Oral Lesions (PDF)

Document Details

CalmAntigorite532

Uploaded by CalmAntigorite532

Universitas Hasanuddin

Drg. Erni Marlina, Sp.PM

Tags

oral lesions medical diagnosis oral health dentistry

Summary

This document discusses various types of white and red lesions in the oral cavity, including their causes, classifications, and treatments. It covers topics like hereditary benign lesions, infectious processes, and reactive conditions. The text also provides details on identifying and treating these conditions.

Full Transcript

Lesi Putih dan Lesi Merah Rongga Mulut Drg. Erni Marlina, Sp.PM Warna normal mukosa rongga mulut Warna normal mukosa rongga mulutè merah muda ok cahaya berjalan melalui lapisan superfisial jaringan lunak yang translusen. Cahaya akan mengenai dasar kapiler dan terefleksi Kembali sehingga mengh...

Lesi Putih dan Lesi Merah Rongga Mulut Drg. Erni Marlina, Sp.PM Warna normal mukosa rongga mulut Warna normal mukosa rongga mulutè merah muda ok cahaya berjalan melalui lapisan superfisial jaringan lunak yang translusen. Cahaya akan mengenai dasar kapiler dan terefleksi Kembali sehingga menghasilkan warna merah muda. 1. White and Red Lesions 2. Vesiculobullous Lesions 3. Ulcerative Conditions 4. Pigmentary Disorders 5. Verruca-Papillary Lesions 6. Connective Tissue Lesions 7. Salivary Gland Diseases 8. Lymphoid Lesions (Myeloma) 9. Cysts 10.Odontogenic Tumor (Peripheral odontogenic fibroma) 11.Inflammatory Diseases Empat factor uang mempengaruhi warna mukosa: 1 Kualitas dan jumlah darah 2 Ketebalan mukosa 3 Adanya melanin 4 Derajat keratinisasi Warna putih pada lesi mukosa disebabkan : 1.­Keratin or parakeratin (hyperkeratosis or hyperparakeratosis). 2. ­ Prickle cell layer (acanthosis). 3. Intracellular edema (spongiosis). 4. Intercellular edema. 5. ­ Collagen fibers (fibrosis). 6. Pseudomembrane pada mukosa. 1 Corneum layer 2Granular cell layer 3- Prickle cell layer 4- Basal cell layers Warna merah pada mukosa disebabkan: 1. Menjadi tipisnya epithelium (atrophy). 2.­ Vascularity: misalnya inflamasi yang menyebabkan vasodilatasi Classification of red and white lesions Hereditary Infectious Precancer lesions Erythroplakia 1 Leukoedema 1 Candidiasis Leukoplakia 2 White Sponge Nevus 3. Hereditary Bening 2. Kolpik’s Spots Autoiummune Dyskeratosis 3. Mucous Patches 1. Oral Lichen Planus 4. Follicular Keratosis 4. Parulis 2. Lichenoid Reactions 3. Lupus Erythematosus Reactive/Inflammatory 1 Linea Alba (White Line) 2 Frictional (Traumatic) Keratosis 3 Cheek Chewing 4 Chemical Injuries of the Oral Mucosa 5 Uremic stomatitis 6 Actinic Keratosis (Cheilitis) Miscellaneous Lesions 7 Smokeless Tobacco–Induced Keratosis Fordyce’s Granules 8 Nicotine Stomatitis Geographic Tongue 9 Oral Hairy Leukoplakia Hairy Tongue (Black HairyTongue) Oral Submucous Fibrosis LESI-LESI PUTIH HEREDITARY BENIGN INTRAEPITHELIAL DYSKERATOSIS HBID /Witkop’s disease, Jarang dijumpai, autosomal dominant Etiology: Telomeric gene 4q35 Clinical presentations Onset sejak bayi Bulbar conjunctivitis dan lesi putih rm Lunak, asymptomatic Plak dan berlipat Photophobia, Kebutaan sekunder thd vaskulariasi kornea Self limiting Follicular Keratosis Clinical presentations Darter’s disease, Darrier-White disease, Usia 6 hingga 20 autosomal-dominant Skin predilection, 13% oral Etiology: Skin manif: lesi popular kecil pada kulit ATP2A2 berfungsi un pompa kalsium yang Papula è coalesce, kasar è patches akhirnya menganggu pertumbuhan dan verrucous è rentan terinfeksi, malodor differensiasi proses yang dependent kalsium Oral: papula putih kecil , cobblestone appereance Treatment: Retinoids, Vit A Corticosteriod Remissions 4- Injuri kimia mukosa rm Terutama jika digunakan dlm waktu yang lama, bahan kimia berupa: — Aspirin, — Silver Nitrate, — Formocresol, — Sodium Hypochlorite, — Dental Cavity Varnishes, — Acid Etching Materials, — Hydrogen Peroxide — Dentifrices & Mouthwashes (Cinnamon-flavored Dentifrice). 