Rangkuman OSPE CND 3 Gerakan dan Nyeri 2023 PDF

Document Details

ComfortingSwamp923

Uploaded by ComfortingSwamp923

UPN Veteran Jakarta

2023

Hana Azka Taqiyya, Louisa Rospita R. Z. S., Faira Marsha Fatima, Naila Azzahra Aldira P., Riris Simangunsong, Elfa Fitria Isykarima, Farah Mumtazussolihah, Cinta Desiana Azzahra, Nashita Vania Ardhyan

Tags

anatomi histologi patologi kesehatan

Summary

Ringkasan OSPE CND 3 membahas anatomi, histologi, dan patologi terkait gerakan dan nyeri. Dokumen ini mencakup presentasi ringkas pada berbagai topik, seperti sendi, jaringan otot polos dan otot rangka, serta otot jantung. Terdapat gambar mikroskopik yang mendeskripsikan struktur jaringan tubuh.

Full Transcript

RANGKUMAN OSPE CND 3 MOVEMENT AND PAIN Tim Penyusun 146 - Hana Azka Taqiyya 176 - Louisa Rospita R. Z. S. 046 - Faira Marsha Fatima 055 - Naila Azzahra Aldira P. 096 - Riris Simangunsong 051 - Elfa Fitria Isykarima 078 - Farah Mumtazussolihah 052 - Cinta Desiana Azzahra 058 - N...

