LUKA BAKAR (COMBUSTIO) PDF
Document Details
Uploaded by WonderfulSitar
Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
dr opi
Tags
Summary
This document provides information on burn injuries (luka bakar). It covers various aspects, such as the different phases of burn injuries (acute, subacute, and chronic), potential causes (e.g., fire, hot liquids, chemicals), severity levels (degrees I, IIA, IIB, and III), treatment, and monitoring. It includes sections on burn types, the rule of nine, criteria associated with severity, treatment procedures and required assessments.
Full Transcript
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO ) FASE LUKA BAKAR 1.FASE AKUT/FASE SYOK/FASE AWAL - Kejadian/IRD - Problem Pernafasan - Luka 2.FASE SUBAKUT -Dalam perawatan -Problem luka,infeksi,sepsis 3.FASE LANJUT -Setelah berobat jalan -Problem parut, kontraktur PENYEBAB LUKA BAKAR 1....
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO ) FASE LUKA BAKAR 1.FASE AKUT/FASE SYOK/FASE AWAL - Kejadian/IRD - Problem Pernafasan - Luka 2.FASE SUBAKUT -Dalam perawatan -Problem luka,infeksi,sepsis 3.FASE LANJUT -Setelah berobat jalan -Problem parut, kontraktur PENYEBAB LUKA BAKAR 1. Api 2. Air panas 3. Bahan kimia 4. Listrik,petir,radiasi 5. Sengatan sinar matahari 6. Ledakan tungku panas 7. Ledakan Bom DERAJAT KEDALAMAN LUKA BAKAR 1. LUKA BAKAR DERAJAT I - Epidermis 2. LUKA BAKAR DERAJAT II - Derajat IIA superfisial : Superfisial dermis Organ organ kulit masih baik Penyembuhan Spontan 10-14 hari - DERAJAT IIB (deep) Hampir seluruh bagian dermis Organ organ kulit sebagian besar masih utuh Penyembuhan lebih dari 1 bulan 3. LUKA BAKAR DERAJAT III Sampai otot/tulang Tidak nyeri dan hilang sensasi Terjadi koagulasi protein : ESKAR Penyembuhan lebih lama LUAS LUKA BAKAR A. WALLACE B. RULE OF NINE Kepala 9% ------------------- 9% Lengan 9% ------------------- 18% Badan depan ------------------- 18% Badan belakang ------------------ 18% Tungkai 18% ------------------ 36% Genitalia/perineum ----------------- 1% JUMLAH -------------- 100% KRITERIA BERAT RINGANNYA (AMERICAN BURN ASSOCIATION) 1. Luka bakar ringan - LB derajat II < 15% - LB derajat II < 10% pada anak anak - LB derajat III < 1% 2. Luka bakar sedang - LB derajat II 15-25% ( Dewasa) - LB derajat II 10-20% ( Anak anak ) - LB derajat III < 10% 3. Luka bakar berat - LB derajat II > 25% ( Dewasa ) LB - Derajat II > 20% ( Anak anak ) - LB derajat III > 10% - LB mengenai tangan,wajah,telinga,mata , kaki dan genitalia/perineum. PENATALAKSANAAN PENDERITA LUKA BAKAR FASE AKUT I. PRIMARY SURVEY A. Airway dan cervical spine proteksi B. Breathing dan ventilasi C. Circulasi dan kontrol perdarahan D. Disability – pemeriksaan neurologis. E. Exposure II. SECONDARY SURVEY a. Anamnesa B. Pemeriksaan fisik ( kepala- kaki ) C. Prinsip penanganan: 1. Hentikan penyebab LB 2. Universal precaution,HIV,hepatitis. 3. Resusitasi cairan 2-4 cc RL x BB x Luas LB 4. Vital sign 5. Pemasangan NGT 6. Pemasangan urine kateter 7. Assessment perfusi ekstremitas 8. Continued ventilatory assessment 9. Paint management 10. Psycosocial assessment 11. Pemberian Tetanus Toxoid 12. Timbang berat badan 13. PENCUCIAN LUKA DI KAMAR OPERASI ( Bius Total ) PERAWATAN LB SECARA TERTUTUP. 1. Luka dicuci,debridement dan desinfeksi dengan savlon 1 : 30 2. Tutup tulle 3. Topikal Silver Sulfadiazine (SSD) 4. Tutup kasa steril tebal/elastic verban 5. Luka dibuka hari ke 5 kecuali ada tanda infeksi 6. Dilakukan dengan pembiusan total di OK. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1.Ht,HB 2.Albumin 3.RFT,LFT 4.Elektrolit,Na,K,CL,HCO3 5.BUN,Urinalisa,ABG 6.Foto thorax 7.Carboxy hemoglobin 8.ECG ( Trauma listrik ) RESUSITASI CAIRAN Formula Evans Formula Brooke Formula Parkland Modifikasi Brooke Formula Monafo FORMULA BAXTER ◦ Hari Pertama : Dewasa : RL 4cc x BB x % luas LB/24 jam Anak : RL : Dextran = 17 : 3 2 cc x BB x % luas LB + Kebutuhan Faali : < 1 tahun : BB x 100 cc 1 – 3 tahun : BB x 75 cc 3 - 5 tahun : BB x 50 cc ½ Jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama ½ Diberikan 16 jam berikutnya MONITORING RESUSITASI CAIRAN 1. Produksi urine/jam. Dewasa 0,5 cc/kgbb/jam(30-50 cc/jam) 2. Oliguria 3. Haemochromogenuria(Red pigmented- Urine) 4. Blood pressure. 5. Heart Rate. 6. Ht dan Hb. TRAUMA INHALASI Penyebab : - Trauma panas langsung - Keracunan Asap/gas toxic - Carbon monoxida Klinis : - Penurunan Kesadaran - Distres nafas - Tachipneu PERNAFASAN Udara panas----iritasi---edema---obstruksi ----gagal nafas. Efek toxic dari asap(Hcn,no2,hcl,bensin, --- iritasi --- bronchokontriksi --- gagal – Nafas. C O ---- hipoksia TIPE TRAUMA INHALASI Keracunan CO Trauma inhalasi diatas glotis Trauma inhalasi dibawah glotis GAMBAR. PENATALAKSANAAN TANPA DISTRES PERNAFASAN 1. Intubasi 2. Oksigen 2-4 liter/menit 3. Penghisapan sekret 4. Humidifikasi dengan Nebulizer/6 jam 5. Bronchodilator. 6. Pemantauan distres pernafasan. GEJALA/TANDA DISTRES PERNAFASAN Gejala subjektif: gelisah,sesak nafas Gejala objektif : - RR meningkat ( > 30 x/menit ) - Sianotik - Aktifitas otot pernafasan meningkat - Analisa gas darah 7.Thorax Foto. 8. Bed observasi duduk/ ½ duduk. DENGAN DISTRES PERNAFASAN 1. Tracheostomi 2. Oksigen 2- 4 liter / menit 3. Bronchial washing. 4. Humidifikasi dengan nebulizer 5. Bronchodilator 6. Pemantauan distres pernafasan 7. Foto torak LUKA BAKAR LISTRIK Kerusakan jaringan disebabkan : 1. Arus bolak balik. - Kerusakan lokal / sistemik 2. Loncatan energi. 3. Trombosis. PENANGANAN LUKA BAKAR LISTRIK A. Primary Survey. B. Secondary Survey : 1. Pemeriksaan Fisik ( kepala- kaki ) 2. Pakaian dan perhiasan dibuka : a. Periksa titik kontak b. Estimasi luas LB/Derajat LB c. Status Neurologis d. Trauma lain, fraktur/ dislokasi e. ET C. RESUSITASI 1. Bila LB, RL 2 – 4 cc/kgbb/ luas LB 2. Haemochrogen ( myoglobin ), urine out put dipertahankan 75 – 100 cc/jam, sampai urine jernih. 3. Bic.Nat. ditambahkan didalam RL sampai pH > 6.0 4. Manitol jarang PATOGENESIS LUKA BAKAR Pada luka bakar ARF dapat dicegah cara : 1. Resusitasi cairan. 2. Mencegah infeksi. 3. Hindari obat obat Nefrotoksik. 4. Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam dan basa INDIKASI DIALISA - Ureum > 100 – 150 mg/dl - Creatinine > 8 – 10 mg/dl MODALITAS DIALISA : 1. Hemodialysa. 2. Kontinyu Hemodialysa/Hemofiltrasi. 3. Peritoneal dialysa. SYSTEMIC INFLAMATORY RESPONSE SYNDROME ( SIRS ) dan MULTI- system Organ Dysfunction Syndrome SIRS : Merupakan respon klinis bersifat sistemik dan eksageratif terhadap berbagai STIMULUS KLINIS berat : ` 1. Infeksi : - nidus infeksi - Endotoksin - Eksotoksin - Antigen virus/ jamur 2. Non infeksi - Trauma -Luka bakar Faktor predisposisi Timbulnya SIRS 1. Faktor internal. KU penderita, kondisi premorbid. 2. Faktor eksternal.(Jenis trauma dan penataklasanaannya), menentukan Perjalanan penyakit dan Prognosa PERAWATAN LUKA BAKAR 1. Pencucian luka sedini mungkin. Tujuannya mencegah infeksi, bisa dengan : - RL - Feracrylum. - Savlon 1 : 30 LB derajat II dangkal ( Bula + ): Kulit bula dipertahankan(aspirasi/multiple insisi),sebagai Graft ), rawat tertutup. 2. Skin grafting. Immediate ( segera ) Delayed Penundaan ),sampai dengan 4 hari pasca debridement. Perawatan LB Derajat II dalam dan Derajat III. Penyulit : necrosis jaringan. 1.Pencucian luka. 2.Nekrotomi dan debridement. Eskarektomi ( Eksisi tangensial ) sedini mungkin untuk mencegah SIRS dan MODS, 3-4 hari pasca cedera atau < 1 minggu. Prosedur ini dilakukan maksimal luas LB 15%. Terima kasih