Gereja Sebagai Komunitas Umat Beriman PDF

Summary

Modul ini membahas tentang Gereja sebagai komunitas umat beriman, menjelaskan konsep Gereja yang hidup, keanggotaan, karya pastoral, serta tanda dan sarana keselamatan. Materi dilengkapi dengan pertanyaan, refleksi dan evaluasi untuk memperdalam pemahaman tentang peran Gereja dalam kehidupan umat.

Full Transcript

Bab Gereja sebagai Komunitas Umat Beriman 57 Tujuan Pembelajaran Para Kanisian mampu memahami bahwa Gereja sebagai komunitas umat beriman yang hidup melalui berbagai karya pastoral Gereja, sehingga mereka mampu turut berperan serta dalam karya-k...

Bab Gereja sebagai Komunitas Umat Beriman 57 Tujuan Pembelajaran Para Kanisian mampu memahami bahwa Gereja sebagai komunitas umat beriman yang hidup melalui berbagai karya pastoral Gereja, sehingga mereka mampu turut berperan serta dalam karya-karya Gereja. School Value Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia Gotong-royong Profil Pelajar Kanisian Man for and with others (Brotherhood, Berperspektif Global, Empati, dan Kolaborasi, Tanggung Jawab) Magis (Daya Juang (Perseverantia), Terbuka untuk tumbuh, Kreatif, Inovatif, Disiplin, dan Mandiri Jujur dan Adil (Pelayanan yang Berdasarkan Keadilan dan Kasih) Materi Prasyarat Yesus mewartakan Kerajaan Allah Yesus bangkit Yesus mengutus Roh Kudus 58 Road map GEREJA SEBAGAI KOMUNITAS UMAT BERIMAN 1 Gereja sebagai komunitas yang hidup 2 Gereja yang satu, kudus katolik dan apostolik 3 Keanggotaan Gereja 4 Karya Pastoral Gereja (Lima tugas Gereja) 5 Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan 6 Refleksi Refleksi 59 Materi Pelajaran Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu memahami makna pengorbanan Yesus sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan berpihak pada yang miskin, menderita, dan kekurangan Apersepsi Siswa mendalami cerita tentang video "what is the church" dari https://youtu.be/YLFZsG9f6ZI Berdasarkan video di atas, yang termasuk Gereja adalah? Mengapa? 60 A. Gereja Sebagai Komunitas yang Hidup Suatu kelompok akan disebut sebagai komunitas yang hidup, jika komunikasi dan interaksi di dalam kelompok tersebut berlangsung terus-menerus. Komunitas tersebut saling memperhatikan, memiliki,memberi, mendukung, menasihati mengingatkan, mengembangkan, dan melayani. Mereka berusaha agar kebersamaam tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama. Komunikasi dan interaksi dalam kelompok di atas ada dalam Gereja. Gereja merupakan suatu komunitas yang hidup, yang di dalamnya berisi orang-orang yang beriman pada Kristus. Kata ”Gereja” berasal dari kata igreja (dari bahasa Portugis) untuk menerjemahkan ecclesia (dari kata Latin), atau ekklèsia dari bahasa Yunani, yang berarti ’kumpulan’ atau ’pertemuan,’ ’rapat.’ Namun, bukan sembarang kumpulan, melainkan kumpulan atau kelompok orang yang sangat khusus. Kata Yunani ekklèsia sendiri sebenarnya berarti ’memanggil.’ Dari pengertian-pengertian tersebut, maka Gereja dapat diartikan sebagai umat yang dipanggil Tuhan. Penghayatan Gereja sebagai komunitas umat beriman yang hidup nampak dalam beberapa aspek berikut: Untuk masuk menjadi anggota Gereja, setiap umat harus melalui sakramen baptis, dalam upacara inisiasi, Berkat baptisan, Roh Kudus mempersatukan semua orang dalam komunitas Gereja, Semua anggota komunitas hidup sehati dan sejiwa karena menghayati satu Allah, satu Roh, dan satu baptisan, Dalam Gereja, semua anggota dipandang dan diperlakukan sebagai saudara yang sederajat, Pemimpin dalam Gereja hadir sebagai pelayan yang mampu menghadirkan Kristus di tengah-tengah kehidupan Jemaat 61 Dalam doa Syahadat Katolik, kita mengenal dan mengamini akan ciri dari gereja yaitu Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Gereja yang satu: Gereja yang tampak sebagai perwujudan kehendak tunggal Yesus Kristus untuk dalam Roh Kudus tetap hadir kini di tengah manusia untuk menyelamatkan (LG 8). Kesatuan dalam gereja juga tampak dalam satu Injil, satu babtisan, dan satu jabatan yang dikaruniakan kepada Petrus dan kedua belas rasul. Kesatuan Gereja lahir dari persekutuan dalam persaudaraan, baik dalam pengungkapan iman liturgis dan katekis, maupun dalam perwujudan persekutuan dalam organisasi atau penampilan dalam masyarakat. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan bahwa Gereja itu satu, karena tiga alasan: Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi-Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan semua orang dengan Allah melalui darah-Nya di salib. Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, yang menciptakan persekutuan umat beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Gereja. Kesatuan Gereja peziarah juga diamankan oleh ikatan persekutuan yang tampak berikut ini: a) pengakuan iman yang satu dan sama, yang diwariskan oleh para Rasul, b) perayaan ibadat bersama, terutama Sakramen-sakramen, c) suksesi apostolik, yang oleh Sakramen Tahbisan menegakkan kesepakatan sebagai saudara- saudari dalam keluarga Allah. (KGK 815) Gereja yang kudus berarti Gereja menjadi perwujudan kehendak Allah yang Mahakudus untuk bersatu dengan manusia dan mempersatukan manusia dalam kekudusan-Nya (bdk LG 8,39,41 dan 48). Gereja itu kudus karena sumber dari mana ia berasal adalah kudus. Gereja didirikan oleh Kristus sehingga Gereja menerima kekudusannya dari Kristus atas doa-doaNya (lih Yoh 17:11). Gereja itu kudus karena tujuan ke mana ia diarahkan adalah menuju kekudusan, yaitu bahwa Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia. Gereja itu kudus karena jiwa dari Gereja itu sendiri adalah kudus, yaitu bahwa jiwa dari Gereja itu adalah Roh Kudus sendiri. Gereja itu kudus karena karena unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalamnya adalah kudus, seperti ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen. Gereja itu kudus sebab anggotanya adalah kudus, karena ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan dan diserhakan kepada Kristus serta dipersatukan dalam iman, harapan, dan cinta yang kudus. Semua anggota diarahkan menuju kekudusan. 62 Gereja yang Katolik, berarti bahwa Gereja diperuntukkan bagi semua manusia dari segala bangsa, tempat dan zaman.Kata “katolik” memiliki arti umum, universal, meresapi segala-galanya. Gereja bersifat katolik karena terbuka bagi dunia, tidak sebatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan tertentu, waktu dan golongan masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja antara lain tampak dalam: a) rahmat dan keselamatan yang ditawarkan, b) iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum (dapat diterima dan dihayati siapapun). Gereja yang terbuka ini tampak dalam kemauannya dalam menampung dan memajukan terhadap segenap kemampuan, kekayaan, dan adat istiadat bangsa-bangsa. Tidak hanya menampung dan menerima saja melainkan juga menjiwai seluruh dunia. Gereja yang Apostolik, berarti bahwa Gereja berasal dari para rasul, dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka.Kesadaran bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Kristus sebagai batu penjuru, sudah ada sejak jaman Gereja perdana. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa Gereja bersifat apostolik berarti Gereja mengakui diri sama dengan Gereja Perdana, yakni Gereja para rasul. Gereja disebut apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus Kristus. Hubungan itu tampak dalam: Fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul. Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul, Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul. 63 Keanggotaan Gereja Gereja sebagai suatu komunitas orang beriman yang hidup, memiliki kelompok anggota dengan peran masing-masing antara lain: a.Kaum klerus atau kaum tertahbis,yang terdiri atas episkopat (uskup), presbiterat (imam), dan diakonat (diakon). Mereka adalah orang yang ditahbiskan sehingga bertugas untuk menguduskan, menggembalakan, memimpin, melayani, mengajar umat, b.Kaum hidup bakti atau biarawan-biarawati, yang terdiri atas tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka adalah orang yang mengucapkan Tri Kaul Suci, yaitu Kaul Ketaatan, Kemurnian, dan Kemiskinan, serta membaktikan dirinya untuk pewartaan Kabar Gembira. Mereka hidup dalam komunitas biara, tarekat, atau konggregasi tertentu, dengan pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, rumah retret, panti asuhan dan lain-lain, c.Kaum awam, yaitu umat kristiani yang bukan imam dan juga bukan biarawan- biarawati yang berperan penting juga dalam melaksanakan perutusan Gereja sesuai dengan bidang karya masing-masing. 64 B. Karya Pastoral Gereja Salah satu ciri Gereja adalah apostolik, yang artinya Gereja berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Atas dasar ini, ciri hidup dari jemaat perdana (Gereja para rasul) adalah bertekun dalam pengajaran para rasul, bertekun dalam persekutuan, saling memperhatikan kebutuhan hidup, dan berkumpul untuk memuji Allah dan berdoa (Bdk. Kis 2: 41-47), dan sampai sekarang ciri tersebut masih dipelihara dan dilaksanakan oleh Gereja. Dalam melaksanakan ciri hidup jemaat perdana ini, Gereja mengenal 5 (lima) tugas pokok Gereja, yang terdiri atas bidang pewartaan (Kerygma), persekutuan (Koinonia), pengudusan (Liturgia), pelayanan (diakonia) dan Kesaksian (Martyria). Kehidupan menggereja jemaat perdana telah mengungkapkan lima tugas Gereja ini. Kita bisa melihat dari Kisah Para Rasul 2:41-47 berikut: “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (Kerygma) dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Liturgia). Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu(Koinonia), dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, danselalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi- bagikannya (diakonia)kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang (Martyria). Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”. 1. Liturgi (Liturgia)berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini berarti mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat Sabda/Doa Bersama; membagi komuni; menjadi: lector, pemazmur, organis, misdinar, paduan suara, penghias Altar dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan. 2. Pewartaan (Kerygma) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus, Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia. Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya: pendalaman iman, katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat kegiatan-kegiatan katekese. 65 3. Persekutuan (Koinonia) berarti ikut serta dalam persekutuan atau persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam kuasa Roh KudusNya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, PuteraNya, dalam kuasa Roh Kudus. Melalui bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini berhubungan dengan ‘cura animarum’ (pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat, umat dengan paroki/keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara teritorial (Keuskupan, Paroki, Stasi / Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok- kelompok kategorial yang ada dalam Gereja. 4. Pelayanan (Diakonia) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif / cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang miskin, telantar dan tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keikhlasan hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat (bdk. Kis 4:32-35) 5. Kesaksian (Martyria) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi dunia. Hal ini dapat diwujudkan dalam menghayati hidup sehari-hari sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat, ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup bermasyarakat. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya. Sehingga mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. 66 C. Gereja Sebagai Tanda dan Sarana Keselamatan Kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui tanda-tanda. Allah tidak secara tiba-tiba hadir di hadapan kita secara fisik, melainkan melalui tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Allah itu ada dan berkarya. Demikian pula dalam berkomunikasi. Kita dapat melihat tanda-tanda atau simbol-simbol dalam berkomunikasi. Jadi tanpa sepatah kata diucapkan, seseorang memahami maksud dari tindakan atau tanda tersebut. Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana-sarana yang ada di nunia ini. Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksakan karya penyelamatan-Nya kepada manusia. Gereja hadir untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diterima oleh para Rasul dari Yesus. Tugas perutusan tersebut merupakan tugas untuk melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Dengan demikian gereja berperan untuk membawa umat semakin berkenan kepada Yesus dan tetap setia kepada Yesus. Yesus yang telah wafat dan bangkit, tidak lagi hadir secara langsung kepada setiap orang. Wajah dan kehadiran Yesus nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin dekat dan erat dengan Allah. Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan dipergunakan simbol-simbol atau tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen. Sakramen berasal dari bahasa latin sakramentum yang berarti sarana dan tanda keselamatan Allah bagi manusia. Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat (LG1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.(KGK 775). Dalam Katekismus Gereja Katolik (776) dinyatakan bahwa sebagai sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang (LG 9) sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48), yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksannya(GS 45,1) Dalam Gereja Katolik kita kenal 7 (tujuh) sakramen yakni sakramen baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan, dan sakramen imamat dan perkawinan. Sakramen yang hanya dapat diterimakan satu kali seumur hidup: Sakramen Baptis, Sakramen Krisma, Sakramen Imamat 67 Sakramen mempunyai 3 Aspek Simbolis: Aspek Antropologis Adalah aspek yang berhubungan dengan sifat manusiawi atau kemanusiaan manusia. Dalam setiap sakramen ada Materi (Tanda/Perbuatan) dan Forma ( Kata) yang dapat dipahami (atau diindera) manusia. Aspek Kristologis Adalah aspek yang bersumber pada Kristus sebagai asal dari semua sakramen karena Kristus adalah Sakramen Dasar. Aspek Eklesiologis Adalah aspek yang berhubungan dengan Gereja sebagai pelaksana sakramen berdasarkan perintah Kristus, dan sebagai jemaat. Gereja adalah sakramen keselamatan karena Gereja adalah tanda persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Gereja menghadirkan Kristus. Kristus menghadirkan Allah. Dalam sakramen terdapat dua unsur yang hakiki yaitu forma yaitu kata-kata yang menjelaskan peristiwa Illahi