Organogenesis 2: Urogenital dan Wajah

Perkembangan organ-organ sistem urogenital pada embrio, melibatkan perkembangan ginjal (pronefros, mesonephros, metanephros) dan struktur reproduksi.

Lengkungan faring yang memberikan kontribusi pada struktur wajah, leher, dan bagian-bagian tertentu dari sistem pencernaan.

Perkembangan tonjolan pada bagian depan kepala embrio yang berperan dalam pembentukan wajah bagian atas.

Saluran pada embrio yang berkembang menjadi saluran reproduksi pada pria dan beberapa struktur lainnya.

Struktur embrio penting yang berdiferensiasi menjadi bagian saluran reproduksi dan urin.

Lapisan jaringan embrionik yang membentuk sistem urogenital, termasuk ginjal dan organ reproduksi.

Ginjal primitif pertama pada embrio, yang berkembang pada minggu ke-3 kehamilan dan kemudian mengalami degenerasi.

Ginjal sementara kedua pada embrio, yang berfungsi selama periode pendek sebelum digantikan oleh ginjal definitif.

Ginjal definitif yang berkembang dari blastema metanephrikus dan tunas ureterik.

Sel awal yang berkembang pesat pada laki-laki, bermigrasi ke korda testis, kemudian berdiferensiasi menjadi spermatogonia dan sel Sertoli dalam tubulus seminiferus. Di sekitar tubulus seminiferus terdapat sel Leydig.

Ductus mesonephricus berkembang menjadi saluran reproduksi pria, yaitu ductus eferens, epididymis, vesicula seminalis dan vas deferens.

Kantung penyimpanan sperma yang muncul terlambat dalam perkembangan, terbentuk dari tunas di saluran reproduksi.

Ductus paramesonephricus mengalami degenerasi,kecuali pada bagian cranial yang membentuk utriculus prostaticus dan appendix testis.

Testis turun melalui canalis inguinalis dipandu oleh gubernaculum, yang kemudian menutup dan meninggalkan tunica vaginalis sebagai pelapis testis.

Sel awal yang berkembang lambat pada perempuan, bermigrasi ke korteks ovarium dan membentuk folikel yang berisi oosit. Folikel berada di tepi luar ovarium.

Ductus paramesonephricus berkembang menjadi organ reproduksi perempuan, yaitu tuba uterina, uterus, dan bagian atas vagina. Ductus mesonephricus mengalami degenerasi, kecuali pada bagian cranial yang membentuk epoophoron dan paraophoron.

Uterus dan cervix terbentuk dari bagian cranial ductus paramesonephricus, membentuk ruang dan septum untuk memisahkan organ.

Kelima tonjolan yang membentuk wajah manusia antara minggu ke-4 dan ke-10 perkembangan embrio.

Salah satu dari lima prominensia wajah yang membentuk bagian atas wajah, termasuk dahi dan hidung.

Dua tonjolan wajah yang terletak di sisi kanan dan kiri, membentuk pipi, rahang atas, dan bagian dari hidung.

Dua tonjolan wajah yang terletak di sisi kanan dan kiri, membentuk rahang bawah.

Suatu penebalan epitel yang terletak di daerah hidung embrio yang nantinya akan membentuk hidung.

Tonjolan yang berkembang dari placode nasalis, membentuk bagian tengah hidung.

Tonjolan yang berkembang dari placode nasalis, membentuk bagian samping hidung.

Struktur yang terbentuk dari penyatuan kedua Procesuss Nasalis Medialis, membentuk bibir atas dan palatum primer.

Bagian sinus urogenital yang sama pada laki-laki dan perempuan, berkembang menjadi kandung kemih.

Bagian sinus urogenital yang berkembang menjadi bagian luar organ kelamin.

Tonjolan yang berkembang menjadi organ kelamin eksterna pada embrio.

Lipatan jaringan yang berkembang menjadi bagian organ kelamin eksterna pada embrio.

Jaringan embrionik yang berkembang menjadi skrotum pada laki-laki dan labia mayora pada perempuan.

Selaput yang menutupi bagian ujung sinus urogenital yang nantinya akan terbuka menjadi lubang uretra dan vagina.

Lubang luar uretra pada perempuan, terbentuk dari pembukaan membrana urogenitalis.

Lubang vagina pada perempuan, terbentuk dari pembukaan membrana urogenitalis.

Selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina pada perempuan.