Bab 1 Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek PDF

Document Details

EndorsedSerpentine6841

Uploaded by EndorsedSerpentine6841

2021

Abd. Rahman dan Hery Nugroho

Tags

Islamic studies critical thinking technology education

Summary

This document is a textbook. It introduces concepts related to Islamic studies, critical thinking, and technology. It contains learning objectives and key terms for thinking critically and understanding science and technology. It targets students in Indonesian secondary schools in 2021.

Full Transcript

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2021 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Penulis: Abd. Rahman dan Hery Nugroho ISBN: 978-602-244-684-2 Bab 1 Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek A Tujuan Pembelajaran...

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2021 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Penulis: Abd. Rahman dan Hery Nugroho ISBN: 978-602-244-684-2 Bab 1 Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek A Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kalian dapat: 1. Membaca dengan tartil Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan QS. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). 2. Menghafalkan dengan fasih dan lancar Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan QS. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Mempresentasikan tentang Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar- Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga terbiasa membaca Al-Qur’an. 4. Meyakini bahwa berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah perintah agama. 5. Membiasakan rasa ingin tahu, berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 6. Menganalisis Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi. B Kata Kunci Berpikir Kritis Tadabbur Ilmu Tajwid Tadarrus Membaca Tartil Ayat Qauliyah Iptek Ulil Albab Makharijul Huruf 2 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI C Infografis MEMBIASAKAN BERPIKIR KRITIS DAN SEMANGAT MENCINTAI IPTEK Mengidentifikasi tajwid Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/58: 33 terkait Menganalisis Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar- Rahmān/58: 33, serta Hadis terkait Menghafal Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/58: 33 Membaca dengan tartil Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 Mempresentasikan dan Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 Q.S. ar-Rahmān/58: 33, Q.S. ar-Rahmān/58: 33, serta Hadis terkait serta Hadis Membiasakan nilai-nilai yang terkandung Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/58: 33, serta Hadis dalam kehidupan sehari-hari D Tadabbur Aktivitas 1.2 Aktivitas Peserta Didik: Amati gambar atau ilustrasi berikut ini! Lalu berilah tanggapan kalian yang dikaitkan dengan materi ajar yang dipelajari, yakni: Menelaah Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 tentang berpikir kritis dan semangat mencintai iptek! Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 3 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Kapan bendera merah putih Di atas bumi ada langit, dikibarkan di ruang angkasa? dan di atas langit ada apa? Gambar 1.4 Gambar 1.5 Ada daratan, lautan, dan tumbuh- Pesawat ruang angkasa, sudah tumbuhan, sudah berapa % yang adakah putera terbaik Indonesia sudah dimanfaatkan? yang terlibat? E Kisah Inspiratif Aktivitas 1.3 Aktivitas Peserta Didik: Pahami dan renungkan artikel berikut ini, sebagai bagian dari pemahaman dari materi ajar yang akan dipelajari! 4 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Bijak Terhadap Informasi Rasulullah Saw. bersabda: ْ َ َ َّ َ ّٰ َّ ّٰ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ ‫ كفى ِبال َم ْر ِء‬:‫الل صلى الل علي ِه َو َسل َم‬ ِ ‫ قال َر ُسول‬:‫رْ َرة قال‬ ‫ع ْن أ ِبي ه َي‬ ّ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ّ َ ً )‫ك ِذبا أن يح ِدث ِبك ِل ما س ِمع (رواه مسلم‬ Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah Saw. Bersabda: “Cukuplah seseorang disebut pendusta orang yang mengatakan (membicarakan) semua yang ia dengar” (HR. Muslim). Penjelasan: Jika seseorang mendapatkan berita, lalu diungkapkan seluruh informasinya tanpa landasan syariah yang benar, maka Rasulullah Saw. menyebutnya sebagai pendusta. Hal ini, karena siapa saja yang mendengar berita, tanpa adanya seleksi, maka sama saja berdusta. Hadis ini, memberi pelajaran penting, agar membiasakan menyaring informasi. Jika mempunyai berita dan ilmu, semestinya disampaikan kepada pihak lain, namun harus tetap mengikuti prinsip-prinsip yang sudah digariskan oleh Allah Swt. Dalam Q.S. az-Zumar/39: 18 Allah berfirman: ّٰ ُ ُ ٰ َ َ ْ َّ َ ٰۤ ُ ٗ َ َ ْ َ َ ْ ُ ََّ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َّ ُ‫الل‬ ‫﴿ ال ِذين يست ِمعون القول فيت ِبعون احسنهۗ اول ِٕىك ال ِذين هدىهم‬ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ ٰۤ ُ َ )18 :39/‫واول ِٕىك هم اولوا الالب ِاب ﴾ ( الزمر‬ Artinya: (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat (Q.S. az-Zumar/39: 18) Ayat ini mengandung penjelaskan, yakni: (1) Ciri ulil albab, yaitu orang yang gemar mengumpulkan beragam informasi, tetapi berusaha memilah dan memilihnya yang terbaik dan paling membawa maslahat/ Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 5 kebaikan. (2) Berisi informasi tentang ketuhanan, ajaran akhlak-moral, prinsip hidup dari berbagai sumber. (3) Selalu melakukan tabayyun atau konfirmasi. Tabayyun itu sangat penting, karena segala sesuatu yang diucapkan, dengar, dan disampaikan, harus dipertanggungjawabkan di sisi Allah Swt. Hal ini sejalan dengan Q.S. al-Isrā’/17: 36. َ ٰۤ ُ ُّ ُ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ َّ ٌ ْ َ َ َ َْ َ ُ َْ ََ ِٕ ‫ۗان السمع والبصر والفؤاد كل اولىك‬ ِ ‫﴿ ولا تقف ما ليس لك ِب ٖه ِعلم‬ ۤ ًْ ْ َ ُ ْ َ َ َ )36 :17/‫كان عنه مس ُٔـولا ﴾ ( االسراء‬ Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya (Q.S. al-Isrā’/17: 36) Bukan hanya itu, tabayyun juga dapat menjauhkan dari prasangka buruk, fitnah dan ghibah. Sebagai makhluk sosial, manusia banyak melakukan interaksi. Menjadi sangat indah, jika interkasi tersebut, yang diserap hanya informasi secara baik. Ini