RANGKUMAN OSPE CND 3 MOVEMENT AND PAIN Tim Penyusun 146 - Hana Azka Taqiyya 176 - Louisa Rospita R. Z. S. 046 - Faira Marsha Fatima 055 - Naila Azzahra Aldira P. 096 - Riris Simangunsong 051 - Elfa Fitria Isykarima 078 - Farah Mumtazussolihah 052 - Cinta Desiana Azzahra 058 - Nashita Vania Ardhyanto 113 - Elvina Indriyati Khairunnisa 192 - Fidya Nadine Sam Pridita 047 - Firza Adrian Editor 135 - Kayla Nuha Fadhila DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2 ANATOMI.................................................................................................................................3 HISTOLOGI.............................................................................................................................4 PATOLOGI ANATOMI...........................................................................................................5 PATOLOGI KLINIK............................................................................................................... 6 FARMAKOLOGI.....................................................................................................................7 ANATOMI A. Articulatio/Sendi Sendi secara jaringan ikat penyusun terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Articulatio fibrosa tersusun dari jaringan ikat padat tidak terdapat cavitas synovial Sub-klasifikasi: a. Sutura → sendi yang berada diantara ossa cranii → synarthrosis (tidak dapat digerakkan) b. Gomphosis (Articulatio dentoalveolar) → diantara gigi dan socketnya pada maxilla dan mandibula → synarthrosis (tidak dapat digerakkan) c. Syndesmosis → contoh: membrana interossea diantara os. radius dan os. ulna dan diantara os. tibia dan os. fibula → amphiartrosis (dapat sedikit digerakkan) Rangkuman 2. Articulatio cartilaginosa tersusun dari jaringan fibrokartilago atau kartilago hyalin Sub-klasifikasi: a. Synchondrosis → terdiri dari kartilago hyalin → synarthrosis (tidak dapat digerakkan) → contoh: antara epiphysis dan diaphysis pada tulang yang masih dalam proses pertumbuhan dan antara os. costae I dan manubrium sterni (jika sudah tidak dalam masa pertumbuhan menjadi synostosis (bony joint)) b. Symphisis → terdiri dari jar. fibrokartilago → amphiarthrosis (dapat sedikit digerakkan) → contoh: symphisis pubis (diantara kedua ossa pubis), antara manubrium sterni dan corpus sterni, diantara corpus vertebrae 3. Articulatio synovialis a. Articulatio trochoidea (sendi ungkit/poros) gerakan rotasi contoh: - sendi antara vertebrae C1 (atlas) dan C2 (axis)/atlanto-axialis mediana - articulatio radioulnaris proximalis dan distalis b. Articulatio ginglimus (sendi engsel/hinge joint) gerakan fleksi dan ekstensi contoh: - articulatio interphalanges manus - articulatio humeroulnaris - articulatio genus (modified hinge joint) - articulatio talocalcaneoclavicularis c. articulatio sellaris (sendi pelana) gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi terbatas contoh: articulatio carpometacarpalis pollicis d. articulatio plana e. f. articulatio condyloidea g. articulatio globoidea HISTOLOGI Sajian : Gambar Mikroskopik Otot Polos Deskripsi : Duodenum Pada dinding usus terdiri atas 2 bagian otot polos yaitu: Praktikum : (1) Lapisan luar yang serat Otot polos ototnya tersusun memanjang, sejajar dengan panjang usus. (2) Lapisan dalam yang serat otonya tersusun melingkari dinding usus. Lapisan luar serat ototnya terlihat terpotong melintang dan lapisan dalam serat ototnya terlihat terpotong memanjang. Serat otot yang terpotong melintang - Inti sel terletak ditengah sel, - Tampak bangunan berbentuk lingkaran kecil-kecil dengan ukuran beragam yang sebenarnya adalah badan sel otot polos yang terpotong melintang dengan sitoplasma terpulas merah dan homogen - Inti sel jika terpotong akan berbentuk bundar, berwarna biru