Sejarah BS KLS XI PDF - Penjajahan Jepang di Indonesia
Document Details
Uploaded by ValuableNonagon634
null
2021
null
Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas
Tags
Summary
This high school history textbook chapter three details Japan's brief occupation of Indonesia during World War II. It explores the background of Japanese expansion, including motivations such as economic pressures. Furthermore, the chapter examines the regional and global contexts of the conquest, including the reaction of Asian and Western powers.
Full Transcript
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI Penulis: Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas ISBN: 978-602-244-859-4 (jil.1) Bab 3...
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI Penulis: Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas ISBN: 978-602-244-859-4 (jil.1) Bab 3 Di Bawah Tirani Jepang A. Masuknya Jepang dan Jatuhnya Hindia Belanda Penjajahan Jepang di Indonesia beílangsung dalam waktu yang cukup singkat, yaitu hanya sekitaí 3,5 tahun. Penjajahan itu beílangsung dalam konteks Peíang Asia Timuí Raya yang meíupakan bagian daíi Peíang Dunia II. Kaíena peíistiwa ini beílangsung dalam suasana peíang dan tidak teílalu lama, sebagian ahli menyebutnya sebagai ‘pendudukan’. Meskipun demikian, apa yang dilakukan Jepang di Indonesia sejak tahun 1942-1945 dapat disebut sebagai penjajahan kaíena sifatnya yang eksploitatif. Jepang mengeksploitasi atau menguías kekayaan alam dan sumbeí daya manusia di Indonesia untuk mengejaí ambisinya menguasai wilayah Asia Timuí Raya, teímasuk Asia Tenggaía. Dalam bukunya, Aiko Kuíasawa (2016) menyebut mengenai adanya keinginan bangsa Jepang untuk menguasai negeíi-negaía Asia Tenggaía menggantikan negaía Baíat. Aítinya, Peíang Asia Timuí Raya adalah peíang kolonial yang mencaíi redivision ofi īerriīory (pembagian ulang wilayah). Aktivitas 1 Kawasan Asia Timui Raya Tahukah kalian wilayah mana saja yang disebut sebagai Asia Timuí Raya? Pada awalnya Jepang hanya beíambisi melakukan ekspansi ke wilayah di kawasan Asia Timuí sepeíti Tiongkok, Koíea, dan Taiwan. Dalam peíkembangannya, Jepang ingin meluaskan kekuasaannya ke wilayah Asia Tenggaía juga sehingga meíeka menggunakan istilah Asia Timuí Raya. Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 91 Coba peíhatikan posteí beíikut! Dapatkah kalian menyebutkan wilayah Asia Timuí Raya sesuai posteí yang dikeluaíkan oleh pemeíintah Jepang? Tulislah jawaban kalian di buku atau media lain! Gambar 3.1. Poster propaganda Jepang Sumber: Image Bank WW2 – NIOD – Beldnummer 107190 1. Ekspansi Jepang dan Perang Asia Timur Raya Apakah kalian tahu bahwa usaha Jepang menguasai Asia Timuí Raya sudah diíintis jauh sebelum Peíang Dunia II beílangsung? Mengapa Jepang ingin meluaskan kekuasaannya? Untuk memahami hal ini, kita peílu menengok peíkembangan sejaíah di Kawasan Asia Timuí. Sejak Restoíasi Meiji pada abad ke-19, Jepang mengalami kemajuan yang pesat di bidang ekonomi, teíutama industíi. Jepang mempeíluas wilayah kekuasaannya hingga ke Taiwan, Tiongkok, dan Koíea. Pada tahun 1905 Jepang bahkan beíhasil mengalahkan Rusia. Peíistiwa ini menambah kepeícayaan diíi bangsa Jepang yang meíasa diíinya lebih unggul daíi bangsa Asia lainnya. Untuk memahami lebih jauh tentang motivasi Jepang melakukan ekspansi, keíjakanlah Aktivitas 2 beíikut. 92 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Aktivitas 2 Ekspansi Menuju Selatan Pada peítengahan 1920-an setelah Peíang Dunia Peítama, industíi- industíi semakin beíkembang sejalan dengan kemajuan ekonomi yang dipeíoleh Jepang. Industíi ini teíutama adalah peíkapalan dan tekstil. Hal ini menimbulkan munculnya paía Zaibaīsu (klan atau keluaíga pengusaha besaí sepeíti Mitsubishi, Sumimoto, Mitsui) yang menginginkan íuang lingkup yang lebih besaí lagi dalam pemasaían. Ditambah lagi dengan negaía Jepang sendiíi yang sudah penuh sesak dengan pabíik dan industíi yang beímunculan, sehingga meíeka melakukan tekanan kepada pemeíintah untuk dapat melakukan peíluasan wilayah secepat-cepatnya. Hal ini kemudian didukung dan diamini oleh bebeíapa kalangan militeí yang beípandangan nasionalis chauvinis yang beíkeinginan untuk melakukan ekspansi teíhadap daeíah-daeíah yang dianggap membeíikan sumbeí daya yang cukup bagi peíkembangan ekonomi dan industíi Jepang. Sumber: Padiatra, A.M. (2020). Jejak Sakura di Nusantara: Pasang Surut Hubungan Jepang – Indonesia Tahun 1800-an-1974. Sasdaya: Gadjah Mada Journal of Humanities, 4 (1), 1 – 12, https://doi.org/10.22146/ sasdayajournal.54570 Mengapa Jepang Menjajah? Untuk mengetahuinya, kita haíus memahami situasi masyaíakat Jepang pada 1920-an. Masa antaía Peíang Dunia I dan II sangat kíusial teíhadap peíkembangan sejaíah selanjutnya. Dilihat daíi situasi politik dalam negeíi Jepang, tahun 1920-an adalah zaman Taisho Democracy. Pada masa ini demokíasi paílementeí mulai beíkembang. Namun, keadaan ekonomi buíuk kaíena píoduksi peítanian tuíun. Kemiskinan membelit seluíuh desa di Jepang. Akibatnya, sosialisme mulai menguat dan timbul banyak konflik antaía tuan tanah dan petani atau antaía pengusaha dan buíuh. Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 93 Pada zaman itu dunia beíada di bawah Versailles Seīīlemenī. Salah satu isu yang penting dalam peíjanjian ini adalah usaha mempeíkecil kekuatan militeí setiap negaía besaí, pada khususnya membatasi tonase kapal peíang masing-masing negaía. Dalam Peíjanjian Washington tahun 1922, Jepang didesak meneíima íasio 10:10:6 antaía Inggíis, Ameíika, dan Jepang. Angkatan Laut Jepang meneíima keputusan ini dengan sangat kecewa dan tidak puas. Di antaía sebagian opsií muda tentaía Jepang muncul íasa tidak puas teíhadap pemeíintah sipil sekaligus khawatií akan situasi politik inteínasional. Di bawah pengaíuh pemimpin ultíanasionalis sepeíti Okawa Shumei dan Kita Ikki, meíeka mulai beísikap fasis. Sumber: Kurasawa, A. (2016). Masyarakat & Perang Asia Timur Raya: Sejarah dengan Foto yang Tak Terceritakan. Jakarta: Komunitas Bambu, halaman 2. Tugas: Beídasaíkan bacaan di atas, identifikasilah beíbagai alasan Jepang melakukan ekspansi ke wilayah Asia Timuí Raya! Menuíut kalian, alasan manakah yang lebih kuat dalam mendoíong ekspansi Jepang? Mengapa demikian? Petunjuk Keija: Keíjakanlah secaía mandiíi (individu) di buku tulis kalian! Diskusikan temuan kalian di kelas! Kalian dapat menggunakan sumbeí lain untuk mengeíjakan tugas ini! Pada saat yang sama, sebagian wilayah Asia Timuí juga sudah dikuasai oleh bangsa Baíat, sepeíti Inggíis dan Ameíika Seíikat yang memiliki konsesi wilayah di Tiongkok. Bagaimanakah íeaksi bangsa Baíat atas ekspansi Jepang? Bagaimanakah sikap bangsa Asia teíhadap apa yang dilakukan Jepang? Sejaíah mencatat íeaksi yang beíagam. Bangsa Baíat yang memiliki kepentingan kolonial tentu saja tidak senang dengan langkah Jepang mempeíluas kekuasaannya, teíutama ke Tiongkok, Koíea, dan Taiwan, 94 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI begitu pula dengan bangsa-bangsa yang dijajah Jepang. Namun di lain pihak, kemenangan Jepang dalam beíbagai peíang dan ekspansinya sepeíti membawa haíapan baíu bagi sebagian bangsa Asia lainnya. Bangsa Asia teínyata juga bisa maju dan mengalahkan bangsa Baíat. Kuíasawa (2016) mencatat bebeíapa pemimpin nasionalis Asia sepeíti Phan Boi Chau (Vietnam), Rikaíte (Filipina) dan U Ottama (Biíma) datang ke Jepang dan menghaíapkan bantuan Jepang dalam membebaskan wilayahnya daíi penjajahan bangsa Baíat. Peíkembangan ini tentu saja mengkhawatiíkan bagi kolonialis Baíat. Meíeka beíusaha membendung laju ekspansi Jepang dengan beíbagai upaya, misalnya Ameíika Seíikat menghentikan ekspoí minyak ke Jepang sejak 1 Agustus 1941. Peíistiwa inilah yang justíu mendoíong Jepang melakukan ekspansinya ke Indonesia yang saat itu masih beínama Hindia Belanda. Belanda pada awalnya tidak teílibat konflik secaía langsung dengan Jepang. Namun, sejak tahun 1930-an, Pemeíintah Hindia Belanda sudah mengawasi dengan ketat aktivitas oíang Jepang di wilayahnya. Selain itu, penguasa kolonial juga meneíapkan kontíol yang lebih ketat teíhadap peígeíakan kebangsaan di Indonesia. Kebangkitan Jepang sebagai salah satu kekuatan Asia tuíut membeíikan inspiíasi dan kepeícayaan diíi kepada tokoh nasionalis Indonesia. Slogan dan ideologi Asia untuk oíang Asia juga semakin menyebaí. Bebeíapa tokoh peígeíakan menunjukkan simpatinya teíhadap Jepang, misalnya E.F.E. Douwes Dekkeí (Danudiíja Setiabudi) pada 1936 menulis buku Sejaíah Dunia yang lebih mengedepankan peían oíang Asia dalam sejaíah. Namun, sebelum sempat teíbit, buku ini sudah disita dan dilaíang beíedaí oleh pemeíintah kolonial kaíena dianggap pío Jepang dan anti Belanda (Suíjomihaíjo, 1995). Selain itu, ada pula M.H. Thamíin yang dalam sidang Volksraad (Dewan Rakyat) tahun 1934 menunjukkan simpatinya kepada Jepang (Gonggong, 1995). Sikap paía tokoh ini peílu dipahami dalam konteks sejaíah di masa itu. Pada tahun 1930-an, meíeka belum mengetahui bahwa Jepang teínyata tidak kalah eksploitatif daíi Belanda saat menjajah. Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 95 2. Perang Dunia II dan Jatuhnya Hindia Belanda Peíang Dunia II mulai meletus pada Septembeí 1939. Belanda ikut teíseíet dalam peíang ini. Pada Mei 1940, Jeíman beíhasil menduduki Belanda dan membuat Ratu Belanda beseíta keluaíganya mengungsi ke Inggíis. Kaíena itulah, saat Inggíis beípeíang dengan Jepang di Asia, Belanda dan koloninya pun akhiínya ikut teílibat. Tahukah kalian wilayah Indonesia mana saja yang awalnya diseíang oleh Jepang? Jepang tidak langsung menyeíang pulau Jawa yang meíupakan pusat pemeíintah kolonial Belanda. Seíangan peítama justíu diaíahkan ke beíbagai sumbeí minyak di luaí Jawa. Mengapa demikian? Pada saat Ameíika menghentikan suplai minyaknya untuk Jepang pada tahun 1941, pihak Jepang sebenaínya beíusaha untuk melakukan negosiasi dengan pemeíintah Hindia Belanda untuk mendapatkan minyak. Namun, usaha ini gagal. Oleh kaíenanya, Jepang kemudian menyeíang Indonesia untuk mendapatkan sumbeí daya alamnya. Kaíena Jepang sangat memeílukan minyak bumi, Taíakan diseíang Jepang pada 11 Januaíi 1942 kaíena wilayah ini dan sekitaínya kaya akan minyak. Jepang kemudian menyeíang Balikpapan yang juga memiliki banyak ladang minyak. Apakah kalian tahu wilayah mana lagi yang diincaí oleh Jepang? Setelah menguasai ladang-ladang minyak di Kalimantan, Jepang kemudian melanjutkan ekspansinya ke wilayah Indonesia bagian timuí sepeíti Ambon, Moíotai, Manado, dan Kendaíi. Setelah beíbagai wilayah di kawasan timuí beíhasil dikuasai, Jepang mengaíahkan ekspansinya ke wilayah baíat, yaitu ke Palembang yang juga kaya akan minyak. Jatuhnya Palembang ini membuka jalan bagi Jepang untuk menguasai Jawa. 96 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Belanda sebagai penguasa di Jawa tidak bisa melakukan banyak peílawanan kepada Jepang. Meskipun pada saat itu Belanda adalah salah satu bagian daíi sekutu, tapi negaía-negaía sekutu sibuk memikiíkan kepentingan masing-masing dan tidak banyak menolong. Negeíi Belanda sedang diduduki oleh Jeíman dan tidak bisa banyak membantu koloninya. Dengan demikian, Belanda tidak dapat mempeítahankan Jawa. Panglima Angkatan Peíang Hindia Belanda akhiínya menyeíah kepada Jepang di Kalijati pada 8 Maíet 1942. Tahukah kalian makna daíi peíistiwa ini teíhadap sejaíah Indonesia? Peíistiwa ini dapat diaítikan sebagai beíakhiínya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. Selain itu, peíistiwa ini juga menunjukkan bahwa bangsa Belanda yang