Kami akan terus melakukan pemantauan. Komunikasi Efektif dalam Homecare Komunikasi Teknik komunikasi empatik dan asertif. dengan Pasien dan Menangani pasien dengan gangguan komunikasi Keluarga: (misalnya, demensia atau afasia). Bekerja sama dengan tim medis lain, seperti dokter, Kolaborasi fisioterapis, dan pekerja sosial. Interdisiplin Penggunaan SBAR (Situation, Background, er: Assessment, Recommendation) dalam komunikasi profesional. Dokumentasi dan Rekam Medis dalam Homecare Aspek legal dan keamanan Pentingnya dalam pencatatan perawatan. Dokumentasi: Standar dokumentasi yang baik dan benar. Pengenalan aplikasi atau software yang digunakan Sistem Rekam Medis dalam homecare. Elektronik: Keamanan data pasien dan privasi dalam penggunaan teknologi. Manajemen Infeksi dalam Homecare Pencegahan Infeksi: Pengelolaan Limbah Medis: Teknik aseptik dan antiseptik di Cara membuang limbah medis dan lingkungan rumah. tajam (sharp) dengan aman. Edukasi keluarga tentang hygiene dan Regulasi terkait pengelolaan limbah sanitasi. medis di rumah. Pendekatan Holistik: Fokus pada kualitas hidup pasien dengan penyakit terminal. Perawatan Manajemen gejala dan dukungan Paliatif dan emosional. Akhir Hayat Komunikasi tentang Akhir Hayat: di Rumah Bagaimana membahas perencanaan perawatan lanjutan dan wasiat medis dengan pasien dan keluarga. Dukungan bagi keluarga selama dan setelah masa berkabung. Kunci Keberhasilan Homecare Komunikasi Efektif dan Empatik Penampilan Keahlian Klinis Profesional yang Terjamin Peningkatan Etika Brand Profesional Awareness Ketepatan Penggunaan Waktu dan Teknologi Konsistensi Pelayanan Membangun Feedback dan Hubungan Evaluasi Jangka Berkala Panjang Easy Homecare Kami Datang Lebih Cepat daripada Respon Do’i!!! Ready To Join a Profesional Home HealthCare Service? #SEHATAJADULU

Use Quizgecko on...
Browser
Browser