dan berkromatin padat. Sel otot polos yang terpotong memanjang - Berbentuk gelendong, lebar pada bagian tengahnya dan runcing pada kedua ujungnya - Pada bagian yang tebal terlihat inti lonjong panjang berwarna biru dengan kromatin padat. - Diantara serat atau sel otot polos terdapat sel dan unsure jaringan ikat lainnya. Sajian : Gambar mikroskopik Jaringan otot Deskripsi : Lidah rangka Serat otot yang terpotong memanjang Praktikum : - Terlihat seperti pita-pita Otot yang berjajar berkelompok Rangka membentuk berkas - Setiap serat mengandung myofibril yang terdiri atas miofilamen tebal dan tipis yang tersusun teratur membentuk gurat melintang terang (Gurat I) dan gelap (Gurat A) Cara inget : TIGA Gambar mikroskopik Jaringan otot Terang rangka sajian Lidah Gurat I Gelap Gurat A - Inti sel terlihat berderet-deret ditepian serat. Inti ini berbentuk gepeng, berwarna biru dengan kromatin padat. - Pada serat terpotong memanjang tidak ada gambaran ladang cohnheim. Serat otot yang terpotong melintang - Tampak berkelompok berbentuk polygonal. - Serat otot yang berinti lebih dari 1. - Inti ini berbentuk bulat, berwarna biru dengan kromatin padat dan semuanya terletak ditepian sel - Myofibril dalam 1 serat otot sering tampak berkelompok membentuk petak-petak tampak gambaran seperti ladang-ladang disebut ladang cohnheim Diantara serat-serat otot terdapat sedikit jaringan ikat longgar yang membungkus setiap serat disebut endomisium. Sekelompok serat otot membentuk berkas disebut fasikulus. Jaringan ikat jarang yang membungkus fasikulus disebut perimisium. Semua berkas otot kemudian berkelompok membentuk berkas yang lebih besar disebut muskulus muskulus dibungkus jaringan ikat padat kolagen yang disebut epimisium. Sajian : Gambar Mikroskopik Otot Jantung Deskripsi : Ventrikel Serat yang terpotong melintang - Sel berbentuk bulat dengan Praktikum : inti bulat terletak ditengah Otot - Myofibril terlihat tersebar Jantung merata - Sekitar inti terdapat ruang kitar inti disebut ruang perinuklear. - Tidak ada gambaran ladang cohnheim. - Pada ruang kitar inti kadang ditemukan pigmen lipofuchsin yang berwarna coklat disebut dengan pigmen jantung. Serat otot yang terpotong memanjang - Terdapat lebih dari 1 inti yang berbentuk lonjong. - Ujung serat yang satu dengan yang disebelahnya bersambungan membentuk tautan yang disebut diskus interkalaris yang terlihat sebagai garis tipis, gelap dan melintas lebar serat. Sajian : Gambar mikroskopik Tulang Rawan Deskripsi : Trakea Hialin Perikondrium terdiri atas serat kolagen dengan sel gepeng Praktikum : diantaranya. Sel ini adalah Tulang fibroblast, fibrosit, sel kondrogenik Rawan dan kondroblas. Hialin Hanya kondroblas yang dapat dikenali karena letaknya paling dekat dengan jaringan tulang rawan. Apabila kondroblas sudah diliputi matriks tulang rawan maka disebut kondrosit. Kondrosit yang dekat dengan perikondrium bentuknya gepeng atau lonjong. Semakin ke tengah kondrosit maka akan semakin membulat atau lonjong. Kondrosit membelah diri, akan tetapi hasil pembelahan tidak dapat berjauhan satu sama lain karena zat antar sel disekitarnya yang kenyal. Akibatnya semua sel hasil pembelahan itu terlihat berhimpitan satu sama lain dalam kelompok yang terdiri dari 2 – 4 kondrosit atau lebih. Selsel yang berhimpitan itu disebut sel isogen. Kondrosit biasanya terlihat mengeriput di dalam lacuna akibat pengolahan jaringan ketika pembuatan sajian. Matriks tulang rawan : - Matriks disekitar lacuna berwarna gelap disebut teritorium (kapsul atau simpai). - Matriks terlihat lebih terang disebut daerah interteritorium. Serat kolagen di dalam matriks tidak tampak pada sajian ini. Matriks hanya tampak homogen dengan kondrosit didalamnya. Sajian : Gambar mikroskopik Tulang Rawan Deskripsi : Epiglotis Elastis Sajian Epiglotis Pada