penting sekali, karena saat ini arus informasi yang masuk semakin deras. Jangan ditelan bulat- bulat seluruh informasi yang diterima, tetapi harus ada proses seleksi, karena informasi menjadi sarana paling efektif memengaruhi pola pikir seseorang. Pola pikir inilah yang membentuk tingkah laku. Jika informasi yang diserapnya tidak baik, maka besar kemungkinan perilaku yang muncul akan buruk. Sebaliknya, bila informasi yang diserapnya sarat dengan kebaikan, maka sikap dan perilaku orang tersebut akan baik. Sebab itu, patut sekali bila di tengah derasnya informasi, kita memohon kepada Allah Swt. agar diberi kemampuan untuk tetap konsisten dalam kebaikan, agar keimanan terjaga dari segala distorsi. Disadur dari sumber: Republika Online/Bunga Rampai Taushiyah 3 6 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI F Wawasan Keislaman Aktivitas 1.4 Aktivitas Peserta Didik: Bentuk kelas kalian menjadi 3 kelompok. Lalu, setiap kelompok mendapatkan sub-materi dari materi ajar yang akan dipelajari: (1) membaca secara tartil (sesuai ilmu tajwid dan makharijul huruf) Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Hadis yang terkait; (2) menganalisis isi kandungan Q.S. Ali Imrān/3: 190-191 dan Hadis yangterkait; (3) Menghafalkan dengan fasih dan lancar Q.S. Ali Imrān/3: 190-191. Hasilnya dipresentasikan oleh masing-masing kelompok! 1. Telaah Q.S. Ali Imrān/3: 190-191 tentang Berpikir Kritis a. Tilawah Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 Aktivitas 1.5 Aktivitas Peserta Didik: Mari membaca dengan fasih dan benar Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 berikut ini. Sesuaikan bacannya dengan menggunakan Ilmu Tajwid dan Makharijul huruf! َّ َ ْ ُّ َٰ َّ َْ ‫الس ٰم ٰو ِت َوالا ْر ِض َواخ ِتل ِاف ال ْي ِل َوالن َه ِار لا ٰي ٍت ِلا ِولى‬ َّ ‫﴿ اَّن ف ْي َخ ْلق‬ ِ ِ ِ َ َّ َ َ ُ َّ ُ ُ ٰ َ ً ُ ُ َ ّٰ ‫ الذيْ َن َي ْذك ُر ْو َن‬١٩٠ ‫ْال َا ْل َباب‬ ‫الل ِق َي ًاما َّوقع ْودا َّوعلى جن ْو ِب ِه ْم َو َيتفك ُر ْون‬ ِ ۙ ِ َ َ َ َ ٰ ً َ َ ٰ َ ْ َ َ َ َ ََّ َّ ‫ف ْي َخ ْلق‬ ْ ‫الس ٰم ٰوت َو ْال َا‬ ‫اطلاۚ ُس ْبحنك ف ِقنا‬ ِ ‫ب‬ ‫ا‬‫ذ‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ض‬ ۚ ِ ‫ر‬ ِ ِ ِ َّ َ َ َ )190- 191 :3/‫ ﴾ (اٰل عمران‬١٩١ ‫الن ِار‬ ‫عذاب‬ Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 7 b. Mengidentifikasi Tajwid Aktivitas 1.6 Aktivitas Peserta Didik: Mari perhatikan dengan cermat teks Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191. Buatlah kajian dari aspek ilmu tajwidnya. Berikut ini ada beberapa contoh, selanjutnya kembangkan untuk kalimat atau lafal yang lain dari ayat tersebut! No Kalimat Hukum Bacaan Sebab 1 ّ Nun Bertasydid ‫ِان‬ ‫( غنة‬Ghunnah) ْ 2 ‫الس ٰم ٰو ِت‬ َّ ‫ال شمسية‬ ‫ال ← س‬ (Al Syamsiah) َّ 3 ‫َوالن َه ِار‬ ‫مد طبيعي‬ Ada Alif, huruf sebelumnya berfathah (Mad Thabi’i) ً ُ ُ 4 ‫ِق َي ًاما َّوقع ْودا‬ ‫ادغام بغنة‬ Tanwin bertemu Idgham Bighunnah huruf ‫و‬ َ َْ َ 5 ‫خلقت‬ ‫قلقلة‬ Huruf ‫ ق‬bersukun Qalqalah (mati) 6 َ ‫َع َذ‬ ‫اب‬ ‫مد طبيعي‬ Ada Alif, huruf sebelumnya berfathah (Mad Thabi’i) c. Mengartikan Perkata Aktivitas 1.7 Aktivitas Peserta Didik: Coba cermati teks Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191. kata per kata. Maknai dari kata atau lafal dari ayat tersebut yang belum ada artinya! 8 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Kata Makna Kata Makna ْ َ Penciptaan َ ْ ُ َّ َ َ َ Mereka ‫خل ِق‬ ‫يتفكرون‬ memikirkan َ ْ Pergantian ْ َْ َ dan bumi ‫اخ ِتل ِاف‬ ۚ‫والار ِض‬ َ َْْ ُّ َ َ ٰ ۙ‫اب‬ِ ‫ِلا ِولى الالب‬ Orang-orang ‫ُس ْبحنك‬ Maha Suci yang berakal Engkau َ ْ ُ ُ َْ Mereka yang َ‫َع َذاب‬ Siksa ‫يذكرون‬ mengingat ُ ُ َّ ‫جن ْو ِب ِه ْم‬ Lambung mereka/ ‫الن ِار‬ Neraka pembaringa mereka (keadaan berbaring) d. Menerjemahkan Ayat Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190). (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 191). e. Asbabun Nuzul Diriwayatkan dari Aisyah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Ya Aisyah, saya malam ini ingin beribadah kepada Allah.” Dijawab oleh Aisyah, “Sungguh saya senang berada di sampingmu, saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah, mengambil air wudhu, lalu shalat yang lama sekali. Beliau menangis sampai membasahi pakaiannya, disebabkan sangat dalamnya merenungkan isi kandungan Al-Qur’an yang dibaca. Hal itu dilakukan berkali-kali, sampai menjelang adzan shubuh, dan saat Bilal hadir, masih melihat kondisi Nabi yang menangis. Lalu Bilal bertanya, “Ya Rasulullah, Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 9 kenapa Anda masih menangis. Bukankah Allah Swt. sudah mengampuni semua dosa engkau, baik terdahulu maupun yang akan datang,” lalu dijawab oleh Nabi: “Tidak pantaskah saya ini menjadi hamba Allah yang bersyukur, apalagi di malam ini Allah menurunkan ayat yang alangkah ruginya, jika dibaca ayat ini, namun tidak dihayati makna dan isi kandungannya.” Ayat- ayat tersebut adalah termasuk Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191. f. Isi dan Kandungan Ayat Memahami ayat Al-Qur’an, tidak cukup hanya berdasar terjemah saja, tetapi harus berlandaskan kepada buku tafsir yang mu’tabar (otoritatif). Berikut ini, kandungan isi Q.S. Ali Imrān/3: 190-191: 1. Begitu banyak tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang dibentangkan di langit dan bumi, termasuk pada diri manusia, semua itu harus dijadikan sebagai sarana berpikir bagi umat manusia, khususnya orang beriman, agar dapat mengambil manfaat, faedah, dan hikmah dari keberadaan alam semesta. 