Perawatan Lansia untuk Berpindah PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Tags
Summary
Dokumen ini membahas berbagai aspek penting dalam perawatan lansia terkait perpindahan. Hal-hal yang dijelaskan dalam dokumen mencakup makna perpindahan, mekanisme mental dan fisik yang berkaitan, posisi-posisi yang berbeda, dan alat bantu yang tersedia. Tujuannya adalah untuk menyediakan panduan yang komprehensif bagi para profesional perawatan lansia.
Full Transcript
Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 1 Makna Berpindah 1) Makna berpindah dalam perawatan lansia Jangkauan tindakan seseorang menjadi makin luas dengan berpindah tempat. Hidup dengan jangkauan tindakan yang luas berpengar...
Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 1 Makna Berpindah 1) Makna berpindah dalam perawatan lansia Jangkauan tindakan seseorang menjadi makin luas dengan berpindah tempat. Hidup dengan jangkauan tindakan yang luas berpengaruh terhadap pemeliharaan dan peningkatan kondisi fisik dan fungsi mental. Dalam aktivitas keseharian, manusia berpindah ke tempat untuk melakukan suatu aktivitas, seperti makan di kantin, ekskresi di toilet, dan mandi di kamar mandi. Berpindah terkait dengan seluruh aktivitas hidup. 120 Hubungannya dengan ADL dan IADL IADL (Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari) Instrumental Activities of Daily Living ADL (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) Activities of Daily Living 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan Penjelasan ADL (Activities of Daily Living/Aktivitas Kehidupan Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Sehari-hari) dan IADL (Instrumental Activities of Daily Living/Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari) ADL adalah rangkaian gerakan tubuh dasar seorang manusia untuk hidup secara mandiri. Di antara aktivitas ADL adalah berpindah, makan, berganti pakaian, ekskresi, dan mandi. IADL adalah kemampuan yang diperlukan untuk mempertahankan hidup dalam rumah tangga dan di tengah masyarakat. Di antara aktivitas IADL adalah manajemen uang, berbelanja, mencuci pakaian, menggunakan kendaraan, dan menggunakan peralatan komunikasi. 121 2 Mekanisme Mental dan Tubuh terkait Berpindah 1) Bagian tubuh yang terkait dengan berpindah Berbagai otot dan sendi terkait dengan berpindah. Bagian tubuh utama yang terkait dengan berpindah kepala leher dada bahu punggung lengan siku pergelangan tangan perut pinggang kaki punggung lutut telapak tangan tangan pantat pergelangan kaki tumit telapak kaki 122 2) Posisi Posisi terbagi menjadi posisi berdiri (berdiri), posisi duduk (duduk), dan posisi tidur (posisi rekumben). (1) Berdiri Berdiri 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan (2) Duduk Duduk tegak lurus Duduk kursi (duduk) Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Duduk selonjor Setengah duduk (posisi Fowler) 123 (3) Posisi rekumben Posisi supinasi Posisi lateral Posisi pronasi 124 3) Posisi santai Posisi supinasi santai Postur paling stabil. Posisi lateral (ke kanan) santai Meletakkan bantal di depan dada. Menyelipkan bantal di bawah kaki kanan, di antara kedua ekstremitas bawah. 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan Posisi setengah duduk (posisi Fowler) santai Menaikkan kedua ekstremitas bawah. Jika tidak dapat dinaikkan, staf perawat lansia menyelipkan bantal di bawah kedua lutut. Penjelasan Menjauhkan punggung sementara Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Setelah mengangkat tubuh bagian atas, punggung pengguna dijauhkan sesaat dari tempat tidur. Hal ini disebut dengan menjauhkan punggung sementara. Dekubitus dapat dicegah dengan menjauhkan punggung sementara. 125 4) Sindrom disuse Sindrom disuse adalah berbagai kondisi mental dan fisik yang terjadi saat seseorang beristirahat dalam jangka waktu lama dan atau ketika keaktifannya menurun. Hipotensi ortostatik Jantung berdebar, Gangguan gizi Penurunan vitalitas tersengal-sengal Penurunan Penurunan fungsi Penurunan fungsi Atrofi otot fungsi regulasi jantung dan organ dalam tekanan darah paru-paru Penurunan fungsi Penurunan fungsi Dekubitus Atrofi tulang Kontraktur mental indra 126 5) Dekubitus Dekubitus adalah gangguan sirkulasi pada bagian tonjolan tulang dan nekrosis pada kulit yang terjadi karena berbaring dalam waktu lama. Kerutan seprai dan gesekan saat staf perawat lansia mengubah posisi pengguna juga dapat menyebabkan dekubitus. Cara mencegah dekubitus (1) Beranjak dari tempat tidur jika memungkinkan. (2) Mengubah posisi secara periodik. (3) Mengasup gizi secara cukup. Bagian yang mudah timbul dekubitus Bagian Bagian sendi siku 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Bagian sakral Bagian tumit Bagian sendi siku Bagian kranium Pantat Bagian belikat Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 127 6) Alat bantu terkait berpindah Alat bantu terkait berpindah selain kursi roda adalah tongkat, alat bantu jalan, alat pemindah, dll. Tongkat T Tongkat multikaki Tongkat T: Ringan dan mudah digunakan. Alat bantu jalan: Stabil karena area Tongkat multikaki: Digunakan jika penopangnya lebih luas daripada tongkat. penopang berat tubuh pada sisi sakit tidak memadai karena area penopangnya lebih luas daripada tongkat T. Alat pemindah efektif digunakan untuk mengurangi beban perawatan lansia yang dipikul oleh perawat lansia. (1) Alat pemindah langit-langit (2) Alat pemindah lantai 128 3 Praktik Perawatan Lansia untuk Beralih dan Berpindah 1) Dasar perawatan lansia untuk tubuh Sama untuk seluruh praktik perawatan lansia. (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. Selalu periksa kondisi fisik pengguna sebelum melakukan perawatan lansia. Jika kondisi pengguna tidak baik, jangan memaksakan. Laporkan kepada tenaga profesional medis. 4 Bagian (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. Keterampilan Dukungan Kehidupan Saat melakukan perawatan lansia, staf perawat lansia harus menghormati keputusan sendiri yang dibuat pengguna. Dengan mengetahui detail perawatan lansia sebelumnya, pengguna akan merasa tenang dan yakin untuk menerima dukungan yang diberikan. (3) Mengatur ketinggian tempat tidur agar mudah melakukan perawatan lansia. Mengatur ketinggian tempat tidur akan mengurangi beban pada pinggang staf perawat lansia. Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Penjelasan Dukungan kemandirian Memberikan dukungan untuk hal yang tidak bisa dilakukan oleh pengguna. Untuk itu, staf perawat lansia perlu memastikan baik-baik kondisi pengguna. Buku teks ini menjelaskan pekerjaan staf perawat lansia, tetapi dalam kenyataannya, staf perawat lansia meminta pengguna untuk melakukan hal yang bisa ia lakukan sendiri. 