🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

MATERI KONSELING KELOMPOK BERPUSAT PRIBADI.docx

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Transcript

**MAKALAH TEORI DAN PRAKTIK KONSELING HUMANISTIK** **(PENDEKATAN KONSELING BERPUSAT PRIBADI)** **BAB I** **PENDAHULUAN** **1.1 Latar Belakang** **1.2 Rumusan Masalah** 1. 2. 3. 4. 5. **1.3 Tujuan** 1. 2. 3. 4. 5. **BAB II** **PEMBAHASAN** **2.1 Pendiri Pendekatan Konseling Ber...

**MAKALAH TEORI DAN PRAKTIK KONSELING HUMANISTIK** **(PENDEKATAN KONSELING BERPUSAT PRIBADI)** **BAB I** **PENDAHULUAN** **1.1 Latar Belakang** **1.2 Rumusan Masalah** 1. 2. 3. 4. 5. **1.3 Tujuan** 1. 2. 3. 4. 5. **BAB II** **PEMBAHASAN** **2.1 Pendiri Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi** Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois,  pinggiran kota Chicago,  anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang insinyur sipil yang sukses, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga  pemeluk agama Kristen yang taat. Pada usia 12 tahun, keluarganya pindah ke daerah pertanian 30 mil  sebelah timur Chicago. Dia menghabiskan masa remajanya di sini. Rogers tidak memiliki ambisi sastra atau arsitektur, sebaliknya, ia ingin menjadi petani berbasis sains yang peduli terhadap tumbuhan dan hewan serta mengetahui bagaimana mereka tumbuh dan berkembang tergantung pada faktor lingkungan di sekitarnya.  Dalam lingkungan  ini, ia mengembangkan sikap ilmiah terhadap pertanian dan mulai mencatat secara rinci pengamatannya. Catatan ini mengajarkan kondisi \"penting dan komprehensif\" untuk pertumbuhan  tanaman dan hewan yang optimal. Ketertarikannya pada bidang ilmu pertanian ia lanjutkan semasa SMA dan Perguruan Tinggi. Namun dia tidak pernah menjadi petani. Setelah lulus SMA, dia kuliah di Universitas Wisconsin dan mengambil jurusan pertanian. Namun, lambat laun ia kehilangan minat bertani dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk agama. Pertanian itu membawanya ke perguruan tinggi  Setelah lulus dari Universitas Wisconsin pada tahun 1924, ia masuk Union Theological Seminary di New York City, di mana ia memperoleh pandangan  liberal dan filosofis tentang agama. Pada tahun 1940, Rogers menerima tawaran  menjadi profesor di Ohio State University. Transisi dari penelitian klinis ke lingkungan akademis dirasakan dengan sangat jelas oleh Rogers. Karena rangsangan itu, ia merasa harus mengklarifikasi pendapatnya dalam psikoterapi. Dan itulah yang dia lakukan dalam bukunya tahun 1942, Counseling and Psychotherapy. Pada tahun 1945, Rogère menjadi profesor psikologi di rumah sakit. Dia masih memelihara sebuah monumen di Chicago. Dari tahun 1946 hingga 1957, ia menjabat sebagai presiden Masyarakat Psikologi. Rogers meninggal  karena serangan jantung pada 4 Februari 1987 (Harahap, 2020). **2.2 Hakikat manusia menurut Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi** Konseling *person-centered* yang berpusat pada individu (awalnya disebut *client-centered* konseling yang berpusat pada klien) adalah teori yang sama pentingnya dan berpengaruh sepanjang sejarah.Teori ini awalnya dikembangkan dan dikemukakan oleh Carl Ransom Rogers sebagai tanggapan terhadap  keterbatasan dan penerapan psikoanalisis. Karena  pengaruh Rogers yang besar maka pendekatan ini dinamakan Konseling Rogers. Ilmuwan harus mempunyai karakteristik orang masa depan yaitu introvert, selaras dengan emosi dan nilai-nilai batinnya, intuitif dan kreatif, terbuka terhadap pengalaman, dan menerima perubahan, memiliki pandangan baru, dan memiliki keyakinan penuh pada diri sendiri (Harahap, 2020). Pendekatan Rogerian menekankan kemampuan dan tanggung jawab klien untuk memahami realitas secara akurat dan mengidentifikasi cara untuk menghadapinya. Semakin baik klien mengenal dirinya sendiri, semakin baik mereka mampu mengenali tindakan yang terbaik bagi mereka. Mr. Rogers menekankan pentingnya konselor bersikap hangat, bersahaja, empati dan penuh perhatian. Rogers memaparkan 19 rumusan hakikat manusia (self). Untuk benar-benar memahami  pendekatan yang berpusat pada orang, kita harus memahami asumsi dasar tentang kepribadian yang disebutkan sebagai berikut : 1. Setiap individu berada dalam dunia pengalaman yang terus-menerus berubah, di mana dia menjadi titik pusatnya 2. Organisme bereaksi terhadap suatu bidang sesuai yang dialami dan dipahami (realitas). 3. Organisme bereaksi sebagai keseluruhan yang terorganisasikan di bidang fenomenal.  4. Organisme memiliki satu kecenderungan dasar dan dorongan dasar untuk mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan pengalaman yang diperolehnya.  