2. Penciptaan alam semesta, meliputi silih bergantinya siang dan malam, pusaran angin, keteraturan lintasan benda-benda langit, dan bumi dengan segala isinya, semua itu jangan hanya dijadikan sebagai peristiwa biasa, tanpa hikmah dan tujuan, tetapi harus dipikirkan, diteliti, dan dieksplorasi, sehingga keberadannya semakin terbuka dan dapat diambil sisi positif dan negatifnya melalui akal pikiran serta akal budi yang dimiliki oleh setiap orang; 3. Semua manfaat, faedah, dan hikmah dari beragam peristiwa yang tersebar di alam semesta tersebut, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki akal pikiran yang sehat serta akal budi yang dikenal dengan istilah ulil albab atau ulul albab; 4. Ulil Albab adalah orang yang memiliki akal pikiran yang lurus, nurani yang bersih, serta menjadi hamba Allah Swt. yang mengisi setiap waktunya untuk memikirkan segala penciptaan dan peristiwa di alam raya ini, sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa semua ini membawa manfaat, tidak ada yang sia-sia, akhirnya hidupnya semakin dekat (taqarrub) kepada Allah Swt.; 5. Tanda lain Ulil Albab adalah mereka yang dalam kondisi apapun (duduk, berdiri, dan berbaring) yang artinya juga saat mampu, kaya, atau terpuruk, 10 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI kondisi riang gembira, atau sedih, semua itu tidak menghalangi untuk mengambil maslahat dari segala ciptaan Allah Swt. baik untuk diri sendiri, lingkungan yang mengitarinya, maupun masyarakat secara luas; 6. Ulil Albab juga melakukan pemikiran kritis, utuh, obyektif, dan seimbang terhadap segala problema yang muncul, sehingga buah pemikirannya memberi banyak manfaat, jauh dari kebencian dan sengketa, apalagi kecancuan dan kebimbangan, akhirnya memunculkan kedamaian, kesejukan, serta solusi terbaik bagi semuanya; 7. Setiap orang beriman sangat dituntut, agar penggunaan akal pikiran dan akal budinya, menghasilkan kesadaran diri bahwa semua penciptaan itu bersumber dari Allah. Selanjutnya, mengajak diri dan orang lain, agar semakin dekat (taqarrub) kepada Allah Swt. Melalui pendekatan tersebut, keselamatan dan kesuksesan dunia akhirat dapat diraih, akhirnya terhindar dari kesengsaraan, kegagalan dan kehinaan; 8. Seperti peran dari ulil albab, Ayat ini mengajak juga agar di setiap komunitas dan masyarakat, bahkan dalam lingkup yang lebih luas, ada kelompok orang yang berperan sebagai pemikir dan penengah dari problema yang muncul, sehingga terhindar dari hoax, berita bohong, dan informasi yang tidak benar. 2. Telaah Hadis dan Penjelasan Lain tentang Berpikir Kritis a. Teks Hadis: َ َ:‫الل َع َل ْي ِه َو َسَّلم‬ ّٰ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ّٰ ُ ّٰ ‫الل َصَّلى‬ َ ّ َ ِ ‫ قال رسول‬:‫ قال‬،‫عن أ ِبي ذ ٍر ر ِض َي الل عنه‬ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ّٰ َ َّ َ َ َ ّٰ ْ َ َّ َ َ )‫الل فته ِلكوا (رواه ابو الشيخ‬ ِ ‫ات‬ ُ َ ْ ُ ِ ‫الل ولا تفكروا ِفي ذ‬ِ ‫تفكروا ِفي خل ِق‬ b. Makna Kata: Kata/kalimat Arti َّ ْ‫َت َفك ُروا‬ Berpikirlah kalian ّٰ ْ َ ‫الل‬ ِ ‫خل ِق‬ Ciptaan Allah Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 11 Kata/kalimat Arti َ ‫َولا‬ dan janganlah ّٰ َ ‫الل‬ ِ ‫ات‬ِ ‫ذ‬ Dzat Allah c. Terjemah Hadis Artinya: Dari Abi Dzar r.a. Nabi Saw. bersabda: “Pikirkanlah mengenai segala sesuatu (yang diciptakan Allah), tetapi janganlah kalian memikirkan tentang Dzat Allah, karena kalian akan rusak” (H.R. Abu Syeikh). d. Isi Kandungan Hadis 1. Isi Hadis ini membimbing kepada kita agar selalu berpikir kritis atau berpikir positif (positive thinking), yakni memikirkan tentang ciptaan Allah Swt. Maksudnya, kita digalakkan untuk berpikir, meneliti dan mengkaji segala hal yang terkait dengan makhluk ciptaan-Nya, tetapi dilarang memikirkan Dzat-Nya. 2. Terlarang memikirkan Dzat Allah Swt. itu disebabkan: jika dipikir Dzat Allah, pasti akal dan segala potensi yang dimiliki manusia tidak mampu mencapainya. Sebagaimana Rasulullah Saw. menuntun kita dalam menggunakan akal dan kalbu yang dipikirkan hanya makhluk-Nya saja, agar tidak sesat pikir, yang akhirnya menjadi sesat jalan. 3. Harus menjadi kesadaran bersama, bahwa berilmu, yang awalnya dimulai dari proses berpikir, obyeknya hanya di seputar makhluk dan alam semesta, termasuk dirinya sendiri. Jangan sampai melampaui kapasitas akal, yakni berpikir tentang Dzat Allah Swt. 4. Berpikir itu ada batasnya, tidak sebebas-bebasnya. Ada batas yang tidak boleh dilalui dan harus berhenti, karena jika tidak, manusia sendiri yang mengalami kebingungan dan kekacauan dalam hidupnya. Ini tentu tidak dikehendaki, karena penggunaan akal pikiran dan akal budi, bermuara kepada semakin dekatnya kepada Allah Swt., bukan malah menjauh dari-Nya. 12 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI e. Penjelasan Lebih Luas tentang Berpikir Kritis Berpikir menjadi ciri khas manusia. Disebabkan kemampuan berpikir, manusia menjadi makhluk yang dimuliakan Allah Swt. sebagaimana Q.S. al-Isrā’/17: 70 sebagai berikut: ٰ ّ َّ َ ّ ْ ُ ٰ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ّ َ ْ ْ ُ ٰ ْ َ َ َ َ َ ٰ ْ َ َ ْ ََّ ْ َ َ َ ‫﴿ ولقد كرمنا ب ِن ٓي ادم وحملنهم ِفى الب ِر والبح ِر ورزقنهم ِمن الط ِيب ِت‬ ۤ ً ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َّّ ْ َ ٰ َ ْ ُ ٰ ْ َّ َ َ )70 :17/‫وفضلنهم على ك ِثي ٍر ِمن خلقنا تف ِضيلا ࣖ ﴾ ( االسراء‬ Artinya: Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (Q.S. al-Isrā’/17: 70) Peran sebagai khalifah, diamanahkan kepada manusia, karena faktor berpikir juga. Karena, kemampuan berpikirlah, akan diserap, didapat dan ditemukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah/2: 30 menggambarkan dialog antara Malaikat, Adam, dan Allah Swt. tentang terpilihnya manusia menjadi khalifah di muka bumi, dikarenakan unggulnya ilmu yang dimiliki Adam. Menarik untuk merenungkan dialog tersebut bahwa segala seuatu itu Gambar 1.6 Belajar kelompok sebelum diputuskan, harus ada dialog sangat membantu pemahaman dan musyawarah terlebih dahulu. Lalu materi ajar diputuskan mana argumen dan pemikiran yang paling matang dan unggul untuk dipakai sebagai sebuah keputusan. Itu artinya Islam sangat menekankan adanya berpikir kritis, silakan menyodorkan argumen yang sahih, dan proses dialog yang bijak, sehingga hasilnya membawa kebaikan untuk semua. Berpikir terambil dari bahasa Arab, yakni ‫الفكر‬, berarti kekuatan yang menembus suatu obyek, sehingga menghasilkan pengetahuan. Jika Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 13 pengetahuan itu didukung bukti-bukti kuat, dinamakan ‫علم‬/’ilm (Q.S. at- Takātsur/102: 3-5). Jika buktinya belum meyakinkan, namun kebenarannya ّ lebih dominan, disebut ‫( ظن‬dhann/dugaan)/Q.S. al-Hujurāt/49: 12. ّ Selanjutnya, jika kemungkinan benar dan salahnya seimbang disebut ‫شك‬ (syakk/keraguan). Sementara jika tidak didukung bukti, atau bukti tersebut lemah, sehingga kemungkinan salahnya lebih besar disebut ‫( وهم‬wahm). Banyak ditemukan ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang pengetahuan yang bersumber pada akal pikiran atau rasio. Perintah untuk menggunakan akal dengan berbagai macam bentuk kalimat dan ungkapan merupakan suatu indikasi yang jelas untuk hal ini. Tetapi, tidak sedikit paparan ayat- ayat yang mengungkap tentang pengetahuan yang bersumber pada intuisi (hati atau perasaan) terdalam Menata ulang cara berpikir, mendayagunakan akal, dan menimbang- nimbang sebuah problematika untuk mencari solusi dan menemukan kebenaran, menjadi hal yang niscaya. Itulah sebabnya, Islam menekankan agar akal pikiran harus dijaga betul, jangan sampai diperlemah, baik berasal dari faktor internal maupun eksternal, misalnya tidak mendayagunakan, karena faktor kemalasan; minim ikhtiar, apalagi mengkonsumsi minuman keras, narkoba atau zat adiktif lainnya. 