Bedak Padat PDF
Document Details
Uploaded by LawAbidingAlexandrite
Tags
Summary
Dokumen ini membahas tentang kosmetika, khususnya bedak. Informasi mengenai jenis-jenis bedak, fungsi, dan sifat-sifatnya dijelaskan secara terperinci. Berbagai bahan dan komponen bedak dibahas, termasuk teknik pembuatannya.
Full Transcript
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau bada...
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM, 2021). Industri Kosmetika yang memiliki Sertifikat Produksi Kosmetika golongan B dapat memproduksi bentuk dan jenis sediaan Kosmetika tertentu. Bentuk dan jenis sediaan Kosmetika tertentu sebagaimana merupakan bentuk dan jenis sediaan Kosmetika yang memiliki faktor risiko rendah dan/atau diproduksi dengan Teknologi Sederhana. Industri Kosmetika yang memiliki Sertifikat Produksi Kosmetika golongan B dilarang memproduksi yaitu kosmetika yang digunakan untuk bayi; Kosmetika yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut, dan/atau membran mukosa lainnya; kosmetika mengandung bahan yang memiliki fungsi sebagai anti jerawat, pencerah kulit, tabir surya, Chemical Peeling, dan pewarna rambut; kosmetika yang dalam pembuatannya memerlukan teknologi tinggi dapat berupa aerosol dan serbuk kompak (BPOM, 2021). Bedak (face powder) termasuk kosmetik dekoratif yang ditujukan untuk menutupi kulit wajah yang mengkilap (skin imperfection and shininess) selain itu juga digunakan sebagai kosmetik untuk mempercantik muka atau sebagai obat kulit. Selain mengencangkan wajah beberapa bedak dengan tabir surya juga dapat mengurangi kerusakan kulit akibat sinar matahari dan polusi lingkungan. Tujuan bedak digunakan untuk menutupi kekurangan pada kulit akibat dari produksi minyak atau keringat. Selain itu bedak adalah salah satu sediaan kosmetik yang dipakai dalam jangka waktu yang lama (Munira, 2020). Tabir surya adalah sediaan kosmetika yang biasanya diaplikasikan pada permukaan kulit dengan menyerap atau menyebarkan sinar matahari, dan melindungi kesehatan kulit manusia dari pengaruh negatif sinar UV akibat sinar matahari (Zulkarnain et al., 2013). Bedak mengandung zink oksida (ZnO) yang berfungsi untuk menutupi warna kulit wajah yang tidak rata dan melindungi kulit dari sinar ultraviolet (Moezzi et al., 2012). Zink oksida mampu memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap kedua jenis sinar UV. Ini karena ZnO memiliki potensi untuk menyerap dan memantulkan baik UVA dan UVB (Gulson, 2012). Senyawa ini biasa digunakan sebagai pigmen pada cat tembok (Braun et al., 1992) tabir surya (Zallen and Moret, 2006) pasta gigi (Yuan and Chen, 2005) solar sel, sensor, perangkat memori serta sebagai fotokatalis. Titanium dioksida (TiO2) merupakan material fotokatalis yang sering diaplikasikan diaplikasikan pada teknologi. Khususnya teknologi Kosmetik karena mempunyai fotoaktivitas tinggi dan bersifat stabil pada paparan sinar UV pada kullt. Titanium dioksida merupakan bentuk tabir surya nanopartikel pemblok fisik yang memberikan hasil formulasi tabir surya yang transparan. Sehingga dapat diterima lebih baik dalam formulasi kosmetik. Ukuran partikel bahan pemblok fisik yang sangat halus memungkinkan sediaan ini dapat berperan sebagai tabir surya dalam sediaan kosmetik dengan mekanisme mengabsorpsi sinar UV (Aprilita, 2008). II.1.1 Definisi Kosmetik Kosmetik dalam peraturan kepala Badan POM RI No.HK.03.1.23.08.11.07517 adalah Setiap bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Badan BPOM, 2011). Kosmetik adalah bahan-bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dipercikan, disemprotkan, dimasukkan atau dituangkan pada badan atau bagian badan dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,menambah daya tarik atau merubah rupa dan tidak termasuk golongan obat (Retno Isawri, 2007). Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan ultraviolet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dini dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (Retno Iswari, 2007). II.1.2 Jenis-jenis Kosmetik Menurut (Tranggono dan Latifah, 2007) jenis-jenis kosmetik terbagi menjadi dua yaitu : II.1.2.1 Kosmetika Perawatan Kulit Jenis ini diperlukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit, misalnya adalah kosmetika pembersih (facial cleansers), kosmetika pelembab kulit (moisturizer), kosmetika pelindung kulit dan kosmetika yang mencerahkan atau menghaluskan (peeling). Pembersih harus dapat melarutkan bahan-bahan, baik yang larut dalam air maupun yang larut dalam minyak, dalam bentuk emulsi, yang tidak bersifat asam dan banyak mengandung minyak atsiri. Pembersih terutama menggunakan air, minyak dan bahan padat yang dapat menyerap kotoran dan digunakan dengan cara menggosokan secara mekanis. Kosmetika penyegar atau biasa disebut toner berfungsi untuk menyegarkan kulit wajah, menghilangkan sisa minyak dan desinfektan ringan dari kulit, sekaligus menutup kembali pori-pori. Pelembab berfungsi sebagai pelembab kulit yang menormalkan kadar air kulit dan melindungi kulit dari bahan kosmetika berbahaya lainnya. Ada dua tipe dasar pelembab yaitu minyak (berbasis minyak) dan air. Pelembab dengan basis minyak cocok untuk jenis kulit kering normal, tetapi kulit berminyak sebaiknya menggunakan pelembab berbahan dasar air. Pelembab berbahan dasar minyak biasanya berbentuk krim, dan pelembab berbahan dasar air biasanya berbentuk lotion. Kosmetika pelindung bertujuan untuk menjaga kondisi kulit sebaik mungkin dan melindungi kulit dari pengaruh berbagai lingkungan yang dapat merusak kulit, terutama dari sinar matahari. Kosmetika pelindung diaplikasikan pada kulit yang telah dibersihkan. Persyaratan kosmetik tabir surya (sunscreen) mudah digunakan, jumlah formulasi tambahan cukup, bahan dasar dan bahan aktif formulasi ini dapat dengan mudah dicampur, dan dapat menjaga kelembutan dan kelembaban kulit. II.1.2.2 Kosmetik Dekoratif (Rias Wajah) Jenis kosmetik ini digunakan untuk menutupi dan menyembunyikan kekurangan kulit agar mencapai tampilan yang lebih menarik dan menghasilkan efek psikologis yang unggul seperti rasa percaya diri. Pewarna dan wewangian memainkan peran yang sangat penting dalam kosmetik rias. Penggunaan kosmetik dekoratif lebih bersifat psikologis daripada kesehatan kulit. Kosmetik dekoratif sebaiknya dapat menutupi noda, bekas jerawat dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi keindahan kulit dan memperbaiki ketidaksempurnaan pada wajah. Kosmetik dekoratif sebaiknya menarik dalam warna, memiliki aroma yang menyenangkan, tidak berminyak, tidak mengiritasi kulit. Kosmetika dekoratif terbagi menjadi tiga bagian yaitu kosmetika bibir, wajah, dan mata. a. Kosmetika Bibir Lipstik merupakan jenis kosmetika mata yang paling banyak digunakan. Lipstik adalah riasan bibir yang anatomi dan fisiologinya sedikit berbeda dengan kulit bagian tubuh lainnya. Stratum korneum bibir sangat tipis dan dermis tidak mengandung kelenjar keringat atau sebum, sehingga bibir mudah kering danpecah-pecah, terutama pada cuaca dingin dan kering. Lipstik yang baik menutupi dan melekat pada bibir, tetapi tidak lengket, bertahan lama di bibir, tidak menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit bibir, melembabkan kulit bibir, dan memberi warna menarik yang merata pada bibir b. Kosmetika Wajah Alas bedak (foundation) merupakan dasar sebelum mengaplikasikan bedak dan berfungsi untuk menahan bedak sehingga mudah menempel di kulit wajah. Foundation juga dapat menghaluskan permukaan kulit dengan menutupi bekas luka di sekitar pipi, bekas jerawat, dan noda gelap. Bedak merupakan kosmetika wajah yang terdiri dari campuran homogen dari beberapa jenis zat yang tidak larut dalam air. Bedak terbagi menjadi dua yaitu bedak padat dan bedak tabur. Kelebihan bedak padat dibanding bedak tabur yaitu lebih praktis untuk dibawa dan lebih tahan lama di wajah. Bedak tabur juga memiliki kelebihan yaitu sangat bagus untuk kulit berminyak dibandingkan dengan bedak padat meskipun bedak tabur kurang tahan lama di wajah. Perona pipi atau disebut juga blush on merupakan kosmetika yang digunakan pada pipi agar terlihat lebih cantik, segardan lebih berdimensi. Blush on tersedia sebagai bedak padat, serbuk, make-up berbasis lemak, krim, atau gel. c. Kosmetika Mata Eye shadow merupakan kosmetika mata dan tujuan penggunaan eye shadow adalah untuk mempertegas mata dan membuat bagian putih mata terlihat lebih cerah. Eye shadow digunakan di dekat mata dan di kelopak mata atas. Eyeliner merupakan produk kosmetika yang dapat mempertegas bentuk mata dan membuat mata