129 2) Perawatan lansia untuk membalik diri Di sini dijelaskan dengan menyajikan contoh pengguna dengan hemiplegia kiri. (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Mengatur ketinggian tempat tidur agar mudah melakukan perawatan lansia. (4) Menegakkan lutut pengguna. (5) Mengatur posisi lateral dengan sisi sakit di atas. Memperkecil bentuk tubuh akan mempersempit landasan penopang. (6) Menarik pinggang pengguna ke belakang. Dengan demikian, posisi lateralnya akan stabil. (7) Memindahkan kaki pengguna ke posisi yang nyaman. Landasan penopang yang lebih lebar akan menstabilkan postur. 130 3) Perawatan lansia untuk bangkit (dari posisi lateral kanan menjadi duduk tegak lurus) (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Mengatur ketinggian tempat tidur agar kedua telapak kaki pengguna menapak lantai ketika berposisi duduk tegak lurus. (4) Mengatur posisi lateral dengan sisi sakit di atas. (5) Memindah kedua kaki pengguna hingga ke tepi tempat tidur. 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan (6) Menurunkan kedua kaki pengguna dari tempat tidur dan meminta pengguna untuk memperkokoh siku kanan. Berikutnya, membangkitkan tubuh. Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 131 (7) Memeriksa kondisi mental dan fisik pengguna. (8) Memastikan kedua telapak kaki menapak lantai. Dengan demikian, posisi duduknya akan stabil. 4) Perawatan lansia untuk bangkit berdiri (dari duduk tegak lurus menjadi berdiri) (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Meminta pengguna untuk duduk dangkal. (4) Menarik kaki sisi sehat pengguna ke belakang. Pada saat ini, staf perawat lansia berada di sisi sakit. Tumpukan berat tubuh secukupnya pada kaki sisi sehat untuk bangkit berdiri. 132 (5) Staf perawat lansia menopang dengan tangan agar lutut sisi sakit pengguna tidak mengalami lutut tertekuk. Kemudian, meminta pengguna berdiri seraya membungkukkan tubuh secukupnya. Untuk mencegah pengguna agar tidak jatuh ke sisi sakit. (6) Memeriksa kondisi mental dan fisik pengguna. 4 Bagian Penjelasan Keterampilan Dukungan Kehidupan Lutut tertekuk Lutut tertekuk berarti lutut menekuk tiba-tiba karena tidak kokoh saat berdiri atau berjalan. Hal ini juga menjadi sebab terjatuh. Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 133 5) Perawatan lansia untuk berjalan pada pengguna dengan hemiplegia (Berjalan dengan tongkat) Dalam berjalan dengan tongkat, ada cara berjalan 2 gerakan dan 3 gerakan. Perbandingan cara berjalan 2 gerakan dan 3 gerakan Berjalan Cara berjalan 2 gerakan Cara berjalan 3 gerakan (1) Tongkat dan sisi sakit → (1) Tongkat → (2) Sisi sakit → (2) Sisi sehat (3) Sisi sehat (1) (2) (1) (2) (3) Urutan kaki yang dilangkahkan Kestabilan Rendah Tinggi Alasan melangkah dari kaki sisi sakit adalah karena saat mulai melangkah, tubuh perlu ditopang dengan sisi sehat yang mampu menopang. Perawatan lansia untuk berjalan dengan tongkat Staf perawat lansia berdiri di belakang sisi sakit pengguna. Kemudian, menopang tubuh dan pinggang jika perlu. 134 (Naik tangga) Staf perawat lansia berdiri satu anak tangga di bawah (belakang) pengguna untuk menjamin keselamatannya. Pengguna naik tangga dengan urutan (1) tongkat → (2) kaki sisi sehat → (3) kaki sisi sakit. (1) (2) (3) 4 Bagian Jika ada susuran, pengguna akan lebih stabil jika berpegangan pada susuran. Keterampilan Dukungan Kehidupan (Turun tangga) Staf perawat lansia berdiri satu anak tangga di bawah (depan) pengguna untuk menjamin keselamatannya. Pengguna turun tangga dengan urutan (1) tongkat → (2) kaki sisi sakit → (3) kaki sisi sehat. (1) (2) (3) Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Jika ada susuran, pengguna akan lebih stabil jika berpegangan pada susuran. 135 6) Perawatan lansia untuk berjalan pada pengguna dengan gangguan penglihatan Postur dasar Kecepatan berjalan disesuaikan dengan kecepatan langkah saat memberikan pengguna. Saat ada perubahan situasi, seperti di undakan atau panduan tikungan, staf perawat lansia memberikan penjelasan lisan sebelumnya. 7) Perawatan lansia untuk menggunakan kursi roda Struktur kursi roda dan nama bagian-bagiannya Pegangan Sandaran Rem bantuan punggung Sandaran lengan Roda (roda penggerak) Dudukan Pelek tangan Rem parkir Sandaran paha Tuas angkat Roda kastor Sandaran kaki 136 (Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait kursi roda) Memeriksa tekanan udara dalam roda, kondisi rem, dll. sebelum menggunakan kursi roda. Jika tekanan udara dalam roda rendah, rem tidak dapat mencengkeram dengan baik sehingga membahayakan. Selalu mengaktifkan rem saat berhenti. Sekalipun kursi roda tidak sedang dinaiki, selalu aktifkan rem saat berhenti karena berbahaya jika kursi roda berjalan sendiri. 8) Beralih dari tempat tidur ke kursi roda (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Mengatur ketinggian tempat tidur agar kedua telapak kaki pengguna menapak lantai Bagian ketika berposisi duduk tegak lurus. 4 (4) Menempatkan kursi roda pada sisi sehat pengguna dan mengaktifkan remnya. (5) Meminta pengguna untuk berpegangan pada sandaran lengan yang jauh dengan tangan Keterampilan Dukungan Kehidupan sisi sehat. Staf perawat lansia mencegah lutut tertekuk pada sisi sakit pengguna. Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Menopang lutut sisi sakit. Pada prinsipnya, untuk berpindah, pengidap hemiplegia harus bergerak dari sisi sehat terlebih dahulu. 137 (6) Meminta pengguna untuk berdiri perlahan dengan menundukkan kepala, lalu memutar tubuh ke arah kursi roda. (7) Meminta pengguna untuk duduk dalam. Meminta pengguna untuk menaikkan kaki ke sandaran kaki. (8) Memeriksa kondisi mental dan fisik pengguna. 138 9) Perawatan lansia untuk berpindah dengan kursi roda (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Menaikkan kaki pengguna pada sandaran kaki. (4) Memperhatikan agar tangan pengguna tidak terjepit di roda penggerak. (5) Mengerakkan kursi roda setelah menonaktifkan rem dan memberitahukan akan bergerak. Tangan sisi sakit Bagian masuk ke dalam. 4 Tangan sisi sehat Keterampilan Dukungan Kehidupan berpegangan pada sandaran lengan. Kaki naik ke sandaran kaki. Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 139 (Naik ke undakan) Berhenti sebentar di depan undakan, dan menjelaskan bahwa akan naik undakan kepada pengguna. Menekan pegangan ke arah miring bawah. Staf perawat lansia menginjak tuas angkat kuat-kuat. Menaikkan roda kastor perlahan ke atas undakan, kemudian menaikkan roda penggerak. 140 (Turun dari undakan) Berhenti sebentar di depan undakan, dan menjelaskan bahwa akan turun undakan kepada pengguna. Menurunkan roda penggerak perlahan dengan menghadap ke belakang. Menekan pegangan ke arah miring bawah. 4 Bagian Staf perawat lansia Keterampilan Dukungan Kehidupan menginjak tuas angkat kuat-kuat. Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah Menarik mundur roda penggerak secukupnya, kemudian menurunkan perlahan roda kastor ke bawah undakan. 