3. Telaah Q.S. ar-Rahmān/55: 33 tentang Mencintai Iptek Aktivitas 1.8 Aktivitas Peserta Didik: Pahami dan renungkan artikel berikut ini, sebagai bagian dari pemahaman dari materi ajar yang akan dipelajari! Ilmu dan Amal Harus dipahami, bahwa ilmu itu yang pertama, setelah itu baru amal. Dokter harus berilmu dulu, sebelum praktik mengobati pasien. Ilmu yang benar melahirkan keselamatan. Ilmu yang salah, menjadi penyebab kegagalan, kehinaan, bahkan kehancuran. Berdasarkan Q.S. al-Hajj/22: 54 Allah Swt. menjelaskan, ‘’Ilmu itu harus dipandu oleh iman, agar jika terjadi keraguan dan kebimbangan, segera kembali kepada sistem keimanan. Sebab, kebenaran itu jelas dan nampak nyata, sebaliknya keburukan juga nyata dan semestinya dihindari. 14 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Itu artinya, ilmu seiring dan sejalan dengan iman, dan dari iman, muncul ketundukan hati dan kepasrahan. Hal ini, sejalan dengan Q.S. Muhammad/47: 19 yang menjelaskan dengan nada perintah, ‘’fa’lam” yang berarti ketahulilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan, melainkan Allah, dan mintalah ampun bagi dosamu dan bagi orang-orang mukmin. Perhatikan kata ‘’fa’lam’’ didahulukan atas perintah beriman dan beramal. Imam al-Bukhari dalam Hadisnya meletakkan bab yang berjudul ‘’Bābul ‘ilmi qablal qauli wal amal’’ (Bab ilmu sebelum perkataan dan perbuatan). Para ulama melihat ilmu sebagai syarat sahnya perkataan dan perbuatan. Banyak sekali orang ikhlas, tetapi karena kurangnya ilmu, mereka sering menganggap yang salah jadi benar, dan yang benar jadi salah, atau yang sunnah jadi bid’ah dan yang bid’ah jadi sunnah. Anehnya, mereka tidak merasa salah, seperti kandungan Q.S. al- Kahfi/18: 103-104 “Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi dalam perbuatannya? Yaitu, orang- orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” Kita juga diingatkan oleh Q.S. Fāthir/35: 8 bahwa setan mudah memengaruhi orang-orang yang tidak berilmu, sehingga ia menganggap perbuatannya--sekalipun salah--menjadi benar, “Maka apakah orang yang ditipu itu menganggap baik pekerjaannya yang buruk, sehingga ia meyakini bahwa pekerjaannya itu baik?”. Sebuah doa yang selalu kita panjatkan, “Ya Allah tunjukkan kami bahwa yang benar itu benar, dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya, dan tunjukkan (juga) bahwa yang batil itu memang batil, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya”. Berdasarkan untaian doa tersebut, kita dibimbing untuk mendapatkan ilmu, lalu memohon kekuatan untuk mengamalkannya. Imam Al-Ghazali dalam bukunya Minhājul ‘Abidīn menyebutkan beberapa tangga yang harus ditempuh menuju Allah Swt., dan tangga pertama adalah ilmu. Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan bahwa perbuatan tanpa dibekali ilmu, hakikatnya merusak, bukan memperbaiki. Diadaptasi dari sumber: Republika Online/Bunga Rampai 3 Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 15 a. Tilawah Q.S. ar-Rahmān/55: 33 Aktivitas 1.9 Aktivitas Peserta Didik: Mari membaca dengan fasih dan benar Q.S. ar-Rahmān/55: 33 berikut ini. Sesuaikan bacannya dengan menggunakan Ilmu Tajwid dan Makharijul huruf! َ َْ ْ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ ْ َ ّ ْ ٰ ٰ َّ ‫الج ِن وال ِان ِس ِا ِن استطعتم ان تنفذوا ِمن اقط ِار السمو ِت‬ ‫ر‬َ ‫﴿ ٰي َم ْع َش‬ ِ ْٰ َّ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َْ َ ُ )33 :55/‫والار ِض فانفذواۗ لا تنفذون ِالا ِبسلط ٍنۚ ﴾ (الرمحن‬ b. Mengidentifikasi Tajwid Aktivitas 1.10 Aktivitas Peserta Didik: Mari perhatikan dengan cermat teks Q.S. ar-Rahmān/55: 33. Buatlah kajian dari aspek ilmu tajwidnya. Berikut ini ada beberapa contoh, selanjutnya kembangkan untuk kalimat atau lafal yang lain dari ayat tersebut! No Kalimat Hukum Bacaan Sebab ْ َْ ْ 1 ‫ال ِان ِس‬ ‫‘( اخفاء‬Ikhfa) ‫ن ←س‬ ُ َُْ ْ َ ْ 2 ‫ان تنفذ ْوا‬ ‫‘( اخفاء‬Ikhfa) ‫ن ←ف‬ ُ َُْ ْ َ 3 ‫ان تنفذ ْوا‬ ‫مد طبيعي‬ Ada ‫و‬, huruf sebelumnya (Mad Thabi’i) berharakat dhammah 4 َ َْ ْ Nun sukun bertemu hamzah ‫ِمن اقط ِار‬ ‫إظهار‬ (idzhar) ْٰ َّ 5 ‫ِالا ِب ُسلط ٍن‬ ‫مد طبيعي‬ Ada Alif, huruf sebelumnya berfathah (Mad Thabi’i) 16 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI c. Mengartikan Perkata Aktivitas 1.11 Aktivitas Peserta Didik: Coba cermati teks Q.S. ar-Rahmān/55: 33 kata per kata. Maknai dari kata atau lafal dari ayat tersebut yang belum ada artinya! Kata Makna Kata Makna ْ َْ ‫الج ِّن‬ َ َ ْ َٰ Wahai ‫َوالا ْر ِض‬ dan bumi ِ ‫يمعشر‬ golongan Jin ُ ْ ََ ْ َ ‫استطعت ْم‬ ‫ِا ِن‬ Jika kalian ‫لا‬ tidak mampu َ ْٰ ُ ْ‫ا ْن َت ْن ُف ُذوا‬ Kalian ‫ِبسلط ٍن‬ dengan kekuatan menembus (melintasi) d. Menerjemahkan Ayat Artinya: Wahai golongan jin dan manusia! Jika kalian sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kalian tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah) (Q.S. ar- Rahmān/55: 33). e. Asbabun Nuzul Tidak ada sebab khusus tentang turunnya ayat ini, tetapi secara umum, seperti yang dipaparkan M. Quraish Shihab (Pakar Tafsir Indonesia) dalam karyanya berjudul Tafsir Al Mishbah, Surat ini diturunkan, karena tanggapan negatif kaum musyrik Makkah saat mereka diperintah untuk sujud kepada Allah yang ar-Rahmān. Hal ini sejalan dengan Q.S. al-Furqān/25: 60 yang artinya adalah: Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kepada ar-Rahman,“ mereka menjawab: “Siapakah ar-Rahman itu?” Jika riwayat ini diterima, maka semakin jelas dan tepat jika Surat ini dinamai dengan nama yang populer tersebut. Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 17 f. Isi dan Kandungan Ayat Berikut ini, kandungan isi Q.S. ar-Rahmān/55: 33: 1. Allah Swt. mengancam kepada jin dan manusia, bahwa kelak di akhirat mereka tidak bisa mengelak akan pertanggung jawaban dari semua nikmat yang sudah diberikan. Meskipun mereka berusaha lari ke segala penjuru langit dan bumi, Sementara langit dan bumi serta alam semesta ini dimiliki dan berada dalam kekuasaan Allah Swt. Jika tidak percaya, silakan menembus dan melintasi ke semua penjuru alam raya ini, pasti mereka tidak mampu melakukan. 2. Jika saat ini muncul kelompok manusia yang mampu melintasi beberapa planet di angkasa dengan kekuatan dan ilmu yang didapat, itu hanya seberapa, tidak sebanding dengan luasnya alam semesta, dan harus diingat agar menjadi kesadaran bersama, bahwa kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus Gambar 1.7 Hanya ilmu yang tinggi yang mampu menjelajahi ruang angkasa semakin menumbuhkan kesadaran keimanan kepada Allah Swt. Itu artinya, semakin luas dan dalamnya ilmu yang dimiliki, hidupnya harus semakin dekat kepada-Nya, bahwa semuanya merupakan nikmat yang pasti akan diminta pertanggung jawaban. 3. Didahulukan penyebutan jin baru manusia, karena jin lebih memiliki kemampuan menembus luar angkasa, begitu juga perannya di bumi, meski lebih terbatas (Q.S. Jin/72: 9). Sebaliknya, saat Allah Swt. memberi tantangan untuk membuat semisal Al-Qur’an (Q.S al-Isrā’: 88), penyebutan manusia lebih didahulukan dibanding jin. Hal ini disebabkan kemampuan manusia lebih tinggi dibanding jin, apalagi yang paling ingkar menolak Al-Qur’an adalah jenis manusia. 4. Sebagian ulama menjadikan ayat ini sebagai isyarat ilmiah bahwa kekuatan dan penguasaan ilmu menjadi hal yang mutlak dimiliki, jika ingin menjadi umat, golongan atau kelompok yang sukses merengkuh 18 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI dunia, apalagi akhirat, dan Islam sangat menekankan tentang ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Seperi yang kita dapati sekarang ini, bahwa peradaban maju, pasti berbasis kepada ilmu, termasuk negara- negara maju, disebabkan kemampuan dan kemajuan di bidang ipteknya. 5. Harus dipahami bahwa majunya sebuah negara (sebut saja Singapura, Korea, Jepang, termasuk beberapa negara Eropa dan Amerika) disebabkan besarnya investasi pada kualitas manusia (sering disebut SDM), termasuk keberhasilan menjelajahi ruang angkasa. Itu semua membutuhkan dana yang tidak sedikit, termasuk kerjasama di pelbagai disiplin ilmu, bahkan antar negara, misalnya ilmu astronomi, teknik, matematika, seni, geologi dan lain-lain. 4. Telaah Hadis dan Penjelasan lain tentang Berpikir Kritis a. Teks Hadis َّ َ ّٰ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َْ ْ ّٰ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ‫الل ْب َن َع‬ ‫الل صلى‬ ِ ‫ س ِمعت رسول‬:‫ يقول‬،‫اص‬ ِ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ِ ِ‫و‬ ‫ر‬‫م‬ ِ ‫س ِمعت عبد‬ َّ َ ُ ُ َ ْ َ ً َ ْ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ّٰ َّ ُ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ ّٰ ‫اس‬ ِ ‫ ِإن الل لا يق ِبض ال ِعلم ان ِتزاعا ينت ِزعه ِمن الن‬:‫ يقول‬،‫الل علي ِه وسلم‬ ُ َّ َ َ َّ ً َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ ْ ْ َ َ ْ ْ ُ َْ ْ ََ ‫ول ِكن يق ِبض ال ِعلم ِبقب ِض العلم ِاء حتى ِإذا لم يترك عا ِلما اتخذ الناس‬ ْ ُّ َ َ َ ْ ُّ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ً َّ ُ ً ُ )‫ر ُءوسا جهالا فس ِئلوا فأفتوا ِبغي ِر ِعل ٍم فضلوا وأضلوا (رواه مسلم‬ b. Makna Kata Hadis Kata Arti Kata Arti ُ ْ َ َ َ َّ ‫لا َيق ِبض‬ Tidak mencabut ‫ِاتخذ‬ Menjadikan ً َ ْ Melenyapkan ً ‫ُر ُء‬ Pemimpin-pemimpin ‫ان ِتزاعا‬ ‫وسا‬ َ ُ َ ‫ِبق ْب ِض‬ Dengan mencabut ‫ف ُس ِئلوا‬ Mereka ditanyai ْ ْ َ ُّ َ َ ‫ل ْم َيت ُرك‬ Tidak tinggal (tersisa) ‫فضلوا‬ Mereka sesat Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 19 c. Terjemah Hadis Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin ‘Ash r.a. : “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya, Allah tidak mencabut ilmu dengan melenyapkannya dari dada manusia, tetapi dengan mewafatkan ulama, sehingga setelah tidak ada seorang pun ulama, mereka manusia mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin. Mereka ditanya, tetapi mereka (pemimpin-pemimpin yang bodoh itu) memberikan petunjuk tanpa ilmu, kemudian tersesatlah mereka, dan menyesatkan orang lain pula.” (HR. Muslim). d. Isi Kandungan Hadis 1. Hadis ini membicarakan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan yang terkumpul dalam diri pada ulama. Menjadi ulama bukan hal mudah, seperti terlihat dari kisah para ulama saat menuntut ilmu, misalnya Imam al-Ghazali, Imam al-Bukhari, Imam an-Nawawi, dan Buya Hamka setelah mencurahkan segala tenaga, pikiran, waktu dan meghadapi pelbagai cobaan dan rintangan dalam menutut ilmu. Mereka semua menjadi ulama yang produktif dalam berkarya, sehingga karya- karya mereka menginspirasi dan dapat dibaca, diteliti dan ditelusuri isi kandungannya, sehingga generasi saat ini, bahkan generasi mendatang masih dapat mengambil manfaatnya. 2. Rentang sejarah para ulama dari satu generasi ke generasi selanjutnya, baik dari buah karyanya maupun kisah (biografi) hidupnya, masih dapat diambil menjadi teladan, contoh, dan pelajaran tentang bagaimana cara mereka mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan kesabaran, olah batin yang dijalani, sehingga ilmu para ulama dapat memberi manfaat sampai saat ini. 3. Sekarang ini, kita rasakan semakin sedikit ulama akibat diwafatkan oleh Allah Swt. Sehingga kita kehilangan ilmu yang dimiliki sang ulama, dan berpengaruh terhadap kehidupan kita. Hal ini terbukti saat ini kita semakin susah menemukan teladan yang dapat dicontoh, akibatnya problematika dunia saat ini semakin banyak dan susah dicari solusinya. 4. Wafatnya para ulama berpengaruh juga kepada tokoh-tokoh yang muncul di seputar kehidupan kita, sosoknya kelihatan lebih pintar, hebat dan meyakinkan, namun jika ditelaah secara mendalam dari sudut pandang kebenaran, tenyata menipu dan membodohi kita. Itulah pentingnya kita 20 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI harus pandai-pandai memilih guru, sehingga ilmu yang didapat dapat membentengi kita dari jalan yang keliru dan menyesatkan. 