Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH Dan Budaya Kerja SMK Negeri 1 Magelang 2021 PDF
Document Details
SMK Negeri 1 Magelang
2021
Iskandar, S.Pd.
Tags
Summary
This module from SMK Negeri 1 Magelang, 2021, covers safety in the workplace (K3LH) and industrial work culture. It's designed for secondary school students, focusing on safe work practices, workplace hazards, emergency procedures, and positive work cultures. The course material involves discussions, presentations, and visits to workshops.
Full Transcript
Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja i Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung...
Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja i Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................. ii A. Identitas.......................................................................................................... 1 B. Capaian Pembelajaran................................................................................... 1 C. Tujuan Pembelajaran...................................................................................... 1 D. Profil Pelajar Pancasila................................................................................... 1 E. Pemahaman Bermakna.................................................................................. 1 F. Pengetahuan/ Keterampilan Prasyarat........................................................... 1 G. Pertanyaan Pemantik..................................................................................... 2 H. Pertanyaan Inti............................................................................................... 2 I. Sarana Dan Prasarana................................................................................... 2 J. Karakteristik Peserta Didik.............................................................................. 2 K. Model dan Metode Pembelajaran................................................................... 2 L. Materi............................................................................................................. 2 M. Persiapan Pembelajaran................................................................................ 3 N. Kegiatan Pembelajaran.................................................................................. 3 O. Assesmen....................................................................................................... 6 P. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)............................................................... 11 Q. Refleksi Guru.................................................................................................. 12 R. Refleksi Peserta didik..................................................................................... 13 S. Pengayaan dan Remidial................................................................................ 13 T. Referensi Lain................................................................................................ 14 U. Glosarium....................................................................................................... 14 V. Daftar Pustaka................................................................................................ 15 W. Lampiran........................................................................................................ 17 ii Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja A. Identitas No. Komponen Deskripsi 1 Nama Penyusun, Institusi, dan Iskandar, S.Pd., SMK Negeri 1 tahun disusun Magelang , 2021 2 Jenjang Sekolah SMK 3 Kelas X Fase E 4 Alokasi Waktu 3 x 270 menit 5 Jumlah Pertemuan 18 JP 6 Kata Kunci (materi pokok) K3LH, Budaya Kerja 7 Kode Perangkat TPG.4 8 Jumlah Peserta Didik 36 peserta didik 9 Moda Tatap muka B. Capaian Pembelajaran ✓ Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). C. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menerapkan K3LH 2. Peserta didik dapat menerapkan budaya kerja industri D. Profil Pelajar Pancasila ✓ Bernalar kritis, bergotong-royong, mandiri dan kreatif dalam menerapkan K3LH dan budaya kerja industri E. Pemahaman Bermakna ✓ Peserta didik menyadari bahwa materi yang dipelajari akan sangat berguna di industri apapun bidangnya sehingga akan sangat serius dalam mempelajari materi K3LH dan budaya kerja industri ini. F. Pengetahuan/ Keterampilan Prasyarat ✓ Kompetensi literasi dan numerasi ✓ Mampu menggunakan mesin pencari digital 1 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja G. Pertanyaan Pemantik ✓ Menurut kalian seberapa penting keselamatan didalam pekerjaan? ✓ Budaya kerja yang asal-asalan bisakah akan mendapatkan hasil sebaik-baiknya? H. Pertanyaan Inti 1. Jelaskan praktik-praktik kerja yang aman! 2. Jelaskan bahaya-bahaya di tempat kerja! 3. Jelaskan prosedur-prosedur dalam keadaan darurat! 4. Jelaskan budaya kerja industri yang baik! I. Sarana Dan Prasarana ✓ Komputer/ Laptop/ Smartphone, Jaringan internet, Proyektor/ LCD ✓ Ruang praktik di sekolah/teaching factory J. Karakteristik Peserta Didik ✓ Modul ini diajarkan pada peserta didik regular dengan jumlah maksimal 36 peserta didik K. Model dan Metode Pembelajaran ✓ Model pembelajaran: Discovery Learning ✓ Metode Pembelajaran: Ceramah Diskusi Presentasi Observasi (menyimak video, kunjungan bengkel) L. Materi Sumber: Buku peserta didik Dasar Teknik Perawatan Gedung, kemdikbud 2021 1. Informasi berupa K3LH antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat. 2. Informasi berupa budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). 2 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja M. Persiapan Pembelajaran Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai: ✓ Memahami materi pembelajaran yang akan disampaikan ✓ Menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) ✓ Menyiapkan alat dan bahan N. Kegiatan Pembelajaran ✓ Pertemuan pertama (6 JP @ 45 menit) Kegiatan Deskripsi Pendahuluan 1. membuka pelajaran dengan mengucap salam, berdoa, (15 menit) memeriksa kehadiran. 2. Melakukan apersepsi 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu tentang K3LH mengenai praktik-praktik kerja yang aman dan bahaya- bahaya ditempat kerja Kegiatan Inti 1. Peserta didik mengerjakan assesmen non kognitif (240 menit) 2. Memberikan pertanyaan rangsangan/ pemantik tentang K3LH 3. Peserta didik menyatakan apa yang diketahui tentang K3LH yang ada dibenaknya masing-masing 4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi tentang K3LH mengenai praktik-praktik kerja yang aman dan bahaya-bahaya ditempat kerja 5. Peserta didik membuktikan hasil diskusinya dengan melihat sumber-sumber lain, seperti video di youtube ataupun buku- buku mengenai K3LH kemudian mempresentasikan di depan kelas kepada guru dan kelompok lain. 6. Guru dan peserta didik menarik kesimpulan dari hasil diskusi 3 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Penutup 1. Melakukan refleksi diri tentang apa yang telah dipelajari (15 menit) 2. Melakukan tanya jawab jika masih ada yang kurang jelas 3. Menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucap salam ✓ Pertemuan kedua (6 JP @ 45 menit) Kegiatan Deskripsi Pendahuluan 1. membuka pelajaran dengan mengucap salam, berdoa, (15 menit) memeriksa kehadiran. 2. Melakukan apersepsi 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu tentang K3LH mengenai prosedur-prosedur dalam keadaan darurat Kegiatan Inti 1. Memberikan pertanyaan rangsangan/ pemantik tentang (240 menit) prosedur-prosedur dalam keadaan darurat 2. Peserta didik menyatakan apa yang diketahui tentang prosedur-prosedur dalam keadaan darurat yang ada dibenaknya masing-masing 3. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi tentang K3LH mengenai prosedur-prosedur dalam keadaan darurat 4. Peserta didik membuktikan hasil diskusinya dengan melihat sumber-sumber lain, seperti video di youtube ataupun buku- buku mengenai prosedur-prosedur dalam keadaan darurat kemudian mempresentasikan di depan kelas kepada guru dan kelompok lain. 5. Guru dan peserta didik menarik kesimpulan dari hasil diskusi Penutup 1. Melakukan refleksi diri tentang apa yang telah dipelajari (15 menit) 2. Melakukan tanya jawab jika masih ada yang kurang jelas 3. Menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucap salam 4 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja ✓ Pertemuan ketiga (6 JP @ 45 menit) Kegiatan Deskripsi Pendahuluan 1. membuka pelajaran dengan mengucap salam, berdoa, (15 menit) memeriksa kehadiran. 2. Melakukan apersepsi 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu tentang budaya kerja bidang perawatan gedung Kegiatan Inti 1. Memberikan pertanyaan rangsangan/ pemantik apa itu (240 menit) budaya kerja 2. Peserta didik menyatakan apa yang diketahui tentang budaya kerja sebatas apa yang diketahuinya. 3. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi tentang budaya kerja 4. Peserta didik membuktikan hasil diskusinya dengan mengunjungi bengkel dan melihat sumber-sumber lain, missal video di youtube ataupun buku-buku mengenai budaya kerja kemudian mempresentasikan di depan kelas kepada guru dan kelompok lain. 5. Guru dan peserta didik serta nara sumber menarik kesimpulan untuk memotivasi dalam belajar 6. Peserta didik mengerjakan assesmen kognitif Penutup 1. Melakukan refleksi diri tentang apa yang telah dipelajari (15 menit) 2. Melakukan tanya jawab jika masih ada yang kurang jelas 3. Menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucap salam 5 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja O. Assesmen 1. Jenis assesmen ✓ Presentasi hasil diskusi ✓ Tes tertulis 2. Kriteria Pengukuran Ketercapaian Peserta didik dinilai telah mencapai tujuan pembelajaran jika: ✓ Peserta didik dapat menerapkan K3LH ✓ Peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai budaya kerja pada pembelajaran 3. Strategi Asesmen Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung ✓ Tanggung jawab mengerjakan tugas ✓ Keaktifan peserta didik saat diskusi materi ✓ Kesantunan dalam proses belajar ✓ Penilaian hasil presentasi hasil diskusi ✓ Penilaian hasil lembar kerja peserta didik ✓ Asesmen tertulis 4. Assesmen non kognitif ✓ Menurut kamu seberapa penting nilai kejujuran dalam kehidupan? ✓ Seberapa tingkat kenyamanan di runag belajar kamu? ✓ Jika ada berita hoax di media sosial, apa yang akan kamu lakukan? 5. Assesmen kognitif Soal terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal isian Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Jelaskan menurut kalian APD minimal yang digunakan bagi para tamu atau pengunjung di pekerjaan konstruksi bangunan (proyek) guna mengindari terjadinya kecelakaan kerja, maka diwajibkan memakai …. a. sapu tangan b. masker pelindung c. sepatu pantoufel d. topi keselamatan e. sabuk pengaman 6 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 2. Apa yang kalian ketahui, perlengkapan apa saja yang harus disiapkan oleh pengelola proyek sebagai salah satu petunjuk untuk pertolongan, bila terjadi kecelakaan kerja di pekerjaan konstruksi adalah …. a. Peralatan P3K b. obat merah c. walkman d. televisi e. radio 3. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan, maka pada prosedur pengggunaan K3LH wajib dimengerti dan di patuhi serta dilaksanakan oleh siapa sajakah? a. Seluruh personal yang terlibat di pekerjaan konstruksi tersebut b. Pekerja tukang yang melakukan pekerjaan konstruksi tersebut c. Seluruh manajemen perusahaan d. Seluruh pengunjung proyek e. Divisi HSE K3 4. Apabila seorang pekerja tiba‐tiba mengalami sebuah kecelakaan karena tidak atau lalai dalam memakai APD, padahal perusahaan ditempat dia bekerja menyediakan alat APD tersebut, dalam kejadian tersebut maka pihak manakah yang harus bertanggungjawab? a. seluruh pekerja b. keluarga pekerja c. semua pelaksana d. orang yang mengakibatkan pekerja celaka e. perusahaan tempat dimana pekerja bekerja 5. Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai sarana perlindungan dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) antara lain: a. nyaman dipakai b. harga murah dan kuat c. desain yang tepat dan baik d. menambah rasa percaya diri pemakai e. mampu memberikan perlindungan efektif 7 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 6. Dibawah ini adalah beberapa manfaat penilaian kerja yang berkaitan dengan keselamatan kerja dilapangan adalah: a. Dijadikan sebagai dasar guna menyatakan sebuah kondisi dilingkungan kerja apakah membahayakan ataukah tidak b. Dijadikan sebagai dasar guna menyatakan perbaikan serta rencana selanjutnya c. Dijadikan sebagai dasar guna menentukan tingkat besaran kecelakaan yang telah terjadi d. Dijadikan sebagai dasar tenaga kerja guna mendapat informasi kondisi dilingkungan e. Dijadikan sebagai dasar guna bahan evaluasi diri 7. Perbuatan tidak aman atau kondisi tidak aman merupakan salah satu penyebab adanya kecelakaan kerja, hal tersebut disebabkan karena a. Suatu kondisi dilingkungan kerja b. Suatu kondisi material bahan c. Suatu kondisi ditetangga kerja d. Suatu kondisi oleh pengusaha e. Suatu kondisi oleh owner 8. Salah satu upaya untuk pencegahan akan lebih baik daripada upaya untuk pengobatan terhadap kecelakaan akibat pekerjaan, sebagai alternatif terakhir yang digunakan untuk pencegahan itu adalah: a. ventilasi b. eliminasi c. evaluasi diri d. APD (alat pelindung diri) e. pengendalian administrative 9. Kejadian yang mengakibatkan kerugian disebut…. a. Bahaya b. Kecelakaan c. Tidak aman d. Peringatan e. Unsafety 8 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 10. Permenakertrans PER.08/MEN/VII/2010 menjelaskan mengenai…. a. APD b. K3LH c. Kesehatan Pekerja dan APD d. Keselamatan Pekerja e. Fungsi K3LH Kerjakan soal uraian di bawah ini sesuai dengan tepat menurut pendapat kalian! 11. Apa yang akan kalian lakukan, apabila salah satu teman kalian ada yang lalai dan abai dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), bagaimana tindakan kalian selanjutnya? 12. Apa yang akan kalian lakukan, apabila guru kalian ada yang lalai dan abai dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), bagaimana tindakan kalian selanjutnya? 13. Bagaimana penerapan budaya kerja industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) di bengkel dan tempat praktik yang ada di sekolah kalian? 14. Bagaimana pula keselarasan bengkel praktik yang ada disekolah kalian dengan budaya kerja yang ada diindustri? 15. Langkah apa saja yang telah disiapkan oleh sekolah kalian sebelum melakukan praktik, baik dibengkel maupun dilapangan Kunci Jawaban: 1. D 6. A 2. A 7. A 3. A 8. D 4. E 9. B 5. E 10. A Jawaban soal isian sesuai dengan pemikiran peserta didik, paling tidak mendekati kunci jawaban 6. Memberikan teguran 7. Dengan sopan mengingatkan bapak/ibu guru tersebut 8. Menjalankan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) di bengkel praktik 9 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 9. Diusahakan selalu mendekati budaya kerja di industri 10. Mengingatkan tentang K3LH dan budaya kerja, menyiapkan rambu K3 dll Rubrik penilaian ✓ Soal PG / soal : skor 5 ✓ Soal isian / soal Terpenuhi : skor 10 Terpenuhi 2/3 bagian : skor 8 Terpenuhi 1/2 bagian : skor 5 Terpenuhi 1/3 bagian : skor 3 Total skor 100 10 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja P. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Tugas diskusi kelompok Diskusikan dengan kelompok kalian dengan memanfaatkan fasilitas internet dan fasilitas bengkel, carilah bahan tentang K3LH dan budaya kerja, jangan lupa cantumkan sumbernya! Kelompok : ……………………………………………………………………. Nama :.…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………. Kelas : …………………………………………………………………… Hari, Tanggal : …………………………………………………………………… No Materi Pengertian, contoh penerapan dan sumber 1 K3LH Pengertian:…………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. Contoh penerapan: ………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. Sumber : ……………………………………………………. ………………………………………………………………. 2 Budaya Kerja Pengertian:…………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. Contoh penerapan: ………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. Sumber : ……………………………………………………. ………………………………………………………………. 11 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 2. Rubrik penilaian hasil diskusi Aspek Belum Kompeten Kompeten Proses Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu presentasi hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil diskusi diskusi Pengertian Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu menjelaskan pengertian menjelaskan pengertian profesi, kewirausahaan dan profesi, kewirausahaan peluang usaha hasil dari dan peluang usaha hasil diskusi dari diskusi Contoh Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu penerapan menjelaskan contoh menjelaskan contoh penerapan K3LH dan penerapan K3LH dan budaya kerja hasil dari budaya kerja hasil dari diskusi diskusi Q. Refleksi Guru ✓ Apakah dalam pemberian materi dengan metode yang telah dilakukan serta penjelasan teknis atau intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik? ✓ Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki? ✓ Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran? ✓ Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan? ✓ Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik? 12 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja R. Refleksi Peserta didik ✓ Setelah menyelesaikan tugas pembelajaran mulai dari studi pustaka mandiri, presentasi dan diskusi diantara kelompok belajar : ✓ Apakah anda mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru? ✓ Apakah informasi yang anda terima merupakan hal yang baru dan menarik bagi anda untuk lebih memperdalam informasi tersebut dari berbagai sumber? ✓ Apakah ada yang menarik dari industri yang anda pelajari? Bagian manakah yang menurut Anda merasa tertarik ? ✓ Apakah anda tertarik pekerjaan-pekerjaan di industri yang anda pelajari? ✓ Pekerjaan apakah yang anda merasa tertarik untuk menjadi sebuah obsesi ketika lulus dan memasuki dunia kerja? ✓ Bagaimanakah menurut anda untuk mempersiapkan diri agar dapat meraih obsesi anda meraih pekerjaan tersebut? ✓ Bagaimanakah menurut anda sebuah industri yang baik dan ideal yang kelak di masa depan anda dirikan/kembangkan? ✓ Apakah selama pembelajaran kalian merasa nyaman, leluasa serta merdeka dalam mengekspresikan kemampuan baik pengetahuan, keterampilan dan terutama pada sikap S. Pengayaan dan Remidial Pengayaan Peserta didik mempunyai nilai di atas 75 maka akan ada pengayaan berupa tugas mandiri melaksankan tutor sebaya untuk teman yang belum mencapai nilai 75 sampai dengan mencapai nilai minimal 75. Remidial Peserta didik mempunyai nilai di atas 75 maka akan ada remidial berupa mempelajari materi yang belum tuntas Bersama dengan teman tutor sebaya dalam membantunya. Kemudian akan ada penilaian berupa tes tertulis. 