PPT Bab 1 IPA Biologi Kelas X PDF
Document Details
Uploaded by TollFreeDialogue
Tags
Summary
This document is a presentation about biodiversity. It covers various topics, including the types and levels of biodiversity, different ecosystems (such as aquatic and terrestrial), and the importance of conserving biodiversity.
Full Transcript
IPA Biologi UNTUK SMA/MA KELAS X Bab 1 Keanekaragaman Hayati Kontrak Belajar Biologi 1. Masuk tepat waktu 2. Izin jika keluar kelas 3. Tidak diizinkan menggunakan hp selama pembelajaran kecuali diminta oleh guru untuk membantu proses pembelajaran. 4. Tidak diperkenankan makan...
IPA Biologi UNTUK SMA/MA KELAS X Bab 1 Keanekaragaman Hayati Kontrak Belajar Biologi 1. Masuk tepat waktu 2. Izin jika keluar kelas 3. Tidak diizinkan menggunakan hp selama pembelajaran kecuali diminta oleh guru untuk membantu proses pembelajaran. 4. Tidak diperkenankan makan selama pembelajaran 5. Diperbolehkan makan selama 10 menit setelah bel hanya pada jam pertama dan setelah dzuhur. 6. Diperbolehkan minum 7. Kondusif selama pembelajaran. 8. Aktif selama pembelajaran 9. Mengumpulkan tugas sesuai deadline yang ditetapkan Pendahuluan Keanekaragaman hayati yang terdapat di tiap wilayah berbeda-beda. Bandingkan keanekaragaman hayati pada kedua ekosistem tersebut. Tingkat Tipe A Keanekaragaman B Ekosistem Hayati Daftar Isi C Keanekaragaman Hayati Indonesia D Menghilangnya Keanekaragaman Hayati Usaha Pelestarian Klasifikasi E Keanekaragaman F Makhluk Hayati Hidup A Tingkat Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah,serta ciri lain Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman ekosistem. 1 Keanekaragaman Gen Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman yang timbul karena adanya variasi susunan gen dalam suatu spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut varietas/ras. Contohnya adalah varietas buah mangga (Mangifera indica ), misalnya mangga gedong gincu (a), mangga apel (b), mangga gadung (c), dan mangga indramayu (d). Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen. Namun, ekspresi gen suatu organisme juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya. a b c d 2 Keanekaragaman Jenis (Spesies) Keanekaragaman jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada suatu komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup di suatu tempat. Ada beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama. Misalnya, hewan dari kelompok genus Panthera terdiri atas beberapa spesies, antara lain harimau (Panthera tigris) (a), singa (Panthera leo) (b), macan tutul (Panthera pardus) (c), dan jaguar (Panthera onca) (d). a b c d 3 Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Satu spesies dengan spesies lainnya saling memengaruhi. Interaksi juga terjadi antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya. Ekosistem alami Ekosistem buatan Ekosistem alami, misalnya hutan, rawa, Ekosistem buatan, misalnya agroekosistem mangrove, sungai, dan padang rumput. dalam bentuk sawah, ladang, dan kebun. Memiliki keanekaragaman spesies lebih Memiliki keanekaragaman spesies lebih tinggi, tetapi keanekaragaman genetik rendah, tetapi keanekaragaman genetik lebih rendah dibandingkan ekosistem yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem buatan. alami. B Tipe Ekosistem 1 Ekosistem Perairan (Akuatik) Neuston Nekton Plankton Perifiton Bentos 2 Ekosistem Darat Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang disebut bioma. Hutan Hujan Tropis 1) Terdapat di wilayah khatulistiwa 2) Curah hujan sangat tinggi. 3) Matahari bersinar sepanjang tahun dengan suhu lingkungan 21–30°C. 4) Flora terdiri atas pohon tinggi berkanopi, semak belukar, herba, tanaman merambat (liana), dan tanaman epifit. 5) Fauna terdiri atas hewan yang dapat terbang dan memanjat, serta Mammalia. 2 Ekosistem Darat Sabana 1) Terdapat di daerah tropis. 2) Curah hujan 90–150 cm/tahun. 3) Dibedakan menjadi sabana murni dan sabana campuran. 