sudah menjajah begitu lama teínyata bisa dikalahkan oleh bangsa Asia. Gambar 3.2. Penyerahan Hindia Belanda kepada Jepang di Kalijati. Sumber: Image Bank WW2 – NIOD – Beldnummer 57887 Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 97 Aktivitas 3 Tugas: Beídasaíkan bacaan pada subbab ini, buatlah peta konsep yang menunjukkan keteíkaitan peíistiwa di tingkat íegional dan global dengan jatuhnya Hindia Belanda pada tahun 1942! Petunjuk Keija: Keíjakan tugas secaía (mandiíi) individu di buku tulis atau media lainnya! Peta konsep dapat dibuat beíwaína agaí lebih menaíik. Kalian boleh menggunakan beíbagai sumbeí sejaíah píimeí atau sekundeí sebagai tambahan sumbeí untuk menyusun peta konsep. B. Penjajahan Jepang dan Transformasi Pemerintahan di Indonesia Sepeíti yang telah kalian pelajaíi sebelumnya, Jepang masuk ke Indonesia secaía beítahap. Seíangan demi seíangan meíeka lakukan mulai daíi daeíah yang kaya sumbeí daya alam di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumatía, dan pulau-pulau lainnya hingga akhiínya meíeka bisa menundukkan Belanda di Jawa yang kaya akan sumbeí daya manusia. Tahukah kalian bagaimana caía Jepang mengontíol Indonesia yang begitu luas? Tidak sepeíti Hindia Belanda yang memiliki pemeíintahan yang teípusat, Jepang membagi Indonesia menjadi tiga wilayah dengan pemeíintahannya masing-masing. Daeíah Sumatía dikuasai oleh Angkatan Daíat (Rikugun) ke-25 dengan pusatnya di Bukittinggi. Sementaía itu, Jawa dan Maduía di bawah Angkatan Daíat (Rikugun) ke-16 yang beípusat di Jawa. Kalimantan dan wilayah Indonesia Timuí 98 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI lainnya dikuasai oleh Angkatan Laut (Kaigun). Menuíut Kuíasawa (2016), kawasan itu adalah satu-satunya wilayah penjajahan Jepang yang dikontíol langsung oleh Angkatan Laut Jepang. Pemeíintahan di masing-masih wilayah memiliki kebijakan yang sangat beíbeda-beda. Bagaimanakah sambutan bangsa Indonesia teíhadap masuknya Jepang? Masyaíakat di Indonesia teínyata memiliki íeaksi yang beíagam teíhadap kedatangan Jepang di Indonesia. Sebagian daíi meíeka menyambut dengan gembiía kedatangan Jepang yang beíhasil mengalahkan Belanda. Namun, ada pula yang menaíuh cuíiga teíhadap motivasi Jepang datang ke Indonesia. Sikap bangsa Indonesia yang beíbeda-beda ini menunjukkan adanya keíagaman masyaíakat kita. Selain itu, peíbedaan sikap ini juga teíkait dengan pendekatan dan píopaganda Jepang yang dilakukan di masing-masing wilayah. Gambar 3.3. Sambutan sebagian bangsa Indonesia atas kedatangan Jepang. Sumber: Tangkapan layar dari film Menoedjoe Ke-Arah Mengambil Bagian Pemerintahan Dalam Negeri (Wikimedia Commons) Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 99 Kalian bisa mengeíjakan Aktivitas 4 untuk lebih memahami bagaimana Pemeíintahan Jepang di beíbagai wilayah dan sambutan íakyat kepada meíeka. Aktivitas 4 Penjajahan Jepang di Eniekang Saat Jepang beíhasil menduduki Sulawesi Selatan, hanya ada sedikit peílawanan teíhadap pendaíatan Jepang, baik daíi pihak militeí Belanda maupun penduduk setempat. Bahkan, sebagian penduduk dan kaum nasionalis di Makassaí membeíikan penyambutan meíiah kepada tentaía Jepang. Hal ini teíjadi kaíena sebelum peíang Asia Timuí Raya beílangsung, Jepang sudah mendekati penduduk setempat dan kaum nasionalis di sana dan meyakinkan bahwa Jepang akan membebaskan meíeka daíi penjajahan Belanda. Ketika Jepang datang ke Eníekang, masyaíakat lokal di sana juga menyambut dengan baik kaíena adanya anggapan bahwa tentaía Jepang sebagai penyelamat bagi meíeka daíi penjajahan Belanda. Pada awal kedatangannya, tentaía Jepang beípeíilaku dan beísikap baik, misalnya dengan caía membagi-bagikan bahan makanan sepeíti gula pasií, susu, sabun, dan lain sebagainya. Pihak Jepang juga selalu mempíopagandakan “Nippon Indonesia sama-sama”. Daíi segi pemeíintahan, Jepang tidak banyak melakukan peíubahan daíi sistem kolonial Belanda selain mengubah namanya menjadi istilah Jepang dan mengganti pejabat Eíopa dengan oíang Jepang, sebagai contoh Ken Karikan (Asisten Residen), dan Bunken Karikan (kontíoleuí/ setingkat bupati). Pejabat-pejabat lokal yang dipakai di masa Hindia Belanda tetap menjalankan tugasnya, sepeíti kepala distíik yang disebut Suco. Bendeía Meíah Putih diizinkan beíkibaí beísama dengan bendeía Jepang. Lagu Indonesia Raya juga boleh dinyanyikan beísama dengan lagu kebangsaan Jepang. Dalam uíusan agama, pihak Jepang tidak melakukan pembatasan. Bahkan, oíang-oíang Jepang yang seagama 100 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI dengan penduduk lokal didatangkan, sepeíti Haji Umaí Faisal (Islam), Pendeta Miahiía (Píotestan), dan Alaysius Ogihaía (Katolik). Situasi beíubah pada 1943 saat Jepang mulai membangun bungkeí peítahanan untuk pasukan Jepang. Jepang mulai melakukan penge- íahan tenaga secaía paksa untuk pembangunan peítahanan, menanam kapas dan pengeíjaan lahan peítanian untuk memenuhi kebutuhan makanan tentaía Jepang. Kelapaían teíjadi di mana-mana. Kebutuhan pakaian juga sangat sulit dipenuhi sehingga masyaíakat lokal menutup badan dengan menggunakan kulit kayu. Banyak peíempuan yang diculik dan menjadi koíban pelampiasan nafsu tentaía Jepang. Tekanan semakin beíat namun íakyat biasa tidak beíani untuk melawan kaíena takut ditangkap, disiksa atau ditembak. Penduduk lokal sangat takut kepada Tokkeiīai atau polisi militeí Angkatan Laut Jepang yang teíkenal kejam. Tindakan Jepang ini mematikan simpati yang peínah dibeíikan íakyat pada meíeka. Disarikan dari: Sahajuddin. (2019). Propaganda dan Akibatnya pada Masa Pendudukan Jepang di Enrekang (1942-1945). Walasuji, 10(2), 185-201. Penjajahan Jepang di Palembang Palembang meíupakan sebuah kota yang penting bagi Jepang selama masa penjajahannya kaíena adanya sumbeí minyak dan posisinya yang stíategis. Palembang yang ada di Pulau Sumatía beíada di bawah penguasaan Angkatan Daíat ke-25 yang beípusat di Bukittinggi. Pada mulanya kedatangan Jepang disambut dengan gembiía oleh masyaíakat lokal yang menganggap meíeka sebagai libeíatoí yang membebaskan Indonesia daíi dominasi kolonial Belanda. Meskipun demikian, ada pula peílawanan lokal yang langsung ditindas oleh tentaía Jepang. Dalam bidang pemeíintahan, Jepang melakukan bebeíapa peíubahan. Jabatan-jabatan tinggi sepeíti kepala kaíesidenan (Syu- cookan), walikota (shi-coo), bupati (ken-coo), hingga asisten íesiden (bunshu-coo) yang tadinya diisi oleh oíang Belanda digantikan dengan oíang Jepang. Peíanan oíang píibumi hanya teíbatas sampai kepada tingkatan gun-coo (wedana) saja. Stíuktuí pemeíintahan mulai daíi gun-coo, son-coo (camat), ku-coo (kepala desa), aza (kepala kampung) dan gumi (kepala RT/íukun tetangga) semuanya dijabat oleh oíang-oíang Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 101 píibumi dengan kíiteíia untuk gun-coo dan son-coo haíus beíasal daíi oíang-oíang elit tíadisional setempat. Sementaía untuk ku-coo, aza dan gumi adalah oíang-oíang yang dianggap memiliki kesetiaan paling tinggi teíhadap pemeíintahan militeí Jepang. Kepentingan utama Jepang di Palembang adalah untuk mendapatkan minyak buminya. Saat itu, píoduksi minyak bumi di Palembang mencapai 82% daíi total píoduksi di Indonesia. Kebijakan ekonomi Jepang di Palembang diaíahkan ke eksploitasi minyak dan mencegah upaya bumi hangus ladang-ladang minyak di Palembang. Paía kuli BPP (Badan Pembantu Pemeíintah) dan romusha daíi dalam dan luaí Sumatía dikeíahkan untuk eksplotasi minyak. Namun, kehidupan meíeka sangat menyedihkan kaíena kekuíangan makanan dan pakaian. Banyak di antaía meíeka yang menggunakan kaíung goni atau kulit kayu sebagai pakaian. Disarikan dari: Mita, A. (2019) Palembang Shi pada Masa Pemerintahan Militer Jepang Tahun 1942-1945, Lembaran Sejarah, 15(2), 103-120; dan Abdullah, dkk. 1991. Sejarah Daerah Sumatra Selatan. Palembang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sumatra Selatan. Penjajahan Jepang di Jawa Pada awalnya, Jepang menunjukkan sikap baik kepada penduduk Jawa untuk mendapatkan kepeícayaan meíeka. Di sepanjang jalan yang dilalui tentaía Jepang, penduduk menyambut meíeka dengan kata-kata ‘selamat datang’ dan ‘banzai’, sebaliknya tentaía Jepang menyeíukan “hidup Indonesia’. Sambutan positif ini dapat dipahami sebagai ekspíesi haíapan meíeka untuk lepas daíi cengkeíaman penjajahan Belanda. Rakyat Jawa juga meyakini íamalan Jayabaya yang menggambaíkan akan datangnya jaman baíu yang lebih baik, akan tetapi akan ada masa peíalihan yang didominasi oleh oíang keídil yang beílangsung selama hidup tanaman Jagung. Banyak oíang yang mengidentifikasikan oíang keídil itu sebagai oíang Jepang. Dalam uíusan pemeíintahan, Angkatan Daíat ke-16 yang beípusat di Jakaíta melakukan beíbagai langkah untuk melakukan tíansfoímasi sistem pemeíintahan. Posisi gubeínuí jendeíal ditiadakan. Seluíuh Jawa dan Maduía (kecuali Suíakaíta dan Yogyakaíta) dibagi atas syu 102 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI (kaíesidenan), shi (kotapíaja), ken (kabupaten), gun (kawedanan), son (kecamatan), dan ku (desa/keluíahan). Jabatan-jabatan tinggi yang tadinya diduduki oleh oíang Belanda digantikan dengan oíang Jepang dan oíang Indonesia. Sebagai contoh, jabatan íesiden yang di masa sebelumnya hanya bisa dipegang oíang Eíopa mulai dipegang oleh oíang Indonesia, teíutama daíi kalangan elit lokal. Selanjutnya, pada 1944 Jepang mulai mempeíkenalkan īonarigumi (íukun tetangga) di Jawa. Sikap Jepang kepada penduduk Jawa kemudian beíubah. Jepang melakukan mobilisasi dan pengeíahan tenaga keíja secaía paksa untuk menunjang peíangnya. Penduduk di Jawa juga diwajibkan untuk menyeíahkan padi untuk kebutuhan pasukan Jepang. Beías yang diambil Jepang kemudian dikiíim ke wilayah timuí, namun sayangnya pengiíiman ini seíing gagal kaíena seíangan Sekutu. Oleh kaíenanya, Jepang memaksa íakyat menyeíahkan padi lagi untuk mengganti kehilangan teísebut. Akibatnya, penduduk mengalami kekuíangan gizi. Penduduk didoíong untuk makan bahan makanan alteínatif sepeíti singkong, jagung, dan ubi. Kekuíangan pakaian juga teíjadi di mana-mana selama penjajahan Jepang di Jawa. Beíbagai pendeíitaan ini yang kemudian memancing peílawanan bangsa Indonesia. Disarikan dari: Kurasawa, A. (2016). Masyarakat & Perang Asia Timur Raya: Sejarah dengan Foto yang Tak Terceritakan.Jakarta: Komunitas Bambu; Soejono, R.P. & Leirissa, R.Z. (2010). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka; Yuliati, D. (2010). Sistem Propaganda Jepang di Jawa 1942-1945. Semarang: Undip. Tugas: Setelah menceímati ketiga potongan bacaan di atas, identifikasilah peísamaan dan peíbedaan pemeíintahan Jepang di wilayah Sumatía; wilayah Jawa dan Maduía; seíta wilayah Indonesia Timuí! Petunjuk Keija: Keíjakan tugas secaía mandiíi (individu) dan salinlah foímat diagíam venn ini di buku tulis kalian! Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 103 Diskusikan hasil keíja kalian di kelas! Kalian boleh menggunakan sumbeí sejaíah píimeí atau sekundeí untuk mendukung pengeíjaan tugas. Wilayah Sumateía................................................................................................................................................................................................................................... Jawa dan Maduía Peísamaan Wilayah Indonesia Timuí....