dasarnya tulang rawan elastis susunan sel-selnya sama dengan Praktikum : tulang rawan hialin, yaitu Tulang mengandung serat kolagen tetapi Rawan juga banyak mengandung serat Elastis elastin halus. Kondrositnya sama juga mempunyai perikondrium. Dengan banyaknya serat elastin dalam matriks, tulang rawan ini tidak mudah mengalami proses degenerasi. Disini tidak jelas adanya teritorium. Sajian : Gambar mikroskopik Tulang Rawan Auricula Elastis Sajian Aurikula Praktikum : Tulang Rawan Elastis Sajian : Gambar mikroskopik Tulang Rawan Deskripsi : Diskus Fibrosa Pada tulang rawan jenis ini tidak intervertebr didapatkan perikondrium. alis Kondrositnya hampir semuanya gepeng karena terhimpit diantara Praktikum : jalinan serat kolagen di dalam Tulang matriks. Rawan Letak kondrosit berderet-deret Fibrosa seperti ikan berenang berbaris. Serat-serat kolagen didalam matriks menyusun diri membentuk berkas yang tersusun sepusat (konsentris) membentuk bangunan lonjong dan kondrositnya tersusun searah dengan serat kolagen tersebut. Di dalam sajian kondrosit terlihat mengeriput di dalam lacuna. Di dalam massa tulang rawan dibagian tengah dapat dilihat bahan berwarna merah kebiruan disebut nucleus pulposus. Di tepi atas dan bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan hialin permukaan sendi antar ruas tulang belakang. Sajian : Deskripsi : Tulang Dapat dilihat sisa-sisa periosteum Pipa pml warna hitam karena kering dan sajian tersalut abu sisa gosokan. Tulang gosok panjang bagian dalamnya berongga. Praktikum : Pada sajian terlihat lingkar luar Tulang yang lebih besar dan lingkar dalam Panjang yang lebih kecil, yang ketika hidup berbatasan dengan rongga sumsum tulang. Di tepian sajian tulang ini pada lingkar luar dapat dilihat lacuna dan kanalikuli bekas tempat osteosit beserta cabang-cabang sitoplasmanya, yang terisi bubuk bekas gosokan sehingga berwarna hitam. Lakuna tersusun berderet-deret membentuk beberapa lingkaran sepusat di sepanjang tepian luar tulang. Apabila sajian tulang yang dilihat tidak berupa sebuah lingkaran penuh maka deretan lacuna ini terletak pada bagian cembung sajian yang bersangkutan. Diantara deretan lacuna seperti itu terdapat zat antar sel tulang yang bersama-sama membentuk lamel (umum) luar. Deretan lacuna yang sama terletak di sepanjang tepian dalam tulang atau bagian yang cekung bila sajian tidak berupa lingkaran penuh dan disitu deretan lacuna dan zat interselnya membentuk lamel (umum) dalam. Lebih kedalam dari lamel (umum) luar, terlihat banyak lamel yang membentuk lingkaran sepusat dengan pusatnya sebuah lubang kecil yang disebut saluran Havers Sajian : Gambar mikroskopik Penulangan Penulangan Kondral Deskripsi : Terdapat daerah Kondral epifisis, metafisis dan diafisis tulang. Praktikum : Pada daerah epifisis terlihat Tulang zona-zona : Panjang - Zona Rihat (resting zona) terletak pada lempeng epifisis berupa tulang rawan hialin biasa. - Zona Proliferasi terletak pada daerah metafisis. Deretan kondrosit tersusun searah dengan sumbu panjang tulang. Selnya kecil-kecil, gepeng atau lonjong, tersusun dalam deretan mirip tumpukan uang logam. Zona ini terbentuk karena mitosis kondrosit. - Zona Pematangan (maturasi). Kondrosit yang telah berproliferasi membesar disebut juga daerah Hipertrofi. - Zona Pengapuran (kalsifikasi) didaerah ini terjadi peletakan zat kapur didalam matriks sehingga matriks berwarna kebiruan. Disini kondrosit mulai ada yang mati dan pecah akibat matriks di sekitarnya berkapur yang tidak memungkinkan difusi zat makanan. - Zona Degenerasi. Disini kondrosit banyak yang sudah pecah, lakunanya bersambungan satu sama lain, sebagian sudah diisi oleh jaringan ikat sum-sum tulang. Diantara kolom jaringan ikat terdapat sisa balok tulang rawan. - Zona Penulangan. Sel-sel osteogenik bersama dengan jaringan