5. Coba amati dengan seksama, kehidupan di sekeliling kita, ada tokoh masyarakat, bahkan agamawan yang terkenal, sangat populer bagi sebagian masyarakat dengan nasihat dan gaya panggungnya sangat meyakinkan, tetapi tidak lama kemudian ditangkap polisi, karena melanggar aturan hukum yang berlaku. Misalnya, mengaku sebagai ‘nabi’ akhir zaman (nabi palsu); berbuat asusila yang disembunyikan, padahal di antara mereka itu, banyak juga pengikutnya. 6. Rajin, cinta, dan semangat kepada ilmu itu mutlak, tetapi penting sekali melakukan seleksi ilmu dan guru, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, akibat kebodohan (minim ilmu) diri, atau dibodohi pihak lain, namun tanpa sadar, bahwa kita sebenarnya sedang ditipu, baik di bidang duniawi, dan lebih parah lagi, jika itu berurusan dengan masalah ukhrawi. e. Penjelasan lebih luas tentang iptek Memiliki semangat dan mencintai ilmu, seperti tema utama bahan ajar ini, ada baiknya kita hubungkan uraiannya dengan isi kandungan Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5 yang terkenal dengan istilah Surat Iqra’, sebuah kata yang merupakan perintah Allah Swt. kepada manusia untuk membaca (mempelajari, meneliti, atau mengeksplorasi) yang obyeknya tidak disebutkan, namun jelas obyeknya tentang apa saja yang diciptakan oleh Allah Swt. baik ayat-ayat yang tersurat (qauliyah) maupun ayat-ayat yang tersirat, yakni alam semesta (kauniyah). Membaca, meneliti dan menuntut ilmu itu harus berlandaskan nama Allah Swt., sehingga terjadi keserasian hubungan antara pencinta ilmu dan Pemberi Ilmu, yakni Allah Swt. Artinya ridha-Nya yang didapatkan, dan dengan bertambahnya ilmu semakin mendekatkan dirinya (taqarrub) hanya kepada-Nya. Jika ini yang dilakukan, hasilnya tentu membawa kebaikan untuk semua dan terhindar dari ilmu yang membawa kerusakan dan kehancuran bagi manusia dan alam semesta. Allah Swt. melalui Surat Iqra’ mengungkapkan bagaimana proses tahapan penciptaan manusia, yakni sebagai makhluk mulia yang melekat di dalam dirinya, dan diberi kesanggupan menguasai segala sesuatu yang ada di alam raya ini, serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya melalui ilmu dimiliki. Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 21 Berkali-kali Allah Swt. memerintahkan kembali kepada manusia, khususnya umat Islam agar selalu membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang, kecuali dengan mengulang-ngulangi dan membiasakannya, maka seakan-akan perintah mengulangi bacaan itu berarti mengulang-ulangi bacaan yang dibaca dengan demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa seseorang. Melalui rangkaian ayat ini, Allah Swt. menerangkan bahwa membaca itu berkaitan dengan qalam (pena) sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan tempat, sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. Qalam sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, sehingga dapat pula dijadikan sebagai sarana belajar dan mengajar. Allah Swt. menyatakan bahwa manusia diajari untuk berkomunikasi dengan perantara qalam. Lalu Gambar 1.8 Buku pandai membaca yang memunculkan bermacam- merupakan jendela dunia macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang menyebabkan dia lebih utama dibanding makhluk lain, sedangkan manusia pada permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa. Melalui ayat-ayat ini, terbukti tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan. Jika tidak karena qalam, niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara, penelitian yang tidak tercatat, dan banyak ajaran agama hilang, serta pengetahuan orang terdahulu tidak dapat dikenal oleh orang-orang sekarang. Begitu pula tanpa qalam, tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat buruk, tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang kemudian. Selain itu, melalui ayat-ayat ini menjadi bukti bahwa manusia yang berasal dari unsur yang mati dan awalnya belum berbentuk secara lengkap, akhirnya dijadikan Allah Swt. menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai membaca, menulis, dan berkomunikasi, serta mengetahui segala macam ilmu yang belum pernah diketahui dan dikenalnya. 22 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Aktivitas 1.12 Aktivitas Peserta Didik: Silakan baca berulang-ulang Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. al- Rahmān/55: 33 menurut ilmu tajwid dan makharijul huruf sampai kalian hafal. Gunakan HP kalian atau media komunikasi lain untuk proses menghafal dengan mendengarkan berkali-kali dari tilawah sang qari’/ qariah, lalu cocokkan dengan hafalan kalian. Demonstrasikan hasil hafalan kalian kepada teman kalian atau pihak lain (tutor/mentor) yang sudah mahir. Perhatikan aspek-aspek yang dinilai, antara lain: kesesuaian dengan ilmu tajwid, ketepatan makharijul huruf, dan kelancarannya. G Penerapan Karakter Setelah menelaah materi Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. al-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan peserta didik dapat membiasakan karakter dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut. Nilai No Butir Sikap Karakter 1 Terbiasa menyaring dan menyeleksi informasi Religius, yang diterima, sehingga masyarakat menjadi tanggung sehat sekaligus tidak terjadi kegaduhan karena jawab, peduli termakan berita palsu (hoax). lingkungan 2 Menjadi kelompok ulil albab, yaitu orang yang Religius, gemar mendengarkan pembicaraan, mencari tanggung sebanyak mungkin informasi, tetapi berusaha jawab, peduli memilah dan memilih informasi tersebut, lingkungan dan hanya mengambil yang paling baik dan bermanfaat. Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 23 3 Banyak tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang Religius, dibentangkan di langit dan bumi, termasuk pada tanggung diri manusia, semua itu harus dijadikan sebagai jawab sarana berpikir bagi umat manusia, khususnya orang beriman, agar dapat mengambil manfaat, faedah, dan hikmah dari keberadaan alam semesta. 4 Menyadarkan kepada setiap diri, bahwa semakin Religius, luas dan dalamnya ilmu yang dimiliki, hidupnya tanggung harus semakin dekat kepada Allah Swt., dan jawab semuanya merupakan nikmat yang pasti akan diminta pertanggung jawaban. 