Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

SafeChupacabra6430

Uploaded by SafeChupacabra6430

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

2024

Tags

lepra treatment medicine health disease treatment

Summary

This document is a presentation on lepra treatment, covering topics such as different types, treatment, and prevention.

Full Transcript

KEMOTERAPI LEPRA BAG. FARMAKOLOGI DAN TERAPI FK UNDIP 2024 Mycobacterium leprae - Bersifat thn asam lbh rendah dibanding basil tuberkel - Sifat decolorisasinya lbh cpt - Gram (+) - Motil (-), spora (-) = Hansen’s bacillus Penyakit : kusta, lepra, leprosy, Hansenias...

KEMOTERAPI LEPRA BAG. FARMAKOLOGI DAN TERAPI FK UNDIP 2024 Mycobacterium leprae - Bersifat thn asam lbh rendah dibanding basil tuberkel - Sifat decolorisasinya lbh cpt - Gram (+) - Motil (-), spora (-) = Hansen’s bacillus Penyakit : kusta, lepra, leprosy, Hanseniasis, Hansen’s disease, Morbus Hansen Bentuk Klinis 5 type : 1. Tuberculoid (TT) 2. Bordeline Tuberculoid (BT) 3. Bordeline Bordeline (BB) 4. Bordeline Lepromatous (BL) 5. Lepromatous Leprosy (LL) Symptoms 4 Catatan: Berlawanan dengan kepercayaan umum, kusta tidak menyebabkan bagian tubuh rontok begitu saja Imunologi 5 ▪ Kusta tuberkuloid - Limfosit pasien merespons M. leprae secara in vitro - Tes kulit dengan lepromin menimbulkan respons positif yang kuat - Mereka juga memiliki respons tipe Th1 yang menghasilkan interleukin-2 dan interferon-γ - Respons yang dimediasi oleh sel yang kuat ini membersihkan antigen, tetapi menyebabkan kerusakan jaringan lokal ▪ Kusta Leprometosa - Pasien dalam kasus ini tidak memiliki respons yang dimediasi oleh sel normal terhadap M. leprae, dan pada kenyataannya limfosit mereka tidak merespons M. leprae secara in vitro. - Mereka juga tidak responsif terhadap lepromin - Mereka mengalami kegagalan sel T spesifik dan disfungsi makrofag, dan masalah dalam memproduksi interleukin-2 dan interferon-γ - Tetapi mereka menghasilkan sitokin tipe Th2 Tuberculoid (TT) type M.leprae krg infeksius Dy thn pdrt msh tinggi & tes lepromin (+) kuat Pertumb bakteri lambat Px bakteriologis hmpr sll (-), bila (+) tdk dlm btk globi Gejala pd kulit : makuloanestetik & hipopigmentasi, bts tepi lesi jelas Gejala pd saraf pd stad dini : anestetik, pembengkakan saraf, paralisis n.auricularis magnus, n.peroneus superficialis, n.ulnaris Bs sembuh spontan atau dengan pengobatan Bordeline Tuberculoid (BT) type Gejala sama dg tipe tuberculoid ttp lesi lbh kecil lebih diffuse Belum disertai adanya kerontokan rambut, madarosis Tjd pembengkakan saraf Bordeline Bordeline (BB) type Lesi kulit btknya tdk beraturan, tdp satelit mengelilingi lesi, distribusi lesi asimetris, bts tepi lesi tdk jelas Adenopati regional Px bakteriologis ditemukan bbrp basil, tes lepromin (-) Bordeline Lepromatous (BL) type Lesi makula & nodul papula yg asimetris Kelainan saraf (+) pd stad lanjut Lepromatous Leprosy (LL) type M.leprae bersifat ganas & infeksius Dy thn tbh pdrt rendah ok tjd gg imunitas seluler Tes lepromin (-) Prognosis jelek Px bakteriologis (+), basil dlm btk globi Diagnosis Gejala : lesi simetris, kilap keabu-abuan,perub sensasi Fase lanjut : madarosis, facies leonina, keratitis, ulserasi Diagnosis Lab Bhn px : Kerokan lesi kulit Mukosa septum nasi Serum Reitz dari cuping telinga Cara : Kulit dibersihkan alkohol 70% Kulit diregangkan & dikerok dg skalpel Gelas obyek ditempel ke lesi, dibiarkan kering Sediaan difiksasi & diwarnai dg