ikut yang ikut masuk bersama pembuluh darah yang tumbuh menembus periosteum mengisi bekas lacuna kondrosit. Sel osteogenik kemudian menjadi osteoblas yang tersusun berderet-deret sepanjang tepian balok tulang rawan. Sel ini mengeluarkan matriks tulang yang berwarna lebih kebiruan karena banyak mengandung zat kapur dan terbentuklah balok-balok tulang. Osteoblas yang sudah dikeliingi matriks tulang disebut osteosit. Osteoklas merupakan sel besar dengan inti banyak, biasanya terletak ditepi balok tulang pada cekungan yang disebut lacuna howship. Periosteum, melapisi bagian luar proses penulangan kondral, terdiri atas jaringan ikat yang banyak berserat. Didalamnya terdapat fibroblast, sel osteogenik, osteoblas yang sukar dibedakan satu sama lain. Disini juga terjadi proses penulangan yang akan memperbesar garis tengah tulang yang memungkinkan pertumbuhan Aposisional. Sajian : Gambar mikroskopik Penulangan Deskripsi : Penulangan Desmal Proses penulangan ini tidak Desmal didahului pembentukan tulang rawan. Tidak dijumpai balok tulang Praktikum : rawan. Tulang Yang ada hanya balok tulang yang Pipih dikelilingi oleh sel osteogenik dan osteoblas. Sumsum tulang dan osteoklas tampak jelas. Osteoklas cukup sering dapat dilihat berada di dalam lacuna howship. Disekitar balok tulang terdapat jaringan penyambung. PATOLOGI ANATOMI ❖ DEFEK TABUNG SARAF Meningoencephalocele Encephalocele Anencephaly ❖ HYDROCEPHALUS Ciri-Ciri: Ventrikel tampak dilatasi/melebar ❖ EDEMA CEREBRI Ciri-Ciri: Gyrus mendatar dan melebar Sulkus menyempit Ventrikel lateral menyempit Penyebab: Edema serebri sitotoksik Edema serebri vasogenik Edema serebri interstitial ❖ INFARK SEREBRAL ❖ ABSES SEREBRAL ❖ CEREBRAL HEMATOMA Ruptur pada a. meningea media Terletak pada ruang antara cranium – duramater Interval lucid (Penurunan kesadaran diikuti dengan kenaikan kesadaran kemudian kembali tidak sadar) Epidural Hematoma Operasi cito CT SCAN Massa biconvex yang mendorong ventrikel lateral dan midline ke arah kiri Ruptur pada bridging veins Terletak pada ruang antara duramater - cerebrum Subdural Hematoma CT SCAN hematom menekan otak ke kanan hematoma bilateral ❖ GLIOMA Glioma yang sering dijumpai adalah: - Astrocytoma - Oligodendroglioma - Ependymoma SS1. Astrocytoma ➔ Astrositoma merupakan tumor intraserebral tersering yang berasal dari sel glia. ➔ Sering juga ditemukan di Cerebellum. ➔ Bersifat invasif. ➔ Berdasarkan derajat keparahannya dibagi menjadi 4: - Derajat 1 paling jinak - Derajat 2-3 keganasan rendah (subtipe banyak) - Derajat 4 paling ganas. ➔ Jenis derajat rendah dominan ditemukan pada anak-anak, dan derajat tinggi biasanya ditemukan pada orang tua. ➔ Pertumbuhan tumor ini cepat, kadang disertai perdarahan dan nekrosis serta edema jaringan sekitarnya, sehingga seolah-olah bersimpai (simpai semu) - Kadang berbatas tidak tegas - Palpasi teraba tumor dengan konsistensi keras - Massa berwarna putih kelabu - Tidak tampak adanya batas tumor karena mirip astrosit normal - Massa tumor tampak seluler - Menunjukkan neuroglia yang bercabang-cabang banyak sehingga tampak fibriler (astrositoma fibriler) - Kromatin lebih kasar dan sel tumor tersusun lebih padat - Mitosis tidak ditemukan SS2. Glioblastoma ➔ Merupakan astrocytoma grade 4. Tampak area nekrosis dan perdarahan Selularitas meningkat (hiperseluler) dibandingkan dengan astrocytoma dengan grade yang lebih rendah Tampak gemistocyte cells yang merupakan astrocyte yang terdiferensiasi Terdapat area nekrosis SS3. Meningioma ➔ Tumor jinak dari sel mesotel lapisan arachnoid dan bersimpai ➔ Ditemukan banyak pada wanita ➔ Asal sel dari meningen (sel arachnoid, fibroblas dan pembuluh darah) ➔ Dapat menunjukan sifat invasif dan agresif namun bukan suatu tanda keganasan mutlak ➔ Bersifat residif (tumor muncul kembali) ➔ Pada meningioma