4- Injuri kimia mukosa rm Gambaran klinis: qBiasanya terletak pada daerah lipatan mucobuccal dan gingiva. qDaerah yang terluka bentuk ireguler, putih, diliputi pseudomembran, dan sangat nyeri 4- Injuri kimia mukosa rm Treatment and prognosis: § The best : prevention. § Penggunaan rubber dam untuk menghindari iatrogenic error. § Luka bakar superfisial biasanya sembuh dalam 2 minggu. § agent emollient protektif misalnya lapisan methyl selulosa è analgetik. Luka bakar yang dalam dan nekrosis è debridment permukaan dilanjutkan dengan antibiotic 5.Stomatitis Uremic Uremic stomatitis dianggap sebagai luka bakar kimia. Kelainan yang jarang dijumpai pada pasien dengan gagal ginjal kronis atau akut ok meningkatya konsentrasi urea dan produknya didalam darah dan saliva. Patogenesis lesi rm belum jelas. Terutama terjadi saat konsentrasi urah dlm darah 30 mmol/l Treatment: — Perbaikan gejala setelah hemodialisis — Peningkatan OH dg level yang tinggi, obat kumur 7-Smokeless Tobacco–Induced Keratosis snuff dipper’s keratosis tobacco pouch keratosis Typical features: v Smokeless tobacco are seen in the area contacting the tobacco. vThe most common area of involvement is the anterior mandibular vestibule, followed by the posteriorvestibule. vThe surface of the mucosa appears white and is granular or wrinkled. v These lesions are accepted asprecancerous Smokeless Tobacco–Induced Keratosis vKhas dengan adanya resesi gingiva dan kerusakan jaringan periodontal pada daerah yang berkontak langsung. Resesi melibatkan aspek fasial gigi geligi dan berhubungan dengan jumlah dan durasi pengugnaan tembakau vLesi asymptomatik dan biasanya diketahui saat pemeriksaan rutin Smokeless Tobacco–Induced Keratosis Treatment and prognosis: Berhenti merokok 1 atau 2 minggu biasanya cukup untuk mengembalikan gambaran normal mukosa. Jika lesi masih ada setelah sebulan perlu dilakukan biopsy untuk mengetahui penyebabnya 8- Nicotine Stomatitis stomatitis nicotina palati smoker’s palate — Lesi putih yang terjadi pada palatum lunak dan keras pada perokok pipa sigaretm dan cigarsmokers — Lesi bukan golongan premalignant — Reverse smoking” menyebabkan perubahan palatal yang lebih signifikan yang lebih mengatah pada erythroleukiplakia yang digolongkan pemakignant Nicotine Stomatitis Typical features: — Lebih sering pada laki-laki lansia dengan Riwayat penggunaan rokok sigaret, pipa, adatu cigar jangka Panjang — Ok Riwayat kronis, mukosa palatal Nampak putih atau keabu-abuan difuse/ Sebagian Nampak peningkatan papula dengan titik tengah berwarna merah yang menunjukkan perubahan dan inflamasi ductus kelenjar saliva minor. Nicotine Stomatitis Treatment and prognosis: Akan hilang sempurna jika kebiasaan merokok dihentikan. Lesi akan sembuh dlm 2 minggu. Keparahan inflamasi berbanding dengan durasi dan jumlah rokok yang dihisap. Biopsi harus dilakukan jika lesi putih menetap selama 1 bulan setelah berhenti merokok. 9. Oral Hairy Leukoplakia — Oral hairy leukoplakia is a lesi corrugated putih biasnaya pada permukaan verntral atau lateral lidah pasien dg immunodefisiensi — Paling sering pada pasien dg infeksi HIV — Epstein Barr virus dikaitkan sbg penyebab — Nampak sebagai lesi plaque-like dan biasanya bilateral. Diagnosis — Defenitif diagnosis dilakukan dg mengetahui adanya EBV melalui in situ hybridisasi, electron microscopy, atau PCR Treatment and prognosis — Tidak indikatif. Kondisi ini biasanya hilang jika pasien menggunakan antivirus seperti zidovudine, acyclovir, atau ganciclovir untuk HIV dan virus yang berkaian lainnya. Koplik’s spots — Measle/campak disebabkan oleh virs Paramyxovirus. — Umumnya pada anak terutama dimusin dingin dan spring 7-10 days dg masa inkubasi 7-10 hari — Koplik’s spots dilaporkan 97% pada anak. Lesi ini terjadi 1 atau 2 hari setelah gejala prodromal, dan 2-3 hri sebelum terjadinya lesi kulit. Koplik’s spots — Saat lesi kulit muncul Koplik’s spots dakan hilang. — Koplik’s spots tidak dijumpai pada German measles (Rubella) — Koplik’s spots umumnya dijumpai pad mukosa pipi dan bibir Nampak sebagai noda putih kecil dikelilingi batas merah terang atau sebesar bulir beras dengan basis erythematous. — Komplikasi berupa encephalitis dna thrombocytopenia purpura. Candidiasis — Candidiasis” disebabkan oleh jamur, terutama Candida albicans, merupakan infkesi jamur paling sering dijumpai pada manusia — Candida species merupakan flora normal pada manusia dan oral dan dijumpai dg konsentrasi rendah 40% -60% populasi. — Candida merupakan infeksi oportunistik — Bisa akut maupun kronis Predisposing factors Marked changes in oral microbial flora occur following Antibiotics administration of antibiotics Topical or systemic antibiotics reduce the count of oral bacteria so give a chance for Candida to grow causing infection. Smoking localized epithelial alterations allowing candidal colonization. Cigarette smoke may also provide nutrition for candida albicans. Xerostomia may be secondary to smoking, salivary gland Xerostomia disease, certain drugs, radiation,..... Reduced salivary secretion that reduced salivary IgA which allows for candidal invasion into the tissue. Corticosteroids are immunosuppressive drugs which inhibit Corticosteroid lymphocytes.. therapy Topical or systemic corticosteroids results in candidal infection so, use of antifungal drug for one week out of four weeks of corticosteroid therapy. Predisposing factrors Infants acquire the infection from: their mothers during labor or Age defective hygiene of bottles. -The immune system is not well developed in infants, thus they are liable for infection. Old age due to: Malnutrition and malabsorption, defective immune response or low vertical dimension. During pregnancy the following changes may be responsible for Pregnancy candidal infection: -Increased estrogen and progesterone which may act as substrate for pathogens. - Defective cell mediated immunity. Diabetes Diabetic individuals are liable to develop oral candidiasis due to the defect in immunity (especially neutrophils). Classification of Oral Candidiasis Acute Chronic Pseudomembranous Atrophic Atrophic Hyperplastic 1 Denture sore mouth 1-Candidal leukoplakia Thrush 2Angular cheilitis 2-Papillary hyperplasia 3-Median rhomboid of the palate glossitis 3-Median rhomboid glossitis (nodular) Candidaantibiotic Iron deficiency Antibiotic sore anemia mouth Parulis — A parulis, or gumboil, merupakan akumulasi pus yang terletak di jaringan gingiva. Biasanya berasal dari abses periapikal akut atau poket periodontal — Tulang kortikal rusak akibat proses inflamasi dan gumboil terbentuk dengan gambaran penonjolan putih kekuningan pada gingiva. Lesi biasanya sangat nyeri yang akan hilang setelah ‘boil’ pecah atau mengalir keluar secara spontan. Lichenoid Reactions Lichenoid reactions dibedakan dengan OLP berdasarkan: (1)Hubungannya dengan penggunaan obat (2)Lesi akan sembuh jika obat atau factor lain dihilangkan atau saat penyakit diterapi Lichenoid reaction in buccal mucosa, reaction to amalgam contact Drugs Induce Lichenoid Reaction Gold therapi: o Non-steroidal anti- inflammatory drugs (NSAIDs) o Diuretics oranti-hypertensives o Oral hypoglycemic agents of the sulfonylurea type Drugs Induce Lichenoid Reaction Graft-versus-host Disease — Interaksi immune-competent cells dari stu individu (the donor) ke host (the recipient) yang immune- deficient. Clinical features: — Lesi peidermal akut GVHD mulai dari rash ringan hingga kulit terkelupas parah Graft-versus-host Disease — Lesi mukosa rm terjadi pada 1/3 kasus dan hanya merupakan komponen kecil dari masalah ini. — Chronic GVHD dihubungkan dg lichenoid lesions. — Pada beberapa kasus, lichenoid lesi intraoral sangat parah dan biasanya melibatkan pipi, lidah, bibir dan gingiva Graft-versus-host Disease — Oral GVHD, biasanya Nampak seperto jaringan reticular yang jelas/white striae yang menyerupai OLP. Pasien terkadang mengeluhkan sensai terbakar. Xerostomia juga sangat sering dijumpai terutama jika kelanjar saliva ikut terkena Graft-versus-host Disease — Terjadinya pyogenic granuloma pada lidah pernah dilaporkan sbg komponen chronic GVHD. Mulut merupakan indicator berbagai reaksi dan infeksi yang berkaitan dengan komplikasi yang berhubungan dengan transplantasi. Kebanyakan infeksi ini berupa infeksi Candida oportunistik. Treatment and prognosis — Prinsip dasar penatalaksanaan GVHD adalah pencegahan dg secara menelusuri histocompabilitas donor dan penerima dan pengunaan obat-obat immunosuppresif secara bijak. — Topical corticosteroids dan medikasi palliative dapat membantu penyembuhan ulser. Ultraviolet A irradiation therapy disetai oral psoralen (yang membantu meningkatkan sensitifitas kulit terhadap Panjang gelombang intensitas tinggi cahaya ultraviolet (UVA) juga dilaporkan efektif untuk merawat lesi yang resisten. — Topical azathioprine suspension (immunosuppressive drug) digunakan sebagai obat kumur dan ditelan sehingga memungkinkan untuk tetap menggunakan obat ini secara sistemik THANK YOU

Use Quizgecko on...
Browser
Browser