terlihat lebih besar. Bentuk eyeliner yaitu eyeliner cair, krim atau pensil, yang digunakan di sekitar mata agar mata terlihat lebih hidup. Mata yang diaplikasikan eyeliner akan lebih indah dan ekspresif. Pensil alis digunakan untuk membentuk alis yang selaras dengan wajah. Ada tiga jenis warna pensil alis yaitu coklat, hitam, dan abu-abu karena fungsinya tidak hanya untuk membentuk alis tetapi juga untuk mempercantik garis mata asli, misalnya untuk membuat bentuk mata lebih lebar. Penggunaan mascara adalah untuk melentikkan bulu mata sehingga terlihat lebih tebal dan panjang. II.1.3. Penggolongan Kosmetik Penggolongan kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI terbagi menjadi beberapa macam, yaitu berdasarkan jenis umum, jenis menurut sifat dan cara pembuatan, dan jenis berdasarkan kegunaan kosmetik bagi kulit. a. Penggolongan Umum Sediaan Kosmetik 1. Preparat untuk bayi, misalnya bedak bayi, minyak bayi, dll. 2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll. 3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eyeshadow, eyeliner, dll. 4. Preparat wangi-wangiann, misalnya parfum 5. Preparat untuk rambut, misalnya shampoo, conditioner, dll. 6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut 7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, foundation, dll. 8. Preparat kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouthwashes, dll. 9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll. 10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, pembersih cat kuku, dll. 11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, dll. 12. Preparat cukur, misalnya krim cukur b. Penggolongan Kosmetik Menurut Sifat Dan Cara Pembuatan 1. Kosmetik modern Kosmetik modern diramu dari bahan kimia dan dioleh secara modern (termasuk antaranya adalah cosmeceuticals) 2. Kosmetik tradisional Kosmetik tradisonal terbagi menjadi 3 yaitu benar-benar tradisional (misalnya lulur), semi tradisional (sediaan dari bahan alam yang diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama), dan hanya namanya yang tradisional, (tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional) c. Penggolongan Kosmetik Menurut Kegunaannya Bagi Kulit 1. Kosmetik Perawatan Kulit (Skin-care Cosmetics) Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya seperti kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer) seperti moisturizer cream, kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream, dan kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream 2. Kosmetik Riasan (Dekoratif atau Make-up) Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup kekurangan pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). d. Kosmetik Dekoratif Semua jenis kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih, pelembab, pelindung, dekoratif, sampai pengobatan sesungguhnya memiliki tujuan yang sama, yaitu memelihara atau menambah kecantikan kulit (termasuk kuku, rambut, bibir, gigi) melalui pembersihan, pelembaban, dan sebagainya. Hal yang khas dari kosmetik dekoratif adalah kosmetik ini bertujuan untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. II.2.1 Definisi Kulit Kulit adalah organ yang paling terlihat dan terbesar pada manusia, berfungsi sebagai lapisan penghalang untuk melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan dan berfungsi sebagai cerminan kesehatan seseorang. Kulit memiliki struktur jaringan epitel yang kompleks, elastis, sensitif, dan tersedia dalam berbagai warna dan jenis. iklim, ras, jenis kelamin, dan usia semua memiliki dampak (Haerani, Chaerunisa, Yohana, & Subarnas, 2018). Kulit manusia rata-rata memiliki luas permukaan 2 m2 dan beratnya 10 kg bila ditimbang dengan lemak, tetapi hanya 4 kg bila ditimbang tanpa lemak, atau 16% dari berat badan seseorang. Area kulit paling tebal (66 mm) terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki, sedangkan area kulit paling tipis (0,5 mm) terdapat pada penis (Widowati & Rinata, 2020). Rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, dan otot merupakan bagian dari kulit. Kulit merupakan indikator perubahan seseorang; misalnya kulit akan menjadi pucat, kekuningan, dan berwarna kemerahan. Suhu kulit meningkat ketika ada kelainan pada kulit atau ketika seseorang menderita gangguan