jenis meningotelial tidak tampak psammoma bodies dan simpai tumor Tumor berwarna putih, kelabu, bulat, solid Memiliki batas tegas dengan lobul - lobul yang tumbuh mendesak jaringan otak (hemisfer cerebri) Tidak invasif ke dalam otak karena bersimpai dan lekat pada duramater - Tampak sel-sel tumor tersusun alveolar disebut concentric whorl - Inti berbentuk bulat atau oval - Sitoplasma bergranular halus - Stroma mengandung serabut kolagen - Tampak Psamoma body - Terdapat inklusi intranuklear (seperti lingkaran ungu dengan bagian tengah berwarna bening) tersusun melingkar SS4. Schwannoma Percabangan vestibular saraf kranial ke-8 Dekat ganglion vestibular Tersebar di seluruh tubuh Berasal dari sel selubung saraf yaitu sel schwann antoni A (sel padat) dan antoni B (sel renggang) Membentuk massa padat abu-abu, kadang kistik, berkapsul berbatas tegas Melekat pada saraf namun dapat dilepaskan - Permukaan tidak teratur - Ada tonjolan dan bagian yang kistik - Tampak bagian yang padat dan kistik pada penampang. - Ukuran kista umumnya kecil-kecil dan jumlahnya sedikit - Membentuk massa padat abu-abu - Melekat pada saraf namun dapat dilepaskan - Tampak bagian Antoni A, terdiri atas sel-sel gelendong seluler yang memanjang dengan sitoplasma yang tersusun seperti pagar (palisade). - Diantara sel terdapat serabut retikulin. Sel schwann membentuk Verocay body yang tersusun dalam palisade - Tampak bagian Antoni B terdiri atas anyaman serabut retikulin yang longgar (stroma edematous/sembab) dengan sel-sel schwan yang tersusun tidak teratur. (Antoni A) (Antoni B) SS5. Neurofibroma - Tak berbatas tegas/tak berkapsul - Adanya defek NF1 - Dapat multi nodul lokal (Plexiformis) - Degenerasi Ganas : Malignant Peripheral Nerve Sheath Tumor - Sukar dibedakan antara MPNST dan Neurofibroma - Sel atipik bukan keganasan - Aktivitas Mitosis (Indeks mitosis) : sesuai ketentuan ganas pada jaringan lunak - Membentuk tonjolan keras, tumbuh merata - Tumor berwarna putih keabu-abuan - Tidak bersimpai - Tunggal maupun multiple - Tampak jaringan renggang lonjong dengan sel-sel - Bentuk inti (sel schwann dan fibroblas) berombak, tdk lurus (wavy pattern) - Epidermis atrofi - Stroma miksoid/pucat - Selularitas homogen *Catatan tim PA: Untuk ssoal-soal PA klo diliat dari tahun-tahun sebelumnya banyak yg pake gambar dari PPT intro lab, jadi mungkin bisa dihapal gambar2nya siapa tau beneran keluar, good luck! PATOLOGI KLINIK Cairan tubuh dapat berupa urin, cairan otak, cairan asites, cairan pleura, cairan sendi, dan sebagainya. Selain urin, cairan tubuh yang lain lebih sulit untuk didapatkan karena: Resiko infeksi tinggi karena untuk mengambil cairan tersebut perlu adanya intervensi langsung contoh, cairan pleura diambil dengan cara menusuk rongga pleura atau cairan asites yang harus diambil dengan menusuk abdomen. Sampel sedikit dan mudah rusak, padahal hasil lab tersebut penting untuk terapi dan juga prognosis Oleh karena itu, yang diharapkan dalam pemeriksaan di laboratorium adalah hasil yang tepat dan cepat dengan memperhatikan secara detail cara pengambilan dan penanganan sampel yang sesuai/benar. Pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan dalam analisa cairan otak adalah: Karakteristik makroskopik : warna, kejernihan, bekuan Pemeriksaan kimia Morfologi sel: Jumlah PMN, MN, ada tidaknya sel sel morfologi patologis lain Kultur mikroorganisme: Jika dicurigai adanya infeksi Pemeriksaan lainnya, seperti kanker atau keganasan A. Liquor Cerebrospinal Merupakan cairan tubuh terbanyak ketiga dengan volume pada orang dewasa 90-15 mL dan pada neonatus sebanyak 10-60 mL. Fungsi cairan serebrospinal: Shock absorber Ekskresi Transport intracerebral Proteksi terhadap perubahan tekanan darah Regulasi tekanan intrakranial Cairan serebrospinal dibentuk dari plasma melalui