13 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja T. Referensi Lain ✓ Kepmenaker Nomor 255 Nomor 2019 tentang SKKNI Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan Kerja Ahli Perawatan Bangunan Gedung ✓ Kepmenaker Nomor 115 Nomor 2015 tentang SKKNI Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan Kerja Manajer Pengelolaan Bangunan Gedung ✓ Berbagai sumber internet yang berhubungan dengan materi, antara lain: https://www.youtube.com/watch?v=NIiZlaec7kc https://www.youtube.com/watch?v=Y66S1fpJOG8 https://diansyahrofiatin.wordpress.com/2015/03/11/materi-k3lh-kesehatan- keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup/ https://www.kajianpustaka.com/2019/08/pengertian-fungsi-aspek-dan- jenis-budaya-kerja.html https://wira.co.id/rambu-rambu-k3/ U. GLOSARIUM K3LH merupakan upaya untuk menciptakan suasana kerja yang sehat, aman. Dan melindungi dari bahaya akibat konstruksi dalam pekerjaannya beserta lingkungan dan masyarakat sekitar kegiatan konstruksi berlangsung APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja Budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi Ringkas adalah tidak banyak memerlukan tempat. Rapi adalah serba beres dan menyenangkan (pekerjaan dan sebagainya) Resik merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik Rawat merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi tahap sebelumnya (3 S/ 3 R) Rajin adalah pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing‐masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahapan 5S/ 5R 14 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja V. DAFTAR PUSTAKA Ali express. Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://id.aliexpress.com/item/32871479888.html Arum Fajar Vebrianingtyas (2021). Dasar-dasar Teknik Perawatan Gedung. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Bata industrial. Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://www.bataindustrials.co.id/id/suit- industry/konstruksi/ Choirul, Tio. 2016, foto, dilihat 6 juni 2021, Pengertian K3LH, gambar K3, http s://tiochoirul34.files.wordpress.com/2016/11/pengertian_k3 lh.jpg?w=816>Jordan, Brett Diansyahrofiatin. 2015. Materi K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup). https://diansyahrofiatin.wordpress.com/2015/03/11/materi-k3lh-kesehatan- keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup/ Farisa Mukti Arta Mevia. 2021. WIRA. https://wira.co.id/rambu-rambu-k3/ Freepik, 2019, foto, dilihat 2 juni 2021. https://www.freepik.com/premium‐ photo/accident‐work‐construction‐labor‐people‐basic‐first‐aid‐cpr‐ training‐ outdoor_9458244.htm#page=1&query=emergency%20in%20building%20c onstruction%20work&position=15 Griya safety. Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://griyasafety.com/product/sarung- tangan-kulit-gs-3111/ Husnul fitri. 2019. Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://www.garudasystrain.co.id/safety-helmet/ Lukman143. 2018. foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://www.prosesproduksi.com/masa-pakai-kacamata-safety/ Mikroon, 2020, Foto dilihat 6 juni 2021. https://www.freepik.com/premium‐ photo/construction‐worker‐wearing‐safety‐harness‐safety‐line‐working‐ high‐place‐ practices‐occupational‐safety‐health‐can‐use‐hazard‐controls‐ interventions‐mitigate‐ workplace‐ hazards_8180256.htm#query=safe%20work%20practices&position=10 Muchlisin Riadi. 2019. Kajian Pustaka.com. https://www.kajianpustaka.com/2019/08/pengertian-fungsi-aspek-dan-jenis-budaya- kerja.html Muhammad Jafar shiddiq. 2019. Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://siddix.blogspot.com/2019/04/alat-pelindung-diri-apd-telinga-pada.html PERMENAKER No. PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 7. OHSAS 18001:1999, Occupational Health And Safety Assessment Series PERMENAKER No. Per 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan 15 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Proxis East. 2020Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://surabaya.proxsisgroup.com/kenali-11-jenis-alat-pelindung-diri-apd/ PT. MITRAGONDOLA KREASIPRMA, foto, dilihat 26 September 2021. http://www.mitragondola.co.id/news/hoist-motor-gondola-terbaik-yang-banyak- digunakan-di-dunia-industri Rambu perintah. 2020. Foto. Dilihat 26 September 2021. https://rambuperintahd.blogspot.com/2020/02/ide-39-rambu-rambu-k3-rambu- peringatan.html Safety Sign Indonesia. 2019. Foto. Dilihat 5 oktober 2021. https://safetysignindonesia.id/panduan-apd-saat-menangani-bahan-kimia-berbahaya- pilih-yang-tepat/safety-sign-indonesia-chemical-cartridge-gas-mask-respirator/ Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.Kep.174/MEN/ 1986, No. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Undang‐Undang No. 1 thn 1970 tentang Keselamatan Kerja Visoot, 2020, Foto, dilihat 12 juni 2021. https://www.freepik.com/free‐ vector/flat‐ construction‐sign‐ background_4687651.htm#page=1&query=dangers%20in%20building%20 construction%20projects&position=11 16 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja W. Lampiran Bacaan Peserta didik K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) (sumber: Arum Fajar Vebrianingtyas (2021). Dasar-dasar Teknik Perawatan Gedung. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia) Apersepsi Menjaga keselamatan kerja di lingkungan pekerjaan konstruksi adalah hal yang mutlak harus dilaksanakan. Selain menjaga keselamatan juga kesehatan kerja patut diperhatikan. Dalam beberapa pekerjaan juga harus memperhatikan prosedur keselamatan sesuai SOP pekerjaan. K3LH (keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan hidup) harus dipelajari dan dipahami dengan hati‐hati karena K3LH penting bagi tenaga kerja. Karena di dunia kerja, terutama di dunia kerja industri, masalah dapat muncul untuk pekerja. Ketika kenyamanan bekerja dapat dicapai, hubungan yang lebih harmonis dibangun antara pekerja dan perusahaan tempat mereka bekerja untuk menghasilkan produk maksimal 1. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup Kegiatan praktik baik di bengkel, lapangan maupun tempat praktik dalam pembelajaran di sekolah menengah kejuruan mempunyai arti dan peranan yang sangat penting diantaranya dalam mengembangkan skill atau keterampilan peserta didik, mengapa demikian? Pelaksanaan pembelajaran praktik akan menjadi bekal untuk peserta didik nantinya akan menggeluti pekerjaan di dunia berbidang industri dan juga dunia usaha. Kekurangnya ilmu pengetahuan juga terjadinya kecerobohan peserta didik, dan tidak mengikutinya aturan yang diterapkan dalam pelaksanaan praktik dapat menyebabkan dampak akibat yang sangat tragis dan fatal, yaitu terjadinya kejadian kecelakaan kerja. Kecelakaan pada saat bekerja akan memiliki dampak yang lain bukan hanya mengalahkan kalian, kecelakaan kerja juga dapat terjadi secara langsung pada saat pelaksanaan pekerjaan praktik dan dapat terjadi secara tidak langsung Gambar K3LH Sumber: Tio Choirul, 2016 17 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Ada beberapa kegiatan atau cara pada saat dilaksanakan praktik di bengkel kerja atau tempat praktik disekolah yang bisa dilakukan guna mencegah minimal mengurangi beberapa kejadian yang tidak diharapkan terjadi, dengan diantaranya dengan cara diadakannya suatu Sistem menejemen terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Silahkan kalian mempelajari beberapa deskripsi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja berikut ini 1. Keselamatan Kerja Seringkali kalian beranggapan bahwa dalam membudayakan gerakan keselamatan kerja merupakan sesuatu yang sangat sulit. Padahal sebenarnya tidaklah sesulit yang kitabayangkan. Beberapa hal yang biasa dianggap sulit dapat menjadi sederhana apabila area kerja yang kalian gunakan dengan aturan‐aturan keamanan yang baik dan benar. Dengan