psikologis seperti stres, ketakutan, atau kemarahan yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit. (Widowati & Rinata, 2020). II.2.2 Anatomi Kulit Gambar 1. Anatomi Kulit Manusia (Adhisa & Megasari, 2020) Pada fungsi yang dimiliki oleh kulit tersebut dapat meninjau struktur mikroskopik dari kulit yang terbagi menjadi 3 lapisan yaitu : 1) Epidermis Lapisan terluar tersusun atas lapisan epitel pipih yang mengandung unsur utama yaitu sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Epidermis merupakan lapisan kulit manusia yang paling atas dan bervariasi ketebalannya, dengan tebal kulit pada telapak tangan dan kaki berukuran 400-600 m dan kulit tipis berukuran 75-150 m. Jaringan epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang mengandung serat kolagen dan beberapa serat elastis. (Widowati & Rinata, 2020). Lapisan epidermis memiliki beberapa fungsi, antara lain bertindak sebagai penghalang atau pelindung tubuh terhadap patogen atau bakteri berbahaya, serta melindungi tubuh dari berbagai risiko paparan yang disebabkan oleh sinar ultraviolet yang berlebihan dan berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh (Maulidasari, M. Rezki Muamar, 2020). Menurut (Sunarto et al., 2019) lapisan jaringan epidermis terdiri dari empat lapisan, yaitu sebagai berikut : a. Stratum Basalis Lapisan stratum basalis tersusun atas sel-sel kubus yang tersusun vertikal pada batas dermo-epidermal, berbaris seperti pagar (palisade), melakukan mitosis berbagai fungsi reproduksi, dan tersusun atas sel-sel kolumnar dengan inti 8 elips dan besar. protoplasma basofilik, dihubungkan satu sama lain oleh jembatan antar sel. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau sel bening adalah sel berwarna terang yang mengandung butiran pigmen dan memiliki sitoplasma basofilik dan inti gelap (melanosom). b. Stratum Spinosum Stratum spinosum, juga dikenal sebagai lapisan Malpighi, juga dikenal sebagai lapisan sel acar atau lapisan akanta. Karena proses mitosis, ia terdiri dari beberapa lapisan sel poligonal dengan berbagai ukuran. Protoplasma jernih karena adanya glikogen, dan nukleus berada di tengah. Bentuk sel menjadi rata saat semakin dekat ke permukaan. Jembatan antar sel (jembatan antar sel) terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Di antara jembatan, penebalan membentuk penebalan bulat kecil yang dikenal sebagai nodus bizzozero. Sel Langerhans juga ditemukan di antara sel. c. Stratum Granulosum Stratum granulosum, juga dikenal sebagai lapisan granular, terdiri dari dua atau tiga lapisan sel pipih dengan sitoplasma berbutir kasar dan inti di antaranya. Meskipun mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini, namun sangat terlihat pada telapak tangan dan kaki. e. Stratum korneum Stratum korneum, juga dikenal sebagai lapisan tanduk, adalah lapisan terluar kulit, terdiri dari beberapa lapisan sel mati, pipih tanpa inti yang protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). 2) Dermis Dikenal sebagai corium, adalah lapisan bawah epidermis yang terletak di atas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang terjalin rapat di bagian atas (pars papillaris) dan terjalin longgar di bagian bawah dermis (pars reticularis). Pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea semuanya terdapat pada lapisan pars retucularis (Sunarto et al., 2019). Dermis pada dasarnya terdiri dari serat elastis yang dapat mengembalikan kulit keriput ke bentuk aslinya, dan serat protein ini dikenal sebagai kolagen. Karena perannya dalam membentuk jaringan kulit yang menjaga kulit tetap kering dan lentur, serat kolagen ini dikenal juga sebagai jaringan pendukung. (Widowati & Rinata, 2020). 3) Hipodermis Hipodermis adalah lapisan yang terletak tepat di bawah dermis. Perbedaan antara jaringan subkutan dan dermis kabur. Sebagian besar sel adalah liposit, yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah dan getah bening, rambut, dan kelenjar keringat di lapisan atas jaringan subkutan. Fungsi jaringan subkutan adalah untuk mengisolasi panas, melindungi dari trauma, dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi (Sunarto et al., 2019). Beberapa fungsi dari hipodermis tersebut diantaranya adalah: (Maulidasari, M. Rezki Muamar, 2020) 1. Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap benturan. 2. Memberikan bentuk tubuh. 3. Menyediakan makanan karena merupakan tempat lemak berkumpul. 4. Membantu untuk mempertahankan suhu tubuh II.3.1 Definisi Bedak Padat Bedak adalah suatu jenis produk kosmetik dekoratif yang berfungsi menutupi kekurangan pada wajah seperti menutupi kulit wajah yang mengilap atau warna kulit yang tidak rata. Fungsi utama bedak atau face powder adalah menutupi kulit secara visual, sehingga warna kulit tampak lebih seragan dan terbebas dari kilap. Oleh karena itu, bahan-bahan dasar bedak merupakan bahan yang memiliki sifat-sifat penutup diantaranya yaitu zinc oxide. Bahan-bahan ini daya tutupnya tidak menurun meskipun terkena air (Muliyawan dan Suriana, 2013). Bedak wajah digunakan untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit atau keringat hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat wajah tampak berminyak, lembut pada kulit untuk waktu yang lama sehingga bahan-bahan yang harus dapat menempel dengan baik pada kulit dan menjadi terlihat alami seperti warna kulit namun dapat menutupi noda (Astrid, 2020). II.3.2 Sifat dan Fungsi Bedak Padat Bedak padat memiliki beberapa sifat yang membuatnya menjadi pilihan populer dalam kosmetik. Salah satu sifat utamanya adalah kepraktisannya. Bedak padat biasanya hadir dalam bentuk kompak yang mudah dibawa dan digunakan kapan saja. Pigmentasi yang tinggi pada bedak padat memberikan coverage yang lebih baik untuk menutupi ketidak sempurnaan kulit. Selain itu, bedak padat efektif dalam mengontrol minyak, membuatnya ideal untuk kulit berminyak. Aplikasinya juga mudah dengan menggunakan spons atau kuas, memberikan hasil yang merata dan halus. Bedak padat juga terkenal karena ketahanannya yang lebih lama dibandingkan dengan bedak tabur, sehingga tidak mudah luntur sepanjang hari (Jones, 2017). Fungsi utama bedak padat adalah untuk menutupi ketidaksempurnaan pada wajah, seperti noda dan jerawat, sehingga menghasilkan tampilan kulit yang lebih rata dan halus. Selain itu, bedak padat digunakan untuk mengatur riasan, memastikan foundation dan concealer tetap di tempatnya. Dengan sifatnya yang dapat menyerap minyak, bedak padat membantu mengontrol kilap berlebih, khususnya di daerah T-zone. Bedak padat juga dapat meningkatkan tekstur kulit dengan memberikan hasil akhir yang matte atau sedikit berkilau, serta membantu meratakan warna kulit dan memberikan tampilan yang lebih cerah dan segar (Thomas, 2020). II.3.3.1 Keuntungan Menurut Retno dan Fatma, 2007 kelebihan dari bedak padat adalah: a. Tahan lama di wajah b. Memperindah dan memberi warna pada wajah c. Menyamarkan warna kulit d. Mengurangi minyak berlebihan diwajah e. Mudah dibawah kemana-mana II.3.3.2 Kerugian Menurut Tranggono pada tahun 2007 ada berbagai dampak atau reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak aman baik ada kulit maupun pada sistem tubuh, antara lain: a. Iritasi Iritasi merupakan reaksi yang langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karna salah satu atau lebih bahan yang terkandung bersifat iritan. Alergi merupakan reaksi negatif pada kulit yang muncul setelah kosmetik dipakai beberapa kali mengandung bahan yang bersifat alergenik tetapi tidak semua orang mengalami alergi. b. Fotosensitisasi Fotosensitisasi merupakan reaksi negatif yang muncul setelah kulit yanng menggunakan kosmetik terpapar sinar matahari karena satu atau lebih bahan yang terkandung dalam kosmetik bersifat fotosensitisasi. c. Jerawat Pada beberapa sediaan kosmetik bedak ditambahkan zat komedogenik seperti lanolin pada bedak padat yang jika digunakan pada kulit wajah berminyak akan menyumbat pori-pori wajah dalam mengeluarkan sebum (minyak) dan bersamaan dengan masuknya kotoran dan bakteri. d. Intoksikasi Intoksikasi yaitu keracunan yang terjadi secara lokal maupun sistemik melalui penghirupan lewat mulut dan hidung melalui penyerapan kulit terutama jika satu atau bahan bersifat toksik. II.3.4 Karakteristik Karakteristik bedak Menurut Justitia, (2014) sebagai berikut : a. Daya Penutupan Bedak Daya penutupan bedak adalah kemampuan untuk menutupi cacat dan kemerahan pada wajah. Kemampuan ini dapat diperoleh dari bahan-bahan seperti kaolin, zink oksida. b. Daya lekat Daya lekat mengindikasikan