mekanisme filtrasi selektif hasil tekanan hidrostatik dan transpor aktif. Cairan ini diproduksi di pleksus koroidalis ventrikel lateral (ventrikel ketiga dan keempat (20mL/hari) - > kemudian mengalir ke ruang subarachnoid - > lalu cairan yang bersirkulasi direabsorbsi kembali ke kapiler di arachnoid granulation/villae B. Blood Brain Barrier (Sawar Darah Otak) Sebagai perbandingan, kapiler di seluruh tubuh dilapisi oleh sel endotel dengan koneksi longgar sehingga memudahkan pertukaran nutrisi dan metabolit antara plasma dengan jaringan. Di pleksus koroidalis juga terdapat endotel, namun endotelnya memiliki ikatan very tight-fitting junction yang lebih rapat sehingga mencegah transport berbagai molekul. (+) - > Menjaga jaringan otak dari berbagai zat kimia atau kuman yang membahayakan (-) - > Mencegah masuknya sel imun dan obat-obatan Dengan adanya BBB, LCS bukan merupakan ultrafiltrasi sehingga komposisinya tidak sama dengan darah. Oleh karena itu, jika ditemukan adanya zat atau lainnya yang seharusnya tidak dapat melewati BBB maka itu menunjukkan adanya disrupsi BBB seperti misal pada meningitis dan multiple sclerosis. C. Kategori Penyakit Penyakit yang dapat ditegakkan atau dimonitoring perjalanan penyakitnya dengan pemeriksaan cairan cerebrospinal antara lain: Infeksi meningeal Keganasan SSP Perdarahan subarachnoid Penyakit myelin degeneratif (Multiple Sclerosis) D. Pengambilan Sampel Sampel diambil dari punksi lumbal antara vertebra ke-3 dan ke-4 atau ke-4 dan ke-5 Jumlah cairan yang diambil tergantung: Volume yang tersedia (dewasa vs neonatus) Tekanan CSF pada waktu jarum masuk ke ruang subarachnoid Tekanan menurun - > dapat disebabkan oleh kebocoran seperti karena trauma Tekanan meningkat - > dapat disebabkan oleh adanya tumor atau meningitis Pada kondisi tekanan meningkat, pengambilan harus dilakukan secara perlahan dengan monitoring tekanan Spesimen dikumpulkan dalam tiga tabung steril (1,2,3) berdasarkan urutan pengambilan. Berdasarkan gambar, diketahui fungsi tabung: Tabung 1 - > pemeriksaan kimia serologi Tabung 2 - > pemeriksaan mikrobiologi Tabung 3- > pemeriksaan hematologi Tabung 4 - > pemeriksaan tambahan, Suhu penyimpanan spesimen disesuaikan dengan jenis pemeriksaannya (dapat dilihat pada tabel) E. Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan makroskopik ini meliputi: Jernih: normal Cloudy/keruh; infeksi Milky: seperti susu Xanthochromic (kekuningan) : peningkatan serum bilirubin Kemerahan: peningkatan RBC misal ada perdarahan otak. Bila kondisi makroskopik CSF terlihat kemerahan, harus dibedakan apakah penyebabnya karena traumatic tap atau karena perdarahan intrakranial karena akan mempengaruhi tatalaksana Traumatic tap adalah perdarahan ketikankita melakukan penusukan. Cara membedakan antara traumatic tap dengan perdarahan intrakranial bisa dilihat dari distribusi darah, pembentukan bekuan, dan xanthochromic supernatant Distribusi darah: Sampel diambil menggunakan tiga tabung, pada traumatic tap akan terlihat bahwa tabung pertama akan lebih merah dibandingkan tabung kedua dan ketiga, sedangkan pada perdarahan intrakranial kemerahannya merata pada ketiga tabung. Pembentukan bekuan: Pada traumatic tap akan ada bekuan, sedangkan pada perdarahan intrakranial tidak ada Xanthochromic Supernatant: Ketika cairan sampl diendapkan, akan terbentuk 2 lapisan yang disebut supernatant pada bagian atas dan lapisan di bawahnya. Pada traumatic tap tidak terlihat adanya xanthochromic supernatant atau supernatan yang kekuningan Kemungkinan proses yang terkait dengan perubahan makroskopik CSF: F. Pemeriksaan Mikroskopik Hitung Sel: berfungsi untuk menghitung jumlah sel. Pada CSF biasanya tidak ditemukan eritrosit, sedangkan terdapat sedikit leukosit pada CSF, yaitu sebanyak: 1. Dewasa

Use Quizgecko on...
Browser
Browser