5. Perilaku pada dasarnya upaya berarah-tujuan *(goal-derected)* organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sesuai apa saja yang dialami dan dipahami di suatu bidang.  6. Emosi erat kaitannya dengan pencapaian tujuan organisme yang dapat tercermin dalam tingkah laku.  7. Cara terbaik memahami perilaku adalah dari kerangka acuan internal *(internal frame of reference)* individu itu sendiri.  8. Salah satu porsi bidang persepsi total secara bertahap dibedakan menjadi konsep self.   9. Sebagai hasil dengan interaksi dengan lingkungan, khususnya evaluasinya tentang interaksi dengan yang lain, struktur diri terbentuk- sebuah pola konseptual yang terorganisasikan dan cair, namun tetap konsisten dengan persepsinya mengenai karakteristik dan relasi "aku" dan "saya" (I dan me), yang bersama nilai-nilai tertentu dilekatkan ke konsep-konsep tersebut. 10. Ketika timbul konflik antara nilai-nilai yang ada dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan, organisme akan (1) mengubah citra dirinya dan mengaburkan *(distorsi)* nilai-nilainya sendiri dengan mendistorsi apa yang semula ada  dalam dirinya atau  (2) nilai-nilai baru yang telah diperkenalkan dan diasimilasi. 11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang  diproses oleh kesadaran pada tingkat yang berbeda-beda: Simbolisasi *(symbolized)*: Amati  dan atur dalam hubungannya dengan diri. Kebingungan *(distorted)*: tidak ada hubungannya dengan strukturnya sendiri. Penyangkalan atau Pengabaian *(denied and ignore)*:  Suatu pengalaman sebenarnya dilambangkan, tetapi diabaikan  karena kesadaran tidak memperhatikannya, atau disangkal karena bertentangan dengan struktur diri. 12. Umumnya tingkah laku konsisten dengan konsep self.  13. Tingkah laku yang didorong oleh kebutuhan organis yang tidak dilambangkan, bias tidak konsisten dengan self. Tingkah laku semacam itu biasanya dilakukan untuk memelihara gambaran diri *(self-image)*, dan tidak diakui sebagai milik/bagian dari dirinya.  14. Salah Suai psikologis *(Psychological maladjustment)* akibat adanya tension, terjadi apabila organisme menolak menyadari pengalaman sensorik yang tidak dapat disimbolkan dan disusun dalam kesatuan struktur self-nya. 15.  Penyesuaian psikologis *(psychological)* terjadi apabila organisme dapat menampung atau mengatur semua pengalaman sensorik sedemikian rupa dalam hubungan yang harmonis dalam konsep diri.  16. Setiap pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self akan diamati sebagai ancaman *(threat)*.  17. Dalam kondisi tertentu, khususnya dalam kondisi bebas dari ancaman terhadap struktur self (suasana terapi bersifat klien), pengalaman -- pengalaman yang tidak konsisten dengan self dapat diamati dan diuji (untuk dicari konsistensinya dengan self), dan struktur self direvisi untuk dapat mengasimilasi pengalaman-pengalaman itu.  18. Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman sensoriknya ke dalam sistem yang integral dan konsisten, maka dia akan lebih mengerti dan menerima orang lain sebagai individu yang berbeda. Orang yang defensive dan mengingkari perasaannya sendiri cenderung iri dan benci kepada orang lain; yang akan merusak hubungan sosialnya.  19. Semakin banyak individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik ke dalam struktur selfnya, kemungkinan terjadinya introjeksi/revisi nilai-nilai semakin besar. Ini berarti terjadi proses penilaian yang berlanjut terus-menerus *(continuing valuing process)* terhadap system struktur self. Fokusnya adalah pada sistem dan proses. Sistem menunjukkan hal-hal yang tetap dan statis, sedangkan proses menunjukkan perubahan agar adaptasi yang sehat dan holistik dapat terjadi, masyarakat harus terus-menerus mengevaluasi pengalaman mereka untuk melihat apakah diperlukan perubahan  nilai-nilai. Struktur nilai apa pun cenderung menghalangi individu untuk merespons pengalaman baru dengan sukses dan efektif. **2.3 Karakteristik Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi** Salah satu layanan bimbingan dan konseling adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan salah satu layanan alternatif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien (Wibowo, 2020). Kegiatan ini dapat dilakukan dimana konselor memberikan layanan kepada konseli yang mempunyai permasalahan dalam suatu kelompok. Cara mengubah dan perhatian terhadap proses perubahan kepribadian jauh lebih penting daripada karakteristik kepribadian itu sendiri. Konseling *client-centered* atau yang sering disebut sebagai *person-centered therapy*, adalah pendekatan terapi yang sangat menghargai pengalaman dan persepsi individu. Dalam pendekatan ini, terapis menciptakan lingkungan yang aman dan tanpa penilaian, dimana klien dapat mengeksplorasi perasaan dan pikiran mereka secara bebas (Harahap, 2020). Beberapa ahli memiliki pandangan khusus mengenai kepribadian yang akan selalu berkaitan dengan proses konseling.  