141 (Menuruni lereng) Saat akan menuruni lereng curam, staf perawat lansia menjelaskan bahwa akan menghadap ke belakang kepada pengguna. Memastikan baik-baik keamanan bagian belakang. Staf perawat lansia merentangkan kedua kakinya ke depan dan belakang. Menuruni lereng dengan kursi roda menghadap ke belakang. Alasan menuruni turunan dengan menghadap ke belakang adalah untuk mencegah agar pengguna tidak merosot jatuh dari kursi roda. 142 Bagian 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Bab 1 Perawatan Lansia untuk Berpindah 143 Bab 2 Perawatan Lansia untuk Makan 1 Makna Makan Makan adalah kegiatan makan melalui mulut, yang bertujuan untuk memasukkan gizi ke dalam tubuh dan mempertahankan aktivitas dan hidup. Makan dan merasakan dengan mulut akan menyampaikan rangsangan ke otak besar dan berperan dalam menciptakan ritme hidup. Makan juga merupakan kesenangan hidup dan membuka kesempatan komunikasi untuk menjalin hubungan antar manusia. 2 Mekanisme Mental dan Tubuh terkait Makan Karena otak manusia merasakan lapar, muncullah keinginan untuk makan. Berpindah ke meja makan dan menata postur. Kemudian, memeriksa makanan dengan mata. Membawa makanan ke mulut dengan menggunakan sumpit atau sendok. Lalu, mengunyah dan menelan. Makan adalah memastikan makanan dengan penglihatan dan penciuman, kemudian merasakan cita rasa dan tekstur makanan dengan indra pengecap dan indra peraba. Banyak fungsi yang terkait dengan kegiatan makan. 144 Alur makan dan menelan Fase pendahuluan Mengenali warna, bentuk, bau, dll. dari makanan. Terjadi sekresi saliva. Fase persiapan Mengunyah makanan yang dimasukkan ke mulut, mencampurnya dengan saliva, dan membuat gumpalan makanan (bolus makanan). 4 Bagian Fase rongga mulut Keterampilan Dukungan Kehidupan Membawa bolus makanan dari rongga mulut ke laring. Diangkut terutama dengan lidah. Refleks menelan terjadi, dan bolus Fase faring makanan melewati faring. Epiglotis menutup untuk mencegah bolus makanan memasuki trakea. Bab Fase esofagus 2 Perawatan Lansia untuk Makan Bolus makanan dibawa dari esofagus ke lambung. Gangguan dalam alur ini akan menyulitkan seseorang untuk memakan makanan dengan aman. Hal ini disebut dengan gangguan makan dan menelan. 145 3 Praktik Perawatan Lansia untuk Makan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk makan Memeriksa makanan yang disukai dan tidak disukai. Berhati-hati agar tidak ada makanan yang tidak boleh dikonsumsi pengguna karena alasan pengobatan penyakit atau alergi. Melunakkan atau mencincang makanan agar sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan pengguna. Memperhatikan agar makanan hangat dapat dikonsumsi dalam keadaan hangat dan makanan dingin dapat dikonsumsi dalam keadaan dingin. (Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan mengunyah dan menelan) Makanan cincang: Makanan yang dicincang agar mudah dikonsumsi. Makanan halus: Makanan yang dihaluskan menjadi bubur setengah padat.” Makanan lunak: Bentuk makanan tetap seperti bentuk aslinya, tetapi lebih lunak. Makanan kental: M akanan yang dikentalkan agar orang yang fungsi menelannya menurun tidak tersedak karena kandungan airnya. 1) Postur makan Postur makan yang benar Duduk dalam di kursi dan menapakkan telapak kaki di lantai. Postur sedikit condong ke depan dan menurunkan dagu. Dagu yang dinaikkan akan berisiko aspirasi. 146 Postur makan di atas tempat tidur Jika sulit makan dengan posisi duduk, pengguna bisa makan di atas tempat tidur. Menaikkan sandaran tempat tidur, dan mengatur postur tubuh atas terangkat. Setelah terangkat, punggung dijauhkan sementara dengan mengangkat tubuh sebentar Bagian dari kasur, kemudian mengembalikannya. Mengatur posisi lateral jika sulit bagi pengguna untuk melakukan postur tubuh atas 4 terangkat. Keterampilan Dukungan Kehidupan Menyelipkan bantal dan menurunkan dagu. Untuk pengidap hemiplegia, sisi sehat ditempatkan di bawah. Bab 2 Perawatan Lansia untuk Makan 147 Perlengkapan makan Sendok dan garpu yang mudah Sumpit berpegas Perangkat makan yang mudah dipegang dipegang Sendok dan garpu yang mudah Wadah sendok dengan sabuk Gelas dengan pegangan dibengkokkan gelang Piring yang mudah disendok Alas makan yang tidak licin 148 2) Praktik perawatan lansia untuk makan (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Membersihkan tangan pengguna. Bagian (4) Berpindah ke meja makan dan duduk di kursi. 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Staf perawat lansia harus memeriksa sebelumnya apakah ada makanan yang tidak boleh dikonsumsi pengguna karena alasan pengobatan penyakit atau alergi. (5) Meletakkan makanan di depan pengguna, di posisi yang terlihat olehnya. (6) Staf perawat lansia duduk di sebelah tangan dominan pengguna, atau duduk menyerong di depan sisi sehat pengguna. Posisi staf perawat lansia Bab 2 Perawatan Lansia untuk Makan 149 (7) Menjelaskan daftar makanan (menu). (8) Meminta pengguna untuk memulai makan dengan minum teh atau kuah sup. Gunanya untuk membasahi mulut. (9) Perawatan lansia untuk makan disesuaikan dengan kecepatan makan pengguna. Staf perawat lansia melakukan perawatan lansia dengan duduk agar dapat melakukan kontak mata dengan pengguna. Mengatur kecepatan menyuapkan sesuap makanan dengan cara menanyakan atau mengamati pengguna. Untuk pengguna yang lumpuh, staf perawat lansia menyuapkan makanan dari sudut mulut sisi sehat. Tidak mengajak bicara saat pengguna mengunyah untuk mencegah aspirasi. Memastikan apakah makan dikunyah dengan kondisi dagu turun. Saat melakukan perawatan lansia dengan sendok, sendok ditarik secara mendatar. Jika perawatan lansia dilakukan dengan berdiri, dagu pengguna akan terangkat dan berbahaya karena mudah terjadi aspirasi. Sendok yang ditarik ke atas akan menyebabkan leher terangkat. 150 (10) Memastikan apakah pengguna telah selesai makan. (11) Memastikan apakah masih ada makanan tertinggal di mulut. (12) Melakukan perawatan rongga mulut (berkumur, menggosok gigi, dan membersihkan gigi palsu). (13) Meminta pengguna untuk tetap duduk selama sekitar 30 menit setelah makan untuk mencegah pneumonia aspirasi. 3) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk makan Mengamati kondisi mengunyah dan menelan untuk mencari tahu jika ada masalah dalam kecepatan makan, postur, dan perilaku makan. Bagian Menyuapkan makanan sesuai dengan keinginan pengguna. Menggunakan posisi jam (metode memberikan informasi dengan posisi jarum 4 jam) untuk pengguna yang mengalami gangguan penglihatan. Keterampilan Dukungan Kehidupan Menjelaskan panas, dingin, rasa makanan, dll. Contoh posisi jam Pukul 11 Pukul 12 Pukul 1 Sumpitnya berada di Pukul 10 Pukul 2 posisi pukul 6. Pukul 9 Pukul 3 Pukul 8 Pukul 4 Bab 2 Perawatan Lansia untuk Makan Pukul 7 Pukul 6 Pukul 5 151 3 Bab Perawatan Lansia untuk Ekskresi 1 Makna Ekskresi Ekskresi berarti mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan dari dalam tubuh. Zat-zat yang tidak diperlukan tersebut adalah urine, feses, keringat, karbon dioksida, dll. Ekskresi adalah mekanisme tubuh manusia yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Urine dan feses yang dikeluarkan mengindikasikan kondisi kesehatan. Penting untuk melakukan perawatan lansia dengan menyesuaikan dengan alasan perlunya perawatan lansia untuk ekskresi. Ekskresi adalah tindakan yang disertai rasa malu. Untuk perawatan lansia untuk ekskresi, penting untuk memberikan dukungan kepada pengguna dengan memahami perasaannya. 