bekerja penuh konsistensi dengan menanamkan kepercayaan yang kuat maka akan terwujud budaya keselamatan kerja dengan baik, sehingga tercipta suasana tempat kerja yang nyaman dana man bagi siapapun pekerjanya. Sekolah sebagai tempat penyelenggara pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan sangat konsen dalam hal keselamatan kerja, baik dibengkel maupun tempat praktik. Keselamatan kerja adalah keadaan dimana seorang pekerja baik peserta didik, guru maupun laboran/tool man harus dapat terhindar dari bahaya pada saat melakukan kerja praktik disekolah. Berikut hal yang menyangkut dengan keselamatan kerja disekolah: a. Keselamatan kerja ialah suatu keadaan atau kondisi dimana sebuah pelaksanaan pekerjaan diarahkan untuk menjamin keaman keselamatan baik untuk pekerja, sekolah maupun peserta didik dan guru yang bekerja didalamnya, dan juga untuk lingkungan yang ada disekitar sekolah, area praktik tempat kbeerja dan tempat bengkel kerja untuk praktik. b. Keselamatan bekerja dapat berhubungan langsung dengan beberapa peralatan kerja dan mesin praktik, bahan dan matrial juga prosesi dalam pengolaha bahan materialnya, dasar tempat kerja serta lingkungan praktik pekerjaannya 18 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja c. Keselamatan bekerja ialah tugas dan tanggungjawab semua pelaku kerja yang terlibat dalam pekerjaan, yakni peserta didik, guru maupun laboran atau toolman yang menjadi pendamping pada saat praktik. d. Keselamatan kerja disini juga terpaut tentang semua tahap pembuatan atau produksi dan tahap pendistribusian atau penyaluran, tentang pekerjaan tahapan produk/barang maupun jasa yang didapatkan selama praktek disekolah. Gambar Rambu‐rambu K3LH Sumber: Tio Choirul, 2016 Coba kalian perhatikan tentang bagaimana keselamatan kerja disekolah kalian jalankan dan terapkan, apakah sudah sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan diatas? Bagaimana cara kalian mematuhi protokoler K3LH nya? 2. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja memiliki beberapa tujuan, supaya pekerja baik peserta didik, guru maupun laboran/tool man supaya memperoleh pengakuan kesehatan sesuai dengan kebutuhan selama lemakukan kegiatan praktik, yaitu kesehatan fisik, mental, maupun kesehatan sosial. Ada beberapa gangguan maupun penyakit yang dapat timbul pasca dilakukannya pekerjaan ditempat praktik. Akan tetapi dengan beberapa usaha yang bersifat penyembuhan maupun pencegahan yang dimaksud adalah terhadap serangkaian gangguan maupun penyakit yang dapat timbul pasca dilakukannya pekerjaan ditempat praktik juga dapat dikarenakan oleh beberapa faktor pada pekerjaan yang terjadi terhadap dilingkungan atau kawasan kerja pada sekolah, juga terhadap berbagai penyakit yang umum lainnya. 19 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Di dalam dunia pendidikan, bahwa kesehatan kerja adalah suatu cakupan ilmu yang pada penerapan dan pengaplikasiannya disekolah dapat berguna meningkatkan kualitas hidup bagi tenaga kerja yakni para peserta didik atau peserta didik, melalui peningkatan kesehatan, serta pencegahan terhadap penyakit akibat dari pekerjaan yang disampaikan melalui pemeriksaan kesehatan, asupan suplai makanan yang sehat bergizi dan pengobatan pertama bagi para peserta didik pada saat sakit. Harapan manager produksi pekerjaan yaitu guru, pengajar atau sekolah sebagai pihak penyelenggara pendidikan adalah produktifitas yang optimal dalam dunia pekerjaan, maka dengan demikian maka sasaran dari tingkat pendidikan tersebut akan bisa dicapai sesuai program yang dicanangkan dalam pendidikan. Jaminan kesehatan yang dimaksud disini adalah dimana tingkat kondisi fisik maupun psikis dari individu dapat terjamin dengan baik setiap peserta didik atau peserta didik. 3. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Alat Pelindung Diri) Apa saja yang kalian tahu tentang macam‐macam Alat Pelindung Diri, coba cari tahu apa saja APD yang dikenakan dalam konstruksi bangunan! Alat pelindung diri mempunyai fungsi yaitu guna melindungi tubuh para pekerja atau orang‐orang yang terlibat pada suatu pekerjaan konstruksi supaya tidak mengalami suatu cedera ataupun kecelakaan yang dapat diakibatkan oleh pekerjaan yang dilakukan pada konstruksi bangunan. Alat pelindung diri adalah sebuah peralatan atau perlengkapan yang diwajibkan untuk dikenakan pada saat melakukan sebuah pekerjaan maupun pada saat berada dalam sebuah pekerjaan khususnya konstruksi dimana pekerjaan tersebut memiliki potensi sebuah resiko kecelakaan kerja maupun bahaya dilapangan guna melindungi serta menjaga keselamatan para pekerjanya. Di lingkungan sekolah penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu usaha yang harus dilakukan dalam melindungi para pekerja yaitu peserta didik ataupun guru praktik dan tool man dibengkel kerja, maupun laboran di laboratorium kerja sehingga pada saat praktik dapat mencapai produktivitas kerja yang optimal dan merasa terjaga. Penggunaan alat pelindung diri dengan disiplin menjadi salah satu wujud dari penerapan K3. 20 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Gambar. APD Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sumber: Mikroon, 2020 Pengunaan kelengkapan pelindung tubuh merupakan suatu kewajiban yang harus dipatuhi. Pemanfaatan alat pelindung tersebut oleh para praktikan atau tenaga kerja sampai dengan saat sekarang ini masih saja merupakan suatu masalah sulit dan sangat rumit untuk dipecahkan. Faktor kedisiplinan oleh pekerja atau praktikan saat ini masih sangat rendah. Tujuan penggunaan kelengkapan pelindung tubuh ialah guna melindungi badan dari intaian bahaya dalam pekerjaan yang bisa mengakibatkan suatu kecelakaan kerja. Perlu kalian pahami bahwa penggunaan alat pelindung pada diri ini memegang peranan sangat penting, bukan hanya untuk tenaga kerja tetapi bagi perusahaan sebagai penyelenggara pekerjaan. Mengapa faktor disiplin dalam penggunaan alat pelindung diri bagi para tenaga pekerja yang masih rendah? Bagaimana cara mewujudkan penerapan Keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan APD secara disiplin? 2. Praktik ‐ Praktik Kerja Aman Dalam pekerjaan konstruksi ada langkah awal yang harus dipersiapkan adalah kesehatan dan keselamatan kerja, tentunya mengacu dengan beberapa prosedur yang harus diperhatikan. Untuk menunjang sebuah pekerjaan yang aman dan nyaman, maka ada hal‐hal penting yang wajib diperhatikan oleh para pekerja, diantaranya adalah : 21 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja a. Pakaian kerja aman 1. Gunakanlah pakaian kerja (wearpack) yang bersih dan sesuai ukurannya dengan tubuh kalian. 2. Kancingkanlah lengan baju kerja, masukkan ke dalam celana baju bagian bawah sehingga terlihat rapi. 3. Hindari memasukkan benda‐benda yang berbahaya dan benda yang tidak perlu ke dalam kantong baju atau celana kerja. b. Gunakan topi pelindung kepala (Safety Helm) 1. Kenakanlah topi pelindung kepala dengan benar dan janganlah miring 2. Ikatkan tali pada topi atau helm ke dagu supaya tidak terlepas dari kepala pada saat menunduk atau saat terkena benda yang jatuh. 3. Tali pengikat dagu harus masuk ke bagian belakang telinga. 4. Terdapat jarak antara lapisan dalam dan lapisan luar di bagian puncak kepala. 5. Helm atau topi pelindung tidak menyerap air. c. Kenakanlah sepatu keselamatan (alat pelindung kaki) 1. Berguna menjaga kaki dari benda berat yang jatuhnya ke kaki atau apabila menginjak paku. 2. Gunakanlah pengikat tali sepatu dengan benar, jangan biarkan tali sepatu mudah terlepas. d. Mengenakan sabuk pengaman. 1. Digunakan di tempat kerja yang tinggi, tidak terdapat lantai kerja atau tempat berpegangan. 2. Harus dipastikan tempat untuk memasang kaitan talinya, sehingga aman pada saat digunakan. Demikianlah beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk melindungi diri dari praktik‐praktik kerja yang aman. Bukan hanya aman untuk diri sendiri tetapi juga aman bagi lingkungan sekitan yang kalian lakukan pekerjaan. 22 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Gambar Pekerja praktik kerja aman Sumber: Photo Visoot by Freepik, 2020 Menurut kalian bagaimanakah cara mendesain lingkungan kerja yang aman dan nyaman guna mencegah error, kecelakaan kerja, yang dapat mencapai efisiensi, efektifitas kerja dan dapat menekan suatu kejadian yang tidak diharapkan? 