4) Flora terdiri atas rumput, gebang, Eucalyptus, dan Acacia. 5) Fauna terdiri atas serangga dan berbagai jenis Mammalia. 2 Ekosistem Darat Padang Rumput 1) Terdapat di daerah tropis hingga beriklim sedang. 2) Curah hujan 25–50 cm/tahun. 3) Daerah bercurah hujan tinggi ditumbuhi oleh rumput berukuran tinggi dan subur, sedangkan daerah bercurah hujan rendah ditumbuhi oleh rumput yang pendek. 4) Fauna terdiri atas serangga, hewan pengerat, reptil, burung, dan berbagai jenis Mammalia. 2 Ekosistem Darat Gurun 1) Suhu lingkungan ekstrim (siang hari mencapai 60°C, sedangkan malam hari mencapai 0°C). 2) Curah hujan sangat rendah (kurang dari 25 cm/tahun). 3) Dibedakan menjadi sabana murni dan sabana campuran. 4) Flora terdiri atas tumbuhan xerofit (seperti kaktus), kurma, dan semak belukar. 5) Fauna terdiri atas semut, kalajengking, kadal, ular, tikus, burung, dan unta. 2 Ekosistem Darat Hutan Gugur 1) Terdapat di daerah yang memiliki empat musim. 2) Curah hujan antara 75–100 cm/tahun. 3) Tumbuhan hutan gugur seperti elm, beech, oak, dan maple. 4) Pada musim dingin, beberapa hewan mengalami hibernasi, menyimpan makanan, membentuk lemak di bawah kulit, maupun melakukan migrasi ke daerah yang lebih hangat. 2 Ekosistem Darat Taiga 1) Terdapat di daerah antara subtropis dan kutub. 2) Curah hujan antara 75–100 cm/tahun. 3) Tumbuhan dominan berdaun jarum (konifer). 4) Fauna terdiri atas moose, ajak, beruang hitam, lynx, serigala, serangga, dan burung. 2 Ekosistem Darat Tundra Bioma tundra dibedakan menjadi tundra arktik (a) dan tundra alpin (b). 1) Tundra arktik terdapat di daerah kutub utara dan sekitarnya. Vegetasi yang dominan di bioma ini adalah lumut Sphagnum, liken “reindeer”, serta pohon willow dan birch. Hewan-hewan yang hidup di bioma tundra, antara lain caribou, muskox, rubah, dan burung ptarmigan. 2) Tundra alpin terdapat di puncak pegunungan yang tinggi. Vegetasi didominasi oleh rumput alang-alang, perdu, lumut daun, dan liken. C Keanekaragaman Hayati Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan berbagai keadaan alam yang berbeda dan kekhususan kehidupan di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan mikroorganisme yang tinggi. Kekayaan Flora, Fauna, dan 1 Mikroorganisme di Indonesia Indonesia merupakan negara megabiodiversitas. Leucopsar Indonesia hanya memiliki 1,3% dari total luas daratan di dunia, rothschildi (burung tetapi memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. jalak bali) Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Spesies endemik terbanyak terdapat di Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai di pantai barat Sumatera. Keanekaragaman hayati tertinggi terdapat di Papua, kemudian Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Contoh hewan endemik Indonesia, yaitu Leucopsar rothschildi (burung jalak bali) dan Macrocephalon maleo (burung maleo). Macrocephalon maleo (burung maleo) Penyebaran Fauna Indonesia Kawasan penyebaran fauna Indonesia dipisahkan oleh garis Wallace, Weber, dan Lydekker. 1) Kawasan Indonesia bagian barat (Orientalis) Kawasan Indonesia bagian barat dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang terletak di antara Kalimantan dan a Sulawesi serta antara Bali dan Lombok. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian barat, antara lain harimau, macan tutul (Panthera pardus) (a), gajah (Elephas maximus) (b), badak jawa, banteng, orang utan, beruang madu, merak hijau, dan burung jalak bali. b 2) Kawasan Peralihan Kawasan peralihan meliputi Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, dan Timor. Kawasan peralihan ini dibatasi oleh garis Wallace di sebelah a barat dan garis Weber dan Lydekker di sebelah timur. Pada kawasan ini, terdapat peluang percampuran antara unsur fauna oriental dan fauna australis. Jenis fauna kawasan peralihan, antara lain anoa pegunungan, anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) (a), komodo (Varanus komodoensis) (b), babi rusa, maleo, duyung, kuskus beruang, burung rangkong, dan kupu-kupu Sulawesi. b 2) Kawasan Indonesia bagian timur (Australis) Kawasan Indonesia timur dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian timur, antara lain kanguru pohon, walabi kecil a (Dorcopsulus vanheurni) (a), burung kakatua raja (Probosciger aterrimus) (b), burung kasuari gelambir ganda, burung cenderawasih ekor pita, kasturi raja, kupu-kupu sayap burung, ular sanca hijau, dan buaya Irian. b 2 Penyebaran Keanekaragaman Hayati di Indonesia Penyebaran Flora Indonesia Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana. 1) Flora dataran Sunda, antara lain tumbuhan dari Famili Dipterocarpaceae dan tumbuhan Famili Nepenthaceae. 2) Flora dataran Sahul, antara lain sagu (Metroxylon sagu) dan tumbuhan dari Famili Myristicaceae. 3) Flora kawasan Wallacea, antara lain leda (Eucalyptus deglupta) yang memiliki batang berwarna-warni. Penyebaran Flora Indonesia Franz Wilhelm Junghuhn, mengklasifikasikan iklim di Pulau Jawa secara vertikal. Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, flora Indonesia dibagi menjadi beberapa kelompok berikut. a Ceiba pentandra 1) Daerah dengan ketinggian 0–650 m ditumbuhi jenis tanaman (kapuk) seperti pandan, bakau, dan kapuk (Ceiba pentandra) (a). 2) Daerah dengan ketinggian 650–1.500 m ditumbuhi oleh tanaman kina, aren, dan rasamala (Altingia excelsa) (b). 3) Daerah dengan ketinggian 1.500–2.500 m ditumbuhi tanaman cemara gunung dan berri. 4) Daerah dengan ketinggian di atas 2.500 m ditumbuhi oleh b tanaman seperti lumut, liken, dan bunga edelweiss. Altingia excelsa (rasamala) 3 Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan Makanan pokok penduduk Indonesia adalah beras (padi), jagung, singkong, ubi jalar, talas, ataupun sagu. a Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tanaman penghasil buah, contohnya rambutan (Nephelium lappaceum) (a) dan manggis (Garcinia mangostana) (b). Selain itu, terdapat sekitar 370 tanaman penghasil sayuran, 70 jenis tanaman berumbi, dan 55 jenis tanaman penghasil rempah-rempah. Sumber makanan juga berasal dari beragam hewan darat, air tawar, dan air laut. b Keanekaragaman hayati sebagai sumber obat-obatan Beberapa tanaman obat yang berasal dari Indonesia yaitu sebagai berikut. Buah merah (Pandanus conoideus) (a) dimanfaatkan sebagai obat kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes. Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) (b) untuk a menurunkan tekanan darah tinggi. Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officinalis) (c), kulitnya digunakan untuk obat malaria. Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis hewan juga b dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Contohnya, madu lebah untuk meningkatkan daya tahan tubuh. c Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetik, antara lain sebagai berikut. Bunga mawar, melati (Jasminum grandiflorum) (a), cendana a (Santalum album) (b), kenanga, dan kemuning dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkuang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional. Urang aring dan lidah buaya digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut. b Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang Beberapa tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, yaitu sebagai berikut. a Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum) (a), sisal (Agave sisalana) (b), kenaf, dan jute dimanfaatkan seratnya untuk dipintal menjadi kain atau bahan pakaian. Tanaman labu air dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah Baliem (Papua) sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Sementara itu, untuk membuat pakaian wanita, digunakan tumbuhan wen dan kem. b Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, yaitu sebagai berikut. Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Kulit beberapa jenis hewan, seperti sapi dan kambing untuk membuat jaket dan sepatu. Bulu burung dapat digunakan untuk membuat aksesori pakaian. Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan kayunya, antara lain jati, kelapa, nangka, meranti, keruing, rasamala, ulin, dan bambu. Di Pulau Timor dan Alor, daun lontar dan gebang digunakan untuk membuat atap dan dinding rumah. Di Pulau Timor, alang-alang dimanfaatkan untuk membuat atap rumah. Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma Borassus flabellifer tigillarium, dan Oncosperma horridum) juga dimanfaatkan untuk (daun lontar) membuat rumah di Sumatra dan Kalimantan. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya Budaya nyekar pada masyarakat Jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kantil, dan melati. Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan misalnya limau, daun kelapa, pisang, dan rempah- rempah. Upacara Ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum. Jasminum grandiflorum Tebu hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk (bunga melati) menghanyutkan abu jenazah ke sungai. Umat Islam menggunakan hewan ternak pada hari raya Qurban. Umat Nasrani menggunakan pohon cemara saat perayaan natal. Keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah Plasma nutfah (sumber daya genetik) adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. Setiap organisme yang masih liar di alam maupun yang sudah dibudidayakan manusia mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah berguna untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu penyakit atau memiliki produktivitas tinggi. Plasma nutfah akan mempertahankan mutu sifat dari suatu organisme dari generasi ke generasi berikutnya, misalnya padi Rojolele akan mewariskan sifat pulen dan rasa enak serta ubi jalar Cilembu dan buah duku Palembang akan mewariskan sifat rasa manis. Keanekaragaman plasma nutfah dapat tetap terjaga melalui pelestarian semua jenis organisme. D Menghilangnya Keanekaragaman Hayati 1 Hilangnya Habitat Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya keanekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk, menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian, atau dijadikan lahan industri. 2 Pencemaran Tanah, Udara, dan Air Zat pencemar (polutan) dapat mencemari lingkungan dan bersifat toksik bagi beberapa organisme. Nitrogen oksida dan sulfur oksida dari kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem. Penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme. 3 Perubahan Iklim Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1–3°C dalam kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1–2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan. 4 Eksploitasi Tanaman dan Hewan Eksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar- besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning untuk pecinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi jika Penebangan hutan tidak diimbangi dengan usaha secara liar pengembangbiakannya. 5 Adanya Spesies Pendatang Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai ekosistem. Contohnya, ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) yang merupakan spesies endemik Danau Ayamaru, Melanotaenia ayamaruensis Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena (ikan pelangi) dimangsa oleh ikan mas (Cyprinus carpio) yang menjadi spesies invasif di danau tersebut. 6 Industrialisasi Pertanian dan Hutan Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara hewan yang bersifat unggul dan menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman (monokultur), misalnya teh, karet, dan kopi. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati tingkat spesies. E Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati Tujuan pelestarian/konservasi keanekaragaman hayati Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan. Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali. Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan budidaya kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak. Konservasi keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ maupun ex situ. Konservasi in situ dilakukan di dalam habitat aslinya, misalnya mendirikan cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman hutan raya, dan taman laut. Sementara itu, konservasi ex situ dilakukan di luar habitat aslinya, seperti mendirikan kebun raya, taman safari, kebun koleksi, atau kebun binatang. F Klasifikasi Makhluk Hidup Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi. 1 Dasar-Dasar Klasifikasi Klasifikasi Sistem Alamiah Klasifikasi Sistem Artifisial (Buatan) Klasifikasi sistem alamiah adalah Klasifikasi sistem artifisial adalah klasifikasi untuk membentuk takson- klasifikasi untuk tujuan praktis, misalnya takson yang sesuai kehendak alam. berdasarkan kegunaannya. Berdasarkan Organisme di bumi dibagi menjadi dua kegunaannya, tumbuhan dikelompokkan kingdom, yaitu hewan dan tumbuhan. menjadi tanaman obat, tanaman hias, hewan dikelompokkan berdasarkan tanaman makanan pokok, tanaman persamaan habitat dan perilakunya, sayuran, tanaman sandang, dan sedangkan tumbuhan dikelompokkan sebagainya. berdasarkan ukuran dan strukturnya. 1 Dasar-Dasar Klasifikasi Klasifikasi Sistem Filogenetik Klasifikasi Sistem Modern Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada hubungan kekerabatan antarorganisme, dengan melihat Klasifikasi sistem modern dibuat kesamaan ciri morfologi, struktur berdasarkan hubungan kekerabatan anatomi, fisiologi, dan etologi (perilaku organisme (filogenetik), ciri-ciri gen atau hewan). kromosom, serta ciri-ciri biokimia. Hubungan kekerabatan antarorganisme tersebut digambarkan sebagai pohon filogenetik. 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi Tingkatan takson adalah tingkatan unit atau kelompok makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah. Semakin tinggi tingkatan takson, semakin banyak anggota takson, dan semakin banyak pula perbedaan ciri antaranggota takson. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, semakin sedikit anggota takson, dan semakin banyak pula persamaan ciri antaranggota takson. 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi a. Kingdom (Kerajaan) b. Phylum (Filum) atau Regnum (Dunia) atau Divisio (Divisi) Filum digunakan untuk takson hewan, Kingdom merupakan tingkatan takson sedangkan divisi digunakan untuk tertinggi dengan jumlah anggota takson takson tumbuhan. terbesar. Organisme di bumi Kingdom Animalia dibagi menjadi dikelompokkan menjadi beberapa beberapa filum, yaitu Chordata, kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi Echinodermata, dan Platyhelminthes. (jamur), Monera (Archaebacteria dan Kingdom Plantae dibagi menjadi tiga Eubacteria), dan protista. divisi, antara lain Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta. 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi c. Classis (Kelas) d. Ordo (Bangsa) e. Familia (Famili/Suku) Nama kelas tumbuhan Nama ordo pada menggunakan akhiran - tumbuhan biasanya Nama famili pada tumbuhan edoneae (untuk menggunakan biasanya menggunakan tumbuhan berbiji akhiran –ales. akhiran -aceae, tetapi ada tertutup), -opsida (untuk pula yang tidak. Sementara lumut), -phyceae (untuk itu, nama famili pada hewan alga), dan lain-lain. menggunakan akhiran kata - idae. 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi f. Genus (Marga) g. Species (Spesies/Jenis) Kaidah penulisan Nama spesies terdiri atas dua nama genus, yaitu kata, di mana kata pertama a huruf besar pada kata menunjukkan nama genusnya pertama dan dicetak sedangkan kata kedua adalah miring atau nama spesifiknya. digarisbawahi. b Contohnya, pada genus Rosa Contohnya, famili terdapat spesies Rosa Poaceae terdiri atas multiflora (a), Rosa canina (b), genus Zea, Saccharum, Rosa rugosa (c), Rosa alba, Rosa Triticum, dan Oryza. gigantea, dan Rosa dumalis. c Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Syzygium Spesies : Syzygium aqueum Penyu hijau 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi h. Varietas (Ras) Istilah varietas dan kultivar digunakan dalam spesies tumbuhan, sedangkan istilah ras digunakan dalam spesies hewan. Varietas secara botani adalah populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan perbedaan ciri yang jelas. Penulisan varietas secara botani didahului dengan singkatan var, dan nama varietas dicetak miring atau digarisbawahi. Contohnya, Oryza sativa var indica dan Zea mays L. var tunicata. 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi h. Varietas (Ras) Varietas secara agronomi (kultivar) adalah sekelompok a tanaman yang memiliki satu atau lebih ciri khas yang dapat dibedakan secara jelas. Cara penulisan dengan memberi tanda petik dan tidak dicetak miring. b Contoh, kultivar pada spesies Rosa alba, terdiri atas Rosa alba ’Mormors rose’ (a), Rosa alba ‘Blush hip’ (b), dan Rosa alba ‘Suaveolens’ (c). c 2 Tingkatan Takson dalam Klasifikasi Di antara tingkatan takson yang telah disebutkan di halaman- halaman sebelumnya, terkadang terdapat tingkatan antara, yang penulisannya menggunakan nama subtakson. Contohnya, di bawah filum ada subfilum, di bawah ordo ada subordo, di bawah famili ada subfamili, dan seterusnya. Di atas tingkatan takson, terdapat supertakson. Contohnya, di atas kelas ada superkelas, di atas ordo ada superordo, di atas famili ada tingkatan superfamili, dan seterusnya. 3 Sistem Tata Nama Makhluk Hidup Setiap jenis makhluk hidup diberikan nama ilmiah atau nama Latin. Sebagian besar nama tersebut bukan istilah asli dalam bahasa Latin, melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberikan deskripsi, lalu dilatinkan. Orang yang memberikan deskripsi suatu spesies disebut deskriptor. Nama spesies yang diberikan oleh ahli pada mulanya merupakan deskripsi lengkap suatu organisme. Namun, dalam perkembangannya, nama tersebut diubah menjadi nama genus dan spesies yang ringkas dan jelas. Nama ilmiah berlaku secara universal. Tidak seperti nama lokal di mana spesies akan disebut berbeda di daerah yang berbeda. 3 Sistem Tata Nama Makhluk Hidup Carolus Linnaeus (1735) memperkenalkan sistem pemberian nama ilmiah untuk setiap jenis spesies yang disebut binomial Contoh penulisan nomenklatur, dengan mengikuti kaidah sebagai berikut. nama ilmiah: Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Glycine max Merr Terdiri atas dua kata, di mana kata pertama merupakan nama atau Glycine max genus, sedangkan kata kedua merupakan nama spesies yang Merr (kedelai). spesifik. Merr adalah nama Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar, deskriptor (E.D. huruf selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Merrill). Nama genus dan nama spesies dicetak miring atau digarisbawahi terpisah. Nama deskriptor dituliskan di belakang nama spesies, dengan huruf tegak tanpa garis bawah. 4 Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup Sistem Dua Kingdom Sistem Tiga Kingdom Sistem Tiga Kingdom (Aristoteles) (Ernst Haeckel ) (Ernst Haeckel ) Plantae Animalia Protista Plantae Monera Protista Animalia Plantae Animalia 4 Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup Sistem Lima Kingdom Sistem Enam Kingdom (R. H. Whittaker) (Carl Woese) Monera Protista Archaebacteria Eubacteria Fungi Plantae Protista Fungi Animalia Plantae Animalia 4 Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup Sistem Delapan Kingdom Sistem Tiga Domain (Thomas Cavalier-Smith ) (Carl Woese dan lain-lain) Archaebacteria Eubacteria Archaea Archezoa Protozoa Bacteria Chromista Fungi Eukarya Plantae Animalia 5 Identifikasi Makhluk Hidup Kegiatan identifikasi diawali dengan mengamati ciri-cirinya, membandingkan organisme tersebut dengan organisme acuan yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian diberikan nama. Dalam melakukan identifikasi diperlukan hal-hal berikut. Pengetahuan tentang klasifikasi makhluk hidup. Buku referensi (pustaka) atau sumber referensi lainnya. Pedoman atau kunci determinasi. Gambar organisme yang sudah diketahui dan telah memiliki nama. Spesimen acuan (berupa organisme yang diawetkan). 