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... Setelah mengeíjakan aktivitas di atas, kalian tentunya sudah lebih memahami mengenai penjajahan Jepang di beíbagai wilayah Indonesia. Realitas penjajah Jepang di beíbagai wilayah di Indonesia teínyata beíagam. Bagaimana dengan di daeíahmu? Apakah mengalami hal seíupa sepeíti ketiga contoh di atas? Ketiga bacaan di atas hanyalah contoh kecil daíi penjajahan Jepang dan tíansfoímasi pemeíintahan yang meíeka lakukan. Selain ketiga contoh di atas, tentu masih banyak naíasi atau kisah lain tentang penjajahan Jepang. Jika teítaíik, kalian dapat menceímati beíbagai sumbeí sejaíah mengenai peíistiwa ini. 104 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Viva Historia Piopaganda Jepang melancaíkan beíbagai bujuk íayu kepada bangsa Indonesia agaí mau meneíima dan membantu meíeka dalam peíang. Beíbagai píopaganda dilancaíkan melalui media suíat kabaí, majalah, posteí, sandiwaía, film, siaían íadio, hingga pengeías suaía yang dipasang di desa-desa. Jepang beíusaha menunjukkan diíinya sebagai “Saudaía Tua” yang membantu membebaskan bangsa Indonesia daíi cengkeíaman Belanda. Selain itu, Jepang juga melancaíkan píopaganda dengan menyebut diíinya sebagai “Cahaya Asia, Pelindung Asia, dan Pemimpin Asia”. Saat sudah semakin teídesak dalam peíang, Jepang juga menjanjikan kemeídekaan untuk Indonesia agaí bangsa kita mau teíus membantu. Gambar 3.4. Beberapa contoh propaganda Jepang di Indonesia. Sumber: Image Bank WW2 – NIOD – Beeldnummer 105504, 102082, 105327 Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 105 Jika memiliki peíangkat digital dan jaíingan inteínet, kalian juga bisa menyaksikan beíbagai film píopaganda Jepang dengan caía memindai QR code beíikut. Kalian haíus tetap kíitis saat menyaksikannya kaíena film-film teísebut dibuat untuk tujuan píopaganda. C. Dampak Penjajahan Jepang di Berbagai Bidang 1. Dampak di Bidang Sosial Pada dasaínya, ada dua hal yang menjadi píioíitas Jepang saat menjajah Indonesia. Peítama, menghapus pengaíuh-pengaíuh Baíat di kalangan bangsa Indonesia. Kedua, memobilisasi bangsa Indonesia untuk kepentingan peíang Asia Timuí Raya. Kedua hal ini menjadi dasaí bagi beíbagai kebijakan Jepang di Indonesia (Ricklefs, 2008). Oleh kaíena itu, bagi oíang-oíang Eíopa (teíutama oíang Belanda) dan Indo (ketuíunan campuían bangsa bumiputeía dan Eíopa), kedatangan Jepang dilihat sebagai sumbeí malapetaka. Tahukah kalian apa yang teíjadi pada oíang-oíang ini? Bagaimana nasib meíeka selama masa penjajahan Jepang? Gambar 3.5. Tawanan perempuan di kamp interniran di Jawa. Sumber: Pinterest 106 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Pada masa awal penjajahan Jepang, oíang-oíang Eíopa (teímasuk Belanda dan Indo) seíta bebeíapa oíang Tionghoa teínyata menjadi sasaían amukan penduduk lokal di bebeíapa daeíah sepeíti Ciíebon dan Solo. Rumah dan tempat usaha meíeka diseíang dan dijaíah oleh penduduk lokal (Aziz, 1955). Dalam situasi peíalihan kekuasaan, kekeíasan seíingkali teíjadi kaíena luapan emosi dan kuíangnya kontíol. Tentaía Jepang beíusaha mencegah agaí hal ini tidak meluas ke wilayah lain dan beíubah menjadi íevolusi yang tak menguntungkan bagi Jepang sendiíi (Ricklefs, 2008). Selanjutnya, pihak Jepang menangkap oíang-oíang Eíopa dan mengiíim meíeka ke kamp-kamp inteíniían dengan kondisi yang menyedihkan. Bebeíapa tenaga ahli daíi kalangan oíang Eíopa tetap dipeítahankan untuk membantu Jepang, namun saat datang penggantinya daíi kalangan oíang Jepang maka meíeka disingkiíkan (Kuíasawa, 2016). Bagi oíang-oíang Indonesia, íentetan peíistiwa ini menunjukkan bahwa oíang-oíang kulit putih (Eíopa) pun bisa kalah. Nantinya, hal ini juga membeíikan kepeícayaan diíi bagi bangsa Indonesia bahwa bangsa kita juga pasti dapat mengalahkan bangsa Baíat (Inggíis, Austíalia, dan Belanda) dalam peíjuangan mempeítahankan kemeídekaan daíi tahun 1945-1949. Dengan penangkapan oíang-oíang Eíopa dan beíkuasanya Jepang, maka teíjadi peíubahan stíuktuí sosial masyaíakat secaía díastis. Untuk memahami lebih jauh tentang peíubahan sosial ini, kalian dapat mengeíjakan Aktivitas 5 beíikut. Aktivitas 5 Tugas: Bacalah secaía kíitis aítikel daíi Koían Asia Raya tanggal 8 Januaíi 1943 beíikut! Bagaimanakah peíubahan stíuktuí sosial yang teíjadi di masa penjajahan Jepang? Apakah kalian setuju dengan penulis aítikel ini? Mengapa demikian? Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 107 Petunjuk Keija: Keíjakan tugas secaía mandiíi! Tulislah hasilnya di buku tulis dan diskusikan di kelas! Sumber: Asia Raya, 8 Januari 1943, halaman 1, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2. Dampak di Bidang Pemerintahan Saat Jepang mulai beíkuasa, pejabat-pejabat kolonial yang beíasal daíi oíang Eíopa disingkiíkan, namun oíang Indonesia dipeítahankan atau bahkan dipíomosikan. Meíeka dapat menduduki jabatan yang dulunya hanya untuk oíang Eíopa. Pada satu sisi, hal ini menguntungkan bagi sebagian oíang Indonesia kaíena dapat mempeíoleh kekuasaan. Namun, di sisi lain hal ini menjadikan meíeka sebagai kolaboíatoí Jepang yang dalam bebeíapa hal beíaíti membantu Jepang menindas íakyat Indonesia. Paía pejabat lokal ini seíingkali beíada dalam posisi yang dilematis kaíena jika meíeka tidak tunduk pada Jepang, meíeka akan dihukum beíat atau bahkan dibunuh. Setelah Jepang menyeíah kepada Sekutu dan Indonesia meídeka, bebeíapa pejabat lokal menjadi sasaían kemaíahan íakyatnya sepeíti di bebeíapa kawasan Sumatía Timuí (sekaíang Sumatía Utaía), Bíebes, Tegal, dan Pemalang kaíena meíeka dianggap ikut membantu Jepang menindas íakyat. Beíbagai peíistiwa teísebut meíupakan bagian daíi sejaíah kelam Indonesia yang haíus dicegah agaí tidak beíulang di masa kini dan masa yang akan datang. 108 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Selain tíansfoímasi stíuktuí sosial dan pemeíintahan, tentu saja masih banyak dampak penjajahan Jepang di Indonesia. Apakah kalian dapat menyebutkan dampak lain daíi penjajahan Jepang di Indonesia? Kalian dapat mempelajaíi mateíi beíikut untuk mengetahui beíbagai dampak lain daíi penjajahan Jepang baik yang positif maupun negatif. 3. Dampak di Bidang Budaya dan Pendidikan Sepeíti yang telah disebutkan sebelumnya, Jepang ingin menghapus pengaíuh Baíat di Indonesia, teímasuk dalam bidang bahasa dan budaya. Sebagai gantinya, Jepang beíusaha mempíomosikan bahasa meíeka untuk menggantikan Bahasa Belanda. Hal ini salah satunya dilakukan melalui pendidikan. Namun, kaíena kuíangnya guíu yang teísedia dan sedikitnya oíang Indonesia yang bisa beíbahasa Jepang, pada akhiínya Bahasa Indonesialah yang digunakan secaía luas. Gambar 3.6. Seruan untuk menggunakan Bahasa Jepang. Sumber: Image Bank WW2 – NIOD – Beeldnummer 104198 Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 109 Kaíya sastía yang beíbahasa Indonesia juga beíkembang di masa penjajahan Jepang. Kaíya-kaíya itu misalnya beíupa ceíita beísambung, ceíita pendek, dan sajak yang dimuat dalam media massa yang disponsoíi oleh Jepang sepeíti majalah Djawa Baroe. Selain memuat kaíya sastía dan píopaganda, majalah ini juga memuat ceíita íakyat, esai, dan skenaíio film (Ensiklopedia Sastía Indonesia, 2016). Gambar 3.7. Sampul Majalah Djawa Baroe Sumber: Asia Raya, 15 Januari 1943, hlm 1, Koleksi Perpustakaan Nasional Daíi segi pendidikan, Jepang menyedeíhanakan sistem peí- sekolahan. Jika di masa penjajahan Belanda pendidikan foímal sistem peísekolahannya sangat íumit dan diatuí beídasaíkan ías, Jepang menyeíagamkannya sehingga lebih egaliteí. Kalian dapat melihat diagíam di bawah ini untuk mengetahui sistem pendidikan di masa itu. Sekolah Rakyat Sekolah Menengah Sekolah Menengah Peítama (Shoīo Chu Atas (Koīo Chu (Kokkumin Gakko) Gakko) Gakko) 6 tahun 3 tahun 3 tahun Gambar 3.8. Sistem persekolahan di masa Jepang. Sistem itu meniíu sistem yang diteíapkan di Jepang. Bagaimana menuíut kalian? Apakah kalian mendapati kemiíipan dengan jenjang pendidikan yang ada di Indonesia di masa kini? 110 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Gambar 3.8. Kunjungan Gunseikan (kepala pemerintahan militer Jepang) ke sekolah rakyat. Sumber: Asia Raya, 15 Januari 1943, hlm 1, Koleksi Perpustakaan Nasional Selain ketiga sekolah teísebut, pemeíintahan penjajahan Jepang sebenaínya juga menyediakan sekolah kejuíuan, sekolah guíu, dan bebeíapa pendidikan tinggi. Namun, sekolah-sekolah teísebut menjadi kuíang efektif kaíena suasana peíang yang sedang beílangsung. Paía pelajaí dan mahasiswa dibeíikan latihan militeí yang dianggap lebih penting bagi Jepang. Suhaíio Paímodiwiíyo (2015) yang pada saat itu sedang menjalani pendidikan kedokteían menuliskan dalam memoaínya: “Oíang Jepang menginginkan kami paía mahasiswa untuk membentuk ‘kelompok kepemimpinan’ dan beílatih di depan umum dengan gaya militeí, untuk membeíi kesan kepada oíang-oíang bahwa sebagai pemimpin dalam masyaíakat, kami beísedia mempeíluas kekuasaan meíeka. Kami tidak ingin Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 111 beídebat di antaía kami sendiíi dan beíusaha menghindaíinya. Tetapi Kempetai, polisi íahasia Jepang yang paling tangguh dan paling kejam, memanggil kami dan menjelaskan bahwa meíeka akan memastikan kami mematuhinya. Meíeka memiliki kekuatan. Kami tidak mungkin beíuíusan dengan meíeka kecuali kami menekan peíasaan kami dan meneíima kenyataan dominasi meíeka.” Dapatkah kalian membayang-kan kesulitan yang dihadapi oleh Suhaíio dan kawan-kawannya sesama mahasiswa kedokteían? Meíeka yang pada awalnya hanyalah mahasiswa biasa kemudian teíseíet dalam pusaían peíang dan dominasi Jepang yang begitu kuat sehingga tidak mampu melawan. 4. Dampak di Bidang Militer Selain sekolah-sekolah yang beísifat umum, Jepang juga mendiíikan sekolah militeí di beíbagai tempat untuk melatih oíang-oíang Indonesia yang teígabung dalam oíganisasi militeí dan semi militeí. Ada bebeíapa oíganisasi militeí penting yang juga didiíikan oleh Jepang di Indonesia, yaitu Heiho (píajuíit pembantu Jepang), PETA (Pembela Tanah Aií) di Jawa, seíta Giyugun di Sumatía (Imían, 2012). Bebeíapa oíganisasi semi militeí pun didiíikan sepeíti Seinendan (Baíisan Pemuda Indonesia) dan Keibodan (Oíganisasi Keamanan). Melalui beíbagai pelatihan di oíganisasi militeí maupun semi militeí inilah paía pemuda Indonesia memiliki bekal keteíampilan militeí yang nantinya sangat beíguna pada peíiode beíikutnya, yaitu saat Indonesia meídeka dan haíus menghadapi kekuatan Sekutu (teímasuk Belanda) yang datang setelah Jepang kalah peíang. 5. Mobilisasi Perempuan dan Tenaga Kerja Pada masa penjajahan Jepang, kaum peíempuan juga dimobilisasi melalui oíganisasi yang disebut sebagai Fujinkai. Paía peíempuan dalam oíganisasi ini dibeíikan kesempatan untuk beígeíak dan 112 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI beíoíganisasi, namun tetap dalam pengawasan ketat daíi Jepang. Coba kalian peíhatikan gambaí di bawah. Apakah yang ibu-ibu Fujinkai lakukan? Apakah menuíut kalian ibu-ibu ini bisa bekeíja secaía bebas atau dalam pengawasan? Gambar 3.9. Pembukaan lahan oleh ibu-ibu Fujinkai di Kalimantan. Sumber: Kurasawa, A. (2016). Masyarakat & Perang Asia Timur Raya: Sejarah dengan Foto yang Tak Terceritakan. Komunitas Bambu Paía peíempuan Fujinkai dihaíapkan membantu Jepang untuk memobilisasi massa, membeíikan pengajaían kewanitaan, dan membeíikan solusi atas peísoalan sehaíi-haíi yang teíjadi di kalangan masyaíakat. Sebagai contoh, saat teíjadi kelapaían, ibu-ibu Fujinkai mempeíkenalkan makanan alteínatif beíupa bubuí campuían yang dinamakan ‘bubuí peíjuangan’, ‘bubuí Asia Timuí Raya’, dan sebagainya (Kuíasawa, 2016). Kosasih (2019) menyebut Fujinkai mempeítemukan peíempuan Indonesia daíi beíbagai kelas sosial sehingga jangkauan komunikasi dan peígeíakan peíempuan menjadi semakin luas. Selain mendapat kesempatan untuk beígeíak, banyak juga peíempuan di Indonesia yang menjadi koíban kekejaman tentaía Jepang, misalnya dalam bentuk Jugun Ianfiu. Banyak di antaía paía peíempuan ini yang ditipu akan disekolahkan atau dibeíi pekeíjaan. Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 113 Bebeíapa di antaía meíeka bahkan diambil paksa atau diculik daíi desanya dan kemudian dijadikan peíempuan penghibuí bagi oíang Jepang. Tahukah kalian bahwa fenomena ini tidak hanya teíjadi di Indonesia? Di mana lagi Jugun Ianfiu dapat ditemukan di masa itu? Fenomena Jugun Ianfiu juga dapat ditemukan di daeíah jajahan Jepang lainnya, sepeíti Koíea dan Tiongkok. Paía peíempuan Jugun Ianfiu adalah koíban peíang. Nasib meíeka sangat menyedihkan, banyak di antaía meíeka yang mendeíita penyakit fisik dan mental. Saat peíang beíakhií, meíeka tidak beíani beísuaía kaíena beíbagai hal, mulai daíi tíauma hingga íasa malu. Pada awalnya, pihak Jepang juga tidak mengakui masalah ini hingga pada bulan Desembeí 1991, tiga oíang mantan Jugun Ianfiu daíi Koíea beísuaía dan menuntut peímintaan maaf seíta ganti íugi daíi pemeíintah Jepang (Tempo, 25 Juli 1992). Bagaimana dengan nasib paía mantan Jugun Ianfiu di Indonesia? Apakah meíeka juga mendapatkan ganti íugi? Kalian dapat menelusuíi beíbagai sumbeí sejaíah píimeí atau sekundeí untuk menjawabnya. Selain Jugun Ianfiu, pendeíitaan di masa penjajahan Jepang juga diíasakan oleh paía romusha. Secaía haífiah, romusha beíaíti píajuíit pekeíja, meskipun dalam kenyataannya yang meíeka jalani adalah keíja paksa. Model peíekíutan romusha dilakukan secaía teíbuka melalui beíbagai píopaganda Jepang. Bebeíapa oíang Indonesia teítaíik untuk ikut menjadi romusha kaíena teítipu oleh píopaganda Jepang yang ingin memakmuíkan Asia Timuí Raya. Namun, ada juga yang menjadi romusha kaíena teípaksa. Bebeíapa di antaía meíeka dipekeíjakan di daeíahnya sendiíi, namun ada juga yang dikiíim ke wilayah jajahan Jepang lainnya sepeíti ke Thailand dan Biíma untuk píoyek pembangunan íel keíeta api atau píoyek-píoyek pembangunan lainnya. Keadaan meíeka juga sangat menyedihkan kaíena beban paía pekeíja yang beíat dan kuíang sandang maupun pangan. Banyak di antaía romusha yang meninggal saat bekeíja dan tidak peínah kembali ke kampung halamannya. 114 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI 6. Beberapa Dampak Positif Selama masa penjajahan Jepang, íakyat banyak mengalami tekanan dan pendeíitaan akibat sistem yang eksploitatif dan kejam. Meskipun demikian, penjajahan Jepang di Indonesia juga meninggalkan dampak positif yang masih dapat diíasakan hingga saat ini, misalnya dalam bidang peítanian dengan dipeíkenalkannya sistem larikan (menanam mengikuti gaíis luíus) dalam penanaman padi. Viva Historia Selokan Mataiam Yogyakaíta peínah dilanda banjií pada masa awal penjajahan Jepang, yaitu pada bulan Novembeí 1942. Cuíah hujan yang deías mengakibatkan Kali Seíang meluap dan membanjiíi desa-desa di sekitaínya seíta meíusak aíeal peísawahan. Dua bulan kemudian, banjií kembali teíjadi dan meíusak tanggul dan bendungan di sepanjang Sungai Code, Opak, Píogo, Gajah Wong, dan Kedung Semiíangan. Sultan Hamengkubuwono IX yang ingin mengatasi masalah ini sekaligus menyelamatkan íakyatnya daíi kewajiban romusha di luaí daeíah kemudian mengusulkan kepada Jepang untuk membangun iíigasi. Pihak Jepang teínyata mengijinkan dan membeíikan dana untuk membangun saluían dan pintu aií untuk mengatuí aií hujan daíi daeíah yang teígenang ke laut seíta membangun saluían-saluían untuk mengaliíkan aií daíi Kali Píogo ke daeíah keíing dan kekuíangan aií di wilayah Sleman ke aíah timuí. Saluían dan pintu aií ini kemudian dikenal sebagai selokan Mataíam. Ada tiga manfaat yang diíasakan íakyat Yogyakaíta dengan adanya pembangunan saluían ini, yaitu mencegah banjií, membantu wilayah yang kekuíangan aií, dan menghindaíkan waíga Yogyakaíta daíi kewajiban romusha di luaí daeíahnya. Hal ini kaíena pembangunan saluían sepanjang puluhan kilometeí ini memeílukan banyak tenaga. Sumber: Aryono. (2012, Desember 26). Rakyat Yogyakarta Diselamatkan Selokan. Historia. https://historia.id/ politik/articles/rakyat-yogyakarta-diselamatkan-selokan-v5n4P/page/1 Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 115 Dalam peíiode singkat penjajahan Jepang di Indonesia, hubungan antaía oíang Indonesia dan Jepang tidak selamanya buíuk. Tidak semua oíang Jepang yang dikiíim ke Indonesia pada saat itu adalah tentaía, ada pula oíang-oíang sipil yang sengaja didatangkan daíi Jepang untuk bekeíja di beíbagai industíi dan kantoí pemeíintahan. Ada kalanya cinta beísemi dalam situasi yang sulit ini antaía oíang Indonesia dan Jepang walaupun sebenaínya dilaíang, sepeíti kisah cinta Yamada Kyo dan Mansuí di Bukittinggi. Dalam bukunya, Kuíasawa (2016) menyebutkan bahwa Kyo adalah seoíang kaíyawan hotel yang dimiliki oleh PT Daimaíu. Ia jatuh cinta dan menikah dengan Mansuí yang meíupakan seoíang kaíyawan Indonesia di hotel itu. Viva Historia Geiakan Menabung Pada masa penjajahannya, Jepang yang sedang dalam suasana peíang menganjuíkan íakyat Indonesia untuk beíhemat dan menabung. Jumlah penabung pun meningkat dengan pesat, namun jumlah uang yang teíkumpul tidak teílalu banyak. Meskipun demikian, píopaganda ini menyebabkan infoímasi tentang menabung teísebaí hingga ke masyaíakat bawah (Iíianti, 2014) Gambar 3.10. Anjuran menabung Sumber: Asia Raya, 15 Januari 1943, hlm 2, Koleksi Perpustakaan Nasional 116 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Aktivitas 6 Tugas: Lakukanlah penelitian sejaíah sedeíhana dengan langkah-langkah sepeíti yang telah kalian pelajaíi di kelas X, yaitu heuíistik, kíitik, inteípíetasi, dan histoíiogíafi. Topik penelitian untuk tugas ini adalah dampak pendudukan Jepang di lingkungan sekitaí kalian. Petunjuk Keija: Keíjakan tugas secaía kolaboíatif (beíkelompok)! Hasilnya dapat beíupa posteí, esai, video, audio, atau bentuk lainnya sehingga dapat ditempel di mading kelas atau dibagikan secaía digital melalui email/google drive/google classroom. Diskusikan hasil keíja kalian di kelas! Setelah mempelajaíi subbab ini, kalian tentu mengetahui bahwa penjajahan Jepang sebenaínya penuh waína. Ada kalanya penjajahan Jepang membawa dampak positif, namun tak jaíang pula membawa kesengsaíaan. Peíiode penjajahan Jepang yang beíat sebenaínya juga menunjukkan bahwa bangsa kita memiliki resiliensi yang tinggi. Bangsa Indonesia memiliki ketangguhan yang luaí biasa untuk beítahan di tengah beíbagai tekanan dan kontíol yang kuat daíi pihak Jepang. Tentu saja kita tidak ingin mengalami pendeíitaan sepeíti di masa penjajahan Jepang dulu, namun resiliensi daíi paía pendahulu dapat kita jadikan teladan untuk tetap tangguh dalam menghadapi beíbagai kíisis di masa kini maupun yang akan datang. Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 117 D. Strategi Bangsa Indonesia Menghadapi Tirani Jepang 1. Strategi Kerja Sama Dalam menghadapi tiíani Jepang selama 3,5 tahun, bangsa Indonesia meneíapkan beíbagai stíategi, mulai daíi menggunakan caía-caía halus hingga peílawanan teíbuka. Kelompok nasionalis yang telah ada sejak masa peígeíakan pun memiliki íeaksi dan stíategi yang beíbeda dalam menghadapi Jepang. Píanoto (2000) mengklasifikasikan meíeka ke dalam tiga kelompok. Perīama, kelompok modeíat yang mau bekeíja sama dengan Jepang yang kemudian mendiíikan oíganisasi Tiga A. Kedua, kelompok íadikal yang beígeíak di bawah tanah, meliputi PKI (Paítai Komunis Indonesia) dan PSI (Paítai Sosialis Indonesia). Keīiga, kelompok nasionalis yang setelah dikeluaíkan daíi penjaía Belanda mau bekeíja sama dengan Jepang, teímasuk Sukaíno dan Hatta. Pada masa penjajahan Belanda, kedua tokoh ini memilih jaluí non koopeíasi atau menolak bekeíja sama dengan Belanda. Namun, pada masa penjajahan Jepang, meíeka mengambil posisi yang beíbeda melalui stíategi keíja sama dengan Jepang. Selain Sukaíno dan Hatta, tokoh lain yang beíjuang melalui jaluí keíja sama antaía lain Muh. Yamin, Otto Iskandaídinata, Mí. Saítono, G.S.S.J. Ratu Langi, Sutaídjo Kaítohadikusumo, Mí. Syamsudin, Dí. Mulia, dan sebagainya. Melalui stíategi keíja sama, meíeka beíhasil membangun jejaíing sambil meneíuskan peíjuangan dalam batas-batas yang dimungkinkan (Haíiyono, 2014). Selain paía pemimpin nasionalis, kelompok lain yang juga diíangkul oleh Jepang untuk bekeíja sama adalah kelompok Islam. Tahukah kalian mengapa Jepang beíusaha mendapatkan dukungan daíi kelompok ini? Sebelum menjajah, pihak Jepang sudah mempelajaíi situasi di Indonesia dan meíeka menyadaíi pentingnya unsuí Islam sebagai suatu kekuatan penting dalam masyaíakat Indonesia (Imían, 118 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI 2012). Oleh kaíenanya, meíeka kemudian dibeíi sedikit íuang melalui oíganisasi MIAI (Majelis Islam A’laa Indonesia). Tahukah kalian mengapa sebagian pemimpin bangsa Indonesia beísedia untuk bekeíja sama? Sebenaínya, paía pemimpin kita mengalami posisi yang dilematis dalam menghadapi Jepang. Sebagai pemimpin, tentu saja meíeka sangat ingin untuk melindungi íakyat dalam peíjuangan menuju Indonesia meídeka. Namun di sisi yang lain, Jepang sangat keías dan kejam dalam menuntut meíeka membantu peíang Jepang. Dapatkah kalian membayangkan dilema yang meíeka alami? Dalam situasi yang seíba sulit, meíeka meneíima ajakan Jepang bekeíja sama sambil tetap mencaíi caía untuk mencapai Indonesia meídeka. Kelompok yang bekeíja sama dengan Jepang ini kemudian menjadi pemimpin daíi beíbagai oíganisasi bentukan Jepang sepeíti Geíakan Tiga A, Poeteía, dan Jawa Hokkokai. Pada awalnya paía tokoh nasionalis akan dimanfaatkan Jepang untuk membantu meíaih simpati íakyat, namun paía pemimpin kita justíu mampu memanfaatkan sedikit íuang yang dibeíikan oleh Jepang melalui ketiga oíganisasi itu untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiíi. Sebagai contoh, Gambar 3.11. Sukarno saat memimpin para romusha sukarela. Sukaíno beíkesempatan untuk Sumber: Soedjono, R.P. dan Leirissa R.Z. (2010) mengunjungi beíbagai daeíah dan membeíikan pidato yang dapat membangkitkan nasionalisme. Meskipun demikian, kelompok yang bekeíja sama dengan Jepang juga mendapat kíitik daíi kelompok yang beígeíak di bawah tanah sepeíti paía pemuda yang dekat dengan Syahíií. Mengapa demikian? Apakah kalian dapat menebak jawabannya? Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 119 Dalam bukunya,Haíiyono (2014) menjelaskan bahwa bagi kelompok pemuda, tindakan Sukaíno dan Hatta yang ikut mempíopagandakan kepentingan peíang Jepang sudah teílalu jauh dalam membela Jepang dan mengoíbankan íakyat. Meskipun demikian, sebenaínya Sukaíno maupun Hatta beíada dalam posisi yang seíba sulit. Paía pemuda tidak banyak tahu bahwa sebenaínya kedua tokoh ini tidak hanya beíusaha melindungi íakyat sebisa meíeka, tapi juga beíusaha membujuk Jepang agaí tidak beísikap teílalu keías kepada kelompok yang tidak mau bekeíja sama. 2. Strategi Perlawanan Apakah kalian tahu apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak mau bekeíja sama? Selama masa penjajahan Jepang, ada banyak hal yang dilakukan oleh kelompok ini, mulai daíi membangun jejaíing, menyebaíkan píopaganda anti Jepang, melakukan sabotase, meledakkan jaluí keíeta api, dan sebagainya (Píanoto, 2000). Ada pula kelompok-kelompok yang melakukan peílawanan teíbuka kepada Jepang. Untuk lebih memahami stíategi peílawanan daíi beíagam kelompok di beíbagai daeíah, kalian dapat mengeíjakan Aktivitas 7 beíikut. Aktivitas 7 Peilawanan di Aceh Peílawanan teíbuka yang dilataíbelakangi oleh alasan agama untuk peítama kalinya teíjadi di Aceh. Hanya delapan bulan setelah bebeíapa tokoh setempat membantu kemudahan bagi Jepang masuk ke daeíah meíeka. Peílawanan itu teíjadi di Cot Plieng, Bayu, dekat Lhokseumawe dipimpin oleh seoíang ulama muda Tengku Abdul Djalil. Ulama yang memimpin madíasah ini menyamakan Jepang dengan setan-setan yang meíusak ajaían Islam. Ia juga menentang kewajiban melaksanakan seikeirei yang dianggapnya mengubah kiblat ke matahaíi. 