5 Rajin belajar dengan cara selalu membaca secara Tanggung berulang-ulang, sehingga isi bacaan itu menjadi jawab, peduli satu kepribadian yang utuh bagi dirinya sekaligus lingkungan memberi manfaat bagi pihak lain H Refleksi Memiliki semangat untuk mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi, mutlak dimiliki generasi muslim. Jika mengacu kepada Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5 yang terkenal dengan sebutan Surat Iqra’, kita diajak dan dibimbing untuk untuk membaca, mempelajari, meneliti, atau mengeksplorasi obyeknya tidak disebutkan. Coba pikirkan, kenapa tidak disebutkan obyeknya. Cari jawabannya melalui buku-buku tafsir yang ada (minimal 3 buku tafsir). Setiap jawaban harus disertai rujukan yang jelas (Nama dan cover buku tafsirnya, dan jawabannya di halaman berapa?) 24 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI I Rangkuman 1. Isi kandungan Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan hadis terkait, di antaranya: a) Penciptaan alam semesta, dan silih bergantinya siang dan malam, pusaran angin, keteraturan lintasan benda-benda langit, dan bumi dengan segala isinya, semua itu jangan dijadikan sebagai peristiwa biasa, tanpa hikmah dan tujuan, tetapi harus dipikirkan, sehingga keberadannya dapat diambil sisi positif dan negatifnya melalui akal pikiran serta akal budi yang dimiliki seseorang. b) Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus semakin menumbuhkan kedekatan (taqarrub) kepada Allah Swt. Itu artinya, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang, hidupnya harus semakin baik dan benar di sisi Allah Swt., termasuk semua nikmat yang diterima, pasti akan diminta pertanggungjawaban. c) Berpikir menjadi ciri khas manusia. Disebabkan kemampuan berpikir, manusia menjadi makhluk yang dimuliakan Allah Swt. d) Peran sebagai khalifah, diamanahkan kepada manusia, karena faktor berpikir juga. Karena kemampuan berpikirlah, ilmu pengetahuan dan teknologi akan diserap didapat dan ditemukan. e) Berpikir (‫)الفكر‬, berarti kekuatan yang menembus suatu obyek, sehingga menghasilkan pengetahuan. Jika pengetahuan itu, didukung bukti-bukti kuat dinamakan ‫علم‬/’ilm. Jika buktinya belum meyakinkan, namun kebenarannya lebih dominan, disebut ‫ظن‬ّ (dhann/dugaan). Selanjutnya, jika kemungkinan ّ benar dan salahnya seimbang disebut ‫( شك‬syakk/keraguan). 2. Isi kandungan Q.S. arl-Rahmān/55: 33 dan hadis terkait, di antaranya: a) Rajin, cinta, dan semangat menuntut ilmu itu mutlak dilakukan, tetapi penting sekali melakukan seleksi ilmu dan guru, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, akibat kebodohan diri, atau dibodohi pihak lain. b) Membaca itu berkaitan dengan qalam (pena) sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 25 walaupun mereka berjauhan tempat, sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. c) Setiap orang harus bercita-cita memiliki iptek yang tinggi, sebagaimana peran para ulama, sehingga sampai kini, meski sudah wafat, ilmu masih bermanfaat untuk generasi akan datang, dan harus menjadi kesadaran bersama, bahwa untuk menjadi ulama itu bukan hal mudah. d) Saat ini, semakin sedikit ulama akibat diwafatkan oleh Allah Swt. dan itu berpengaruh kepada hilangnya ilmu yang dimiliki para ulama yang berakibat bagi kehidupan, sehingga semakin susah menemukan teladan yang dapat dicontoh. J Penilaian 1. Penilaian Sikap Penilaian Diri Berilah tanda centang (√) pada kolom berikut dan berikan alasannya! Jawaban No Pernyataan Alasan S R TS 1 Berikhtiar secara maksimal untuk meneladani Rasulullah Saw. Meskipun beliau selalu dijaga oleh Allah dari dosa dan sudah mendapat jaminan surga Allah, beliau tetap beribadah sampai kakinya bengkak 2 Menjadi kelompok Ulil Albab, yakni orang yang memiliki akal pikiran yang lurus, nurani yang bersih, serta menjadi hamba Allah Swt. yang mengisi waktunya untuk memikirkan alam raya ini, tidak ada yang sia-sia. 26 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI Jawaban No Pernyataan Alasan S R TS 3 Setiap muslim sangat dituntut menggunakan akal pikiran dan akal budinya, menghasilkan kesadaran diri bahwa semua penciptaan itu bersumber dari Allah. Selanjutnya, mengajak diri dan orang lain, agar semakin dekat (taqarrub) kepada-Nya. 4 Penguasaan ilmu harus dilakukan, jika ingin menjadi pribadi, umat, dan negara yang sukses merengkuh kehidupan dunia akhirat 5 Para ulama, baik dari buah karyanya maupun kisah (biografi) hidupnya, dapat menjadi teladan, tentang bagaimana cara mereka mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan kesabaran, serta olah batin yang dilakukan. Catatan: S= Setuju, R= Ragu, TS= Tidak setuju 2. Penilainan Pengetahuan Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada pernyataan di bawah ini sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Saat itu Rasulullah Saw. bersama istrinya, Aisyah Ra. lalu beliau minta izin untuk beribadah. Lama sekali sampai menjelang subuh, bahkan menangis tersedu-sedu, karena begitu dalamnya perenungan ayat yang dibaca. Adapun ayat yang dibaca adalah …. A. Q.S. al-Baqarah/2: 190-191 B. Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 C. Q.S. an-Nisā’/4: 150-151 Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 27 D. Q.S. al-Maidah/5: 109-110 E. Q.S. al-An’ām/6: 145-146 2. Perhatikan Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190 ini! ٰ ٰ َ َ َّ َ ْ َّ َ ْ َ ْ َْ َ ٰ ٰ َّ ْ َ َّ ‫﴿ ِان ِف ْي خل ِق السمو ِت والار ِض واخ ِتل ِاف الي ِل والنه ِار لاي ٍت‬ َ َْْ ُّ ٰ )190 :3/‫ِلا ِولى الالب ِابۙ ﴾ ( ال عمران‬ Berdasarkan ayat tersebut, kata yang menunjukkan hukum bacaan Mad Thabi’i adalah …. ْ َ A ‫خل ِق‬ B ‫الس ٰم ٰو ِت‬ َّ َْ C ‫َوالا ْر ِض‬ ُّ D ‫ِلا ِولى‬ َّ E ‫ِان‬ 3. Perhatikan potongan Q.S. Ali ‘Imrān/3: 191 berikut ini! ً َ َ ٰ َ ْ َ َ َ َ ََّ ۚۚ‫اطلا‬ِ ‫ربنا ما خلقت هذا ب‬ Berdasarkan potongan ayat tersebut, yang termasuk isi dan kandungannya adalah …. A. penciptaan yang beraneka ragam dan berwarna B. menyelimuti kelompok dari kebimbangan dan keraguan C. keimanan itu membuahkan ketenangan, serta kebahagiaan D. berpikir kritis yang menghasilkan kesimpulan tidak ada yang sia-sia E. kemerdekaan berpikir kritis, agar