1. Karakteristik Pribadi Sehat menurut konseling *client centered* 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 2\. Karakteristik Pribadi yang Tidak Sehat menurut konseling *client centered* 1. 2. 3. 4. 5. 6. **2.4 Perkembangan Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi** Selama 12 tahun melakukan praktek klinis di Child Study Departement Rochester, New York, Rogers menemukan konsep-konsep baru yang ditemukan dari pengalamannya. Metode baru psikoterapi baru mulai dikembangkan pada tahun 1940-an dengan nama *Nondirective Counseling,* yang tertuang dalam buku "*Counseling & psychoteraphy*" yang diterbitkan pada tahun 1942. Konsep dari pendekatan non direktif sebab konselor tidak digambarkan sebagai yang paling banyak tahu dan paling baik pengetahuannya, melainkan konseli yang berhak dalam menentukan tujuan hidupnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Pada tahun 1951, Rogers mengungkapkan pendekatan yang sudah dikembangkan dalam bukunya yang berjudul "*Client Centered Therapy*". Pendekatan ini menunjukan suatu perubahan dari penyataan negatif menjadi memusatkan kepada pemusatan positif mengenai faktor-faktor yang menimbulkan pertumbuhan dalam konseli. Pada tahun 1960-an Rogers beserta kawan-kawannya mengaplikasikan pendekatannya tidak hanya berpusat pada klien, tetapi mengaplikasikannya ke dalam berbagai lapangan kehidupan. Tahun 1960-an dan 1970-an, Rogers menerapkan gagasan-gagasannya pada berbagai populasi sasaran, seperti bidang keluarga dan perkawinan, administrasi, kelompok minoritas, kelompok antar ras dan budaya, dan hubungan internasional. Oleh karena itu, Rogers mengganti pendekatan tersebut menjadi Pendekatan Berpusat Pada Pribadi (*person-centered approach*). (Ramli, 1992). **2.5 Kondisi Utama: Genuineness, Penghargaan Positif Tanpa Syarat, dan Pemahaman Empatik.** 1. Genuineness 2. Penghargaan Positif tanpa Syarat 3. Pemahaman Empatik a. Empati intelektual: Melibatkan melihat dunia dari sudut pandang klien dengan cara intelektual. b. Empati emosional: spontan mulai merasakan emosi dalam menanggapi perkataan atau  emosional konseli. c. Empati imajinatif: melibatkan pertanyaan empati yang diajukan pada diri sendiri. Contohnya, "bagaimana perasaan saya jika saya berada di situasi klien saya?" **TEORI DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT KONSELING BERPUSAT PRIBADI, HAKIKAT KONSELING, SERTA KONDISI DAN MEKANISME PERUBAHAN KONSELING BERPUSAT PRIBADI** BAB I PENDAHULUAN **Latar Belakang** ------------------ **Rumusan masalah ** -------------------- 1. 2. 3. **Tujuan** ---------- 1. 2. 3. **Teori dan perkembangan kepribadian menurut konseling berpusat pribadi** ------------------------------------------------------------------------- ### **Teori Kepribadian menurut Carl Rogers** 1. Struktur Kepribadian Rogers berpendapat bahwa kepribadian merupakan kesatuan yang mencakup 3 unsur pokok yaitu organisme, medan fenomena, dan self 1. 1. Terdiri dari pikiran,perasaan,tingkah laku, dan wadah fisik 2. Mereaksi suatu kebulatan terhadap medan fenomena sebagai upaya memuaskan kebutuhannya 3. Memiliki satu kebutuhan dasar untuk beraktualisasi 4. Dalam menghadapi pengalaman, organisme bisa saja melambangkannya dalam kesadaranm atau menolak dan atau mengabaikannya 2. Medan Fenomena (Phenomenal Field) 3. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 2. ### **Perkembangan Kepribadian ** 1. - - 1. 2. 3. 4. 5. b. - - 1. 2. 3. 4. 5. **Hakikat konseling ** ----------------------                                            1. Proses Bantuan                3.Rahasia dan Kepercayaan kerahasiaan                4. Pendekatan Holistik Dalam proses konseling         5. Pendekatan Berbasis Teori:** ** **Kondisi dan mekanisme perubahan konseling berpusat pribadi** -------------------------------------------------------------- ### **Kondisi-Kondisi Perubahan** 1. 1. 2. Penentuan tujuan konseling b. 1. 2. Tugas dan Fungsi Konselor 3. Keterampilan konselor c. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. d. 1. 2. 3. 4. 5. 6. e. - - - - - - - - - - - - ### ** Mekanisme Perubahan** 1. Proses Perubahan - - - - - - - b.

Tags

humanistic counseling Carl Rogers psychotherapy psychology
Use Quizgecko on...
Browser
Browser