3. Bahaya‐Bahaya di Tempat Kerja Menurut kalian hal bahaya apa sajakah yang biasa dijumpai dalam pekerjaan konstruksi di lapangan? Bagaimana mensikapi apabila itu terjadi dilingkungan tempat kalian praktik? Mengenali bahaya berarti dapat mengendalikan dan mengklarifikasi adanya bahaya serta risiko yang akan terjadi dari setiap kegiatan produksi maupun operasional suatu perusahaan, termasuk kegiatan yang rutin dikerjakan maupun tidak rutin. Pekerjaan konstruksi sering dikaitkan dengan sebuah pekerjaan yang keras, selain membutuhkan kekuatan juga membutuhkan ketelitian. Beberapa pekerjaan pada konstruksi bangunan tentu harus juga diperhatikan bahaya‐bahaya yang harus diwaspadai oleh semua pekerja, juga orang‐orang yang terkait pada pekerjaan tersebut. Gambar Peringatan bahaya dalam pekerjaan konstruksi Sumber: Photo by Freepik, 2019 23 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Kira‐kira apa saja yang kalian ketahui tentang bahaya yang biasa terjadi di tempat kerja khususnya pada pekerjaan konstruksi bangunan? Dibawah ini adalah beberapa prosedur dalam mengidentifikasi bahaya dalam pekerjaan, penilaian risiko kendali kerja dan teknik pengendaliannya: 1. Mengakomodasi seluruh kegiatan pekerjaan yang rutin 2. Mengakomodasi seluruh kegiatan pekerjaan yang tidak rutin 3. Mengakomodasi seluruh kegiatan bagi orang yang mendapatkan akses pada tempat kerja 4. Mengidentifikasi tata laku pekerja, kemampuan dan faktor manusia yang lain 5. Mengidentifikasi adanya bahaya yang berasal dari dalam dan luar tempat kerja yang dapat memberi pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan para personil di tempat kerja 6. Adanya bahaya yang mungkin ada pada sekitar tempat kerja dapat dikaitkan dengan kegiatan pekerja penyedia jasa 7. Terpenuhinya sarana dan prasarana, bahan dan alat yang disediakan oleh pihak penyedia jasa di tempat kerja yang sesuai kriteria pekerjaan 8. System manajemen K3 termasuk dampaknya pada system operasi dan proses kegiatannya 9. Terpenuhinya kewajiban dalam perundangan yang berlaku digunakan terkait penilaian risiko serta penerapan dalam pengendaliannya 10. Desain letak lokasi kerja, instalasi, proses pekerjaan, mesin dan peralatan, prosedur dalam pengoperasian dan instruksi kerja terhadap kemampuan pekerja. Dari uraian prosedur identifikasi bahaya ditempat kerja yang tertera diatas, maka kesimpulan apa yang dapat kalian sampaikan terkait bahaya yang biasa terjadi ditempat kerja? 4. Prosedur Keadaan Darurat Sering kalian lihat terjadi keadaan darurat disekitar kalian, apa yang akan kalian lakukan apabila terjadi keadaan darurat tersebut dam membutuhkan bantuan kalian? Pada proses pekerjaan suatu konstruksi seringkali terjadi suatu hal yang bersifat kedaruratan misalnya terjadi kebakaran, akan tetapi karena ketidaktahuan 24 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja bagaimana cara menanganinya maka kebakaran malah jadi meluas dan tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan korban jiwa yang tidak seharusnya terjadi. Suatu pekerjaan yang dapat dilakukan secara terarah dan teratur akan dapat membuat suatu prosedur atau tata cara yang baku maka akan memberikan perasaan aman dan tidak was‐was. Adapun adanya tindakan yang terencana dengan baik maka apabila terjadi kejadian kedaruratan banyak yang dapat terselamatkan, baik itu nyawa manusia ataupun peralatan, bahan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Perlunya diadakan pelatihan atau simulasi tentang keadaan darurat, khususnya pekerja konstruksi dilapangan, apa keuntungan yang diperoleh pekerja konstruksi dalam hal ini? Meminimalkan sedini mungkin resiko akibat adanya keadaan darurat dan mengecilkan segala sesuatu yang pasti tidak diinginkan dapat diatasi dengan cara memberikan pengarahan dan pelatihan tentang tindakan para pekerja pada saat kondisi darurat. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan kegiatan simulasi terjadinya kebakaran dengan menggandeng instansi terkait seperti contohnya Dinas Kebakaran maupun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat dapat memberi pengetahuan para pekerja untuk mengatasi keadaaan darurat semakin bertambah. Penggunaan Apar (Alat Pemadam Api Ringan) juga dapat menjadi cara dikondisi darurat juga dapat dilakukan dengan adanya simulasi tersebut, sehingga ini akan mempermudah para pekerja. Gambar Keadaan darurat dalam pekerjaan konstruksi Sumber: Photo by Freepik, 2019 Kesiagaan atau keadaan kedaruratan merupakan suatu keadaan dimana disebabkan oleh beberapa kondisi, bisa dari tindakan manusia, peralatan maupun bencana alam, biasanya dapat meluas juga bisa melibatkan seluruh para 25 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja pekerja, peralatan dan tak ayal juga dapat menimbulkan adanya korban jiwa dan barang yang banyak. Beberapa tindakan dalam tanggap darurat, antara lain: 1. Merencanakan adanya titik kumpul, dimana berwujud denah evakuasi yang menunjukkan dimana para pekerja dapat berkumpul apabila terjadi kondisi kedaruratan sehingga diperintahkan untuk segera evakuasi. 2. Mengadakan kegiatan simulasi bahaya kebakaran dapat melibatkan instansi terkait. 3. Menyiapkan beberapa sirene atau alarm adanya tanda bahaya. 4. Menyiapkan bermacam rambu menuju arah ketempat titik kumpul, lokasi tabung pemadam untuk kebakaran, pintu darurat, dan lain‐lain. 5. Menyiapkan bebrapa prosedur tanggap kedaruratan. 6. Penyediaan akomodasi transportasi kendaraan guna mengangkut pasien apabila ada yang gawat darurat 7. Menghubungi beberapa pihak terkait atau yang dapat dilibatkan dalam keadaan tanggap kedaruratan. 8. Mempersiapkan sistematika dan prosedur berkas pelaporan adanya kecelakaan serta penyelidikan adanya kecelakaan. 5. Budaya Kerja Industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Apakah yang kalian ketahui tentang budaya kerja industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)? Bagaimana cara mengaplikasikannya disekolah? Budaya kerja adalah suatu kegiatan pelaksanaan dimana menghilangkan proses pemborosan guna menuju pekerjaan agar lebih efektif, efesien dan produktif. Budaya Kerja industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) diartikan sebagai suatu metode atau prosedur kerja penataan serta pemeliharaan suatu wilayah secara intensif, budaya ini berasal mula dari negara Jepang yang biasa dikenal dengan 5S yang biasa digunakan oleh manajemen dalam pemeliharaan, perawatan, efisiensi pekerjaan, dan kedisiplinan di tempat/lokasi pekerjaan sekaligus dapat meningkatan kinerja suatu perusahaan secara lebih menyeluruh. Pada dunia kerja diindustri untuk pemberian kompetensi atau skill tidak hanya diberikan dalam bentuk hardskill (praktik) tetapi juga dalam bentuk softskill (keterampilan social/komunikasi). Pada hal ini sudah sesuai dengan beberapa 26 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja kriteria keterampilan yang diperuntukkan peserta didik Sekolah Menengan Kejuruan yang sangat diperlukan pada Pembelajaran abad ke‐21 seperti saat ini. Pada Pembelajaran abad ke‐21 menuntut lulusan SMK supaya lebih memiliki keterampilan seumur hidup (lifepand career skills), keterampilan belajar dan berinovasi (learning and innovation skills) berbagai sumber informasi, tantangan media, dan ketrampilan dalam hal teknologi dan informatika. Gambar Budaya kerja industri Sumber: Photo J‐Com by Freepik, 2021 Penerapan program budaya kerja industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) dapat diterapkan pada seluruh tempat kerja, bisa jadi dirumah kalian sendiri supaya lebih nyaman dan semua orang senang dalam bekerja maka tempat yang rapi, besih, nyaman dan aman juga dibutuhkan. Penerapan program budaya kerja industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) memiliki teori yang mudah dimengerti dan sangat sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan. bagi tim 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) juga diperlukan pelatihan singkat, supaya memahami tujuan, tugas dan deskripsi kegiatan masing‐masing. Dalam hal ini perlu dilakukan juga promosi supaya budaya kerja industri 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) dapat diterima kebermanfaatannya oleh seluruh pekerja bahkan dijadikan sebagai media informasi bagi orang akan yang berkunjung ke tempat praktik kerja, sehingga tempat kerja tersebut mendapatkan citra yang positif dari pelanggan atau pengunjung yang datang. Berbagai media dengan cara pembuatan banner, leaflet, logo, poster maupun slogan‐slogan dapat dijadikan jalan untuk promosi. Ada juga jalan yang dapat untuk menarik minat para pekerja untuk membudayakan budaya kerja industri, dengan membuat ajang lomba antar bagian atau unit kerja 27 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Coba kalian cermati budaya kerja yang ada disekolah kalian, apakah sudah menerapkan budaya kerja industri (5R) (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)? apabila sudah, apakah cara penerapnya sudah berjalan dengan baik? 28 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Bacaan Guru K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) Sumber: https://diansyahrofiatin.wordpress.com/2015/03/11/materi-k3lh-kesehatan- keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup/ Pengertian Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu kita harus memperhatikan kebersihan yang ada pada lingkungan kerja agar dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sehat. Sehat artinya bahwa lingkungan itu telah benar-benar bersih. Nyaman memiliki arti yang menunjukan bahwa tempat itu memang rapi dan indah serta enak untuk dipandang Keselamatan Kerja Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja pada setiap karyawan dan untukmelindungi sumber daya manusia. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu: 1. Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja 2. Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja 3. Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja 4. Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan ketika bekerja 5. Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja 6. Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur) yang telah ditetapkan Kesehatan Kerja Yaitu Suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan menunjukkan keadaan yang fit untuk mendukung terlaksananya kegiatan kerja dalam rangka menyelesaikan proses penyelesaian pekerjaan secara efektif. Faktor-faktor pendukung kesehatan kerja yaitu: 1. Pola makan yang sehat dan bergizi 2. Pola pengaturan jam kerja yang tidak menganggu kesehatan pekerja 29 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 3. Pola pengaturan istirahat yang cukup pada pekerja/ profesiona 4. Pola pengaturan tata cara sikap bekerja secara ergonomic 5. Pola pengaturan lingkungan yang harmonis yang tidak mengganggu kejiwaan 6. Pola pengaturan tata ruang kerja sehat 7. Pola pengaturan tata warna dinding dan perabotan yang tidak ganggu Kesehatan 8. Pola pengaturan penerangan ruang kerja yang memadai 9. Pola perlindungan atas penggunaan peralatan yang menimbulkan gangguan Kesehatan Dasar Hukum K3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Tujuan K3 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut 3. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien Kebijakan dan Prosedur K3 a) Unsur manusia : ✓ Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk menekan timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi terjadinya kecelakaan). ✓ Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat bahkan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. ✓ Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin sehingga etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat. ✓ Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja dapat bekerja secara efektif dan efisien. ✓ Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. b) Unsur pekerjaan : Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi, instalasi pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya. 30 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja ✓ Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya. ✓ Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya. ✓ Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan memuaskan. c) Unsur perusahaan : ✓ Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar, perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan. ✓ Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan perusahaan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak. ✓ Terwujudnya perusahaan yang sehat Kecelakaan Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya. Penyebab Kecelakaan a) Faktor Internal 1. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang melaksanakan pekerjaan tertentu. 2. Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan pekerjaan yang ditangani. 3. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb. b) Faktor External 1. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional dan kurang jelas. 2. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan). 3. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai. 4. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah. 31 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 5. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya keresahan pada para pekerja. 6. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja, misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak dsb. Akibat Kecelakaan 5K ,yaitu : 1. Kerusakan 2. Kekacauan Organisasi 3. Keluhan dan Kesedihan 4. Kelaianan dan Cacat 5. Kematian Klasifikasi Kecelakaan a) Menurut jenis kecelakaan ( Terjatuh) Tertimpa benda jatuh Tertumbuk atau terkena benda Terjepit oleh benda Pengaruh suhu tinggi Terkena sengatan arus listrik Tersambar petir b) Menurut sumber kecelakaan Dari mesin Alat angkut dan alat angkat Bahan/zat erbahaya dan radiasi Lingkungan kerja Menurut Sifat Luka atau Kelainan Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca Keadaan yang tergolong Berbahaya: 1. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik. 3. Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau menyengat, terlalu dingin dsb). 32 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 4. Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Perbuatan yang Berbahaya : 1. Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan kerja. 2. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran. 3. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok 4. Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan yang membahayakan. Pencegahan Kecelakaan: 1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara : a. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan. b. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan aman. c. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk cara penggunaannya. d. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul kecelakaan. e. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja. f. Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja. g. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja. Penaggulangan kecelakaan akibat kebakaran 1. Jangan membuang puntung rokok ke tempat yang mudah terbakar 2. Hindari sumber-sumber menyala di tempat terbuka 3. Hindari peralatan yang mudah meledak Perlengkapan pemadam kebakaran Terdiri dari 2 macam yaitu: 1. Alat pemadam yang dipasang di tempat. Contohnya yaitu air otomatis,pipa air,pompa air dan selang untuk aliran listrik. 2. Alat pemadam yang dapat di bawa yaitu alat pemadam kebakaran dan bahan kering CO2 atau busa. 33 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Kebakaran akibat instalasi listrik dan petir: 1. Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan 2. Gunakan sekring/MCB sesuai ukuran 3. Gunakan kabel standart yang baik 4. Hindari percabangan antar rumah 5. Ganti kabel dan instalasi yang telah usang Kecelakaan terhadap zat berbahaya a) Bahan eksplosif yaitu bahan yang mudah meledak. Contoh: garam logam yg dapat meledak krn oksidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar. b) Bahan-bahan yang mengoksidasi yaitu bahan ini kaya O2, sehingga resiko kebakaran sangat tinggi c) Bahan-bahan yg mudah terbakar yaitu tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya, makin rendah titik bakarnya,makin berbahaya. d) Bahan beracun e) Bahan korosif meliputi asan alkali, atau bahan lain yg menyebabkan kebakaran pd kulit yang tersentuh f) Bahan radioaktif yaitu meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yg mengandung bahan radioaktif. APD (Alat Pelindung Diri) APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja Beberapa alat pelindung diri yang biasa digunakan pada pekerjaan bangunan beserta fungsinya berdasarkan Permenakertrans PER.08/Men/VII/2010 adalah sebagai berikut: a. Safety helmet merupakan alat pelindung kepala dari benturan. Terantuk, terpukul, sepatu pelindung berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau terbentur benda berat, bemda tajam. Terkena caiaran panas atau dingin Gambar safety helmet Sumber: www.garudasystrain.co.id 34 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja b. Kacamata pengaman, berfungsi untuk melindungi mata dari paparan bahan kimia, berbahaya, percikan benda kecil, dan sebagainya Gambar kacamata pengaman Sumber: www.prosesproduksi.com c. Penutup telinga, berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan Penutup telinga Sumber: siddix.blogspot.com d. Masker (respirator) berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat, menyaring udara dari debu, gas beracun, dan sebagainya Gambar respirator Sumber: safetysignindonesia.id e. Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari dari panas, dingin, radiasi, benturan, pukulan, dan sebagainya. Sarung tangan yang dapat digunakan di antaranya berbahan kain, karet, kulit (untuk benda tajam), asbes (untuk tahan api), dan sebgaianya 35 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Gambar sarung tangan Sumber: griyasafety.com f. Sepatu pelindung (safety shoes) berfungsi melindungi kaki dari tertimpa atau terbentur benda berat, benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, dan sebaginya. Gambar sepatu pelindung Sumber: bataindustrials.co.id g. Tali pengaman (safety rope) berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh, menjaga pada saat posisi kerja miring ataupun menggantung dan agar tidak terjatuh. Gambar tali pengaman Sumber: id.aliexpress.com h. Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung muka dari percikan benda-benda asing Pakaian pelindung berfungsi melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperature panas atau dingin yang ektrem, pajama api, dan benda-benda panas. 36 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Gambar pelindung wajah Sumber: surabaya.proxsisgroup.com Rambu -Rambu K3 (sumber: https://wira.co.id/rambu-rambu-k3/) Sebelum membahas lebih lanjut seputar rambu K3, maka alangkah baiknya untuk mengetahui pengertiannya terlebih dahulu. Untuk K3 nya sendiri adalah sebuah singkatan dari kata Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Istilah ini umumnya sangat sering Anda jumpai di berbagai tempat kerja. Kebanyakan informasi tersebut dapat Anda jumpai mulai dari kantor, pabrik, bengkel, sekolah, dan bahkan di jalanan sekalipun. Untuk informasi yang sering didapatkan dan dijumpai di beberapa tempat tersebut, yang mana berkenaan seputar K3 adalah rambu rambu, papan peringatan, dan pesan di sebuah sudut ruangan serta tak lupa pada dinding yang berada di pinggiran jalan. Rambu K3 ini dapat diartikan sebagai salah satu upaya untuk melindungi tenaga kerja, barang, dan hingga alat yang terlibat di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari sudah banyak rambu K3 yang bersebaran. Yang mana hal ini ditujukan untuk kebaikan dan keselamatan setiap orang yang ada. Terlebih lagi pada sebuah proyek dan konstruksi, yang melibatkan banyak alat dan mesin berat. Dimana manusianya atau para pekerjanya berhubungan langsung dengan mesin atau alat tersebut. Sehingga rambu rambu K3 proyek dan konstruksi ini, merupakan sebuah rambu atau tanda. Yang mana berguna untuk memberikan sebuah informasi. Di dalamnya mengandung seputar bahaya atau suatu tindakan yang wajib untuk dilakukan pada suatu tempat. Pada rambu rambu K3 konstruksi ini sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kebaikan dan keselamatan pekerjanya. Tak heran, apabila adanya gambar rambu rambu K3 ini memberikan banyak pengaruh baik dalam keselamatan dan kesehatan pekerjanya. 37 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Gambar rambu rambu K3 ini menjadi hal yang sangat penting guna melakukan sebuah komunikasi K3. Yang mana ditujukan agar pekerja selalu mengingat dan tahu risiko yang ada di tempat kerja. Serta diharapkan dapat membuat pekerja memperkirakan apa yang harus dilakukan. Manfaat Rambu K3 Menurut banyak ahli K3, telah menyadari bahwa sebuah perusahaan harus dan wajib untuk menyediakan rambu K3. Pastikan terpasang secara efektif guna menciptakan sebuah lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Bahkan gambar rambu rambu K3 tersebut juga memiliki beberapa peranan penting. Yang mana sangat berguna untuk menjaga keselamatan kerja. Mulai dari berguna untuk mengingatkan dan menghimbau pekerja dari berbagai potensi bahaya yang sewaktu-waktu mengintai mereka di area kerjanya. Bahkan ada juga gambar rambu rambu K3 yang membantu untuk memberikan petunjuk lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat yang ada di tempat kerjanya. Selain itu, dapat membantu pekerja atau penghuni tempat tersebut melakukan proses evakuasi saat ada keadaan darurat. Dan peranan yang tak kalah penting adalah menjadi atau menambah nilai plus saat ada audit K3. Yang mana dapat membantu perusahaan untuk memperoleh sertifikasi ISO dan lain sebagainya. Dengan adanya gambar rambu rambu K3 proyek ini yang tersebar di berbagai sudut tempat kerja. Mampu membantu untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian para pekerja yang sedang berada di tempat kerja. Dan bahkan mampu membantu untuk memberikan petunjuk bahwa ada potensi bahaya yang tak terlihat. Tak heran apabila gambar rambu rambu K3 konstruksi ini disebut sebagai media komunikasi visual berupa gambar, simbol, teks, dan pesan yang didalamnya mengandung maksud dan tujuan tertentu. Yang pastinya wajib untuk disediakan oleh pihak pemilik dan dilakukan oleh para pekerja. Pembagian Warna Rambu K3 Kali ini akan dibahas seputar warna. Yang mana warna ini dapat membantu pekerja melihat dan menentukan bahaya yang ada di area kerjanya. Bahkan warna yang ada pada rambu berguna untuk mengarahkan pekerja terkait tindakan apa yang wajib untuk dilakukan sesuai dengan warnanya. Berikut berbagai warna rambu berdasarkan standar internasional, antara lain : 38 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 1. Merah (Bahaya) Warna yang pertama adalah merah. Yang mana melambangkan sebuah bahaya atau danger, kebakaran atau fire, dan stop. Merah ini lebih banyak digunakan untuk menunjukkan identifikasi bahan kimia cair yang mudah terbakar, alat pemadam kebakaran, dan emergency stop. Bahkan warna ini juga menunjukkan adanya situasi bahaya yang berpotensi menyebabkan kematian. 2. Orange (Peringatan) Orange merupakan sebuah warna yang menunjukkan warning atau peringatan atau bahkan sebagai tanda awas. Lebih banyak digunakan pada situasi bahaya yang dapat menyebabkan kematian atau cedera serius. Sering dipasang pada peralatan kerja yang berpotensi bahaya layaknya mesin dengan benda tajam. 3. Kuning (Waspada) Kuning adalah warna yang menandakan sebuah caution atau tanda waspada. Berguna untuk menunjukkan situasi bahaya seperti mudah tersandung, terpeleset, dan bahkan pada area penyimpanan mudah terbakar. Tanda ini umumnya berpotensi untuk sebuah potensi bahaya dengan luka ringan dan sedang. 4. Hijau (Aman) Hijau merupakan salah satu warna yang berarti emergency atau safety. Yang digunakan untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan kesehatan, keselamatan, dan MSDS. Serta berguna untuk menunjukkan instruksi yang berhubungan dengan praktik kerja yang aman. 5. Biru (Perhatian) Biru adalah warna yang menunjukkan notice atau perhatian. Berguna sebagai instruksi tindakan atau informasi bukan untuk tanda bahaya. Sebagai contoh untuk penggunaan APD atau menunjukkan sebuah kebijakan perusahaan. Pembagian Bentuk dan Simbol Rambu K3 Untuk pembagian bentuk dan simbol pada rambu K3, umumnya juga dibagi dan diklasifikasi berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Yang mana dapat membantu para pekerja untuk memahami rambu tersebut dengan mudah. Inilah pembagian simbol rambu K3, diantaranya : 39 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 1. Triangle / Diamond Berguna untuk menunjukkan sebuah tanda bahaya. Yang mana rambu K3 dengan bentuk triangle atau diamond ini, dirancang dengan piktogram warna hitam dan warna dasarnya kuning atau orange serta garis tepi berwarna hitam. 2. Round Round shape ini berguna untuk mandatory sign. Yang berarti instruksi keselamatan dan wajib untuk dipatuhi serta dilaksanakan pekerja. Rambu berbentuk bulat ini dirancang dengan warna piktogram putih dan dasar biru. 3. Rectangular / Square Ditujukan untuk menunjukkan jalan keluar saat ada dalam kondisi darurat. Bahkan tak jarang untuk memberitahukan lokasi penyimpanan peralatan kesehatan atau P3K. Dengan berbentuk persegi atau persegi panjang, dirancang dengan warna piktogram putih dan dasarnya hijau. 4. Prohibition Sign Tanda ini berisi sebuah larangan, yang mana dirancang dengan warna piktogram hitam, dasarnya putih, garis tepi merah, dan garis diagonal yang berarti larangan ini berwarna merah di bagian tengah. Struktur Desain Rambu K3 Faktor paling penting untuk rambu rambu K3 proyek dan konstruksi adalah struktur desainnya. Yang mana struktur desain ini berguna untuk memberikan kemudahan bagi pembacanya dalam memahami arti rambu K3 yang ada. Inilah beberapa struktur atau format desain, antara lain : 1. One Panel Sign Format yang pertama adalah one panel sign. Rambu desain ini dibentuk dengan hanya mencantumkan teks atau piktogram simbol saja. Yang mana simbol atau tanda tersebut dapat dengan mudah untuk dipahami sehingga tidak membutuhkan penjelasan. 2. Two Panel Sign Kemudian two panel sign adalah rambu desain dengan mencantumkan teks dan piktogram. Teks tersebut berguna untuk kata kunci dan teks sebagai penjelas. Yang mana harus memuat tentang informasi tipe bahaya, konsekuensi, dan pernyataan. 