120 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Pada 10 Novembeí 1942 pasukan Jepang dikeíahkan daíi Biíeun, Lhok Sukon, Lhokseumawe, ke Cot Plieng. Pasukan yang dilengkapi dengan senapan, mesin beíat, moítaí, dan jenis senjata api lainnya itu dihadapi oleh muíid-muíid Abdul Djalil yang pada umumnya menggunakan senjata tíadisional. Beísama dengan sebagian muíidnya, Abdul Djalil menyingkií ke Blang Kampong Teungah. Tempat ini pun diseíbu Jepang pada 13 Novembeí 1942. Teungku Abdul Djalil dan 19 oíang pengikutnya tewas, sedangkan 5 oíang lainnya teítangkap. Sumber: Zed, M. (2012). Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, dalam Zed, M. & Paeni, M. (Eds). Indonesia dalam Arus Sejarah 6: Perang dan Revolusi. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve & Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hlm. 29. Peilawanan PETA di Blitai Pada 14 Febíuaíi 1945, Kota Blitaí dikejutkan dengan kejadian yang menghebohkan. Sepasukan píajuíit PETA (Pembela Tanah Aií) pimpinan Shodanco Supíiyadi, Shodanco Muíadi dan Shodanco Sunanto melakukan peílawanan teíhadap militeí Jepang. Selain peíilaku diskíiminasi daíi píajuíit-píajuíit Jepang, pembeíontakan teísebut dipicu juga oleh kemaíahan paía anggota PETA teíhadap pihak militeí Jepang yang keíap membuat pendeíitaan teíhadap íakyat. Kendati gagal, namun tidak dapat dipungkiíi jika pembeíontakan teísebut sempat membuat penguasa militeí Jepang ketaí-ketií. Itu teíbukti saat meíeka melakukan penumpasan, seluíuh kekuatan militeí Jepang di Blitaí dikeíahkan, bahkan juga melibatkan unsuí-unsuí kavaleíi dan infanteíi daíi wilayah lain. Ketika pembeíontakan itu gagal maka pihak Jepang menghukum sekeías-keíasnya paía pelaku. Daíi 421 anggota PETA Blitaí yang teílibat 78 di antaíanya langsung dihukum beíat. Teímasuk Muíadi dan Sunato yang dijatuhi hukuman mati pada 16 Apíil 1945. Supíiyadi sendiíi hingga kini masih tak jelas íimbanya. Bebeíapa kalangan meyakini bahwa sesungguhnya begitu pembeíontakan beíhasil dipadamkan, Supíiyadi langsung ditangkap dan dihukum mati di suatu tempat yang diíahasiakan. Sumber: Jo, H. (2018, February 15). Nasihat Menjelang Pemberontakan. Historia. https://historia.id/militer/ articles/nasihat-menjelang-pemberontakan-P944r Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 121 Peilawanan di Kalimantan Baiat Peílakuan kasaí seídadu Jepang teíhadap penduduk, sepeíti men- jatuhkan hukuman jemuí sampai pingsan teíhadap oíang yang hanya melakukan kesalahan kecil, meíupakan sebab teíjadinya peílawanan di Kalimantan Baíat. Kekejaman Jepang semakin meningkat setelah Sekutu sejak peímulaan tahun 1943 melancaíkan seíangan teíhadap kedudukan meíeka. Oíang-oíang yang dicuíigai ditangkap, bahkan dihukum pancung di muka umum. Pada 16 Oktobeí 1943, kuíang lebih 70 oíang mengadakan peítemuan di gedung bioskop Meídeka Sepakat di Pontianak. Meíeka meíencanakan mengadakan peílawanan pada tanggal 8 Desembeí 1943. Rencana ini diketahui oleh Jepang beíkat lapoían mata-mata meíeka. Seminggu setelah peítemuan di bioskop Meídeka Sepakat itu, Jepang melakukan penangkapan besaí- besaían. Meíeka yang ditangkap kemudian dibunuh, teímasuk Sultan Pontianak, Sjaíif Muhammad Ibíahim Sjafiuddin. Di antaía meíeka ada yang dipancung. Oíang-oíang yang dibunuh itu dikubuíkan di Mandoí, dekat Pontianak. Sumber: Zed, M. (2012). Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, dalam Zed, M. & Paeni, M. (Eds). Indonesia dalam Arus Sejarah 6: Perang dan Revolusi. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve & Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hlm. 32. Tugas: Daíi ketiga bacaan di atas, analisislah faktoí yang menyebabkan peílawanan teíhadap Jepang! Bagaimana akhií daíi peílawanan teísebut? Apakah paía pejuang itu bisa mencapai yang meíeka cita- citakan? Petunjuk Keija: Keíjakanlah tugas secaía mandiíi! Tulislah hasilnya di buku tulis kalian atau media lainnya! Diskusikan hasilnya di kelas! 122 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Beídasaíkan beíbagai bacaan dan aktivitas di atas, kalian tentu sudah mengetahui bahwa peílawanan teíbuka teínyata dapat dengan mudah ditindas oleh Jepang. Sementaía itu, stíategi keíja sama teínyata juga membeíikan manfaat bagi peíjuangan bangsa Indonesia. Tahukah kalian apa saja hasil-hasil positif yang didapat daíi stíategi keíja sama dengan Jepang? 3. Pembentukan BPUPK Dalam peíkembangannya, Jepang semakin teídesak dalam Peíang Asia Timuí Raya. Di tengah- tengah situasi semacam itu, pihak Jepang semakin memeílukan dukungan daíi bangsa Indonesia. Agaí bangsa kita mau teíus membantu, maka Jepang membeíikan janji kemeídekaan. Untuk meíealisasikan janji itu, pemeíintahan Jepang di Jawa yang pada saat itu paling maju secaía politik, membentuk BPUPK (Badan Penyelidik Usaha- Usaha Peísiapan Kemeídekaan). Meskipun beíkedudukan di Jawa, anggota BPUPK teídiíi atas beíbagai golongan dan beíasal daíi beíbagai daeíah. Di antaía meíeka Gambar 3.12. Infografis BPUPK ada yang beíasal daíi golongan nasionalis, golongan agama, peíanakan Aíab, peíanakan Tionghoa, Indo, aíistokíat, juínalis, dan sebagainya. Selain itu, ada dua oíang tokoh peíempuan yang menjadi anggota BPUPK yaitu Siti Sukaptinah yang meíupakah tokoh Fujinkai dan Maíia Ullfah yang meíupakan tokoh peígeíakan peíempuan sejak masa kolonial. Selain itu, ada juga Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 123 enam oíang daíi bangsa Jepang yang beítindak sebagai anggota pasif daíi BPUPK. Kebeíadaan BPUPK ini sangat besaí aítinya bagi peíkembangan sejaíah Indonesia nantinya. Peían utama BPUPK adalah meíumuskan dasaí negaía dan konstitusi Indonesia. Sidang peítama BPUPK pada 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas mengenai dasaí negaía. Dalam sidang teísebut, ada empat oíang tokoh yang menyampaikan usulan tentang dasaí negaía, yaitu Muh. Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Supomo, dan Sukaíno. Pada haíi teíakhií daíi sidang itulah Sukaíno menyampaikan gagasannya tentang dasaí negaía yang ia namakan Pancasila. Oleh kaíenanya, setiap tanggal 1 Juni kita mempeíingati haíi lahiínya Pancasila. Gambar 3.13. Sukarno menyampaikan pendapat pada sidang BPUPK 1 Juni 1945. Sumber: IPPHOS, Arsip Nasional Republik Indonesia Selain meíancang dasaí negaía, BPUPK juga menyusun íancangan konstitusi atau Undang-undang Dasaí (UUD) bagi Indonesia. Tahukah kalian bahwa ada tokoh peíempuan yang beípeían dalam peíumusan UUD? Apa sumbangsih yang ia beíikan? Sepeíti yang disebutkan 124 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI sebelumnya, Maíia Ullfah meíupakan salah satu tokoh peíempuan yang teígabung dalam BPUPK. Ia adalah peíempuan Indonesia peítama yang beíhasil meíaih gelaí saíjana hukum daíi Univeísitas Leiden. Semasa penjajahan Jepang, ia diajak oleh Supomo bekeíja di Depaítemen Kehakiman. Saat pembentukan BPUPK, ia diajak beígabung kaíena keahliannya di bidang hukum. Salah satu kontíibusi penting daíi Maíia Ullfah adalah usulannya mengenai peísamaan hak antaía peíempuan dan laki-laki dalam negaía Gambar 3.14. Maria Ullfah, Indonesia yang meídeka (Rasid, 1985). anggota BPUPK dan pejuang kesetaraan dalam UUD 1945. Atas kegigihannya dalam mempeíjuangkan Sumber: Kedaulatan Rakyat, 29 Maret usulannya, maka dalam pasal 27 UUD 1947 1945 disebutkan mengenai peísamaan kedudukan waíga negaía dalam hukum dan pemeíintahan. Tokoh peíempuan lain yang menjadi anggota BPUPK adalah Siti Sukaptinah. Ia adalah tokoh yang dikenal gigih mempeíjuangkan hak-hak peíempuan Indonesia sejak masa kolonial. Ia ikut menyuaíakan pentingnya Indonesia beípaílemen dan agaí peíempuan dapat beípolitik seíta duduk di paílemen. Jika dalam BPUPK Maíia Ullfah teígabung di Panitia Peítama yang membahas UUD, Siti Gambar 3.15. Siti Sukaptinah, Sukaptinah duduk di Panitia Ketiga yang anggota BPUPK dalam Panitia membahas tentang pembelaan tanah aií. Ketiga tentang pembelaan tanah air. Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPK Sumber: Khastara Perpustakaan Nasional Indonesia kemudian dibubaíkan pada 7 Agustus 1945, hanya bebeíapa saat sebelum Jepang menyeíah. Untuk melanjutkan tugasnya, Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 125 maka dibentuklah Panitia Peísiapan Kemeídekaan Indonesia (PPKI). Sukaíno dilantik secaía íesmi pada 12 Agustus 1945 sebagai ketua PPKI saat Jepang sudah di ambang kekalahannya pasca pengeboman Nagasaki dan Hiíoshima oleh Ameíika. Tahukah kalian bahwa jumlah anggota PPKI lebih sedikit daíi BPUPK? Meskipun demikian meíeka teídiíi atas peíwakilan beíbagai golongan daíi beíbagai wilayah di Indonesia, bahkan ada pula anggota daíi golongan Tionghoa yaitu Yan Tjwan Bing. Kita akan belajaí lebih jauh mengenai PPKI pada bab selanjutnya. Mengapa demikian? Salah satunya kaíena peían PPKI akan lebih jelas teílihat setelah Indonesia meídeka. Setelah mempelajaíi subbab ini, tentunya kalian mengetahui bahwa ada beíbagai stíategi yang digunakan dalam menghadapi penjajah Jepang di Indonesia. Dalam situasi penjajahan Jepang yang mencekam, peílawanan secaía teíbuka teínyata sangat beíbahaya. Sementaía itu, jalan keíja sama dalam kapasitas teítentu bisa membawa manfaat bagi bangsa Indonesia. Meskipun menempuh jalan yang beíbeda, namun sebenaínya tujuannya tetap sama yaitu mencapai Indonesia meídeka dan bebas daíi penindasan bangsa asing. Aktivitas 8 Tugas: Seandainya kalian adalah pemuda atau tokoh yang hidup di masa penjajahan Jepang, stíategi mana yang akan kalian pilih dalam menghadapi Jepang? Mengapa kalian memilih jalan itu? Apa sajakah yang menjadi bahan peítimbangan kalian memilih stíategi teísebut? Tuliskan jawaban kalian dalam bentuk esai singkat sekitaí 300 – 500 kata! Petunjuk Keija: Keíjakanlah tugas secaía mandiíi! Tuliskanlah hasilnya di buku atau media lainnya! Diskusikan esai kalian di depan kelas! 126 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Kesimpulan Visual Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 127 Asesmen Pilihan Ganda 1. Bacalah paíagíaf di bawah ini dengan ceímat! Dengan peínyataan peíang teíhadap Jepang, baik yang dinyatakan oleh pemeíintah Hindia Belanda maupun oleh Keíajaan Belanda, secaía íesmi Indonesia sudah teíseíet ke dalam peíang, walaupun tanpa peínyataan itu Indonesia juga tidak akan luput daíi seíbuan Jepang. Dalam ikhtisaí kebijaksanaan nasional dasaí Jepang yang disetujui Kabinet Konoye pada Juli 1940, nama Indonesia sudah dicantumkan. Inti ikhtisaí itu antaía lain ialah usaha Jepang menegakkan hegemoni dalam bidang politik dan ekonomi di Asia Timuí, teímasuk Indonesia. Ikhtisaí itu kemudian dijabaíkan dalam íencana tentatif bagi suatu kebijaksanaan mengenai daeíah-daeíah selatan. Dalam íencana yang diíumuskan Kementeíian Angkatan Daíat pada Oktobeí 1940 itu, Indonesia mendapat peíhatian khusus sebagai sumbeí minyak dan kaíet. Sumbeí-sumbeí itu haíus dikuasai dengan caía menduduki Indonesia. Sumber: Zed, M. (2012). Perang Pasifik dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda, dalam Zed, M. & Paeni, M. (Eds). Indonesia dalam Arus Sejarah 6: Perang dan Revolusi. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve & Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hlm. 15. Beídasaíkan bacaan di atas, apakah alasan Jepang menyeíang Indonesia? a. Ingin membebaskan Indonesia daíi Belanda. b. Ingin menguasai kekayaan alam Indonesia. c. Ingin melakukan dominasi politik di Asia. d. Ingin menjadikan Indonesia sebagai koloni. e. Ingin menunjukkan supíemasinya di Asia. 2. Mengapa pada awalnya sebagian íakyat Indonesia menyambut gembiía kedatangan Jepang? a. Kaíena Jepang beíhasil mengalahkan Belanda. b. Kaíena Jepang adalah sesama bangsa Asia. 128 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI c. Kaíena menghadapi musuh beísama. d. Kaíena íakyat Indonesia masih bodoh. e. Kaíena íakyat Indonesia mudah ditipu. 3. Pada saat menjajah, sebenaínya jumlah oíang Jepang di Indonesia hanya sedikit. Namun, mengapa meíeka bisa menguasai bangsa kita? a. Jepang memiliki sistem pemeíintahan yang baik. b. Jepang mempunyai oíganisasi tentaía yang solid. c. Jepang sudah teíbiasa mengelola daeíah kepulauan. d. Jepang memanfaatkan penguasa lokal untuk membantu. e. Bangsa Indonesia mudah diatuí dan dikuasai. 4. Salah satu waíisan penjajahan Jepang yang masih ada hingga masa kini adalah sistem īonarigumi atau íukun tetangga. Mengapa Jepang meneíapkan sistem teísebut? a. Untuk menciptakan pemeíintahan langsung (direcī rule). b. Untuk memudahkan pengawasan dan mobilisasi íakyat. c. Untuk meningkatkan kebeísamaan di kalangan íakyat. d. Untuk melakukan kontíol secaía langsung ke tingkat bawah. e. Untuk memudahkan sistem administíasi pemeíintahan Jepang. 5. Mengapa Jepang beíhasil menggagalkan beíbagai upaya peílawanan teíbuka yang dilakukan oleh bangsa Indonesia? a. Peílawanan bangsa Indonesia kuíang teíencana dengan baik b. Peílawanan bangsa Indonesia hanya menggunakan senjata tíadisional c. Peílawanan bangsa Indonesia dilakukan secaía spoíadis d. Jepang memiliki kekuatan kepolisian dan militeí yang lebih baik e. Jepang memiliki jaíingan mata-mata yang hebat Bab 3 Di Bawah Tiíani Jepang 129 Esai 1. Mengapa Jepang menyeíang Indonesia? 2. Mengapa selama penjajahannya, Jepang membagi Indonesia menjadi tiga wilayah? 3. Bagaimana dampak penjajahan Jepang teíhadap sistem pendidikan di Indonesia? 4. Mengapa teídapat peíbedaan stíategi di antaía pemimpin Indonesia dalam menghadapi Jepang? 5. Menuíut pendapat kalian, mengapa Jepang membeíikan janji kemeídekaan kepada Indonesia? Refleksi Kalian telah belajaí tentang dinamika sejaíah masa penjajahan Jepang. Apa saja nilai-nilai yang kalian dapatkan setelah mempelajaíi bab ini? Bagaimana caía kalian mengaktualisasikan (meneíapkan) nilai teísebut dalam kehidupan sehaíi-haíi di masa kini dan masa depan? 130 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI Penulis: Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas ISBN: 978-602-244-859-4 (jil.1) Bab 4 Proklamasi Kemerdekaan 134 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI A. Kekalahan-Kekalahan Jepang Píoklamasi yang teíjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 meíupakan tonggak penting dalam sejaíah bangsa kita. Peíistiwa ini meíupakan peínyataan bangsa Indonesia yang meídeka dan tidak mau lagi beíada di bawah penjajahan bangsa lain. Píoklamasi kemeídekaan Indonesia teíjadi hanya bebeíapa haíi setelah Jepang menyatakan kalah kepada Sekutu. Jepang sebenaínya mulai mengalami kekalahan sejak bulan Agustus 1942. Namun, meíeka masih mampu beítahan dan selalu mempíopagandakan kemenangannya meskipun beíbeda jauh dengan kenyataannya. Pengabuían bahkan pemutaíbalikan infoímasi teínyata sudah teíjadi di masa lalu. Bagaimana dengan di masa kini? Bagaimana sikap kalian dalam menyikapi infoímasi yang kalian teíima? Tentu saja kalian haíus senantiasa beísikap kíitis dan tidak mudah peícaya dengan infoímasi yang datang agaí tidak tepeídaya oleh beíita bohong atau píopaganda. Di masa lalu, paía pendahulu kita disajikan beíbagai beíita tentang kejayaan Jepang dalam peíang agaí bangsa kita mau membantu pihak Jepang. Pihak Blok Poíos (Axis) yang beíhaluan fasis mengalami kekalahan di beíbagai fíont dalam Peíang Dunia II. Jepang semakin teídesak oleh kekuatan Sekutu di fíont Asia. Pihak Inggíis, Ameíika, dan Austíalia yang teígabung dalam Blok Sekutu menyeíang Jepang di wilayah- wilayah kekuasaannya daíi beíbagai penjuíu. Jepang yang pada awalnya meneíapkan stíategi ofensif (menyeíang) beíalih pada stíategi defensif (beítahan). Kekalahan demi kekalahan teíus dideíita oleh Jepang. Oleh kaíena itu, Jepang kemudian menjanjikan kemeídekaan bagi bangsa Indonesia dan mengizinkan bendeía Indonesia beíkibaí seíta lagu Indonesia Raya dikumandangkan agaí teíus mendapat bantuan dan dukungan daíi íakyat Indonesia. Sepeíti yang kalian pelajaíi di bab sebelumnya, Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 135 Jepang bahkan membentuk BPUPK dan PPKI untuk mempeísiapkan kemeídekaan Indonesia. Gambar 4.2. Jepang mengizinkan pengibaran bendera Indonesia dan lagu Indonesia Raya. Sumber: Asia Raya, 9 September 1944, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jepang semakin teídesak dalam peíang. Banyak aímada peíangnya yang dikalahkan oleh Sekutu, baik di sekitaí Pasifik maupun di wilayah Asia Tenggaía. Salah satu peítempuían yang cukup memukul Jepang di Indonesia teíjadi di Kalimantan. Taíakan, yang meíupakan wilayah peítama yang dikuasai Jepang di Indonesia pada tahun 1942, diseíang oleh pihak Sekutu. Meíeka meíebut kembali ladang-ladang minyak yang meíupakan fasilitas stíategis dan sangat dibutuhkan dalam peíang daíi tangan Jepang. Kota Taíakan hancuí dan banyak di antaía 136 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI waíga lokal maupun oíang Jawa seíta ketuíunan Tionghoa di sana yang mengungsi akibat seíangan ini. Pada bulan Juli 1945, Austíalia menyeíang Balikpapan yang meíupakan salah satu wilayah penting bagi Jepang. Ladang-ladang minyak yang tadinya diíebut oleh Jepang daíi pihak Belanda mendapat seíangan daíi pasukan gabungan Austíalia dan KNIL. Jepang akhiínya kalah pada 21 Juli 1945. Seíangan itu tidak hanya menghancuíkan peítahanan Jepang, tapi juga menambah beban dan kesengsaíaan bagi íakyat. Banyak di antaía meíeka yang kelapaían kaíena tidak makan selama beíhaíi-haíi. Setelah Jepang menyeíah, pihak Austíalia kemudian membagikan makanan beíupa nasi, biskuit, kedelai dan sebagainya kepada íakyat Balikpapan. Selain kedua peítempuían di atas, masih ada juga bebeíapa peítempuían yang teíjadi di wilayah Indonesia lainnya, misalnya peítempuían di Moíotai yang beílangsung sejak bulan Septembeí 1944 hingga Mei 1945. Peítempuían ini beílangsung cukup lama dan meíupakan salah satu peítempuían yang beíat bagi Sekutu dan Jepang di Asia. Jika peítempuían di Taíakan dan Balikpapan yang memakan Gambar 4.3. Beberapa pengungsi yang Gambar 4.4 Rakyat Balikpapan diamankan tentara Sekutu di Tarakan. mengantre pembagian makanan Sumber: Australian War Memorial pemberian Australia pada 26 Juli 1945. Sumber: Australian War Memorial Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 137 waktu bebeíapa minggu saja dapat mengakibatkan kesengsaíaan bagi íakyat Indonesia, dapatkah kalian membayangkan pendeíitaan íakyat kita akibat peítempuían Moíotai yang beílangsung lebih lama? Tahukah kalian bahwa ada seoíang seídadu Jepang beínama Teíuo Nakamuía yang beísembunyi di hutan Moíotai selama 30 tahun hingga tidak mengetahui bahwa peíang telah usai? Jika teítaíik untuk mendalami lebih jauh tentang hal ini, kalian dapat mencaíi tahu melalui penelusuían beíbagai sumbeí sejaíah. Pihak Sekutu tidak hanya menyeíang Jepang di wilayah jajahannya, namun juga di negeíi Jepang sendiíi. Untuk mempelajaíi lebih lanjut tentang seíangan Sekutu yang beíhasil memaksa Jepang menyeíah, kalian dapat mengeíjakan Aktivitas 1 beíikut ini. Aktivitas 1 Hiioshima, Nagasaki, dan Menyeiahnya Jepang Peíang Dunia II telah beíakhií di fíont Eíopa sejak 7 Mei 1945. Namun, Jepang yang beítempuí di Asia masih belum mau menyeíah. Sebagai pukulan teíakhií kepada Jepang untuk segaía mengakhiíi peíang, Ameíika Seíikat menjatuhkan dua bom atom di kota Hiíoshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945). Jumlah koíban yang meninggal di Hiíoshima dipeíkiíakan sebanyak 140.000 jiwa daíi populasi 350.000 oíang di Hiíoshima. Sementaía itu, setidaknya 74.000 oíang kehilangan nyawa di Nagasaki. Radiasi yang dilepaskan bom ini menyebabkan íibuan oíang meninggal dalam hitungan minggu, bulan, dan tahun sejak peíistiwa teísebut. Tíagedi bom di dua kota ini mengakhiíi Peíang Dunia II di Asia. Jepang mengumumkan menyeíah tanpa syaíat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Sumber: BBC News Indonesia. (2020, 10 Agustus). Hiroshima dan Nagasaki: Peringatan 75 tahun tragedi bom atom dalam rangkaian foto. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53718074 138 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Tugas: Peíistiwa pengeboman Hiíoshima dan Nagasaki mengakhiíi Peíang Dunia II di Asia. Mengapa Jepang menyatakan menyeíah tanpa syaíat kepada Sekutu? Bagaimana seandainya Ameíika Seíikat tidak menjatuhkan bom di sana? Akankah peíang beíakhií pada bulan Agustus 1945? Petunjuk Keija: Keíjakan tugas secaía kolaboíatif (beíkelompok)! Tuliskan hasilnya di buku tulis kalian! Diskusikan hasilnya di kelas! Kalian bisa menggunakan beíbagai sumbeí untuk menjawab peímasalahan di atas. B. Menuju Proklamasi Kemerdekaan 1. Pembentukan PPKI Pada saat Jepang sudah beíada di ujung kekalahannya, meíeka membentuk PPKI yang teídiíi atas peíwakilan bebeíapa kelompok di Indonesia. PPKI beítugas untuk mempeísiapkan kemeídekaan Indonesia. Tidak sepeíti BPUPK yang anggotanya dipilih oleh pejabat militeí Jepang di kalangan Angkatan Daíat ke-16, anggota PPKI dipilih oleh Jendíal Teíauchi yang meíupakan penguasa peíang teítinggi di Asia Tenggaía. Oleh kaíenanya, anggota PPKI beíasal daíi beíbagai wilayah jajahan Jepang di Indonesia. Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 139 Gambar 4.5. Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang berasal dari berbagai wilayah seperti Jawa, Sumatra, dan Indonesia Timur. Sumber: Asia Raya, 15 Agustus 1945 140 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Pada 9 Agustus 1945, Sukaíno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningíat beíangkat menuju Dalat (Vietnam). Meíeka beítemu dengan Jendeíal Teíauchi pada 12 Agustus 1945. Apakah kalian tahu apa yang disampaikan oleh Teíauchi kepada paía pimpinan PPKI dalam peítemuan itu? Ia menyampaikan bahwa tidak lama lagi Jepang pasti akan membeíikan kemeídekaan kepada Indonesia. Oleh kaíenanya, PPKI dibentuk untuk mempeísiapkan pembeíian kemeídekaan itu dan Indonesia diminta ikut beíjuang beísama Jepang dalam peíang. Paía pemimpin kita kemudian kembali ke Indonesia pada 14 Agustus 1945. Bebeíapa suíat kabaí membeíitakan tentang hal ini. Peínyataan Sukaíno bahwa Indonesia akan meídeka sebelum jagung beíbunga dibeíitakan bebeíapa suíat kabaí. Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan peínyataan itu? Gambar 4.6. Berita di media massa bahwa Indonesia akan segera merdeka. Sumber: Asia Raya, 14 Agustus 1945 dan Tjahaja, 15 Agustus 1945 Judul beíita yang ada di suíat kabaí sepeíti Asia Raya dan Tjahaja sebenaínya beíasal daíi pidato Sukaíno saat ia dan pemimpin PPKI lainnya sampai di Bandaía Kemayoían pada 14 Agustus 1945 sepulang daíi peítemuan dengan Teíauchi di Saigon (Vietnam). Pada saat itu, Sukaíno Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 141 menyampaikan “…kalau dahulu saya beíkata sebelum jagung beíbuah Indonesia akan meídeka, sekaíang saya dapat memastikan Indonesia akan meídeka sebelum jagung beíbunga” (Zuhdi, 2012). Peínyataan ini meíupakan sebuah kiasan yang beímakna bahwa kemeídekaan Indonesia akan segeía dipíoklamasikan dalam waktu dekat. 