dan materia yaitu benda atau tindakan tertentu yang kelihatan. Kehadiran Tuhan yang menyelamatkan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia. Namun demikian dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan tidak serta merta hadir secara fisik dalam menyelamatkan manusia sekarang ini. Allah menyelamatkan manusia melalui sarana-sarana yang ada di dunia ini, dengan simbol atau lambang-lambang. Manusia atau sesama dapat pula dipakai oleh Allah untuk menjadi sarana keselamatan bagi orang lain. Jadi, Tuhan dapat berkarya melalui sesama kita. Demikian pula Gereja. Gereja adalah sarana yang dipergunakan oleh Tuhan dalam melaksanakan karya penyelamatan-Nya. Refleksi Para Kanisian yang terkasih Anak-anak yang terkasih. Hari ini kalian telah belajar bersama tentang karya pastoral Gereja. Kalian telah mengetahui berbagai aktivitas yang dilakukan dan ditawarkan oleh Gereja, sebagai perwujudan karya pastoral Gereja. a. Pahamkah kalian akan karya pastoral Gereja ini? b. Tahukah kalian aktivitas apa saja yang dapat kalian ikuti? c. Bersediakah kalian untuk turut terlibat dalam karya pastoral Gereja? Dalam keheningan ini, renungkanlah semua itu. Susunlah sebuah rencana untuk melakukan salah satu aktivitas yang merupakan perwujudan turut serta terlibat dalam karya pastoral Gereja. 68 Evaluasi Penilaian Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas dan tepat! a.Kita mengenal ciri Gereja sebagai yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Berikanlah contoh-contoh kegiatan untuk mewujudkan masing-masing ciri Gereja tersebut! b.Dalam Gereja Katolik, kita mengenal 5 (lima) bidang tugas pokok Gereja, yaitu bidang pewartaan, persekutuan, pelayanan, liturgy, dan kesaksian. Berikanlah masing-masing 3 (tiga) contoh kegiatan yang sesuai dengan masing-masing bidang tugas Gereja tersebut! c.Gereja menjadi sarana keselamatan bagi semua umat beriman. Kita adalah Gereja, maka kita juga punya tugas untuk menjadi sarana keselamatan bagi orang lain, terlebih bagi mereka yang miskin, menderita dan tertindas. Berikanlah 5(lima) contoh aktivitas yang dapat kalian lakukan untuk mewujudkan diri sebagai sarana keselamatan bagi orang lain! Kunci Jawaban: a.Beragam kegiatan untuk mewujudkan masing-masing ciri Gereja: Mewujudkan ciri Gereja yang satu dengan memperkuat persatuan melalui aktif dalam kehidupan Gereja, setia dan taat pada persekutuan umat termasuk hierarki, dan sebagainya. Mewujudkan ciri Gereja yang kudus dengan saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah, mau terlibat dalam kegiatan gereja yang bersifat sakramental, mau terlibat dalam karya sosial gereja maupun kemasyarakatan, terlebih untuk orang miskin, lemah, dan terpinggirkan; melakukan aktivitas mendalami Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, dan sebagainya Mewujudkan ciri Gereja yang katolik dengan mau bersikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, agama dan kepercayaan, suku, dan bangsa mana pun, mau bekerja sama dengan pihak mana saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan nilai- nilai yang universal, selalu memprakarsai dan memperjuangkan tata dunia yang lebih baik untuk umat manusia, mau terlibat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk memperjuangkan nilai-nilai universal. Mewujudkan ciri Gereja yang apostolik dengan setia dan mau mempelajari injil, sebab injil merupakan iman Gereja para rasul, menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkrit dengan iman Gereja para rasul, setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul. 69 b.Contoh kegiatan yang sesuai dengan masing-masing bidang tugas Gereja: Contoh kegiatandi bidang Pewartaan(Kerygma), antara lain pelajaran agama, pelajaran untuk calon baptis, katekese umat, kotbah dan sebagainya; Contoh kegiatan di bidang Persekutuan (Koinonia), antara lain kelompok putra altar, OMK, kelompok legio maria, Marriage Encounter (ME), wanita Katolik dan sebagainya; Contoh kegiatan di bidang Pengudusan (Liturgia), antara lain perayaan ekaristi, ibadat, doa novena dan sebagainya; Contoh kegiatan di bidang Pelayanan (Diakonia), antara lain dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas, yayasan yatim piatu, aktivitas aksi sosial, APP dan sebagainya; Contoh kegiatan di bidang Kesaksian hidup (Martyria), antara lain berperilaku jujur dalam ulangan, berperilaku adil dalam pergaulan, rela menolong sesama meskipun ada resikonya, dan sebagainya. c.Tindakan atau aktivitas yang dapat dilakukan untuk mewujudkan diri sebagai sarana keselamatan bagi orang lain: Memberikan sedekah kepada pengemis Memberikan bantuan kepada teman yang mengalami kesulitan belajar Berbagi bekal makanan kepada teman yang tidak memiliki bekal Mengunjungi dan memberikan sumbangan kepada panti asuhan Penilaian Keterampilan Buatlah Infografis yang menggambarkan pemahaman anda terhadap materi dalam bab ini. 70

Use Quizgecko on...
Browser
Browser