152 2 Mekanisme Ekskresi 1) Mekanisme berkemih Urine dihasilkan oleh ginjal, disimpan selama beberapa waktu dalam kandung kemih, kemudian dikeluarkan melalui uretra. Hal ini disebut berkemih. Jika urine terkumpul sekitar 200-300 ml di kandung kemih, seseorang akan merasa ingin ke toilet. Hal ini disebut keinginan berkemih. Bagian tubuh yang terkait dengan pembentukan urine Pusat pengaturan berkemih Bagian Terletak di otak besar, batang otak, 4 dan medula spinalis. Fungsi ginjal Keterampilan Dukungan Kehidupan Menyaring darah dari zat buangan yang Fungsi ureter tidak diperlukan Saluran untuk tubuh dan membawa urine menghasilkan yang dihasilkan urine. ginjal ke kandung kemih. Bab Contoh pada perempuan 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi Fungsi uretra Fungsi kandung kemih Ureter laki-laki panjang. Ureter Kantong untuk menampung urine. perempuan pendek. Kapasitasnya sekitar 500 ml. Uretra pria dikelilingi kelenjar Jika urine terkumpul sekitar 200- prostat. 300 ml, seseorang akan merasakan keinginan berkemih. 153 2) Mekanisme defekasi Makanan dan cairan yang masuk ke mulut dibawa ke lambung dan mulai dicerna. Makanan dan cairan dibawa ke usus halus, kemudian terjadi penyerapan gizi dan cairan. Setelah diserap, sisanya dikeluarkan dari tubuh sebagai feses. Proses ini disebut defekasi. Setelah feses terkumpul di usus besar, seseorang akan merasa ingin ke toilet. Hal ini disebut keinginan defekasi. Keinginan defekasi akan hilang seiring dengan waktu. Bagian tubuh yang terkait dengan pembentukan feses (1) Rongga mulut (2) Esofagus Makanan yang Untuk memasuki mulut membawa bercampur saliva makanan. saat dikunyah sehingga mudah dicerna. (5) Usus besar (3) Lambung Feses terbentuk Makanan yang dengan dibawa akan memicu melewati kolon gerakan peristaltik, asenden, kolon kemudian terjadilah transversum, pencernaan makanan kolon desenden, dengan adanya dan kolon sekresi asam sigmoid. lambung. (6) Anus (4) Usus halus Mengeluarkan Mencerna dan feses. menyerap gizi dan cairan. 154 Postur defekasi Jika postur condong ke depan dengan tumit dinaikkan, anus akan lurus dengan rektum yang merupakan pintu keluar feses, dan feses akan mudah keluar. 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan 3 Bentuk dan Volume Urine dan Feses 1) Kondisi urine Volume dan frekuensi urine dipengaruhi oleh lingkungan dan penyakit. Urine normal dan urine tidak normal Urine normal Urine tidak normal 2000-3000 ml/hari (poliuria) Jumlah 1000-1500 ml/hari 300-500 ml/hari (oliguria) Urine Bab Frekuensi 4-6 kali/hari 10 kali atau lebih/hari (polakiuria) 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi Bau Tidak berbau Bau amonia kuat Dari kekuningan pucat Warna Keruh, kecokelatan gelap, merah, dll. hingga transparan 155 2) Kondisi feses Kondisi feses dipengaruhi oleh apa yang dimakan, penyakit, dll. Oleh karena itu, bentuk, warna, dan frekuensinya berubah menurut situasi saat itu. Mari kita pelajari kondisi normal feses saat melakukan perawatan lansia. Feses normal dan feses tidak normal Feses normal Feses tidak normal Feses Frekuensi 1-2 kali/hari Jika sedikit (konstipasi) Warna Kecokelatan Merah, hitam, putih, dll. 156 4 Peralatan Perawatan Lansia untuk Ekskresi Terdapat berbagai peralatan untuk ekskresi. Peralatan digunakan sesuai dengan kondisi pengguna. Berbagai peralatan ekskresi Peralatan Bentuk Pengguna Digunakan oleh orang yang memiliki keinginan berkemih atau Bagian Toilet defekasi, tetapi tidak bisa ke portabel 4 toilet atau ketika ingin ekskresi di tengah malam, dll. Keterampilan Dukungan Kehidupan Digunakan oleh orang yang memiliki keinginan berkemih atau Pispot urine, Pispot urine (untuk (untuk laki-laki) defekasi, tetapi dalam kondisi pispot feses perempuan) terbaring, kondisi tubuh tidak sehat, atau sulit duduk. Pispot feses Bab 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi Digunakan oleh orang yang tidak mengetahui keluarnya urine Popok, atau feses (inkontinensia urine, pembalut inkontinensia fekal), atau orang yang sulit menggunakan toilet atau toilet portabel. 157 5 Pengaruh Penurunan atau Gangguan Fungsi terhadap Ekskresi (Inkontinensia, Konstipasi, Diare) 1) Inkontinensia urine Inkontinensia urine adalah ekskresi urine yang tidak terkontrol. Jenis inkontinensia urine Kondisi Inkontinensia urine Mengompol saat ada tekanan di perut, seperti saat batuk atau stres bersin. Inkontinensia urine Timbul keinginan berkemih, tetapi mengompol karena tidak sempat urgensi mencapai toilet. Inkontinensia urine Saluran urine tertutup karena pembesaran kelenjar prostat atau luapan penyebab lainnya sehingga mengompol sedikit demi sedikit. Inkontinensia urine Tidak timbul keinginan berkemih, tetapi mengompol karena cedera refleks medula spinalis atau penyebab lainnya. Gerakan berkemih tidak keburu sehingga mengompol. Inkontinensia urine Tidak mengetahui lokasi toilet karena mengidap demensia atau fungsional penyebab lainnya sehingga tidak keburu ke toilet dan mengompol. 2) Konstipasi Konstipasi adalah kondisi saat frekuensi atau volume defekasi berkurang dibandingkan dengan kondisi normal. Jenis konstipasi Kondisi Konstipasi Konstipasi yang terjadi akibat fungsi tubuh. fungsional Konstipasi yang terjadi akibat saluran lewat feses tertutup akibat Konstipasi organik tumor, peradangan, dll. 158 Poin penting dalam perawatan lansia Menciptakan kebiasaan ekskresi secara teratur. Menjaga volume asupan cairan. Mengusahakan banyak serat makanan dalam makanan. Memasukkan olahraga ke dalam aktivitas kehidupan. Staf perawat lansia harus melaporkan kepada tenaga profesional medis jika konstipasi tidak membaik. 3) Diare Diare adalah feses yang lunak dan mengandung banyak air. Poin penting dalam perawatan lansia Mencegah dehidrasi karena dapat menyebabkan hilangnya cairan tubuh. Bagian Jika bisa menelan secara oral, pengguna diminta untuk minum air putih hangat atau 4 minuman olahraga pada suhu ruang. Feses encer akan mengiritasi kulit di sekitar anus sehingga perlu dibersihkan dengan Keterampilan Dukungan Kehidupan dibasuh atau cara lainnya. Staf perawat lansia harus melaporkan diare akut kepada tenaga profesional medis karena dapat dicurigai sebagai penyakit menular. Staf perawat lansia harus memperhatikan kondisi dan keluhan dari pengguna karena ekskresi dipengaruhi tekanan mental. Amati baik-baik kondisi urine dan feses yang dikeluarkan. Jika merasakan hal yang tidak normal pada tubuh pengguna, staf perawat lansia harus Bab segera melapor kepada tenaga profesional medis. Hal ini akan melindungi kesehatan 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi pengguna. 