40 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 3. Three Panel Sign Dan yang terakhir adalah three panel sign. Pada satu rambu berisi tentang header yang mana menyatakan danger, notice, caution, dan safety first. Kemudian ada bagian text format yang menunjukkan kata kunci dan penjelasanya. Serta ada piktogram yang menjadi sebuah tanda komunikasi visual. Itulah pembahasan lengkap seputar gambar rambu rambu K3 proyek dan konstruksi. Yang mana dengan adanya rambu rambu K3 konstruksi ini mampu membantu dan memberikan banyak peranan penting. Hal ini sangat berpengaruh dalam keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Terlebih lagi bagi pekerja yang berinteraksi langsung dengan mesin atau alat-alatnya. Gambar Rambu K3LH Sumber: rambuperintahd.blogspot.com 41 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Pengertian, Fungsi, Aspek dan Jenis Budaya Kerja (Sumber: https://www.kajianpustaka.com/2019/08/pengertian-fungsi-aspek-dan-jenis- budaya-kerja.html) Budaya kerja adalah suatu asumsi, nilai dan norma yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai atau karyawan yang dikembangkan dalam organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja sebagai kekuatan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Budaya kerja merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat pada karyawan karena dapat diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan. Budaya kerja, merupakan sekumpulan pola perilaku yang melekat secara keseluruhan pada diri setiap individu dalam sebuah organisasi. Membangun budaya berarti juga meningkatkan dan mempertahankan sisi- sisi positif, serta berupaya membiasakan pola perilaku tertentu agar tercipta suatu bentuk baru yang lebih baik. Budaya kerja sudah lama dikenal oleh manusia, namun belum disadari bahwa suatu keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaan. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku kerja atau organisasi. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya dan mengingat hal ini dikaitkan dengan mutu kerja, maka dinamakan budaya kerja. Berikut definisi dan pengertian budaya kerja dari beberapa sumber buku: Menurut Mangkunegara (2005), budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Menurut Triguno (2003), budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita- cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. 42 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Menurut Nawawi (2003), budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan. Menurut Ndraha (2004), budaya kerja merupakan sekelompok pikiran dasar atau program mental yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kerja sama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan masyarakat. Menurut Hartanto (2009), budaya kerja adalah perwujudan dari kehidupan yang dijumpai di tempat kerja. Budaya kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, interaksi kerja, yang disepakati bersama, dan digunakan dalam kehidupan kerja sehari-hari. Fungsi dan Tujuan Budaya Kerja Menurut Feriyanto dan Triana (2015), tujuan budaya kerja adalah sebagai berikut: 1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. 2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang telah lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. 4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. 5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. 43 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja Menurut Tika (2008), fungsi budaya kerja adalah sebagai berikut: 1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan. Organisasi maupun kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain. 2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu perusahaan. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka bangga sebagai seorang karyawan/karyawan suatu perusahaan. Para karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaan-nya. 3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan di mana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan diatur secara efektif. 4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didaftarkannya struktur, diperkenalkan-nya dan diberi kuasanya karyawan oleh perusahaan, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan ke arah yang sama. 5. Sebagai integrator. Budaya kerja dapat dijadikan sebagai integrator karena adanya sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar di mana setiap unit terdapat para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan individu yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. 6. Membentuk perilaku bagi karyawan. Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan perusahaan. 7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok perusahaan. Masalah utama yang sering dihadapi perusahaan adalah masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal. Budaya kerja diharapkan dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut. 8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. Fungsi budaya kerja adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pemasaran, 44 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. 9. Sebagai alat komunikasi. Budaya kerja dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antara anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu bersifat material dan perilaku. Kata-kata mencerminkan kegiatan dan politik organisasi. Aspek-aspek Budaya Kerja Menurut Ndraha (2003), komponen budaya kerja adalah sebagai berikut: 1. Anggapan dasar tentang kerja. Pendirian atau anggapan dasar atau kepercayaan dasar tentang kerja, terbentuknya melalui konstruksi pemikiran logistik. Premisnya adalah pengalaman hidup empiris, dan kesimpulan. 2. Sikap terhadap pekerjaan. Manusia menunjukkan berbagai sikap terhadap kerja. Sikap adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu. Kecenderungan itu berkisar antara menerima sepenuhnya atau menolak sekeras-kerasnya. 3. Perilaku ketika bekerja. Dan sikap terhadap bekerja, lahir perilaku ketika bekerja. Perilaku menunjukkan bagaimana seseorang bekerja. 4. Lingkungan kerja dan alat kerja. Dalam lingkungan, manusia membangun lingkungan kerja yang nyaman dan menggunakan alat (teknologi) agar ia bekerja efektif, efisien dan produktif. 5. Etos kerja. Istilah etos diartikan sebagai watak atau semangat fundamental budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi etos berkaitan erat dengan budaya kerja. Sedangkan menurut Tika (2008), unsur-unsur budaya kerja adalah sebagai berikut: 1. Asumsi dasar. Dalam budaya kerja terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku. 2. Keyakinan yang dianut. Dalam budaya kerja terdapat keyakinan yang dianut dan dilaksanakan oleh para anggota perusahaan. Keyakinan ini mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan umum perusahaan, filosofi usaha, atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha. 45 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja 3. Pimpinan atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya kerja. Budaya kerja perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin perusahaan atau kelompok tertentu dalam perusahaan tersebut. 4. Pedoman mengatasi masalah. Dalam perusahaan, terdapat dua masalah pokok yang sering muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi. 5. Berbagai nilai (sharing of value). Dalam budaya kerja perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang. 6. Pewarisan (learning process). Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota perusahaan perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam perusahaan tersebut. 7. Penyesuaian (adaptasi). Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi perusahaan terhadap perubahan lingkungan. Indikator Budaya Kerja Menurut Nurhadijah (2017), indikator budaya kerja adalah sebagai berikut: 1. Disiplin, perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Karyawan yang miliki kedisiplinan tinggi mempunyai karakteristik melaksanakan tata tertib dengan baik, tugas dan tanggung jawab yang baik, disiplin waktu dan kehadiran, disiplin dalam berpakaian. 2. Keterbukaan, kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan. Keterbukaan dalam hal ini kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan secara jujur dan bersikap langsung. 3. Saling menghargai, perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja. Indikator dari sikap saling menghargai antara lain: membiarkan orang lain berbuat sesuatu 46 Modul Dasar-Dasar Teknik Perawatan Gedung K3LH dan Budaya Kerja sesuai haknya, menghormati pendapat orang lain, serta bersikap hormat kepada setiap karyawan. 4. Kerja sama, kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur kerja sama antara lain: tujuan yang jelas, terbuka dan jujur dalam komunikasi, keterampilan mendengarkan yang baik, partisipasi semua anggota, serta bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Jenis-Jenis Budaya Kerja Menurut Tika (2008), terdapat beberapa jenis budaya kerja, yaitu sebagai berikut: 1. Budaya rasional. Dalam budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi, produktivitas dan keuntungan atau dampak). 2. Budaya ideologis. Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi (dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan). 3. Budaya konsensus. Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi dan konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral dan kerja sama kelompok). 4. Budaya hierarki. Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi, komputasi dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas, kontrol dan koordinasi). 47