pwrn thn asam Penularan Mll kontak langsung dg lesi infeksius Bentuk lesi pada lepra FARMAKOTERAPI Pilihan utama : DDS (diamin-difenil-sulfon) atau turunannya, mis dapson, promin, sulfetron Lain2 : - oleum chaulmograe, - streptomisin, rifampisin, - clofazimin, bila resisten thd gol sulfon Pengobatan Multi Drugs Treatment (MDT): DDS (Diamino Difenil Sulfon) Klofazimin (Lamprene) Rifampisin Pemberian MDT: Mencegah dan mengobati resistensi Memperpendek masa pengobatan Mempercepat pemutusan mata rantai penularan Pengobatan Obat Alternatif: Ofloksasin Minosiklin Klaritromisin Pengobatan MDT Multibasiler (MB) –BB,BLdan LL –atau semua tipe BTA (+) Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari Diberikan 2 – 3 tahun 🡺 bakterioskopik (-) Pemeriksaan klinis setiap bulan Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan Pengobatan MDT Pausibasiler (PB) –I, TT, dan BT Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari Diberikan 6 – 9 bulan Pemeriksaan klinis setiap bulan Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan Pengobatan MDT Pausibasiler (Lesi tunggal) Rifampisin 600 mg Ofloksasin 400 mg Minosiklin 100 mg ROM diberikan dosis tunggal Pengobatan WHO (1998) ▪ Pasien dinyatakan sembuh jika : ▪ Kasus MB 🡪 12 dosis dalam 12 – 18 bulan ▪ Kasus PB 🡪 6 dosis dalam 6 – 9 bulan Dapsone(diaminodiphenyl sulfone) Resistensi dpt muncul bila digunakan dgn dosis rendah. Farmakokinetika: absorbsi peroral baik,ditribusi kejaringan baik dan merata, terdapat siklus enterohepatik. Ekskresi lewat urine, sebagian berupa metabolit (hasil asetilasi) MoA: inhibits synthesis of dihydrofolic acid via PABA Efek samping: demam,skin rash,met-Hb. Acedapsone sbg preparat yg long acting. Selain utk lepra dapsone merupakan obat alternatif utk Pneumocystis carinii, toxoplasmamosis (pd individu yang intoleransi kotrimoksasol), acne vulgaris (topikal) Pencegahan Menemukan kasus dini Isolasi pdrt di daerah endemis & pengobatan tuntas Kemoprofilaksis pd anak2 atau pemberian DDS Vaksinasi BCG Faktor yg pengaruhi penularan : - Kontak intim & lama - Sosek jelek - Usia 6 bln-20 th - Pria > wanita - Kepekaan individu 1. Chemopropylaxis : Dapsone memberi perlindungan 35-75 % Rifampisin (single dose atau multiple dose) 2. Vaksinasi BCG : - memberi perlindungan 30-80 % - perlindungan terhadap tipe BL dan LL 22 Multibasiler (MB atau lepromatosa) adalah pengobatan rifampisin, klofazimine, dan dapsone selama 24 bulan. Paucibacillary (PB atau tuberculoid) adalah pengobatan rifampisin dan dapsone selama enam bulan. Treatment & Management 23 ▪ Reaksi yang Dimediasi oleh Imun - Reaksi tipe 1 terjadi pada lepra borderline. - Reaksi tipe 1 – hipersensitivitas tertunda terjadi di lokasi antigen M. leprae yang terlokalisasi. - Lesi kulit muncul dan menjadi eritematosa, serta saraf perifer menjadi nyeri dan terasa sakit. - Kehilangan fungsi saraf dapat terjadi secara tiba-tiba (misalnya kaki terkulai atau foot-drop). Reaksi tipe 2 terjadi pada kasus borderline lepromatosa dan lepromatosa. Reaksi tipe 2 – erythema nodosum leprosum (ENL) terjadi akibat deposisi kompleks imun. Gejala utamanya adalah rasa tidak enak badan, demam, dan munculnya kelompok nodul kecil berwarna merah muda pada wajah dan anggota tubuh. ENL dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Prosedur penanganan meliputi: mengendalikan peradangan, mengatasi rasa sakit, mengobati neuritis, dan menghentikan kerusakan mata.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser