Pelatihan Online 2020 Kebumian - Paket 1 PDF
Document Details
![StellarBaroque](https://quizgecko.com/images/avatars/avatar-3.webp)
Uploaded by StellarBaroque
2020
Tags
Summary
Materi pelatihan dari Paket 1 Kebumian 2020 mencakup kristalografi, sifat fisik mineral, goresan, dan kilap, serta soal ujian. Pembahasan tentang perawakan mineral, dan contoh mineral juga termasuk. Soal pilihan ganda menguji pemahaman konsep dasar tentang mineral dan batuan. Dokumen ini mencakup deskripsi tentang tekstur dan struktur batuan, serta klasifikasi batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Full Transcript
PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 MATERI A. Kristalografi Kristal atau hablur adalah suatu benda padat homoge...
PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 MATERI A. Kristalografi Kristal atau hablur adalah suatu benda padat homogen yang berbentuk polihedral teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi dari bangun atau struktur dalamnya. Unsur simetri kristalografi Terdiri dari : a. Zona didefinisikan sebagai satu set bidang-bidang hablur yang terletak sedemikian sehingga garis-garis potongnya saling sejajar satu sama lain. Sedangkan sumbu zona adalah suatu garis yang letaknya sejajar dengan garis potong dari bidang-bidang yang terletak dalam satu zona. b. Suatu hablur dikatakan memiliki pusat (i) jika garis yang ditarik dari setiap titik pada permukaan hablur selalu melewati pusat hablur dan menghasilkan titik- titik yang berlawanan arah dengan jarak yang sama dari pusat hablur. c. Bidang simetri atau cermin merupakan bidang imajiner atau khayal yang memisahkan dua bidang yang mempunyai bentuk muka yang sama dalam ukuran dan bentuknya pada arah yang berlawanan arah serta terletak tepat diantara kedua bidang tersebut. d. Sumbu simetri atau sumbu lipat (n) merupakan garis imajiner, dimana hablur dapat berotasi serta menunjukan berapa banyak hablur tersebut dapat memperlihatkan kenampakan bidang hablur yang sama dan sebangun serta benar-benar berimpit.. Besar sudut sumbu lipat (n) = 360 0/n, dengan nilai n: 1, 2, 3, 4, dan 6. Mineral adalah suatu zat padat homogen yang terbentuk di alam (terjadi secara alamiah) dan umumnya melalui proses anorganik serta memiliki komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur (kristalin). B. SIfat Fisik Mineral 1. Perawakan Perawakan suatu mineral bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuk ini dipengaruhi oleh keadaan atau lingkungan pembentukannya, namun umumnya perawakan kristal tertentu sering terlihat pada mineral tertentu pula. Beberapa istilah yang sering dipakai dalam pemerian perawakan : - Columnar (meniang) - Tabular (membatang) - Foliated, mudah pecah menurut lembaran-lembaran tipis - Lamellar, berlapis-lapis - Bladed, bentuk kristal memanjang seperti pisau atau bilah papan - Fibrous, menyerabut misalnya asbes - Acicular, seperti jarum - Dendritic, seperti cabang atau ranting pohon - Botryoidal, bentuk bulat-bulat seperti anggur - Reniform, bentuk bulat-bulat radial ukuran sedang - Mammillary, bentuk bulat-bulat ukuran besar - Micaceous, memika (mudah terkelupas menjadi lembaran-lembaran tipis) - Masive, kompak tanpa bentuk yang jelas PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 - Oolitic, bulat-bulat kecil seperti telur ikan 2. Warna Warna mineral merupakan sifat fisik yang pertama kali dapat kita lihat. Beberapa mineral mempunyai warna yang hampir selalu tetap, hal ini disebut idiokromatis, misalnya pada belerang (kuning), pirit (kuning), magnetit (hitam), dll. Warna yang tetap ini akibat unsur penyusunnya tetap. Beberapa mineral lain yang mempunyai variasi warna, hal ini disebut allokromatis. Variasi warna ini akibat adanya pengotoran, pengisian, atau pencampuran unsur-unsur tertentu pada mineral tersebut. 3. Gores (streak) PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Gores adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Warna tidak harus selamanya sama dengan gores, sebagai contoh pirit (FeS 2) berwarna kunig namun memiliki gores hitam. 4. Kilap (luster) Kilap mineral ialah kenampakan permukaan mineral karena pantulan cahaya. Kilap mineral erat hubungannya dengan daya tembus cahaya terhadap mineral, pembiasannya serta struktur kristalnya. - Kilap logam, ditunjukkan oleh mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaque) seperti pirit, wolframit, galena, dll. - Kilap setengah logam, ditunjukkan oleh unsur-unsur setengah logam seperti selenium, bismuth, dll. - Kilap non-logam, umumnya mineral ini dapat meneruskan cahaya. Berikut ini beberapa istilah untuk pemerian lebih detail dari kilap non- logam : Kilap Keterangan Contoh Mineral Logam Seperti logam terpoles Selenium dan Bismut (metallic) Tanah (dull) Buram seperti tanah Bauksit dan Kaolin Kaca (vitrous) Seperti pecahan kaca Kuarsa Minyak Berminyak Sfalerit (resinous) Sutera (silky) Seperti serat benang Serpentin, Malachite, dan Gypsum Mutiara (pearly) Seperti mutiara Talk 5. Belahan dan pecahan (cleavage and fracture) Belahan atau cleavage adalah kecenderungan suatu kristal yang karena dikenai gaya atau pemukulan akan pecah kesuatu arah tertentu sehingga didapatkan bidang yang rata dan licin. Belahan diperikan berdasarkan bagus tidaknya bidang permukaan yang terbelah, diantaranya : Belahan Keterangan Sempurna Bidang belahan sangat rata dan licin Baik Bidang belahan rata dan licin tidak sebaik yang perfect, masih dapat pecah melalui bidang lain Jelas bidang belah jelas tapi tidak begitu rata, tidak begitu licin dan dapat pecah pada arah lain dengan mudah Tidak Jelas Bidang belahan tidak jelas, bisa pecah ke segala arah kemungkinan membentuk fracture sama besar 6. Pecahan atau fracture adalah kecenderungan mineral untuk pecah jika dikenai gaya atau pemukulan tanpa melalui bidang belah tertentu. Fracture dibagi menjadi : - Conchoidal, pecah membentuk permukaan halus yang melengkung seperti kulit bawang, misalnya kuarsa - Hackly, pecah dengan membentuk tepi yang tajam-tajam - Even, bidang pecah agak kasar dan mendekati bidang datar - Uneven, bidang pecahnya kasar dan tidak beraturan PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 A.Belahan satu arah, contoh : Muskovit B. Belahan dua arah saling tegak lurus, contoh : Felspar C. Belahan dua arah saling tidak tegak lurus, contoh : Amfibol D. Belahan tiga arah saling tegak lurus, contoh : Halit E. Belahan tiga arah saling tidak tegak lurus, contoh : Kalsit F. Belahan empat arah, contoh : Fluorit G. Belahan enam arah, contoh : Sfalerit 7. Kekerasan (hardness) Kekerasan mineral adalah ketahanan terhadap kikisan atau daya tahan mineral terhadap goresan (scratching) atau gosokan (abrasion).. Kekerasan ini ditentukan dengan cara menggoreskan suatu mineral yang tidak diketahui kekerasannya dengan mineral lain yang belum diketahui kekerasannya. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan relatif mineral yang umumnya dikenal sebagai skala kekerasan Mohs. Sifat ini penting untuk identifikasi mineral secara cepat. Pengukuran sederhana menggunakan kuku (H=2.5), jarum baja (H=5.5), dan porselen (H=7) dalam skala Mohs. Skala Kekerasan 10 Intan 9 Korundum 8 Topaz PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 7 Kuarsa 6 Ortoklas 5 Apatit 4 Fluorit 3 Kalsit 2 Gypsum 1 Talk Ciri khas mineral seri Bowen dan beberapa mineral khas batuan sedimen dan metamorf. Secara megaskopis (pengamatan dengan mata dan loupe) : Ciri khas mineral seri Bowen : 1.Kuarsa (SiO2) - Tak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hijau, biru - H = 7 (kekerasan) - Habit (perawakan) dapat berbentuk : trigonal, rombohedral, prismatik, masif, membutir-irregular, kompak dengan luster (kilap) kaca-lemah (vitreous) - Cleavage (belahan) : irregular (tidak ada), fracture (pecahan) : conchoidal - Asosiasi batuan : batuan beku asam – S, asam; batuan sedimen, dan batuan metamorf 2.Plagioklas (Na, Ca) (Al, Si)4O8 - Putih, abu-abu, coklat - H = 6 (kekerasan) - Habit (perawakan) : triklin, prismatik, memipih, // (010), kadangkadang masif membutir - Cleavage (belahan) : sempurna dan baik (pada dua arah) dengan luster vitreous - Asosiasi batuan : batuan beku asam – intermedier – basa – ultrabasa 3.Ortoklas/Mikroklin (KalSi3O8) - Putih – merah jambu - H = 6 (kekerasan) - Habit (perawakan) dan sistem : monoklin-prismatik, pipihmemanjang, masif/membutir - Cleavage (belahan) sempurna dan baik (pada dua arah) dengan luster buram - Asosiasi batuan : Batuan beku yang kaya akan kalium 4.Olivin (Mg, Fe)2SiO4 - Hijau zaitun - H = 6.5 tetapi mudah lapuk - Habit (perawakan) : ortonombik, masif membutir - Cleavage (belahan) : tak sempurna dengan pecahan sifat kaca/conchoidal, transparant translucent - Asosiasi batuan : batuan beku basa ultrabasa, sering serpentin 5.Piroksen/Hipersten (Mg, Fe Ca)SiO3 - Coklat, hitam -H = 6 - Bentuk : prismatik pendek, menyerat, luster agak buram - Cleavage (belahan) : baik, saling memotong tegak lurus (90) dengan PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 bentuk sayatan segidelapan (eight-sided) - Asosiasi batuan : batuan ultrabasa – basa, sering terubahkhlorit 6.Hornblenda, NaCa2(Mg, Fe, Al)3 (Al, Si)8 O22(OH)22 - Hijau, coklat, hitam -H = 6 - Bentuk : monoklin-prismatik panjang (columnar), menyeratmembutir - Cleavage (belahan) : sempurna (56 dan 124) dengan sayatan segienam (six- sided) - Asosiasi batuan : batuan beku (basaasam) dan batuan metamorf 7.Golongan mika (berbentuk berlembar/memipih), antara lain : a. Biotit, (K(Mg, Fe)3 AlSi3O10(OH)2 : coklat, hijau, hitam, dengan H = 3, cleavage sempurna (//). Asosiasi batuan menengahasam dan batuan metamorf b. Muskovit, K Al2(Al2Si3O10) (OH)2 : Bening – pucat, dengan H = 2.5, transparant. Asosiasi batuan : batuan beku asamsangat asam, metamorf; berlembar c. Khlorit, (Mg, Fe, Al)6 (Al, Si)4 O10(OH)8 : Hijau, dengan H = 2. Sering berasosiasi dengan batuan teralterasi (batuan ubahan) dan sekis d. Phlogofit, K Mg3(Al Si3O10)(OH)2 : Coklat pucat, H = 2.5, monoklinirregular platy, belahan sempurna. Asosiasi pada batuan ultrabasa, metamorphosed dolomites 8.Golongan Felspatoid (mineral yang kekurangan SiO2, lihat catatan dibawah), antara lain : a.Nefelin (Na Al SiO4) : Putih, abu-abu, coklat, H = 6, bentuk prismatik memanjang heksagonal, masif granular. Cleavage tidak sempurna dengan pecahan kaca b.Leucit (K Al Si2O6) : Putih, abu-abu (agak buram), isometrik, H = 6. Sering berasosiasi pada batuan volkanik asam berupa mineral yang terisolasi (sebagai fenokris) c. Sodalit Na8(Al SiO4)6Cl2 : Biru, putih, merah- jambu, H = 6, masifmembutir-isometrik, cleavage tidak sempurna, batuan nefelin syenit. Catatan : - Nefelin (NaAlSiO4) + Silika (2SiO2) Albit (NaAlSi3O8) - Leucit (KalSi2O6) + Silika (SiO2) Ortoklas (KalSi3O8) - Silvit, Ciri khas beberapa mineral yang sering terbentuk pada batuan KCl, sedimen bening- 1. Pada batuan sedimen kimiawi : putih- - Anhidrit, CaSO4, berat, plastis, berserabut abu-abu, - Gipsum, CaSO4 n H2O, kristalin, bening isometrik, - Halit, NaCl, putih-bening, asin masif granular - Tanah diatomit, cangkang-cangkang diatomea - Rijang, merah kecoklatan, keras, SiO2, terjadi secara kimiawi dalam air dingin atau berupa kumpulan cangkang radiolaria lau t - Aragonit, CaCO3, H = 3-4, ortonombik, kembar heksagonal, masif, kadang-kadang coralloid, tidak stabil PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 - Barit, BaSO4, bening putih, abu-abu, H = 3, ortonombik, masif, granular dibakar hijau 2.Sedimen residu (hasil pelapukan) : - Hematit, merah – hitam, gores coklat, H = 6, trigonal, masif, kilap tanah, kadang-kadang lunak - Montmorilonit, lempung monoklin, Al2Si4O10(OH)2 x H2O, putih – abu-abu – hijau, H = 2, rasa sabun - Kaolinit, Al4Si4O10(OH)8, putih – abu-abu, lempung, triklin, H = 2 - Kalsit, CaCO3, bening-putih, H = 3, trigonal, skalenohedralrombohedral, masif-granular, kompak, belahan sempurna, bereaksi dengan 0.1 N HCl - Dolomit, (Ca, Mg)CO3, putih-kuning, merah jambu, H = 3-4, trigonal, masif-granular, belahan sempurna, bereaksi dengan 0.1 N HCl panas - Glaukonit, K(Fe, Mg, Al)2Si4O10(OH)2, hijau-hitam, H = 2, monoklin, membulat panjang, pada batuan sedimen marine 7. Transparansi Transparansi merupakan kemampuan mineral dalam bentuk potongan pipih untuk meneruskan cahaya. Klasifikasi derajat transparansi didasarkan atas kenampakan obyek yang terlihat akibat cahaya yang diteruskan oleh potongan mineral, seperti terlihat dibawah. Derajat Transparansi Keterangan Transparent Obyek terlihat jelas Subtransparent Obyek sulit terlihat Translucent Obye tak sinar k terlihat, masih diteruskan Subtranslucent Sinar diteruskan hanya pada tepi kristal Opaque Sinar tidak tembus PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 8. Sifat dalam Sifat dalam adalah sifat tertentu mineral berupa tingkat ketahanan mineral untuk hancur atau melentur ketika suatu gaya bekerja kepadanya. Beberapa istilah untuk memerikan sifat ini seperti pada Tabel dibawah. Sifat Dalam Keterangan Brittle Mudah hancur atau pecah Elastic Dapat dibentuk, kembali ke posisi semula Flexible Dapat dibentuk, tidak kembali ke posisi semula Malleable Dapat dibelah menjadi lembaran atau ditempa Sectille Dapat dipotong dengan pisau Ductille Dapat dibentuk dengan tipis Siklus batuan menjelaskan hubungan antara tiga jenis-jenis batuan penyusun lapisan bumi-beku, sdimen, metamorf. Tidak seperti siklus hidrologi atau siklus karbon, tidak semua batu dalam siklus batuan mengalami perubahan. Ada beberapa jenis batuan yang memang sudah terbentuk demikian dari awal pembentukannya. Formasi batu yang tidak ikut berubah ini disebut kraton. Sebelum memulai proses dalam siklus batuan, kita harus berkenalan dulu dengan magma. Karena magmalah yang menjadi dasar dari siklus batuan ini. C. Pengertian Magma Magma adalah campuran dari batuan cair dan semi cair yang ditemukan di bawah permukaan bumi. Campuran ini biasanya terdiri dari empat bagian : dasar cairan sangat panas yang disebut lelehan, mineral-mineral dari kristalisasi lelehan, batuan padat yang berasal dari lingkungan sekitar serta gas terlarut. Seperti kita ketahui, bumi terdiri dari tiga lapisan umum. Yaitu inti bumi yang merupakan pusat yang super panas, mantel bumi yang tebal di tengahnya dan kerak bumi sebagai lapisan paling luar yang jadi tempat tinggal kita. (Baca juga : Struktur Bumi dan Penjelasannya) Magma berasal dari bagian antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Sebagian besar lapisan kerak bumi dan mantel bumi berbentuk padat. Keberadaan magma yang cair diantara keduanya sangat penting untuk mempelajari gejala geologis dan morfologis yang ada di mantel bumi. Karena pergerakan magma biasanya dipengaruhi oleh pergerakan lempeng di lapisan mantel bumi. Suhu dasar magma sangat panas, yakni sekitar 700′-1.300′ celcius. Suhu ekstrimnya ini membuat magma menjadi zat yang bersifat cair dan dinamis. Akibatnya magma selalu bergerak menciptakan bentang alam baru dan terlibat transformasi fisik dan kimia dalam berbagai lingkungan yang berbeda. Ada dua macam pergerakan magma yang diketahui. Yaitu intrusi dan ekstrusi. (Silahkan baca Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma) Proses intrusi magma adalah pergerakan magma dengan gaya dan tekanan yang kurang untuk menembus lapisan kulit bumi. Sehingga, akhirnya magma membeku di bawah lapisan bumi. Sedangkan ekstrusi adalah gerakan magma dengan daya yang sangat kuat, sehingga sampai ke permukaan bumi beruka peristiwa vulkanis. Pergerakan magma ini berperan sangat penting dalam siklus batuan. PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 1. Batuan Beku Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dai pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan. 1.1. Penggolongan Batuan Beku Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya. 1.1.1. Berdasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro. b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir. c. Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung. PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 1.1.2. Berdasarkan Senyawa kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi: a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit. b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% – 52 %. Contohnya Gabro, Basalt. c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit. d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit. Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam. Penggolongan Batuan Beku berdasarkan kandungan silika Nama Batuan Kandungan Silika Batuan Beku Asam > 66% Batuan Beku 52 – 66% Intermediet Batuan Beku Basa 45 – 52% Batuan Beku Ultra < 45% Basa Penggolongan Batuan Beku berdasarkan kandungan mineral Mafik Nama Batuan Kandungan Silika Leucocratic 0–33% Mesocratic 3 –66% 4 Melanocratic 6 –100% 7 1.1.3. Berdasarkan susunan mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembkuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi : a. Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar. b. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik. c. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik. PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 d. Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu: a. keluarga granit –riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya melebihi plagioklas b. keluarga granodiorit –qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar c. keluarga syenit –trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na- Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir d. keluarga monzonit –latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K- Felspar e. keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K- Felspar melebihi plagioklas f. keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar g. keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K- Felspar, plagioklas melimpah h. keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar i. keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir j. keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen. 1.2. Deskripsi Batuan 1.2.1. Warna Batuan Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik. 1.2.2. Struktur Batuan Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah: a. Masif : bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang- lubang gas b. Jointing : bila batuan tampak seperti mempunyai retakan- retakan.kenapakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan. c. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu: Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan. Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan. PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas. d. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder. e. Pillow lava : Struktur akibat magma yang keluar pada zona MOR (Mid Oceanic Ridge) Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi : a. Tingkat kristalisasi Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi: Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral gelas. Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas. b. Ukuran kristal Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan. Ukuran kristal dinyatakan dalam rentang satuan Panjang. Pembagian ukuran mineral Cox, Price, W.T.G Heinric Harte Halus 30 mm c. Granularitas Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu: Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2: Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata telanjang Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus. Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi : PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang. Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas. d. Bentuk Butir Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna. Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna. Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna. 1.2.4. Komposisi Mineral Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: a. Kelompok Granit –Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil. b. Kelompok Diorit – Andesit Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil c. Kelompok Gabro – Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende. d. Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil. 2. Batuan piroklastik Batuan piroklastik merupakan batuan hasil letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen. Material hasil letusan gunung berapi tersebut kemudian terendapkan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es. Setelah proses pengendapan mengalami PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan piroklastik. Batuan piroklastik disebut juga batuan fragmental yang secara khusus terbentuk dari hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava berupa produk ledakan/eksplosif dari material yang bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut bumi. Proses pembentukan batuan piroklastik diawali oleh meletusnya gunungapi, mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu terhempas ke udara, sehingga magma tersebut membeku dan membentuk gumpalan yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan tersebut memiliki tekstur dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu tadi yang telah mengalami prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan air, maka batuan tersebut disebut dengan batuan epiklastik. Batuan epiklastik ini yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada batuan oleh media air dan angin yang membawanya. Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan oleh air dan angin yang membawanya ke tempat yang rendah disekitar gunung api. Terbentuknya batuan piroklastik diawali dengan meletusnya gunungapi yang mengeluarkan magma dari dalam bumi akbiat energi yang sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma tersebut terhempas ke udara kemudian membeku dan membentuk gumpalan yang mengeras (disebut batu). Batu-batu tersebut mengalami pengangkutan (tertransportasi) oleh angin dan air yang disebut dengan batuan epiklastik. Perbedaan batuan epiklastik dan piroklastik yaitu batuan epiklastik mengalami transportasi oleh air dan angin, sedangkan batuan piroklastik terendapkan dan menjadi batuan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air dan es. Genesa Letusan Gunung Api 2.1. Klasifikasi Endapan Piroklastik PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Endapan piroklastik menurut Mc Phie et al (1993) adalah endapan volkaniklastik primer yang tersusun oleh partikel (piroklas) terbentuk oleh empsi yang eksplosif dan terendapkan oleh proses volkanik primer (jatuhan, aliran, surge). Proses erupsi ekplosif yang terlibat dalam pembentukan endapan piroklastik meliputi tiga tipe utama yaitu : erupsi letusan magmatik, erupsi freatik dan erupsi freatomagmatik. Ketiga tipe erupsi ini mampu menghasilkan piroklas yang melimpah yang berkisar dari abu halus (< 1/16 mm) hingga blok dengan panjang beberapa meter. Proses vulkanisme Skema Proses Pembentukan Batuan Piroklastik 2.1.1. Piroklastik Jatuhan (Fall ) PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki ketebalan endapan yang relative berukuran sama. Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi, yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan. Endapan merupakan produk dari jatuhan baiistik dan konveksi turbulen pada erupsi kolom (Lajoie, 1984). Pembentukan dari Endapan ini berkaitan dengan Proses Vulkanik Gunung Berapi yaitu ledakan yang Eksploasif dimana material yang ada akan dilemparkan ke udara secara sementara. Piroklastik yang ada setelah meledak dan berada di Atmosfer / Udara akan mengalami Suspensi dan kemudian akibat adanya gaya gravitasi akan jatuh kembali ke Bawah melalui Atmosfir dan membentuk Endapan piroklastik yang berada di sekitar wilayah Gunung Berapi. Dari proses pembentukannya dapat kita simpulkan bahwa material yang paling banyak terbentuk pada proses ini adalah material yang bersifat ringan seperti Debu / Abu vulkanik (Ash ), pumice atau scoriaan. Namun dapat juga material Padat seperti Lapilli bergantung kepada jenis ledakan yang terjadi atau secara garis besar factor yang mempengaruhi Distribusi Materialnya dalah Ukuran fragmen / materialnya , kekuatan Ledakan dan juga Arah Angin. Pada Proses pembentukan Endapanya selain endapan yang tersebar secara merata di sekitar wilayah gunung Berapi dan menjauh dari pusat erupsinya, proses pembentukan endapanya tidak dipengaruhi oleh topografi alam sekitarnya tetapi akan mempengaruhi bentuk wilayah sekitar seiring dengan berjalnnya waktu (membentuk bidang waktu). Pada pembentukan Endapanya akan terlihat adanya bentuk perlapisan yang baik serta pada lapisan akan terlihat struktur Butiran yang bersusun dan terdapat pemilahan Butiran, dan juga pada strata sedimen dari piroklastik terbentuk kenampakan gradasi normal dan reverse. Contoh dari Endapan ini adalah Agglomerate, breksi dan tuff. Ciri-ciri: a. Sebaran mengikuti topografi b. Ukuran butiran menghalus, lapisan menipis menjauhi pusat erupsi c. Struktur :graded bedding normal dan reverse d. Komposisi : pumice, scoria, abu/debu, sedikit lapili e. Macam-macam : scoria-fall deposit, pumice-fall deposit, ash-fall deposit 2.1.2. Piroklastik Aliran (Flow)Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu. Piroklastik aliran adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, debt permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik (Wright et al 1981, vide Mc Phie et al 1993). Fisher & Schmincke (1984) PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 menyebutkan bahwa pirokiastik aliran adalah aliran densitas partikel-partikel dan gas dalam keadaan panas yang dihasilkan oleh aktifitas volkanik. Aliran piroklastik melibatkan semua aliran pekat yang dihasilkan oleh letusan atau guguran lava baik besar maupun kecil. Jenis dari proses Endapan ini berkaitan dengan material Gas , Padat , dan Cair yang bercampur di dalamnya yang langsung keluar dari pusat Erupsi kemudian mengalami pergerakan dalam bentuk Aliran. Dimana material gas atau yang berbentuk setengah padat ini akan bergerak atau tertransportasi di atas Tanah menuruni kemiringan lereng yang ada dengan cara mengalir atau Flow. Material pada Batuan ini biasanya membentuk Ikatan yang terbuka sehingga Kontak antar fragmen sangat jarang terjadi. Pada Aliran Piroklastik terdapat dua buah bagian yang bergerak yaitu Aliran basal berupa Fragmen yang kasar dan besar yang bergerak di atas tanah dan Aliran Abu berupa partikel yang halus yang bergerak di atas aliran basal. Aliran abu pada umumnya jatuh di wilayah yang Luas karena merupakan material yang ringan dan melawan arah angin dari aliran Basal, hal inilah yang menyebabkan lapisan pada Endapanya ada yang bergradasi normal dan juga reverse. Hasil dari Endapan ini dapat berupa glowing avalanche, lava collapse dan hot ash avalanche. Endapan aliran dibagi menjadi: a. Endapan aliran debu dan balok/blok - Terdiri dari lapili vesikuler dan debu - Sorting buruk; butiran menyudut - Sebaran tidak merata; menebal di bagian lembah - Seringkali berasosiasi dengan lava riolitik, dasitik, andesitik b. Endapan aliran scoria - Didominasi oleh lapili scoria - Komposisi andesitik, basaltik c. Endapan aliran pumice - Komposisi dasitik, riolitik - Lapili, blok, pecahan gelas bertekstur pumice Piroklastik Jatuhan Piroklastik Aliran Sortasi Sortasi bai (well Sorta buru (poorly k si k sorted) sorte d) Ketebalan lapisan Teratur dan Tidak teratu menipis mengikuti r, permukaan yang pada tinggian, menebal ditutup (mantle pada cekungan, i menipis beddin secar lateral terhada g) a p batas saluran Gradasi dan Lapisa mass jarang; Lapisan massif. laminasi n if Gradasi PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 grada norm Jarang, terbali umu pada si al k m tapi dapat Nadir, endap yang tidak an ada struktur traksi terakumulasi dari yang tegas laminas suspensi (aliran seperti i laminar parall dan laminas debris dan el i butiran). obliqu tetapi crude Gradas norma banya e, i l k strait umum dijumpai pada endapan yang berasa dari l suspen turbulen dan si itu umumnya ditemukan mendasari atau menutupi bagian lamina si. Perbedaan yang dapat diamati dari lapisan antara endapan piroklastik jatuhan dan pirokiastik aliran (Lajoie, 1984) Siklus Endapan Piroklastik Aliran 2.1.3. Piroklastik Surge Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran. Pyroclastic surge adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport melalui permukaan tanah tetapi terjadi proses spin / turbulen (menggelinding atau berputar) sehingga akibat proses spinini/turbulen , material penyusunya cenderung mengalami proses pembulatan (rounded). Pada proses terjadinya PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 pyroclastic surge juga terjadi Gelombang Piroklastik dimana terjadi pergolakan antara massa fluida dan gas serta adanya ledakan dari material padat berupa Fragmen batuan pada saat terjadi Aktivitas Gunung Berapi. Kemampuan dari pergerakan Pyroclastic surge ini jauh lebih besar daripada Pyroclastic flow, Pyroclastic surge dapat bergerak sampai 1050 km/ jam dan sifatnya yang bergolak dapat memungkinkan Pyroclastic jenis ini dapat menaiki Pegunungan atau Bukit tidak hanya menuruni Lereng seperti Pyroclastic Flow. Pyroclastic Surge bias tidak dan bias juga tergantung pada Topografi wilayah di sekitarnya. terdapat dua jenis Pyroclastic Surge dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu: Gelombang piroklastik yang "panas" yang terdiri dari awan kering dan batuan dan Gas yang memiliki suhu yang Tinggi bias sampai 100 0 C dan gelombang Piroklastik yang "dingin" atau disebut juga Basis Surge yang terdiri dari batuan, uap dan air yang memiliki suhu di bawah 100 0C. Terdapat beberapa jenis Basis Surge tergantung bagaimana Asosiasinya dengan Piroklastik yang lain yaitu Endapan Base Surge bila berasosiasi dengan Endapan jatuhan , Endapan Ground Surge bila berasosiasi dengan Aliran piroklastik, Endapan Ash-Cloud Surge bila berada di atas endapan aliran piroklastik. Siklus Endapan Surge PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Klasifikasi endapan piroklastik 2.2. Klasifikasi Batuan Piroklastik 2.2.1. Klasifikasi berdasarkan asal - usul fragmen Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932) dalam Pettijohn banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak sama antara batuan sedimen dan piroklastik : a. Bomb/Block Tersusun dari fragmen-fragmen diameter > 32 mm, bentuk fragmen meruncing. Breksi Volkanik seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh material gunungapi (volkanik) b. Lapili: Fragmen tersusun atas Lapili yang berukuran antara 4 mm -32 mm. Tuf (Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tuf (tuff). Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tuf dapat dibedakan atas 3 golongan sebagai berikut : a. Tuf Vitric : Banyak fragmen gelas b. Tuf Kristal : Banyak fragmen kristal c. Tuf Lithik : Banyak fragmen batuan c. Tuf kasar : Fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak antara 0,25 mm - 4 mm. d. Tuf halus : Fragmen-fragmen tersusun atas abu halus dengan ukuran < 0,25 mm PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Klasifikasi Schmid, 1981 Klasifikasi Fisher 1966 2.3. Struktur Batuan Piroklastik Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler, scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan dalam kondisi masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya. Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan Piroklastik yang lain adalah : a. Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam. b. Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm. c. Berlapis : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1 cm. 3. Petrologi Batuan Sedimen Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut. 3.1. Proses Pembentukkan Batuan Sedimen Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras. A. Transportasi dan Deposisi a) Transportasi dan deposisi partikel oleh fluida Pada transportasi oleh partikel fluida, partikel dan fluida akan bergerak secara bersama-sama. Sifat fisik yang berpengaruh terutama adalah densitas dan viskositas air lebih besar daripada angina sehingga air lebih mampu mengangkut partikel yang mengangkut partikel lebih besar daripada yang dapat diangkut angina. Viskositas adalah kemampuan fluida untuk mengalir. Jika viskositas rendah maka kecepatan mengalirnya akan rendah dan sebaliknya. Viskositas yang kecepatan mewngalirnyabesar merupakan viskositas yang tinngi. b) Transportasi dan deposisi partikeloleh sediment gravity flow Pada transportasi ini partikel sediment tertransport langsung oleh pengaruh gravitasi, disini material akan bergerak lebih dulu baru kemudian medianya. Jadi disini partikel bergerak tanpa batuan fluida, partikel sedimen akan bergerak PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 karena terjadi perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik. Yang termasuk dalam sediment gravity flow antara lain adalah debris flow, grain flow dan arus turbid. Deposisi sediment oleh gravity flow akan menghasilkan produk yang berbeda dengan deposisi sediment oleh fluida flow karena pada gravity flow transportasi dan deposisi terjadi dengan cepat sekali akibat pengaruh gravitasi. Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses ini umumnya akan mempunyai sortasi yang buruk dan memperlihatkan struktur deformasi. B. Litifikasi dan Diagnesis Litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir. Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi disebut sebagai diagnesis. Diagnesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih rendah daripada proses metamorfisme. Proses diagnesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan proses yang mengontrolnya, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi. Proses diagnesa sangat berperan dalam menentukan bentuk dan karakter akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses diagnesis akan menyebabkan perubahan material sedimen. Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik, mineralogi dan kimia. Adapun beberapa proses yang terjadi dalam diagnase, yaitu : a. Kompaksi Kompaksi terjadi jika adanya tekanan akibat penambahan beban. b. Anthigenesis Mineral baru terbentuk dalam lingkungan diagnetik, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut: karbonat, silika, klastika, illite, gypsum dan lain-lain. c. Metasomatisme Metasomatisme yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal. Contoh : dolomitiasi, sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil. d. Rekristalisasi Rekristalisasi yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagnesa atau sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukkan batuan karbonat. Sedimentasi yang terus berlangsung di bagian atas sehingga volume sedimen yang ada di bagian bawah semakin kecil dan cairan (fluida) dalam ruang antar butir tertekan keluar dan migrasi kearah atas berlahan-lahan. e. Larutan (Solution) PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 f. Biasanya pada urutan karbonat akibat adanya larutan menyebabkan terbentuknya rongga-rongga di dalam jika tekanan cukup kuat menyebabkan terbentuknya struktur iolit. 3.2. Deskripsi Batuan Sedimen 3.2.1. Warna Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu : a) Warna mineral pembentukkan batuan sedimen Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa maka batuan akan berwarna putih. b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen. c) Warna material yang menyelubungi (coating material). Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau. d) Derajat kehalusan butir penyusunnya. Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih gelap. e) Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengendapan, jika kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan material organic (organic matter) mempunyai warna yang lebih gelap. 3.2.2. Tekstur Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen sepertiukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tewkstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik. 3.2.2.1. Tekstur klastik Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen. Fragmen : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir. Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen. Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi. 3.2.2.2. Ukuran Butir Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu : PELATIHAN ONLINE 2020 KEBUMIAN – PAKET 1 Ukuran Butir (mm) Nama Butir Nama Batuan > 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen 64-256 Berangkal (Couble) berbentuk runcing 4-64 Kerakal (Pebble) Konglomerat : jika membulat 2-4 Kerikil (Gravel) fragmen berbentuk membulat 1-2 Pasir Sangat Coars Kasar(Very e Sand) 1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand) 1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Batupasir Sand) 1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand) 1/16-1/8 Pasir Sangat Halus( Very Fine Sand) 1/256-1/16 Lanau Batulanau 100 very thick bedded 30-100 thick bedded 10-30 medium bedded 3,0-10 thin bedded 1,0-3,0 very thin bedded 0,3-1,0 thick laminated