seberapa baik bedak melekat padat kulit. Daya lekat juga membantu menentukan tahan bedak (lasting power). Daya lekat diperoleh dari penggunaan magnesium stearat. c. Pewarna Pewarna adalah bahan tambahan alam dalam sebuah produk kosmetik dekoratif seperti bedak. Fungsi utama pewarna adalah menyamarkan bintik atau noda serta menghasilkan warna yang indah untuk menciptakan daya tarik. Pewarna terbagi menjadi pewarna bahan organik sintetik, pigmen inorganik dan pewarna alami. d. Pengawet Pengawet adalah bahan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang bisa merusak produk atau tumbuh pada produk kosmetik. Bahan pengawet yang sering digunakan dalam dunia farmasi salah satunya adalah metil paraben. II.3.5 Pembagian Bedak 1. Loose Powder Dikenal sebagai bedak tabur, dalam bentuk bubuk yang halus. Biasanya bedak jenis ini dipakai setelah memakai alas bedak. Keistimewaan dari bedak jenis ini adalah mudah menyerap minyak yang timbul diwajah serta menutupi pori-pori wajah lebih sempurna. Disamping keistimewaan tersebut, bedak jenis ini juga mempunyai kekurangan yaitu mudah tumpah, kurang praktis dan maksimal penggunaan dari bedak hanya dua tahun saja, lebih daripada itu akan rusak (Draelos, 2017). 2. Compact Powder Bentuk dari bedak jenis ini sangat padat. Sema dengan Loose Powder, bedak ini juga dipakai setelah memakai alas bedak. Keistimewaan dari bedak jenis ini adalah cepat menyerap keringat dan sekaligus mengurangi minyak tersebut. Bentuknya juga beragam, tidak mudah tumpah sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana. Bedak jenia ini juga mempunyai kekurangan yaitu bila dipoles berulang-ulang akan membuat wajah seperti memakai topeng karena bedak yang dipakai begitu tebal. Oleh karena itu, dalam peamakaian atau pengolesan bedak jenis ini sebaiknya tipis-tipis saja (Draelos, 2017). 3. Shimmering Powder Bentuk dari bedak jenis ini berupa bubuk, berwarna dan mengandung glitter. Biasanya digunakan sebagai sentuhan akhir selesai bermakeup. Bedak jenis ini digunakan atau dipoles pada punggung, leher dan lengan jika memakai pakaian terbuka. Keistimewaan dari bedak ini adalah wajah dan tubuh tampak berkilau dan bercahaya karena efek glitter. Tersedia dalam beraneka ragam warna dan dapat disesuaikan dengan tema rias. Kekurangannya adalah hanya dapat dipakai pada acara-acara khusus seperti pesta, serta penggunaan bedak ini tidak lebih dari 15 bulan (Draelos, 2017). 4. Meteorite Powder Bentuk dari bedak jenis ini bulat-bulat kecil dan berwarna-warni. Biasanya digunakan sebagai sentuhan akhir selesai make-up. Dipakai dengan menggunakan kuas besar (tidak memakai spons) dengan menyapukan ke seluruh wajah. Keistimewaan dari bedak jenis ini adalah dapat membuat wajah terlihat lebih segar bercahaya. Sedangkan kekurangannya adalah harga dari bedak jenis ini terlampau mahal karena belum banyak produsen yang memproduksinya (Draelos,2017). 5. Two Way Cake Powder Bentuk dari bedak jenis ini mirip dengan bedak jenis compact powder, tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai bedak sekaligus foundation. Digunakan spons kering bila ingin digunakan sebagai bedak. Jika ingin dipakai sebagai foundation, maka digunakan spons basah. Bedak ini sangat praktis karena sekaligus dapat berfungsi sebagai alas bedak, menutup, dan menyerap keringat. Kekurangan dari bedak jenis ini adalah sedikitnya warna yang disediakan. Bedak jenis ini juga tidak mampu menutupi flek hitam pada wajah. Penggunaan bedak ini tidak lebih dari 1 tahun (Draelos,2017). 6. Bedak Bayi Bedak bayi biasanya digunakan pada permukaan kulit dan lipatan- lipatan kulit, bedak biasanya digunakan pada kulit seluruh permukaan tubuh (kecuali wajah) untuk mempercepat penguapan pada proses berkeringat, dan sebagai water repellent, dan sebagai lubrikan untuk mencegah luka akibat penggunaan popok (Tranggono, 2007). II.3.6 Metode Pembuatan Pada formulasi kosmetik metode yang paling sering digunakan untuk memperoleh compact powder adalah metode kempa kering. Pada metode ini bahan dasar dan bahan pengikat di kompresi dalam pengepresan khusus dengan bantuan tekanan. Metode ini dilakukan dalam kondisi terkendali (Guarav, 2018). II.3.7 Komponen Bedak Padat Menurut Barel (2001), komponen bedak yang di gunakan adalah: 1. Zat Aktif Zat aktif merupakan zat yang memberikan efek farmakologis, idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam sediaan harus mempunyai sifat kemurniannya tinggi, stabil kompatibel dengan semua zat tambahan atau eksipien. 