159 6 Proses Aktivitas Ekskresi Secara umum, tindakan ekskresi melibatkan banyak gerakan. Tindakan ekskresi terkait dengan fungsi mental yang kompleks dan gerakan tubuh. Proses aktivitas ekskresi (1) Merasakan (2) Berpindah ke toilet (3) Menurunkan celana keinginan berkemih panjang atau defekasi (6) Membersihkan (5) Ekskresi (4) Bersiap untuk ekskresi (7) M enaikkan celana (8) Keluar dari toilet panjang Pengguna yang memerlukan perawatan lansia untuk ekskresi merasakan beban mental yang berat. Untuk itu, staf perawat lansia perlu memastikan agar martabat pengguna tetap terjaga saat melakukan perawatan lansia. 160 7 Praktik Perawatan Lansia untuk Ekskresi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk ekskresi Menjaga kebiasaan ekskresi pengguna. Mempertimbangkan rasa malu. Mempertimbangkan bau. Memilih metode dan peralatan ekskresi yang tepat. Staf perawat lansia menggunakan sarung tangan dan celemek sekali pakai untuk mencegah infeksi. Contoh lingkungan ekskresi Bagian Susuran L Susuran yang dapat bergerak 4 Digunakan saat hendak Dapat bergerak naik-turun sehingga dapat bangkit. digunakan sesuai dengan kondisi pengguna. Keterampilan Dukungan Kehidupan Bab 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi Tombol panggil Pintu geser Saat mengalami masalah atau Agar dapat dibuka sendiri setelah selesai ekskresi, tombol oleh pengguna yang berkursi ini digunakan untuk memanggil roda. staf perawat lansia. 161 1) Praktik perawatan lansia untuk ekskresi: Perawatan lansia di toilet Di sini dijelaskan dengan menyajikan contoh pengguna dengan hemiplegia kiri. (1) Memandu pengguna ke toilet. (2) Meminta pengguna untuk berpegangan pada susuran dengan sisi sehat. Staf perawat lansia berdiri pada sisi sakit dan menjaga kestabilan pengguna. (3) Staf perawat lansia berada di sisi sakit, dan menurunkan celana panjang dan celana dalam. 162 (4) Pengguna duduk di toilet duduk seraya berpegangan pada susuran. Memastikan posisi duduk sudah stabil. (5) Staf perawat lansia keluar toilet dan menutup pintu. Bagian (6) Masuk ke toilet jika sudah ada isyarat telah selesai dari pengguna. 4 (7) Menaikkan celana dalam dan celana panjang pengguna semaksimal mungkin. Keterampilan Dukungan Kehidupan Menaikkan celana dengan posisi duduk akan membuat beban berkurang saat berdiri. Bab 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi 163 (8) Pengguna berpegangan pada susuran dan bangkit berdiri. Memastikan apakah kaki sehat ditarik ke belakang saat bangkit. (9) Jika pengguna bisa mempertahankan posisi berdiri yang stabil, ia diminta untuk menaikkan celana dalam dan celana panjangnya sendiri. (10) Memastikan apakah celana dalam dan celana panjang pengguna telah cukup dinaikkan. 164 2) Perawatan lansia untuk menyelipkan pispot urine dan pispot feses (1) Menyiapkan peralatan yang diperlukan. (2) Menutup tirai dan menjaga privasi. (3) Menyesuaikan ketinggian tempat tidur agar sesuai dengan tinggi staf perawat lansia. Memasang alas kedap air. (4) Menegakkan lutut pengguna, mengangkat pinggang, kemudian menurunkan celana panjang dan celana dalamnya. (5) Menaikkan pinggang dan menyelipkan pispot feses agar anus berada di tengah pispot, dan memastikan posisinya sudah stabil. Privasi dijaga dengan meletakkan handuk Bagian pada abdomen. 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Naikkan sandaran tempat tidur agar lebih mudah memberi tekanan pada perut. (6) Menaikkan pinggang, membersihkan bagian yang kotor, kemudian menyingkirkan pispot feses. Bab 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi 165 (7) Mengamati kondisi kulit. (8) Mengatur posisi lateral pengguna, dan menyingkirkan alas kedap air. (9) Menaikkan celana dalam dan celana panjang, kemudian merapikan pakaian. (10) Mengembalikan ketinggian tempat tidur. (11) Memastikan kondisi fisik. (12) Membersihkan peralatan. Ekskresi dengan menggunakan pispot urine Pria Wanita Mengatur posisi lateral, menyelipkan Mengarahkan urine ke pispot urine bantal di belakang punggung, dan dengan tisu atau lainnya agar urine memasukkan pispot urine. tidak terpercik. 166 3) Perawatan lansia untuk mengganti popok (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Menyiapkan peralatan yang diperlukan. (4) Menyesuaikan ketinggian tempat tidur agar sesuai dengan tinggi staf perawat lansia. (5) Mengatur posisi lateral, dan memasang alas kedap air. 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan (6) Mengembalikan ke posisi supinasi, menaikkan pinggang, dan menurunkan celana panjang. (7) Melepas pita perekat popok. (8) Membersihkan area genital dengan air hangat yang dimasukkan ke dalam botol penyiram. Untuk wanita, staf perawat lansia mencuci dan menyeka dari uretra ke arah anus alias Bab dari depan ke belakang (sebagai langkah pencegahan infeksi). Membersihkan bagian 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi lipatan kulit baik-baik. Sesuaikan air hangat dengan suhu tubuh (area genital sensitif terhadap suhu). 167 (9) Menyeka air dengan handuk kering. (10) Menggulung popok kotor dan mengatur posisi lateral pengguna. Gulung permukaan yang kotor ke sisi dalam. (11) Menyelipkan popok baru di bawah popok kotor. Mengembalikan pengguna ke posisi supinasi, kemudian mengambil popok kotor dari sisi sebaliknya. Melepas sarung tangan setelah membuang popok kotor. 168 (12) Memberi ruang selebar 2-3 jari pada abdomen dan paha, dan merekatkan pita perekat. Tekanan yang kuat bisa menyebabkan gatal. (13) Menaikkan pinggang dan celana panjang. Merapikan pakaian dan seprai. 4 Bagian Kerutan pada pakaian dan seprai bisa mengakibatkan Keterampilan Dukungan Kehidupan ketidaknyamanan dan dekubitus. (14) Mengatur pergantian udara di dalam ruangan. (15) Memastikan kondisi fisik. (16) Membersihkan peralatan setelah digunakan. Bab 3 Perawatan Lansia untuk Ekskresi 169 Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 1 Makna Merapikan Diri Merapikan diri adalah mempersiapkan penampilan diri, seperti mencuci muka, menata rambut, dan berpakaian. Merapikan diri bukan hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan tubuh, tetapi juga akan mendorong kemandirian psikologis melalui ekspresi jati diri. Merapikan diri juga merupakan tindakan yang penting untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain di tengah masyarakat. 170 2 Mekanisme Mental dan Tubuh Terkait Merapikan Diri Merapikan diri merupakan salah satu metode untuk mengekspresikan jati diri. Staf perawat lansia perlu untuk melakukan perawatan lansia yang memperhatikan gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut seseorang. Membantu merapikan diri berarti memotivasi semangat hidup. (Efek merapikan diri) (1) Mengatur suhu tubuh, dan menjaga kondisi kulit. (2) Menjaga dan meningkatkan fungsi mental dan fisik. Bagian (3) Mewujudkan hidup yang aman dan nyaman. (4) Memberi keceriaan pada hidup. 