IPA Biologi Kelas X Bab 1: Keanekaragaman Hayati

IPA Biologi Kelas X Bab 1: Keanekaragaman Hayati

• Buku teks ini membahas IPA Biologi untuk kelas X, bab 1 tentang Keanekaragaman Hayati.

• Kontrak belajar biologi meliputi: masuk tepat waktu, izin jika keluar kelas, tidak diperbolehkan menggunakan HP selama pembelajaran (kecuali diminta guru), tidak diperkenankan makan selama pembelajaran kecuali 10 menit setelah bel pertama dan setelah dzuhur, diperbolehkan minum, suasana belajar kondusif, aktif selama pembelajaran, dan mengumpulkan tugas tepat waktu.

• Pelajaran ini mengenalkan pentingnya memahami keanekaragaman hayati di berbagai wilayah dan ekosistem.

• Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme hidup yang mencakup bentuk, penampilan, jumlah, dan ciri lainnya.

• Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam: keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman Gen

• Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen pada spesies makhluk hidup.
• Varietas atau ras merupakan contoh keanekaragaman gen, misalnya berbagai varietas mangga.
• Ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan tempat hidupnya.

Keanekaragaman Spesies (Jenis)

• Keanekaragaman jenis adalah perbedaan ciri fisik pada berbagai spesies dalam suatu komunitas atau kelompok.
• Beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik hampir sama, termasuk dalam genus Panthera (harimau, singa, macan tutul, dan jaguar).

Keanekaragaman Ekosistem

• Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies yang berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
• Interaksi terjadi antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya.
• Ekosistem alami meliputi hutan, rawa, mangrove, dan padang rumput. Ekosistem ini memiliki keanekaragaman spesies lebih tinggi tetapi keanekaragaman genetik lebih rendah.
• Ekosistem buatan meliputi agroekosistem seperti sawah, ladang, dan kebun. Ekosistem ini memiliki keanekaragaman spesies yang lebih rendah dan keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.

Tipe Ekosistem

• Ekosistem perairan (akuatik) meliputi berbagai zona seperti plankton, neuston, nekton, dan bentos.
• Ekosistem darat meliputi berbagai tipe seperti hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, hutan gugur, dan tundra. Karakteristik unik masing-masing tipe ekosistem dijelaskan (curah hujan, suhu, flora, dan fauna).

Kekayaan Flora, Fauna, dan Mikroorganisme di Indonesia

• Indonesia memiliki 1,3% dari total luas daratan dunia tetapi memiliki keanekaragaman spesies tinggi.
• Spesies endemik banyak di Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai.
• Papua memiliki keanekaragaman hayati tertinggi.

Penyebaran Fauna Indonesia

• Kawasan penyebaran fauna di Indonesia dibagi menjadi tiga: bagian Barat (Orientalis), peralihan, dan Timur (Australis).
• Garis Wallace, Weber, dan Lydekker memisahkan ketiga kawasan tersebut.
• Jenis fauna yang ada dijelaskan dalam masing-masing kawasan.

Penyebaran Flora Indonesia

• Flora di Indonesia tersebar di beberapa kawasan seperti dataran Sunda, Sahul, dan Wallacea.
• Setiap kawasan memiliki jenis flora yang khas.

Fungsinya dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia

• Sumber pangan (padi, jagung, singkong, ubi jalar, talas, sagu, buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah)
• Sumber obat-obatan (buah merah, mengkudu, kina)
• Sumber kosmetik (bunga mawar, melati, cendana, kenanga, kemuning)
• Sumber sandang (rami, kapas, sisal, kenaf)
• Sumber papan (kayu, jati, kelapa, nangka)

Keanekaragaman Hayati sebagai Aspek Budaya

• Budaya nyekar di Jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kantil, dan melati.
• Upacara kematian di Toraja menggunakan tumbuhan tertentu.
• Upacara Ngaben di Bali menggunakan banyak jenis tumbuhan.
• Umat Islam menggunakan hewan ternak di hari raya Qurban, dan umat Kristiani menggunakan pohon cemara di Natal.

Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Plasma Nutfah

• Plasma nutfah (sumber daya genetik) adalah bagian dari makhluk hidup yang bisa diwariskan.
• Plasma nutfah penting untuk merakit varietas unggul pada suatu spesies, misalnya untuk menghasilkan tanaman yang tahan penyakit atau lebih produktif.

Hilangnya Keanekaragaman Hayati

• Hilangnya habitat akibat pertanian dan pengelolaan hutan yang tidak berkelanjutan.
• Meningkatnya kebutuhan karena bertambah banyaknya penduduk.
• Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit.

Pencemaran Tanah, Udara, dan Air

• Zat pencemar (polutan) dapat mencemari lingkungan.
• Nitrogen oksida dan sulfur oksida dapat membentuk hujan asam yang merusak ekosistem.
• CFC berlebihan menyebabkan lubang ozon, meningkatkan intensitas sinar ultraviolet, dan mengganggu keseimbangan rantai makanan.

Perubahan Iklim

• Pencemaran udara oleh gas karbon dioksida (CO₂) menyebabkan efek rumah kaca dan peningkatan suhu.
• Kenaikan suhu menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut.

Eksploitasi Tanaman dan Hewan

• Eksploitasi hewan dan tumbuhan yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies.
• Kayu hutan, ikan tuna sirip kuning, dan spesies tertentu lainnya menjadi komoditas eksploitasi.

Adanya Spesies Pendatang

• Spesies pendatang dapat mendesak spesies lokal yang sudah ada.
• Spesies pendatang bisa menjadi spesies invasif (memanfaatkan ekosistem dengan cepat).
• Ikan pelangi merupakan contoh spesies invasif di Danau Ayamaru, Papua Barat.

Industrialisasi Pertanian dan Hutan

• Petani cenderung menanam tumbuhan unggul atau memelihara hewan yang lebih menguntungkan.
• Lahan pertanian atau hutan industri cenderung ditanami satu jenis tanaman (monokultur), misalnya teh, karet, dan kopi.
• Hal ini menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati.

Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati

• Konservasi in situ (di habitat asli) meliputi cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman hutan raya, dan taman laut.
• Konservasi ex situ (di luar habitat asli) meliputi kebun raya, taman safari, kebun koleksi, dan kebun binatang.

Klasifikasi Makhluk Hidup

• Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu.
• Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi.

Dasar-Dasar Klasifikasi

• Klasifikasi sistem alamiah (berdasarkan ciri-ciri alami) mengklasifikasikan organisme berdasarkan hubungan kekerabatan.
• Klasifikasi sistem buatan mengklasifikasikan organisme berdasarkan kegunaannya (misalnya untuk obat-obatan, makanan, hias).

Tingkatan Takson

• Berbagai tingkatan takson (kelompok organisme) mulai dari tertinggi (kingdom) hingga terendah (spesies) dijelaskan.

Sistem Tata Nama Makhluk Hidup

• Setiap jenis makhluk hidup diberikan nama ilmiah atau nama Latin.
• Nama ilmiah menggabungkan nama genus dan nama spesies.
• Sistem ini berlaku universal dan konsisten di seluruh dunia.

Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup

• Sejarah perkembangan sistem klasifikasi dari sistem dua kingdom hingga sistemdelapan kingdom dijelaskan.

Identifikasi Makhluk Hidup

• Identifikasi makhluk hidup diawali pengamatan ciri-ciri, kemudian dibandingkan dengan contoh atau acuan yang sudah dikenal.
• Kunci determinasi (kunci dikotom) dapat digunakan dalam proses identifikasi.

Glosarium

• Beberapa istilah kunci terkait keanekaragaman hayati dijelaskan, misalnya cagar alam, cagar biosfer, keanekaragaman hayati, konservasi in situ, dan konservasi ex situ, kunci determinasi, dan tingkatan takson.