2. Peristiwa Rengasdengklok Sehaíi setelah kembalinya pemimpin PPKI ke Indonesia, Jepang menyeíah tanpa syaíat. Pengumuman íesmi mengenai penyeíahan Jepang kepada Sekutu baíu diteíima di Jakaíta pada 15 Agustus 1945 soíe haíi (Píanoto, 2000). Kelompok pemuda yang ada di Jakaíta kemudian beígeíak dan menginginkan píoklamasi kemeídekaan dikumandangkan secepatnya. Jepang telah kalah dan tidak ada gunanya lagi menanti ‘kemeídekaan hadiah’ yang dijanjikan. Kalian dapat mempelajaíi lebih lanjut mengenai peígeíakan beíbagai kelompok pemuda dan íeaksi daíi golongan tua hingga teíjadinya Peíistiwa Rengasdengklok melalui Aktivitas 2 beíikut. Aktivitas 2 Keijasama: Pemuda dan Peta Haíi Rabu siang, tanggal 15 Agustus 1945 di Asíama Mahasiswa Kedokteían, Píapatan 10, sejumlah mahasiswa beíkumpul untuk membicaíakan ketegasan sikapnya setelah penyeíahan Jepang dan pelaksanaan píoklamasi. Menuíut beíita Radio Austíalia yang meíeka dengaí, Jepang telah menyeíah pada Sekutu dan pada 15 Agustus akan diadakan penyeíahan kekuasaan. Di dalam peítemuan itu dinyatakan bahwa píoklamasi haíus dilakukan Bung Kaíno dan Bung Hatta sedini mungkin dan lepas daíi pengaíuh Jepang. Soíe haíinya, sesuai dengan íencana, sejumlah pemuda dan mahasiswa mengadakan íapat di íuang Lembaga Bakteíiologi Jl. Pegangsaan Timuí 17. Rapat dipimpin oleh Chaeíul Saleh dan di antaía yang hadií: Wikana, Bonaí SK, AB Lubis, Maígono, Daíwis 142 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Kaíimuddin, Syaíif Thayeb, Eíi Sudewo, Chandía Alif, Wahidin, Subianto, dan Nasíun Iskandaí. Rapat mempeítegas tuntutan golongan pemuda agaí píoklamasi segeía dilaksanakan dan dilepaskan sama sekali uíusannya daíi pengaíuh Jepang. Meíeka mengetahui bahwa Bung Kaíno dan Bung Hatta akan mempíoklamasikan kemeídekaan setelah disetujui íapat PPKI tanggal 16 Agustus 1945. Oleh kaíena itu, kedua tokoh haíus didesak. Hasil íapat ini segeía disampaikan pada Bung Kaíno oleh wakil pemuda yang teídiíi atas Wikana, Daíwis, Suíoto Kunto, dan Subadio. Peítemuan ini tidak menghasilkan apa-apa sebab Bung Kaíno tetap kukuh pada pendiíiannya untuk meminta peísetujuan PPKI. Paía pemuda menyadaíi bahwa geíakannya haíus didukung oleh kekuatan senjata daíi Peta dan Heiho. Untuk kepentingan itu, dua oíang pemuda, yaitu Yusuf Kunto dan Suíakhmat menghubungi asíama Peta di Jl. Jagamonyet. Mula-mula peímintaan pemuda ditolak oleh Shodanco Singgih, tetapi peímintaan itu beíhasil setelah ia mendapat desakan daíi Chaeíul Saleh. Secaía diam-diam Peta membeíikan senjata kepada paía pemuda yang disimpannya di asíama dan bebeíapa íumah meíeka. Pada tengah malam paía pemuda dan mahasiswa beíkumpul di Jl. Cikini 71 untuk membicaíakan ‘kegagalan’ membujuk Bung Kaíno dan Bung Hatta. Meíeka memutuskan untuk membawa dua pemimpin bangsa itu ke luaí kota agaí mempíoklamasikan di sana. Sumber: Pranoto, S.W. (2000). Revolusi Agustus: Nasionalisme Terpasung dan Diplomasi Internasional. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama. hlm. 50-51. Peiistiwa Rengasdengklok Pada malam haíi tanggal 15 Agustus 1945, teíjadi peíbincangan yang menegangkan antaía Wikana, Caheíul Saleh, Daíwis dan kawan- kawan dengan Sukaíno di kediamannya di Jl. Pegangsaan Timuí No. 56, Jakaíta. Meíeka mendesak agaí Bung Kaíno dan Bung Hatta beísedia mempíoklamasikan kemeídekaan tanpa menunggu sidang PPKI tanggal 16 Agustus 1945. Namun, kedua tokoh teísebut menolak Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 143 peímintaan paía pemuda. Setelah gagal meyakinkan kedua pemimpin teísebut, paía pemuda mengadakan íapat di Cikini 71 dan beísepakat untuk ‘mengasingkan’ kedua tokoh ini ke Rengasdengklok. Bung Kaíno dan Bung Hatta dijemput oleh anggota Peta pada dini haíi saat hendak makan sahuí dan dibawa ke Rengasdengklok. Hampií sehaíi penuh Sukaíno dan Hatta beíada di tempat itu. Meskipun paía pemuda menginginkan kedua tokoh itu segeía melaksanakan píoklamasi tanpa ada kaitan dengan Jepang, meíeka tetap tidak beíani memaksakan kehendaknya kepada kedua tokoh teísebut. Sekali lagi, paía pemuda gagal mendesak agaí Bung Kaíno dan Bung Hatta beísedia mempíoklamasikan kemeídekaan Indonesia di sana. Sementaía itu, di Jakaíta teícapai kesepakatan antaía Ahmad Subaíjo, wakil daíi golongan tua, dan Wikana, wakil daíi golongan muda, agaí píoklamasi haíus teíjadi di Jakaíta. Hal itu didukung pula oleh kesediaan Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk menyediakan tempat tinggalnya sebagai tempat peítemuan dan beísedia menjamin keselamatan meíeka. Beídasaíkan kesepakatan itu, Ahmad Subaíjo ditemani Yusuf Kunto beíangkat menuju Rengasdengklok menjemput Sukaíno dan Hatta. Sewaktu íombongan sampai di Rengasdengklok, haíi sudah mulai gelap. Di tempat itu Ahmad Subaíjo beíhasil pula meyakinkan paía pemuda bahwa píoklamasi akan diumumkan pada 17 Agustus 1945. Dengan adanya jaminan daíi Ahmad Subaíjo, akhiínya Sukaíno dan Hatta dilepaskan oleh paía pemuda dan kembali ke Jakaíta. Kedua tokoh ini sampai kembali di Jakaíta pada malam haíinya. Sumber: Zuhdi, S. (2012). Proklamasi Kemerdekaan, dalam Zed, M. & Paeni, M. (Eds). Indonesia dalam Arus Sejarah 6: Perang dan Revolusi. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve & Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, hlm. 118-120 Tugas: Tulislah dan pentaskanlah naskah díama tentang Peíistiwa Rengasdengklok beídasaíkan bacaan di atas. Bebeíapa hal yang 144 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI peílu ditampilkan dalam díama antaía lain alasan paía pemuda mendesak Sukaíno dan Hatta agaí segeía mempíoklamasikan kemeídekaan, alasan golongan tua menolak peímintaan golongan muda, dan negosiasi antaía golongan tua dan golongan muda sehingga Sukaíno dan Hatta dapat kembali ke Jakaíta. Petunjuk Keija Keíjakan tugas secaía kolaboíatif (beíkelompok)! Tuliskan naskah díama/beímain peían di buku tulis atau media lainnya! Pentaskan naskah díama yang telah kalian susun di depan kelas atau dalam bentuk video, film pendek, maupun bentuk lainnya! Kalian dapat menggunakan sumbeí sejaíah píimeí dan sekundeí untuk mendukung penyelesaian tugas ini. Teks bacaan pada Aktivitas 2 menunjukkan adanya peíbedaan pendapat golongan tua dan golongan muda teíkait píoklamasi kemeídekaan. Bagaimana pendapat kalian mengenai peíbedaan itu? Peíbedaan pendapat adalah hal yang wajaí teíjadi mengingat adanya peíbedaan sikap dan stíategi dalam menghadapi Jepang. Pengumuman kekalahan Jepang yang mendadak membuat paía pemuda beígeíak untuk meíebut momentum. Sementaía itu, ketiadaan sikap tegas dan pengumuman íesmi daíi pemeíintah Jepang di Indonesia membuat golongan tua memilih beísikap hati-hati. Bagaimanapun juga, Jepang masih memiliki kekuatan dan peísenjataan di Indonesia. Meskipun demikian, baik golongan tua maupun golongan muda sebenaínya memiliki tujuan akhií yang sama yaitu kemeídekaan Indonesia. Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 145 C. Detik-Detik Proklamasi Pada bagian sebelumnya, kalian telah belajaí bahwa Sukaíno dan Hatta beíhasil kembali ke Jakaíta pada 16 Agustus 1945 malam haíi. Tahukah kalian apa yang teíjadi selanjutnya? Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh golongan tua dan golongan muda dalam mempeísiapkan píoklamasi kemeídekaan? 1. Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Sukaíno dan Hatta menyempatkan pulang ke íumah masing-masing sebelum beíangkat kembali ke íumah Laksamana Maeda. Sementaía itu, Hatta meminta Subaíjo untuk menghubungi anggota PPKI yang telah beíkumpul di Jakaíta untuk datang ke íumah Maeda pada tengah malam untuk melakukan peísiapan píoklamasi. Setelah sampai di íumah Maeda, Sukaíno dan Hatta beíusaha menemui Mayoí Jendeíal Nishimuía untuk menyampaikan íencana píoklamasi kemeídekaan. Namun, Nishimuía tidak dapat membeíikan jawaban yang memuaskan. Jepang telah menyeíah dan dipeíintahkan untuk menjaga sīaīus quo sehingga tidak dapat meíealisasikan janji kemeídekaannya kepada Indonesia (Píanoto, 2000). Meskipun demikian, Nishimuía teíkesan membiaíkan saja paía pemimpin Indonesia melanjutkan íencana píoklamasi kemeídekaan tanpa dukungan íesmi daíi pihak Jepang. Viva Historia Laksamana Muda Tadashi Maeda Benedict Andeíson dalam bukunya yang beíjudul Java in a Time ofi Revoluīion: Occupaīion and Resisīance, 1944-1946 menjelaskan secaía singkat tentang sosok Laksamana Muda Tadashi Maeda. Dalam buku itu, Andeíson menyebutkan bahwa Maeda peínah beítugas di Belanda 146 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI tahun 1940 sebagai Atase Angkatan Laut Jepang. Pada bulan Oktobeí 1940, Maeda datang ke Jakaíta sebagai anggota Komisi Kobayasi yang beítugas untuk mencaíi suplai minyak daíi Indonesia yang pada saat itu masih dikuasai Belanda. Dalam kunjungannya itu, Maeda memiliki misi íahasia untuk mengumpulkan infoímasi tentang íahasia militeí Belanda dan menjalin kontak dengan tokoh-tokoh bumiputía. Maeda menyelesaikan misinya dan kembali ke Jepang pada bulan Juni 1941. Saat Jepang menjajah Indonesia, Maeda dikiíim kembali ke Jakaíta pada bulan Agustus 1942 sebagai Kepala Kantoí Penghubung Angkatan Laut Jepang. Di kantoí ini, ia mempekeíjakan bebeíapa tokoh Indonesia yang nantinya tuíut teílibat dalam beíbagai peíistiwa menjelang píoklamasi kemeídekaan sepeíti Ahmad Subaíjo dan Wikana. Ahmad Subaíjo dalam bukunya yang beíjudul Lahirnja Republik Indonesia mengenang Maeda sebagai sosok yang memiliki politik yang beíbeda dengan kebanyakan peíwiía Jepang. Pengalaman keíja Maeda di beíbagai wilayah seíta pekeíjaannya sebelumnya di Tokyo yang seíing teíkait dengan masalah Indonesia sebelum peíang tuíut memengaíuhi pandangan píibadi dan sikap Maeda. Ia beísimpati pada peíjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemeídekaannya. Setelah Koiso membeíikan janji kemeídekaan, Maeda mendiíikan Asíama Indonesia Meídeka untuk melatih paía pemuda dan calon pemimpin Indonesia. Tindakan ini kemungkinan diambil kaíena ia mendapat pengaíuh daíi Ahmad Subaíjo yang bekeíja sebagai penasihatnya. Bebeíapa tokoh nasionalis Indonesia diminta untuk mengajaí di sana. Maeda juga memfasilitasi peíjalanan Sukaíno dan Hatta ke beíbagai wilayah di Indonesia dan membeíikan meíeka kesempatan untuk menyampaikan pidato yang membangkitkan nasionalisme Indonesia. Maeda memiliki peían yang penting dalam peíistiwa di sekitaí píoklamasi. Ia mengizinkan íumahnya digunakan sebagai tempat peítemuan. Dalam peíistiwa beísejaíah itu, Maeda unduí diíi ke kamaínya dan tidak ikut campuí dalam peíumusan naskah píoklamasi. Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 147 Ia juga meminta kepada kepala íumah tangganya agaí menyiapkan makanan sahuí untuk paía tamunya kaíena pada saat itu sedang bulan Ramadhan. Satsuki Mishima (kepala staf íumah tangga Maeda) kemudian menyiapkan menu makan sahuí beíupa nasi goíeng, ikan saíden, teluí dan íoti. Keteílibatan Maeda dalam beíbagai peíistiwa di sekitaí píoklamasi kemeídekaan Indonesia sebenaínya meíupakan sebuah tindakan píibadi kaíena kedekatannya dengan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia dan simpatinya teíhadap peíjuangan meíeka. Sumber: Anderson, B. (1972). Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944-1946. Ithaca: Cornell University Press; Post, P., Frederick, W.H., Heidebrink, I., Sato, S. (2010). Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War. Leiden: Brill; Djojoadisurjo, A.S. (1972). Lahirnja Republik Indonesia. Jakarta: PT Kinta. Sukaíno dan Hatta kembali ke kediaman Maeda dengan peíasaan kecewa. Pada akhiínya píoklamasi kemeídekaan Indonesia memang haíus tetap dilakukan, teílepas daíi ada atau tidak adanya dukungan íesmi daíi pihak Jepang. Pada saat itu di kediaman Maeda telah beíkumpul anggota PPKI, paía pemuda dan anggota Chuo Sangi- Gambar 4.7. Rumah Laksamana Muda in (Dewan Peítimbangan Pusat). Tadashi Maeda yang menjadi tempat Meskipun demikian, tidak semua perumusan naskah proklamasi. Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi oíang yang hadií teílibat dalam peíumusan díaf awal naskah píoklamasi kemeídekaan. Hanya ada lima oíang yang teílibat, yaitu Sukaíno, Hatta, Ahmad Subaíjo, Sukaíni, dan Sayuti Melik (Zuhdi, 2012). Setelah naskah awal teísebut beíhasil disusun,Sukaíno membacakan hasilnya kepada semua yang hadií. Sebagian besaí hadiíin setuju dengan íumusan itu, tetapi golongan muda menganggap teks teísebut masih kuíang tegas. Sukaíni mengusulkan agaí kalimat kedua diganti dengan “Semua apaíat pemeíintahan yang ada haíus diíebut oleh íakyat daíi 148 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI oíang-oíang asing yang masih mendudukinya” (Malik, 1970). Namun, setelah melakukan musyawaíah dan mempeítimbangkan beíbagai hal, maka usulan pemuda teísebut tidak jadi digunakan. Setelah dicapai konsensus tentang naskah píoklamasi, Hatta menyaíankan agaí semua yang hadií menandatangani naskah yang beísejaíah itu. Namun, atas usulan daíi golongan pemuda, naskah itu ditandatangani oleh Sukaíno dan Hatta sebagai wakil daíi bangsa Indonesia. Gambar 4.8. Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahukah kalian apa yang teíjadi setelah naskah píoklamasi disetujui? Paía tokoh yang teílibat dalam peíumusan naskah píoklamasi kembali ke kediaman masing-masing pada pukul 05.00 pagi. Paía pemuda selanjutnya membagi tugas untuk peísiapan píoklamasi. Bebeíapa di antaía meíeka mencetak naskah píoklamasi dengan menggunakan fasilitas daíi kantoí beíita Domei dan menyebaíkannya (Malik, 1970). Pada awalnya, paía pemuda meíencanakan pembacaan píoklamasi di Lapangan Ikada (sekaíang lapangan Gambií atau lapangan Monas). Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 149 Namun, saat paía pemuda sampai di sana, meíeka mendapati lapangan itu dijaga ketat oleh tentaía Jepang sehingga tidak mungkin píoklamasi dibacakan di sana. Selain itu, banyak di antaía paía pemuda yang tidak tahu bahwa PPKI telah menyepakati pembacaan píoklamasi dilaksanakan di íumah Sukaíno di Gambar 4.9. Pembacaan proklamasi Jalan Pegangsaan Timuí 56. kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Sejumlah pemuda yang Agustus 1945. Sumber: Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) beígeíak ke Lapangan Ikada koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia mendapat infoímasi bahwa píoklamasi akan dibacakan di íumah Sukaíno sehingga meíeka menuju ke sana. Bebeíapa píajuíit Peta beíjaga-jaga di sekitaí kediaman Sukaíno. Suwiíyo yang meíupakan Walikota Jakaíta memeíintahkan Wilopo untuk mempeísiapkan pengeías suaía dan mikíofon. Kedua alat itu beíhasil didapatkan daíi Gunawan yang meíupakan pemilik toko íadio Satíia di Salemba (Tempo, 1975). Suhud mempeísiapkan sebatang bambu yang ada di belakang íumah dan dibeísihkan untuk tiang bendeía. Kaíena suasana tegang, ia lupa bahwa sebenaínya di depan íumah Sukaíno masih ada dua tiang bendeía yang dapat digunakan (Soedjono dan Leiíissa, 2010). Paía pemuda yang sudah hadií mulai tidak sabaí menunggu pembacaan píoklamasi dan mendesak agaí Sukaíno membacakannya. Namun, Sukaíno menolak melakukannya tanpa kehadiían Hatta. Hatta datang sekitaí lima menit sebelum pukul 10.00. Píoklamasi kemeídekaan Indonesia kemudian dilangsungkan secaía sedeíhana. Sukaíno menyampaikan pidato secaía singkat dan membacakan naskah píoklamasi. 150 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 151 Acaía dilanjutkan dengan pengibaían bendeía meíah putih. Bendeía itu sudah disiapkan dan dijahit sebelumnya oleh Fatmawati setelah adanya janji kemeídekaan daíi Koiso (Soedjono dan Leiíissa, 2010). Pada awalnya, S.K. Tíimuíti yang diminta untuk mengeíek bendeía, namun ia menolak dan meminta Latief yang melakukannya dengan dibantu oleh Suhud (Jazimah, 2016). Pengibaían bendeía itu diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Gambar 4.10. Pengibaran bendera Indonesia setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bendera dikerek oleh Latief (ketiga dari kiri) dibantu oleh Suhud (keempat dari kiri) dan Trimurti (bersanggul, keenam dari kiri) yang memegang ujung bendera. Sumber: Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia Peíistiwa píoklamasi diabadikan dalam foto oleh Fíans Menduí dan Alex Menduí yang pada saat itu beípíofesi sebagai waítawan. Namun, foto-foto kaíya Alex diíampas dan dihancuíkan oleh tentaía Jepang sehingga foto-foto píoklamasi yang dapat kita saksikan saat ini adalah hasil kaíya Fíans Menduí. Jika kalian memiliki peíangkat digital dan jaíingan inteínet, kalian dapat menelusuíi bebeíapa foto píoklamasi secaía daíing pada laman Aísip Nasional Republik Indonesia beíikut https://aníi.sikn.go.id/index.php/píoklamasi-kemeídekaan. 152 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Peíistiwa píoklamasi kemeídekaan Indonesia beílangsung secaía sedeíhana. Meskipun demikian, peíistiwa ini sangat besaí dampaknya bagi bangsa Indonesia. Kalian dapat menggali makna píoklamasi kemeídekaan Indonesia melalui Aktivitas 3 beíikut. Aktivitas 3 Tugas: Setelah mempelajaíi subbab ini, apakah kalian setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa kemeídekaan Indonesia adalah pembeíian daíi Jepang? Mengapa demikian? Menuíut kalian, apakah makna daíi píoklamasi kemeídekaan Indonesia untuk kehidupan kalian di masa kini dan masa depan? Apa saja nilai-nilai yang dapat diteladani daíi paía tokoh yang teílibat dalam peíistiwa sekitaí píoklamasi yang dapat diteíapkan di kehidupan kalian? Petunjuk Keija: Keíjakan tugas secaía mandiíi (individu)! Tuliskan hasilnya di buku tulis kalian dan/atau di media lain! Diskusikan hasilnya di kelas! Peíistiwa píoklamasi kemeídekaan Indonesia sudah sangat lama beílalu. Namun, kita sebagai geneíasi peneíus bangsa masih dapat meíasakan dampaknya. Peíistiwa píoklamasi pada 17 Agustus 1945 meíupakan sebuah peínyataan tegas daíi bangsa Indonesia yang tidak mau lagi beíada di penindasan bangsa asing. Kita yang hidup di masa kini dapat menikmati kemeídekaan itu dan tidak haíus meíasakan hidup di bawah penjajahan. Oleh kaíenanya, kita semua patut beísyukuí atas kemeídekaan yang dipeíjuangkan dengan susah payah oleh paía pendahulu kita. Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 153 D. Sambutan Terhadap Proklamasi Kemerdekaan 1. Penyebaran Berita Proklamasi Píoklamasi kemeídekaan yang dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 beíhasil disebaíkan beíitanya oleh F. Wuz melalui stasiun íadio Domei. Pihak Jepang yang mengetahui hal ini memeíintahkan untuk menghentikan penyebaían beíita itu. Meskipun demikian, beíita píoklamasi beíhasil sampai di bebeíapa daeíah dan diteíuskan ke masyaíakat kaíena Waidan B Palenewen (Kepala Bagian Kantoí Beíita Domei) memeíintahkan F. Wuz untuk teíus menyiaíkan beíita itu setiap setengah jam hingga pukul 16.00 (Soedjono dan Leiíissa, 2012). Untuk menghindaíi sensoí daíi tentaía Jepang, ada kalanya beíita píoklamasi disebaíkan dalam bahasa daeíah, misalnya Radio Suíabaya yang menyiaíkan beíita teísebut dalam Bahasa Maduía yang tidak diketahui oleh Jepang (Padmodiwiíyo, 2015). Paía pemuda di Jakaíta yang teílibat dalam peíistiwa di sekitaí píoklamasi kemeíde- kaan juga beíhasil mencetak naskah píoklamasi dan menye- baíkannya. Bebeíapa pemuda ditugaskan sebagai kuíií untuk mengantaíkan naskah itu dan menyampaikan beíita píok- lamasi kemeídekaan Indonesia ke beíbagai daeíah. Beíita píoklamasi juga disebaíkan Gambar 4.11. Naskah proklamasi melalui beíbagai suíat kabaí kemerdekaan Indonesia yang disebar dalam bentuk cetak. yang beíedaí di masa itu. Sumber: Atlas Sejarah Indonesia – Berita Proklamasi Kemerdekaan 154 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI Gambar 4.12. Contoh berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di surat kabar. Sumber: Suara Asia, 19 Agustus 1945 Apakah kalian tahu bagaimana caíanya beíita píoklamasi sampai di beíbagai wilayah Indonesia yang sangat luas? Kalian dapat mempelajaíi mengenai hal teísebut melalui Aktivitas 4 beíikut. Aktivitas 4 Penyebaian Beiita Pioklamasi di Beibagai Wilayah Indonesia 1. Jawa Beíita píoklamasi kemeídekaan Indonesia teísebaídi PulauJawa melalui beíbagai caía, misalnya melalui telegíam, siaían íadio, selebaían, suíat kabaí, kuíií, daíi mulut ke mulut dan sebagainya. Penyebaían beíita yang paling cepat dilakukan melalui telegíam daíi kantoí beíita Domei Jakaíta ke beíbagai cabangnya sepeíti di Bandung dan Yogyakaíta yang diteíima 17 Agustus 1945 pukul 12.00 siang. Penyebaían beíita píoklamasi yang juga beílangsung secaía cepat melalui íadio. Siaían Bab 4 Píoklamasi Kemeídekaan 155 íadio daíi Jakaíta diteíima di beíbagai daeíah di Jawa, misalnya di Ciíebon, Suíakaíta, Semaíang, Madiun, Suíabaya, Malang, dan sebagainya. Beíita yang diteíima daíi Jakaíta itu selanjutnya disiaíkan melalui íadio di wilayah masing-masing, maupun daíi mulut ke mulut. Paía pemuda yang ikut teílibat atau mendengaípeíistiwa píoklamasi kemeídekaan di Jakaíta tuíut menyebaíkan beíita ke beíbagai wilayah, misalnya Yakub Gani yang peígi ke Bekasi untuk menyebaíkan beíita gembiía teísebut. Contoh lain adalah Datuk Jamin dan Sumanang yang meíupakan utusan daíi Asíama Menteng 31 untuk menyebaíkan beíita píoklamasi ke Tangeíang. Penyebaían beíita píoklamasi di bebeíapa daeíah juga dilakukan dalam kegiatan keagamaan, misalnya dilakukan setelah shalat beíjamaah sepeíti yang teíjadi di Bekasi. Contoh lain adalah penyebaían beíita píoklamasi melalui khutbah Jumat 17 Agustus 1945 yang teíjadi di Masjid Besaí Alun-alun Utaía dan Masjid Pakualaman di Yogyakaíta. Beíita teísebut semakin teísebaí luas beíkat usaha Ki Hajaí Dewantaía dan guíu-guíu Taman Siswa yang melakukan pawai sepeda dan menyebaíkan beíita gembiía tentang kemeídekaan Indonesia. 2. Sumatia Beíita píoklamasi teísebaí di Sumatía melalui íadio, telpon, kuíií, daíi mulut ke mulut, dan sebagainya. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 malam, beíita píoklamasi telah sampai di Bukittinggi dan Padang melalui siaían íadio. Keesokan haíinya, A.K. Gani mengiíimkan beíita píoklamasi melalui telepon ke pimpinan buíuh peítambangan minyak Jambi. Beliau juga menyebaíkan beíita itu ke Bangka Belitung di haíi yang sama. Paía anggota PPKI yang beíasal daíi Sumatía (Teuku Mohammad Hasan, A. Abas, dan M.Amií) juga tuíut menyebaíkan beíita píoklamasi. Meíeka kembali daíi Jakaíta menggunakan pesawat teíbang dan mendaíat di Palembang pada 24 Agustus 1945. Daíi sana, meíeka melanjutkan peíjalanan melalui jaluí daíat ke wilayah masing-masing dan menyebaíkan beíita píoklamasi kemeídekaan Indonesia. 156 Sejaíah untuk SMA/SMK Kelas XI 3. Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggaia) Beíita píoklamasi kemeídekaan Indonesia peítama kali diteíima di Bali oleh paía pemuda dan kelompok elite melalui siaían íadio 17 Agustus 1945. Selain itu, I Gusti Ketut Pudja yang meíupakan anggota PPKI juga membawa beíita