4 (5) Mengekspresikan jati diri. Keterampilan Dukungan Kehidupan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk merapikan diri Menghormati pribadi pengguna, seperti gaya hidup dan preferensi pengguna. Menyediakan dukungan sesuai dengan musim, aktivitas pada hari tersebut, dll. Menyesuaikan dengan kondisi mental dan fisik pengguna. Pakaian yang sesuai dengan musim Musim panas Musim dingin Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 171 3 Praktik Perawatan Lansia untuk Berganti Pakaian Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk berganti pakaian Menghindari tersingkapnya kulit dan mempertimbangkan rasa malu. Untuk pengguna yang lumpuh, staf perawat lansia melepaskan dari sisi sehat dan mengenakan dari sisi sakit. 1) Perawatan lansia untuk berganti baju atasan dengan posisi duduk Di sini dijelaskan dengan menyajikan contoh pengguna yang mengalami kelumpuhan. (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Menyiapkan lingkungan sekitar. Mengatur suhu ruangan. (4) Menyiapkan pakaian untuk berganti. Meminta pengguna untuk memilih pakaian yang sesuai dengan preferensinya. Tiap orang memiliki preferensi pakaian untuk mengekspresikan jati dirinya. Untuk pengidap gangguan penglihatan, ia diminta untuk menyentuh bahan pakaian dan staf perawat lansia menjelaskan bentuknya. 172 (5) Melepaskan baju atasan Memastikan posisi duduk sudah stabil, dan staf perawat lansia berdiri pada sisi sakit. Sisi sakit sulit kokoh, jadi pengguna akan mudah jatuh ke sisi sakit. Bagian Saat melepas pakaian, staf perawat lansia melepas dari sisi sehat. 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Melepas dari sisi sehat yang jangkauan gerakannya luas akan mengurangi beban yang dipikul sisi sakit. Staf perawat lansia membantu pada sisi lengan yang sulit bergerak, bagian yang sulit Bab dijangkau, dll. 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 173 (6) Memakai baju atasan Dilewatkan lengan sisi sakit terlebih dahulu. (7) Memastikan kenyamanan. Memastikan pakaian di dalamnya tidak kusut. Pakaian yang kusut dan longgar bisa membuat tidak nyaman. (8) Memastikan tidak adanya perubahan kondisi fisik atau bagian yang sakit. 174 2) Perawatan lansia untuk berganti celana panjang dengan posisi duduk Di sini dijelaskan dengan menyajikan contoh pengguna yang mengalami kelumpuhan. Dari nomor (1) hingga (4), sama dengan prosedur perawatan lansia untuk berganti baju atasan dengan posisi duduk. (5) Melepas celana panjang. Staf perawat lansia meminta pengguna untuk berpegangan di tempat yang stabil, dan bangkit berdiri jika memungkinkan. Melepas celana panjang dari sisi sehat. Mengangkat kaki akan cenderung membuat Bagian pengguna kehilangan keseimbangan. 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Jika posisi berdiri pengguna tidak stabil, staf perawat lansia menurunkan celana semaksimal mungkin dengan meminta pengguna mengangkat pinggang dari sisi sehat. Perawatan lansia yang sesuai dengan kemampuan fisik akan mencegah terjatuhnya pengguna. Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 175 (6) Memakai celana panjang. Dengan posisi duduk, kaki dilewatkan dengan urutan sisi sakit, kemudian sisi sehat. Menaikkan celana panjang semaksimal mungkin, bangkit berdiri, lalu menaikkan celana. (7) Memastikan kenyamanan. (8) Memastikan apakah ada perubahan kondisi fisik atau ada yang sakit. Perawatan lansia untuk berganti pakaian dengan posisi supinasi (di atas tempat tidur) Dari nomor (1) hingga (4), sama dengan prosedur berganti baju atasan dengan posisi duduk. (5) Melepaskan baju atasan Staf perawat lansia berdiri di sisi sehat. Melepas kancing dan melepas pakaian dari sisi sehat. Menggulung pakaian yang dilepas ke sisi dalam, kemudian memasukkannya ke bawah tubuh. Melepas dari sisi sehat terlebih dahulu akan mengurangi gerakan tubuh pada sisi sakit. 176 Mengatur posisi lateral dengan sisi sehat di bawah, dan menarik pakaian yang diselipkan ke bawah tubuh. Untuk pengguna yang lumpuh, staf perawat lansia harus berhati-hati agar tidak membaringkan sisi lumpuh di bawah. 4 Bagian Terakhir, melepas lengan pakaian dari sisi sakit. Keterampilan Dukungan Kehidupan Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 177 (6) Memakai baju atasan Melewatkan lengan pakaian dari sisi sakit. Menyelipkan pakaian ke bawah tubuh. Mengatur posisi supinasi, dan menarik pakaian. Memastikan apakah garis punggung dan samping pakaian sudah pas dengan tubuh. Melewatkan lengan melalui lengan pakaian dari sisi sehat, memasang kancing, dan merapikan pakaian. 178 (7) Melepas celana panjang. Melepas celana dari sisi sehat. Pengguna yang dapat mengangkat pinggang diminta untuk mengangkat pinggangnya. (8) Memakai celana panjang. Bagian Memakaikan celana dari sisi sakit. Pengguna yang dapat mengangkat pinggang diminta untuk mengangkat pinggangnya. 4 (9) Memastikan kenyamanan. Keterampilan Dukungan Kehidupan (10) Memastikan apakah ada perubahan kondisi fisik atau ada yang sakit. Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 179 4 Perawatan Lansia untuk Mencuci Muka, Menata Rambut, Bercukur, Memotong Kuku, dan Berdandan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk mencuci muka Mencuci muka setelah bangun pagi dapat membersihkan kotoran dan menyegarkan kulit. Melembapkan kulit setelah mencuci muka perlu dilakukan untuk mencegah kulit kering. Untuk pengguna yang tidak bisa mencuci mukanya sendiri, staf perawat lansia membantu menyeka wajahnya dengan handuk hangat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk menata rambut Tiap orang memiliki preferensinya sendiri-sendiri dalam gaya rambut. Memeriksa kondisi rambut dan kulit kepala pengguna. Menyisir kulit kepala akan memperlancar aliran darah. Menyiapkan peralatan sesuai dengan kondisi pengguna. Dapat digunakan tanpa mengangkat lengan. 180 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk bercukur Tiap orang memiliki preferensinya sendiri-sendiri dalam perawatan bercukur. Alat cukur listrik digunakan dengan sudut tegak lurus terhadap kulit. Bercukur dilakukan seraya meregangkan kerutan kulit. Jangan menyisakan bagian yang belum dicukur. Saat bercukur, kulit dilindungi dengan losion atau lainnya. 4 Bagian Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk memotong Keterampilan Dukungan Kehidupan kuku Jika kuku tidak dibersihkan, kotoran akan terkumpul. Kuku yang panjang bisa melukai kulit. Kuku dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Kuku dipotong saat kondisinya melunak setelah mandi. Memeriksa kondisi kuku dan kulit di sekitarnya. Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri Potongan persegi Potongan terlalu Potongan bias dengan ujung bulat dalam Pemotong kuku Kikir kuku 181 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk berdandan Berdandan adalah salah satu ekspresi jati diri. Mempertimbangkan preferensi dan keinginan pengguna. Sebelum tidur, membersihkan dandanan untuk menata kondisi kulit. 