Farmakoterapi Hipertensi PDF

Summary

Dokumen ini membahas tentang farmakooterapi hipertensi. Diuraikan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, dan pilihan pengobatan hipertensi.

Full Transcript

farmakoterapi HIPERTENSI apt. Adelia Firandi, S.Farm.M.Farm.Klin definisi Peningkatan tekanan darah (TD) arteri (sistolik, diastolik, atau keduanya) yang terjadi secara terus menerus / persisten Peningkatan darah persisten berdasarkan rerata 2-3x TD pada kunjungan y...

farmakoterapi HIPERTENSI apt. Adelia Firandi, S.Farm.M.Farm.Klin definisi Peningkatan tekanan darah (TD) arteri (sistolik, diastolik, atau keduanya) yang terjadi secara terus menerus / persisten Peningkatan darah persisten berdasarkan rerata 2-3x TD pada kunjungan yg berbeda (jarak pengukuran TD 1-4 mgg) klasifikasi (AHA) Kondisi elevated (dulu disebut prehipertensi) Bukan merupakan kondisi penyakit, tetapi menggambarkan keadaan seseorang yang beresiko mengalami hipertensi dikemudian hari. Hal ini mengidentifikasi pasien yang tekanan darahnya kemungkinan besar akan menjadi hipertensi di masa depan the difference (AHA & esc) Klasifikasi AHA lebih simple, namun perlu analisis resiko CVD pada pasien Klasifikasi ESC memuat banyak kategori TD sehingga lebih mudah memberikan dan mengevaluasi penggunaan obat anti HT ISH (2020), PERHI (2021) ETIOLOGI Primer (Esensial) Sekunder dapat disebabkan karena penyakit idiopatik, dipengaruhi lain (GGK, penyakit tiroid, penyakit faktor genetik paratiroid, dsb) atau karena obat- >90 % kasus obatan tertentu (steroid, kontrasepsi yg mgd estrogen, NSAID tidak dapat COX-2) disembuhkan namun 10 % kasus dapat dikontrol mengobati penyebab/memperbaiki komorbid PATOFISIOLOGI Faktor Genetik Rokok, kafein, physical inactivity Faktor Lingkungan obesity Overactivity/stimulasi sistem saraf Neuronal Mechanism simpatik ➡️ HR, CO, dan vasokonstriksi PD perifer⬆️ Renal & RAAS Hormonal Mechanism vasodilator kuat vasodilator Vascular Enndothelium Defisiensi NO, prostasiklin, bradikinin atau Mechanism angiotensin II, endotelin I yang berlebih vasokonnstriksi Renin-Angiotensin-Aldosteron System HYPERTENSION AND CVD RISK Pasien Hipertensi memiliki resiko lebih besar untuk mengalami komplikasi CVD (penyakit kardiovaskular) seperti stroke, infark miokard, sindrom koroner akut, gagal jantung, gagal ginjal, dan meningkatkan resiko kematian akibat CVD Setiap peningkatan 20 mmHg SBP atau 10 mmHg DBP, terjadi peningkatan resiko CAD atau stroke dua kali lipat. HYPERTENSION AND CVD RISK TEN YEARS RISK OF CVD BASED ON FRAMINGHAM SCORING 1.Framingham risk scoring < 10% ➡️ low risk 10-20 ➡️ moderate risk > 20% ➡️ high risk 2. Identifikasi pasien dg Framingham risk >10%, perlu dilakukan utk dpt memberikan tx antihipertensi yg lbh agresif (rekomendasi AHA, 2007) HYPERTENSION AND CVD RISK HYPERTENSION AND CVD RISK score (systematic coronary risk evaluation) Stratifikasi resiko penting terutama pada individu dengan tekanan darah normal-tinggi atau HT stage 1. Pada pasien dengan HT stage 2 dan 3 terapi harus segera diberikan tanpa memandang tingkat resiko CV Kelemahan metode ini tidak bisa digunakan untuk pria dan wanita berusia kurang dari 40 tahun. sehingga disarankan untuk memperkirakan resiko CVD melalui faktor resiko. management therapy ALGORITHM THERAPY (AHA 2017) ALGORITHM THERAPY (JNC 8, 2014) ALGORITHM THERAPY (JNC 8, 2014) ALGORITHM THERAPY (ISH 2020, PERHI 2021) ALGORITHM THERAPY (ISH 2020, PERHI 2021) Life Style Modification for hypertension TARGET TERAPI & PILIHAN REGIMEN KONDISI PILIHAN OBAT 1. ACEi, ARB, CCB/ Thiazid NORMAL 2. ACEi/ARB + Thiazid atau ACEi/ARB + CCB 3. ACEi/ARB + CCB + Thiazid 1. ACEi atau ARB DIABETES MELLITUS 2. CCB 3. Thiazid PILIHAN REGIMEN 1. ACEi/ARB + BB + DIURETIK (LOOP) GAGAL JANTUNG 2. ACEi/ARB + BB + DIURETIK (LOOP) + SPIRONOLAKTON (JNC 8, AHA 2017, PERHI 2021) POST INFARK MIOKARD 1. ACEi / ARB + BB PENCEGAHAN KEKAMBUHAN STROKE 1. ACEi / ARB, Thiazid, CCB 1. ACEi/ARB + CCB atau ACEi/ARB + Diuretik CKD 2. ACEi/ARB + CCB + Diuretik 1. ACEi, BB, Diuretik, CCB CAD 2. Kombinasi 3 obat 1. BB/CCB non DHP + ACEi/ARB atau BB+CCB ATRIAL FIBRILASI 2. ACEi/ARB + BB + CCB DHP/diuretik thiazid atau BB+CCB+thiazid PRIMARY ANTIHYPERTENSIVE DRUGS DIURETIK Diuretik meningkatkan ekskresi Na, Cl, dan air menyebabkan penurunan plasma dan stroke volume sehingga menurunkan CO dan BP. Penurunan awal CO ini menyebabkan peningkatan kompensasi PVR. Dengan terapi diuretik, cairan ekstraseluler dan volume plasma menurun ke nilai normalnya Dikonsumsi pagi hari atau pagi dan sore untuk meminimalkan efek diuresis pada malam hari. PRIMARY ANTIHYPERTENSIVE DRUGS THIAZIDE Menghambat reabsorbsi Na di tubulus distal menjadi lini pertama dari beberapa pasien Contoh : Hydrochlorothiazide, Chlorthalidone, indapamide, Metozolone Electrolyte imbalance : hipokalemia, hipomagnesemia, Banyak ditemukan bila digunakan dosis tinggi hiperkalsemia, hiperurisemia, hiperglikemia 200/mg Metabolic Effect : Hiperglikemia, DIslipidemia Tidak dianjurkan untuk pasien GOUT PRIMARY ANTIHYPERTENSIVE DRUGS LOOP Tidak Menghambat Lebih efektif daripada ESO hipokalemia, direkomendasikan reabsorbsi Na dan Cl thiazid untuk pasien hipokalsemia, sebagai 1st line kecuali di proksimal, lengkung dengan CKD berat hiponatremi, ada edema yang henle, dan tubulus ketika GFR 180/120 mmHg), dibagi menjadi 2 kondisi a. Hipertensi emergensi Peningkatan TD ekstrim yg disertai dengan kerusakan organ target (life-threatening) b. Hipertensi urgensi Peningkatan TD ekstrim tanpa disertai adanya kerusakan organ target HIPERTENSI EMERGENSI Hipertensi krisis (TD > 180/120) dengan disertai terjadinya kerusakan organ target : Ensefalopati, perdarahan intrakranial, left ventricular failure dgn udema paru, unstable angina, miokard infark, eclampsia TD harus segera diturunkan dgn obat antihipertensi secara iv dan monitoring TD intensif nicardipin = i.v drip A. Target awal TD diturunkan 25% MAP (dlm 1 jam pertama) Jika kondisi pasien stabil, maka TD diturunkan sampai target 160/100-110 dlm 2-6 jam setelahnya B. Jika kondisi pasien stabil dapat dilakukan penurunan TD secara gradual sampai TD normal dlm 24-48 jam terapi HIPERTENSI EMERGENSI HIPERTENSI URGENSI Merupakan kondisi hipertensi dg TD > 180/120, namun tidak disertai kerusakan akut dari beberapa organ target Biasanya terjadi pada pasien non compliance maupun pasien dg terapi tidak adekuat Penurunan TD dapat dilakukan dlm beberapa jam-hari, dengan antihipertensi oral kerja pendek : captopril, labetalol atau klonidin Penurunan TD tidak boleh progresif àkarena resiko CV Tx dapat berupa penambahan dosis dari obat antihipertensi yg biasa digunakan pasien atau menambahkan AH baru SPECIAL POPULATIONS HIPERTENSI pada kehamilan Preeklamsia, eklamsia, hipertensi gestasional, hipertensi kronik Preeklamsia : TD >140/90 disertai protein uria (> 300 mg/24 jam) kejang Eklamsia : terjadi konvulsi pada preeklamsia Hipertensi gestasional : hipertensi yg terjadi ditengah masa kehamilan (setelah 20 mgg kehamilan), tanpa disertai protein uria Hipertensi kronik : hipertensi sebelum masa kehamilan atau HT yang terdeteksi sblm 20 mgg kehamilan manajemen ht kronik pada kehamilan terapi preeklampsia MILD HT (kurang dari sama dengan 170 mmHg) : Metildopa, Labetalol, Nifedipin SEVERE HT (>170 mmHg) : IV Labetalol (alt. IV Nicardipin, Hydralazine) oral metidopa, nifedipin HIPERTENSI pada ELDERLY Pasien usia > 50 thn, seringkali mengalami hipertensi dgn SBP lebih tinggi (isolated sistolic hypertension) ➡️ resiko kerusakan organ krn hipertensi >>> 1st line drugs aman digunakan pada pasien lansia, mulai dgn dosis yg lbh rendah dan lakukan titrasi dosis untuk mencegah efek hipotensi Lansia sensitif terhadap volume depletion dan hambatan saraf simpatik ➡️ resiko hipotensi ortostatik >>> maka hindari obat antihipertensi yg bekerja di saraf sentral (alfa blocker) Goal TD SBP

Use Quizgecko on...
Browser
Browser