5 Identifikasi Makhluk Hidup Kunci Determinasi Kunci determinasi adalah petunjuk praktis untuk mengklasifikasikan organisme ke dalam suatu tingkatan takson. Setiap langkah dalam kunci determinasi disusun berdasarkan ciri-ciri organisme yang merupakan bentuk alternatif (berlawanan) sehingga disebut kunci dikotom. Contoh ciri organisme bentuk alternatif, yaitu berbiji belah dengan berbiji tunggal, batang berkambium dengan batang tidak berkambium, dan lain-lain. Contoh identifikasi spesies dengan kunci determinasi sederhana a b c d 1. A. Tidak bertulang belakang → ke nomor (2) Langkah-langkah: B. Mempunyai ruas-ruas tulang belakang → ke nomor (3) 1. Amatilah ciri-ciri hewan yang 2. A. Tubuh lunak, kaki tidak berbuku-buku → (Mollusca) tersedia, kemudian cocokkan ciri- cirinya dengan pernyataan yang B. Tubuh tidak lunak, kaki berbuku-buku → ke nomor (4) terdapat dalam setiap langkah kunci 3. A. Bergerak dengan sirip → (Pisces) determinasi. B. Bergerak bukan dengan sirip → ke nomor (6) 2. Tuliskan nomor-nomor urutan yang 4. A. Bersayap → ke nomor (5) tertera di setiap awal pernyataan yang sesuai hingga mendapatkan B. Tidak bersayap → (Crustacea) nama kelompok atau takson yang 5. A. Bersayap sisik → (Lepidoptera) tertera di akhir pernyataan. B. Bersayap lurus → (Orthoptera) Contoh identifikasi spesies dengan kunci determinasi sederhana Udang 1A. Tidak bertulang belakang → (2), lihat pernyataan nomor 2. a 2B. Tubuh tidak lunak, kaki berbuku-buku → (4), lihat pernyataan nomor 4. 4B. Tidak bersayap → (Crustacea) Oleh karena itu, udang termasuk ke dalam kelompok Crustacea. Cumi-cumi 1A. Tidak bertulang belakang → (2), lihat pernyataan nomor 2. b 2A. Tubuh lunak, kaki tidak berbuku-buku → (Mollusca) Oleh karena itu, cumi-cumi termasuk ke dalam kelompok Mollusca. Contoh identifikasi spesies dengan kunci determinasi sederhana Kupu-kupu 1A. Tidak bertulang belakang → (2), lihat pernyataan nomor 2. c 2B. Tubuh tidak lunak, kaki berbuku-buku → (4), lihat pernyataan nomor 4. 4A. Bersayap → (5), lihat pernyataan nomor 5. 5A. Bersayap sisik → (Lepidoptera) Oleh karena itu, kupu-kupu termasuk ke dalam kelompok Lepidoptera. Ikan 1B. Mempunyai ruas-ruas tulang belakang → (3), lihat pernyataan nomor 3. 3A. Bergerak dengan sirip→ (Pisces) d Oleh karena itu, ikan termasuk ke dalam kelompok Pisces. Contoh identifikasi spesies dengan kunci determinasi sederhana a b c d No. Nama Hewan Urutan Nomor Determinasi Golongan a. Udang 1A – 2B – 4B Crustacea b. Cumi-cumi 1A – 2A Mollusca c. Kupu-kupu 1A – 2B – 4A – 5A Lepidoptera d. Ikan 1B – 3A Pisces Glosarium Cagar alam adalah perlindungan alam baik flora, fauna, dan keindahannya di suatu areal atau hutan. Cagar biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, unik, atau yang telah mengalami degradasi, untuk dilindungi serta dilestarikan, dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat, yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yang meliputi tingkatan ekosistem, tingkatan jenis (spesies), dan tingkatan genetik. Glosarium Konservasi ex situ adalah usaha pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat aslinya. Konservasi in situ adalah usaha pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di habitat aslinya. Kunci determinasi adalah petunjuk praktis untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan suatu organisme ke dalam suatu tingkatan takson tertentu. Tingkatan takson adalah tingkatan unit atau kelompok makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkatan tertinggi hingga tingkatan terendah. Selamat Belajar! Sumber gambar: www.shutterstock.com pixabay.com