5 Perawatan Rongga Mulut 1) Makna perawatan rongga mulut Membersihkan rongga mulut serta mencegah lubang gigi, penyakit periodontal, dan bau napas. Menekan pertumbuhan bakteri di rongga mulut dan mencegah pneumonia aspirasi. Mendorong sekresi saliva dan mencegah mulut kering. Menjaga indra pengecap dan meningkatkan nafsu makan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lansia untuk menggosok gigi Pertama-tama, berkumur. Menggosok gigi satu per satu agar tidak ada yang terlewat. Mengamati kondisi rongga mulut. Memperhatikan pengguna yang mengalami kelumpuhan karena biasanya sering ada makanan yang tersisa di sisi sakit. Melaporkan kepada tenaga profesional medis jika terjadi pendarahan atau pembengkakan gusi. Perawatan lansia untuk menggosok gigi (dari depan) Melakukan perawatan lansia dengan melakukan kontak mata akan mencegah aspirasi. 182 Perawatan lansia untuk menggosok gigi (dari belakang) Dagu pengguna tidak dinaikkan karena berisiko aspirasi. Menahan kepala pengguna agar posturnya stabil. Bagian Cara memegang sikat gigi 4 Memegang sikat gigi seperti memegang pensil. Keterampilan Dukungan Kehidupan Dengan demikian, kekuatan berlebihan tidak digunakan sehingga tidak melukai gusi dan gigi. Contoh penggunaan sikat spons dan sikat gigi Sikat spons digunakan jika gigi pengguna tidak dapat digosok dengan sikat gigi. Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri Melakukan perawatan lansia dengan melakukan kontak mata akan mencegah aspirasi. 183 Menjaga kebersihan dan menyimpan gigi palsu Gigi palsu ditujukan untuk mengganti gigi yang tanggal. Ada dua jenis gigi tiruan, yakni gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan parsial. Gigi dibersihkan dengan cara dilepas setiap kali setelah makan karena bakteri mudah berkembang. Menggunakan sikat gigi, kemudian gigi palsu dicuci dengan air mengalir. Gigi palsu bisa retak jika kering. Gigi palsu disimpan di dalam wadah berisi air dan cairan pembersih gigi palsu. Gigi asli di mulut disikat setelah gigi palsu dilepas. Gigi tiruan lengkap Gigi tiruan parsial rahang atas rahang bawah 184 Bagian 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Bab 4 Perawatan Lansia untuk Merapikan Diri 185 Bab 5 Perawatan Lansia untuk Mandi dan Menjaga Kebersihan Tubuh 1 Makna Mandi dan Menjaga Kebersihan Tubuh Mandi memiliki dua makna, yakni menghilangkan kotoran dan menjaga kebersihan tubuh. Dengan mandi, seseorang akan merasa segar, puas, dan rileks. Mandi memiliki berbagai efek, di antaranya menata ritme hidup. 2 Mekanisme Mental dan Tubuh Terkait Mandi dan Menjaga Kebersihan Tubuh Efek mandi dan menjaga kebersihan tubuh Pembuluh darah melebar dan sirkulasi darah semakin lancar. Mendorong metabolisme. Mengurangi nyeri sendi dan nyeri otot serta memperbaiki gerakan sendi. Fungsi gastrointestinal dan nafsu makan meningkat. Membersihkan kulit dan mencegah infeksi. Mengurangi stres dan memberikan rasa segar serta puas. 186 1) Fungsi kulit Menyerap benturan eksternal dan melindungi organ dalam. Mencegah stimulasi dari zat berbahaya. Menjaga kelembapan kulit dengan sebum dan keringat. Mengatur suhu tubuh dengan menjaga kehangatan dan berkeringat. Struktur kulit dan kelenjar keringat Kelenjar sebasea Epidermis Dermis Kelenjar ekrin Bagian Jaringan lemak 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Akar rambut Kelenjar apokrin Jenis kelenjar keringat Kelenjar ekrin: Tersebar di seluruh tubuh dan tidak berbau. Kelenjar apokrin: Tersebar di bawah ketiak dan lokasi-lokasi lainnya, dan berbau. 5 Bab Menjaga Kebersihan Tubuh Perawatan Lansia untuk Mandi dan 187 Bagian kulit yang mudah kotor Kulit menjadi kotor karena terjadi sekresi keringat dan sebum. Bagian yang mudah kotor Bagian yang mudah kotor adalah bagian kulit yang berlipat. 188 3 Praktik Mandi dan Menjaga Kebersihan Tubuh H al-hal yang perlu diperhatikan dalam mandi dan menjaga kebersihan tubuh Mempertimbangkan rasa malu. Mengelola kondisi fisik. Staf perawat lansia mengamati kondisi kulit pengguna dan melaporkan kelainan apa pun kepada tenaga profesional medis. Menata lingkungan sekitar untuk mencegah jatuh dan kejutan panas. Menyiapkan lingkungan untuk mandi Suhu kamar mandi Alat bantu Menurunkan perbedaan Melakukan pemeriksaan Bagian suhu antara ruang ganti sebelum digunakan. 4 pakaian dan kamar mandi untuk mencegah kejutan Keterampilan Dukungan Kehidupan panas. Suhu air hangat Lantai Undakan Suhu air hangat Ada risiko terjatuh Ada risiko terjatuh Bab yang terlalu tinggi karena kamar karena adanya undakan 5 akan membebani mandi licin. antara ruang ganti Menjaga Kebersihan Tubuh Perawatan Lansia untuk Mandi dan tubuh. pakaian dan kamar mandi. Penjelasan Kejutan panas Efek buruk terhadap tubuh akibat perbedaan suhu mendadak. 189 1) Perawatan lansia untuk mandi (Sebelum mandi) (1) Memeriksa kondisi fisik pengguna. (2) Menjelaskan tujuan dan detail hal-hal yang akan dilakukan kepada pengguna, serta mendapatkan persetujuan. (3) Menyiapkan lingkungan sekitar. Mengatur suhu ruangan. (4) Menyiapkan pakaian untuk berganti. Meminta pengguna untuk memilih pakaian yang sesuai dengan preferensinya. (5) Menyelesaikan ekskresi. Pengguna mungkin merasakan keinginan berkemih saat mandi. Menghindari mandi 1 jam sebelum atau setelah makan karena akan menurunkan fungsi pencernaan dan penyerapan makanan. Minum air sebelum mandi untuk mencegah dehidrasi. (Melepas pakaian) Untuk menjaga keselamatan, pengguna duduk di kursi, lalu melepas bajunya. Untuk pengguna yang lumpuh, pakaian dilepas dari sisi sehat dan dikenakan dari sisi sakit. 190 (Selama mandi) (1) Mendampingi saat berpindah untuk mencegah terjatuh. Untuk pengguna yang lumpuh, staf perawat lansia berdiri di sisi sakit. (2) Menyiramkan air pancuran. Pertama-tama, staf perawat lansia memeriksa suhu air hangat dengan tangannya. Pengguna juga diminta untuk memeriksa suhu air hangat. Letakkan handuk di area genital untuk menjaga privasi. 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan Air pancuran disiramkan mulai dari ujung jari pengguna, kemudian secara perlahan hingga ke seluruh tubuh. Untuk pengguna yang lumpuh, air disiramkan dari sisi sehat. (3) Membasuh tubuh Membuat buih dari larutan sabun, lalu menyabunkan tanpa menggosok kulit keras-keras. Memeriksa bagian kulit yang mudah kotor. Ekstremitas atas dan bawah dibersihkan dari ujung jari ke arah jantung. Hal ini akan memperlancar sirkulasi darah. (4) Memasuki bak mandi. 5 Bab Menjaga Kebersihan Tubuh Perawatan Lansia untuk Mandi dan Untuk pengguna yang lumpuh, pengguna masuk ke dalam bak mandi dari sisi sehat. 191 Memastikan postur sudah stabil. Menopang karena sisi sakit melayang. Memeriksa kondisi fisik pengguna dari ekspresi wajah, dll. (5) Keluar dari bak mandi. Berhati-hati terhadap kemungkinan hipotensi ortostatik akibat bangkit dari bak mandi secara mendadak. (6) Menyiramkan air hangat. 192 (Keramas) Membasahi rambut dengan pancuran. Menggunakan sampo yang telah dibuihkan. Membasuh kepala dengan bagian perut jari. Mengeramasi kepala dengan kuku akan melukai kulit. 4 Bagian (Setelah mandi) (1) Menyeka tubuh. Keterampilan Dukungan Kehidupan Menyeka dengan handuk kering untuk mencegah agar suhu tubuh tidak turun. Karena bisa melukai kulit jika digosok, maka diseka dengan memegang sisi atas handuk. Tidak lupa menyeka bagian kulit yang berlipat. Mencegah kulit kering dengan krim pelembap. (2) Memakai pakaian. (3) Mengeringkan rambut dengan alat pengering rambut. Udara panas diarahkan ke tangan staf perawat Bab lansia agar pengguna 5 tidak terbakar. Menjaga Kebersihan Tubuh Perawatan Lansia untuk Mandi dan (4) Meminum cairan dan beristirahat. 193 Mandi sebagian (mandi tangan dan mandi kaki) Mandi tangan Mencuci kaki Mencuci tangan dengan air hangat di Mencuci kaki dengan air hangat di baskom. Terakhir, menyiramkan air ember. Terakhir, menyiramkan air hangat. hangat. Setelah mandi tangan atau mandi kaki, kuku akan melunak dan lebih mudah dipotong. 194 Membersihkan area genital Area genital mudah kotor karena terkena ekskreta dan keringat. Jika dibiarkan kotor, area ini bisa berbau dan terkena infeksi bakteri. Urutan langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan Menjaga privasi pengguna. Suhu air hangat yang disiapkan harus sesuai dengan suhu kulit manusia. Area genital sensitif terhadap suhu. Menggunakan sarung tangan sekali pakai untuk mencegah infeksi. Menyeka area genital dengan handuk kering setelah dibasuh, dengan cara menekannya pelan-pelan. Jika kulit pengguna tampak kemerahan saat observasi, staf perawat lansia harus Bagian melaporkannya kepada tenaga profesional medis. 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Cara menyeka area genital wanita Menyeka mulai dari uretra ke arah anus alias dari depan ke belakang untuk mencegah infeksi. Tidak menyeka berulang-ulang pada sisi yang sama. Cara menyeka area genital pria Untuk pria, menyeka dengan meluruskan bagian belakang buah 5 Bab pelir. Menjaga Kebersihan Tubuh Perawatan Lansia untuk Mandi dan 195 Mandi seka Mandi seka adalah cara membersihkan tubuh dengan menggunakan air hangat, sabun cair, dan handuk karena seseorang tidak bisa mandi berendam atau mandi pancuran karena suatu alasan. Berguna untuk menjaga kebersihan kulit, memperlancar sirkulasi darah, dan menstimulasi otot. (Jenis mandi seka) Mandi seka seluruh tubuh: Menyeka seluruh tubuh di atas tempat tidur. Mandi seka sebagian tubuh: Menyeka sebagian tubuh. Dilakukan jika sulit menyeka seluruh tubuh. (Urutan mandi seka) Mandi seka seluruh tubuh dilakukan dengan urutan: (1) wajah, (2) lengan, (3) dada (abdomen), (4) punggung, (5) kaki, dan (6) area genital. (Peralatan yang diperlukan) Handuk mandi, handuk lap, sabun cair, pakaian ganti, dll. Suhu air hangat yang disiapkan harus lebih tinggi daripada suhu saat mandi. Menyiapkan juga air panas karena air hangat cepat dingin. Cara menyeka wajah Menyeka dari sekitar mata. Menyeka bagian belakang telinga dan leher dengan cermat. 196 Menyeka dari ujung jari tangan dan kaki ke Menggunakan handuk mandi arah jantung. untuk menghindari kulit tersingkap. Menyeka dari pinggir ke tengah akan meningkatkan aliran darah. Menyeka dengan gerakan besar dengan patokan satu persendian. Cara menyeka dada dan Bagian abdomen Cara menyeka punggung 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Menyeka payudara wanita dengan berputar. Menyeka punggung dengan gerakan besar sepanjang otot. Mengusap secara cermat jika menggunakan Bab sabun cair. Menyisakan bagian yang tidak 5 Menjaga Kebersihan Tubuh Perawatan Lansia untuk Mandi dan diseka akan mengakibatkan gatal. Segera menghilangkan kelembapan dengan handuk kering setelah menyeka. Jika air tertinggal, panas tubuh akan menghilang. Menyeka dengan tekanan tertentu dari pinggir ke tengah. 197 Bab 6 Perawatan Lansia untuk Pekerjaan Rumah Tangga 1 Makna Pekerjaan Rumah Tangga Dalam IADL (Instrumental Activities of Daily Living/Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari), pekerjaan rumah tangga mengacu pada aktivitas seperti memasak, membersihkan, mencuci, menata pakaian, dan berbelanja. Pekerjaan rumah tangga adalah dasar dari kehidupan. IADL dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan. Pekerjaan rumah tangga bersifat sangat individual karena tiap-tiap orang memiliki gaya hidup dan prinsipnya sendiri. Contoh IADL Menelepon Membersihkan Memasak Manajemen uang Naik kereta 198 2 Praktik Perawatan Lansia untuk Pekerjaan Rumah Tangga 1) Memasak Makan dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup dan menjalani hidup yang sehat. Dalam memasak, makanan disiapkan agar mudah dimakan dan gizi dapat diserap secara efisien. Memasak dilakukan dengan urutan menentukan daftar makanan, menyiapkan bahan, memasak, menata di piring, menyajikan, dan membereskan. Memasak perlu disesuaikan dengan kondisi fisik pengguna. Pemilihan bahan dan cara Bagian memasak ditentukan dengan mempertimbangkan penyakit dan alergi. Menyajikan makan 4 Keterampilan Dukungan Kehidupan Kebiasaan makan dan makanan yang disantap berbeda di tiap-tiap negara dan wilayah. Rasa Bab makanan yang sudah biasa dimakan dan preferensi 6 juga berbeda untuk tiap-tiap individu. Rumah Tangga Perawatan Lansia untuk Pekerjaan Selain itu, di Jepang, makan dan bahan makanan Osechi ryori, hidangan Tahun Baru di disesuaikan dengan acara tradisi dan musim. Jepang 199 2) Membersihkan Membersihkan adalah aktivitas menciptakan lingkungan tempat tinggal menjadi bersih dan aman dengan cara menyapu dan mengelap sampah, debu, atau kotoran agar hidup menjadi nyaman. Ada banyak barang keperluan sehari-hari yang digunakan pengguna dalam menjalani hidup. Meskipun sepintas terlihat tidak diperlukan, ada barang-barang yang penting bagi pengguna. Saat menata atau membuang sesuatu, staf perawat lansia harus memastikan dan mendapatkan persetujuan dari pengguna. 200 3) Mencuci Mencuci merupakan aktivitas untuk menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan tidur yang akan membantu memelihara kesehatan. Mencuci dilakukan sesuai dengan bahan dari cucian tersebut. Pakaian yang terkena feses, muntahan, dan darah pengguna yang mengidap penyakit menular harus dicuci secara terpisah. 4 Bagian Keterampilan Dukungan Kehidupan 6 Bab Rumah Tangga Perawatan Lansia untuk Pekerjaan 201 3 Menata Lingkungan Tempat Tinggal Lingkungan tempat tinggal perlu ditata agar pengguna bisa hidup nyaman. Lingkungan tempat tinggal perlu ditata bukan hanya untuk menjaga kebersihan dan mencegah kecelakaan, tetapi juga agar dapat melindungi privasi dan hidup secara nyaman dan aman. Lingkungan tempat tinggal perlu dipelihara sesuai dengan kondisi mental dan fisik pengguna. Koridor dan tangga dibuat dari material yang tidak licin, dan dipasangi susuran. Lingkungan kamar mandi dan toilet dibuat agar mudah digunakan. Suhu, kelembapan, pergantian udara di dalam ruangan, dan faktor-faktor lainnya perlu dipertimbangkan. Hidup pengguna menjadi makin dinamis dengan pemanfaatan alat bantu yang disiapkan sesuai dengan kondisi fisiknya. 202