2. Zat Tambahan Zat tambahan disebut juga dengan eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan dan fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas atau mutu dari sediaan yang dihasilkan. Zat tambahan yang ada dalam sediaan bedak antara lain: magnesium stearat berfungsi sebagai daya licin yang baik serta memberikan kesan kelembutan, zink oksida memiliki fungsi daya lekat yang baik, metil paraben memiliki fungsi sebagai zat pengawet. 3. Pengharum Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efesiennya yang digunakan dalam bedak wajah adalah sangat penting. karena bau dari bedak memiliki peranan penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang sangat luasdari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit dari pada masalah dalam penyelesaian formulasi bedak wajah, penggunaan pengharum dalam pembuatan bedak tidak boleh terlalu banyak atau secukupnya saja, misalnya oleum rosae yang memiliki fungsi sebagai aroma atau pengharum. 4. Pewarna Pewarna merupakan bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi atau memperbaiki warna pada kosmetik. Zat warna merupakan suatu bahan baik alami maupun sintesis yang dapat memberikan warna. Jenis pewarna ada dua yaitu pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Karakteristik pewarna alami memiliki variasi warna yang terbatas, jenis pewarna alami yang berasal dari tumbuhan yang sering digunakan adalah klorofil,curcumin, antosianin, dan karetonoid sedangkan pearna sintesis merupakan pewarna yang berasal dari zat kimia. Karakteristik pewarna sintesi memiliki variasi yang lebih banyak. Contoh pewarna sintesis antara lain sunset yellow, carmoisine, methanil yellow, terirazine. Fungsi utama dalam sediaan bedak adalah menyamarkan bintik atau noda serta menghasilkan warna yang indah untuk wajah. 5. Pengikat Beberapa jenis bahan pengikat yang akan digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan. 1). Pengikat Kering Penggunaan dari pengikat kering seperti logam stearat (zink atau magnesium stearat) di butuhkan untuk meningkatkan tekananbagi kompaknya bedak kompak. 2) Pengikat Minyak Minyak tunggal, seperti minyak minneral, isopropil miristat dan turunan lanolin dapat digunakan untuk Minyak tunggal, seperti minyak mineral, isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat digunakan untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Penggunaan pengikat minyak ini banyak digunakan dalam formula bedak kompak. 3) Pengikat Larut Air Pengikat larut air yang biasa digunakan umumnya adalah gum seperti tragakan, karaya dan arab. Penambahan pengawet penting dalam mdium gum dan juga dalamsemua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri. 4) Pengikat Tidak Larut Air Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak kompak. Minyak mineral, lemak ester dari segala tipe dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan sejumlah air untuk membantu pembentukan bedak padat yang halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban bedak. 5) Pengikat Emulsi Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air dalam bedak kompak, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang telah banyak digunakan. Emulsi memberikan distribusi yang seragam baik padafase minyak maupun fase air, dimana hal penting dalam pengempaan serbuk. Pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut air. Penggunaan minyak dalam bentuk emulsi bertujuan untuk mencegah penggumpalan yang dapat terjadi ketika minyak Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air dalam bedak kompak, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang telah banyak digunakan. Emulsi memberikan distribusi yang seragam baik padafase minyak maupun fase air, dimana hal penting dalam pengempaan serbuk. Pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut air. Penggunaan minyak dalam bentuk emulsi bertujuan untuk mencegah penggumpalan yang dapat terjadi ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah. 6. Talkum Secara kimiawi talk adalah magnesium silikat ini merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan yang cukup baik. Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu saja sifat mudah menyebar ini adalah yang paling dibutuhkan. Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh (tidak lebih dari 74 mikro) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia dimana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir. Talkum mempunyai fungsi sebagai bahan pengisi atau bahan dasar dalam bedak. II.3.8 Pewadahan Pengemasan merupakan komponen penting dalam pengembangan sediaan di industri farmasi dan mempunyai hubungan erat antara suatu sediaan dengan kemasan sehingga menjadi perhatian utama terhadap stabilitas dan kemampuan sediaan bahan kemas yang digunakan pada sediaan compact powder adalah plastik dan jenis plastik yang digunakan bermacam-macam yaitu PET, HDPE, dan PP (Purnomo, 2023). II.3.9 Evaluasi Bedak padat harus memenuhi beberapa untuk memastikan kualitas dan keamanan penggunaan, berikut adalah : a. Uji Organoleptik Sediaan harus memiliki warna, tekstur dan bau yang sesuai persyaratan evaluasi. Uji organoleptik dilakukan untuk memastikan bahwa sediaan memiliki kualitas yang dapat diterima pengguna. b. Uji pH Sediaan harus memiliki pH yang sesuai dengan persyaratan evaluasi. Uji pH sediaan untuk mengetahui apakah sediaan pada rentang pH normal kulit yaitu 4,6-7. Uji pH dilakukan dengan mengukur larutan sediaan (1%b/v) pada pH meter. c. Homogenitas Sediaan harus homogen untuk memastikan komponen yang terkandung dalam sediaan bercampur secara merata. Evaluasi uji homogenitas sediaan bedak padat dioleskan tipis dan merata diatas kaca objek kemudian diarahkan ke cahaya dan tidak boleh ada butiran kasar. d. Kepadatan Bedak padat harus memiliki kepadatan yang sesuai evaluasi, uji kepadatan dengan mengamati kerapuhan yang baik adalah sediaan tidak boleh pecah dan retak. II.4 Mekanisme Kerja Sediaan Zinc oxide digunakan dalam produk tabir surya, termasuk sediaan compact powder, karena memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melindungi kulit dari radiasi ultraviolet (UV). Zink oxide bekerja dengan cara memantulkan, menyebarkan, dan menyerap sinar UV, baik UVA (320-400 nm) maupun UVB (290-320 nm). Partikel zinc oxide membentuk lapisan pada permukaan kulit yang bertindak sebagai penghalang fisik terhadap sinar UV, mencegah sinar tersebut menembus ke dalam kulit dan menyebabkan kerusakan (Bashir dan Ahmad, 2015). II.5 Uraian Bahan Aktif II.5.1 Farmakologi (Sweetman, 2009: Hal. 1621) Nama : ZINC OXIDE Kelas Farmakologi : Agen pelindung kulit, bahan aktif dalam tabir surya Indikasi : Melindungi wajah dari paparan sinar UV Mekanisme Kerja : Zink oksida bekerja dengan membentuk penghalang fisik pada permukaan kulit yang memantulkan dan menyebarkan sinar UV, mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari. Kontraindikasi : Luka terbuka, infeksi kulit Efek Samping : Reaksi alergi seperti ruam, gatal, atau pembengkakan. Iritasi kulit atau kemerahan dapat terjadi pada beberapa individu. Toksisitas : Toksisitas zink oksida rendah ketika digunakan sesuai anjuran. Penggunaan berlebihan atau konsumsi bisa menyebabkan mual, muntah, dan gejala gastrointestinal lainnya. Konsentrasi Pemberian : 10% Interaksi Zat Aktif : EDTA dapat mengurangi efektivitas zink oksida. II.5.2 Sifat Fisika Kimia Menurut HOPE (2006), uraian sifat fisika kimia dari zink oksida sebagai berikut: Nama Resmi : ZINC OXIDE Nama Lain : Seng oksida Rumus Molekul : ZnO Rumus Struktur : Bobot Molekul : 81,38 g/mol Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih, putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalametanol 95%, larut dalam asam mineral dandalam laarutan hidroksida. pKa dan pH : pH: 6,95 Titik Lebur : 1975oC Polimorfisme : Zinc oksida memiliki beberapa bentuk kristal yang dikenal seperti Wurtzite, Zincblende (Sphalerite) dan Rocksalt. Informasi Tambahan : Jika kontak dengan udara akan menyerap uap lembab Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan gugus benzil Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat II.5.3 Stabilitas Suhu : Dalam aplikasi praktis seperti kosmetik, zinc oxide tetap stabil pada suhu yang jauh lebih rendah dan tidak mengalami perubahan signifikan pada suhu penyimpanan dan penggunaan normal (