menghasilkan wawasan yang utuh 4. Orang-orang yang memiliki akal pikiran yang sehat serta akal budi yang bersih dikenal dengan istilah ulil albab. Di antara tanda-tandanya adalah… 28 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI A. keterlibatannya dalam berbagai peristiwa B. peduli aspek pendidikan dalam meningkatkan martabat C. pemikirannya mendalam tetapi membawa kesimpulan yang sia-sia D. semua kondisi yang menimpanya, menghasilkan banyak sekali manfaat E. daya kritisnya utuh, sehingga tidak didapati keinginan yang meresap 5. Islam sangat menggalakkan untuk berpikir kritis, meneliti dan mengkaji segala hal yang terkait dengan makhluk ciptaan Allah Swt., tetapi dilarang memikirkan tentang …. A. qadha dan segala takdir-Nya B. nama-nama-Nya yang indah C. al-Asmaul Husna yang 99 D. sifat-sifat-Nya yang utuh E. Dzat-Nya atau Hakikat-Nya 6. Berpikir itu ada batasnya. Jika tidak, banyak kekacauan yang terjadi, termasuk yang terjadi di seputar kehidupan umat manusia. Di antara dampak negatifnya adalah …. A. indahnya dunia yang terus diperbaiki B. semakin banyak hasil perenungan yang didapatkan C. kehidupan dunia tetap berjalan sesuai kehendak manusia D. banyak manusia yang tidak mengakui keberadaan Tuhannya E. akal pikirannya menjadi tumpul dan minim martabat yang didapat 7. Setiap orang harus bercita-cita memiliki ilmu setinggi langit. Namun harus disadari bahwa Ilmu yang salah, menjadi penyebab kegagalan dan kehancuran. Sebab itu, ilmu harus dipandu oleh …. A. landasan yang rinci seluas problema manusia B. kembali dan menyatunya jati diri bersama pihak lain C. sistem kepercayaan yang dapat diterima oleh orang banyak D. kematangan berpikir dan dalamnya penghayatan yang dilakukan E. iman yang kuat dan cara beribadah yang benar 8. Perhatikan potongan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 berikut ini! ُ َُْ ْ َ ْ ُ ْ ََ ْ ْ ْ َ ّ ْ ْ …‫الجن وال ِان ِس ِا ِن استطعتم ان تنفذوا‬ ‫ر‬َ ‫ٰي َم ْع َش‬ ِ ِ Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 29 Berdasarkan potongan ayat tersebut, yang termasuk isi dan kandungannya adalah …. A. perintah Allah Swt. kepada jin dan manusia untuk melintasi penjuru langit B. kebebasan bagi jin dan manusia untuk kerjasama untuk hal yang baik C. tidak semua jin dan manusia mampu mengendalikan nafsunya D. kehinaan bagi siapa saja yang menuhankan semesta raya E. luasnya penjuru langit dan bumi serta di antara keduanya 9. Berdasarkan Hadis Nabi Saw., silih bergantinya tahun dan bulan, bukan sekedar berubahnya waktu, namun itu cara Allah Swt. mengambil ilmu- Nya dengan cara …. A. timbul kemalasan di sebagian besar para penuntut iptek B. jauhnya umat dari para pakar yang membidangi ilmu tersebut C. mewafatkan para ulama dengan ilmu yang dimilikinya D. minimnya kehadiran umat di seputar ulama E. berkurangnya para tokoh yang menguasai 10. Cinta dan semangat menuntut ilmu, itu menjadi keharusan. Namun, ada faktor lain yang harus diperhatikan bagi penuntut ilmu. Hal itu adalah …. A. melakukan seleksi guru dan ilmu yang ingin dipelajari B. kapasitas akal yang naik turun sesuai banyak tidaknya ilmu C. jumlah dana yang dibutuhkan dengan dana orang tua D. olah batin yang menurunkan semangat lahir/fisik E. keamanan dan kesehatan yang melingkupinya Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar! 1. Sebutkan tingkatan berpikir, sehinggaّ seseorang itu sudah sampai taraf ّ (dhann/dugaan), dan ‫( شك‬syakk/keraguan)? ‫علم‬/’ilm, ‫ظن‬ 2. Perhatikan potongan Q.S. ar-Rahmān/55: 33 berikut ini! َ ْ ْ ‫ٰي َم ْع َش َر الج ّن َو ْالانْس ان‬ ْ‫اس َت َط ْع ُت ْم ا ْن َت ْن ُف ُذوا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ Terjemahkan potongan ayat tersebut! 3. Sebutkan 3 ciri dari ulil albab? 30 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI 4. Amati dengan cermat Hadis ini! َ َ ُ ّٰ َّ َ ّٰ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ّٰ َ ْ َ ّ َ ْ َ ‫الل صلى الل علي ِه‬ ِ ‫ قال رسول‬:‫عن أ ِبي ذ ٍر ر ِض َي الل عنه قال‬ ْ‫الل َف َت ْهل ُكوا‬ ّٰ َ َّ َ َ َ ّٰ ْ َ َّ َ َ َّ ِ ِ ‫ات‬ ْ ُ َ ِ ‫الل ولا تفكروا ِفي ذ‬ ِ ‫ تفكروا ِفي خل ِق‬:‫َو َسل َم‬ ْ ُ )‫(رواه ابو الشيخ‬ Berdasarkan Hadis tersebut, jelaskan 3 (tiga) kandungan isinya! 5. Tulis kembali Q.S. Ali Imran/3: 191 dengan benar! 3. Penilaian Keterampilan a. Penilaian Proyek Aktivitas 1.13 Aktivitas Peserta Didik: Ini kerja pribadi, bukan kelompok. Perintahnya adalah buatlah kaligrafi dari Q.S. Ali ‘Imran/3: 190, dan 191, atau Q.S. ar-Rahman/55: 33. Silakan dipilih ayatnya, setiap peserta didik hanya milih 1 (satu) ayat saja dari 3 (tiga) pilihan yang ada. Dibuat di kertas ukuran A4, pekan depan dikumpulkan. b. Penilaian Praktik Kelompok: Kelas dibagi 5 kelompok, sesuai dengan Penilaian Proyek yang sudah dilaksanakan. Lalu setiap kelompok menilai kaligrafi yang dibuat oleh masing-masing peserta didik. Penilaian harus berdasarkan kesepakatan seluruh anggota di kelompok tersebut, berdasarkan kriteria yang dijelaskan oleh GPAI. Buat rekap nilainya dengan benar. Hasilnya diserahkan kepada GPAI. Individual: Setiap kelas ada 1 peserta didik (sebagai Juara 1) yang memperagakan pembuatan dasar-dasar pembuatan kaligrafi. Sementara itu, GPAI bersama peserta didik lainnya memberikan tanggapan dan penilaian. Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek 31 c. Penilaian Portofolio Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan kalian, baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat pada buku Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti! K Pengayaan Perhatikan Tugas berikut ini! 1. Tugas ini berkaitan dengan hasil tes baca Al-Qur’an di kelas kalian; 2. Kelompokkan hasil tes tersebut menjadi 3 (tiga), yakni: mahir, sedang dan belum; 3. Bagi kelompok mahir, membimbing kelompok sedang dan belum. Namun, prioritaskan kelompok yang belum 4. Selesaikan tugas tersebut selama 3 bulan dengan menggunakan metode IQRA’, AL-BARQY, TILAWATI, atau metode lain yang kalian kuasai 5. Koordinasikan semua kegiatan tersebut dengan GPAI, Mentor, Tutor, atau siapa saja yang ditunjuk oleh GPAI kalian. 6. Niatkan semua kegiatan tersebut hanya mencari ridha Allah Swt. 32 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI

Use Quizgecko on...
Browser
Browser