Kepemimpinan Keselamatan dan Reframing Error

Reframing Error

• Reframing error membantu seseorang memahami kesalahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai kegagalan.
• Dampak utama dari tidak menerapkan pendekatan "Condition Awareness" dalam K3 adalah potensi peningkatan kasus penyakit terkait pekerjaan dalam jangka panjang.
• Area otak yang tidak termasuk dalam "neural correlates of error performance" adalah hippocampus.
• Tujuan utama reframing error dalam lingkungan kerja adalah mendorong karyawan untuk melihat kesalahan sebagai bagian dari proses belajar.
• Penerapan efektif reframing error adalah ketika karyawan merasa tidak terlibat dalam proses kerja.
• Untuk mengurangi kesalahan akibat "memory lapses", gunakan sistem checklist untuk memastikan semua langkah diingat dan dilaksanakan.

Kepemimpinan Keselamatan

• Pemimpin transformasional dalam kepemimpinan safety berfokus untuk menginspirasi anggota tim untuk mengutamakan keselamatan sebagai nilai penting dan memberikan visi bahwa keselamatan adalah tanggung jawab moral.
• Safety leadership dapat mendorong partisipasi karyawan dalam program keselamatan dengan melibatkan karyawan dalam pengembangan prosedur keselamatan dan mendengarkan masukan.
• Kepemimpinan transaksional dianggap lebih efektif dalam kondisi kerja yang sangat terstruktur dan membutuhkan kepatuhan ketat terhadap aturan.
• Pemimpin yang berorientasi pada keselamatan harus memberikan contoh dengan terlibat langsung dalam praktik keselamatan dan memastikan keterlibatan semua anggota tim.
• Dalam teori jalur-tujuan (Path-Goal Theory), pemimpin efektif dalam mencapai tujuan keselamatan jika mereka membantu anggota tim mencapai tujuan mereka melalui dukungan dan arahan yang sesuai dengan situasi.
• Perbedaan utama antara pemimpin transformasional dan transaksional dalam konteks keselamatan kerja: pemimpin transaksional cenderung memberikan penghargaan dan hukuman berdasarkan kinerja dalam mematuhi aturan keselamatan.
• Peran pemimpin keselamatan yang efektif dalam mengelola risiko adalah menciptakan budaya keselamatan dengan memberikan contoh yang baik dan melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan terkait K3.
• Leader-member exchange theory menyatakan bahwa pemimpin lebih efektif jika dapat membantu bawahan mencapai tujuan mereka.
• Gaya pendekatan "Initiating structure" dalam teori perilaku berfokus pada tugas dan bagaimana pekerjaan harus dilakukan, seperti mengatur peran atau hubungan dalam organisasi, membangun bentuk organisasi yang terdefinisi dengan baik, saluran komunikasi, dan cara-cara untuk menyelesaikan pekerjaan.

Budaya Keselamatan (Safety Culture)

• Budaya keselamatan yang kuat ditandai dengan kesadaran tinggi terhadap keselamatan dan keterlibatan semua anggota organisasi dalam upaya pencegahan kecelakaan.
• Budaya keselamatan reaktif (reactive safety culture) ditandai dengan penerapan tindakan pencegahan hanya setelah kecelakaan terjadi.
• Perbedaan utama antara safety culture dan safety climate: Safety culture mencakup nilai dan keyakinan mendalam tentang keselamatan, sedangkan safety climate mencerminkan persepsi dan sikap karyawan terhadap kebijakan dan praktik keselamatan.
• Elemen yang menggambarkan interaksi antara kebijakan keselamatan organisasi dengan sikap dan persepsi individu terhadap keselamatan: Sistem Manajemen Keselamatan.

Quiz ini membahas tentang pentingnya reframing error dalam lingkungan kerja serta peran kepemimpinan transformasional dalam keselamatan. Anda akan memahami bagaimana kesalahan dapat dilihat sebagai peluang untuk belajar dan bagaimana pemimpin dapat menginspirasi anggota tim untuk memprioritaskan keselamatan. Uji pengetahuan Anda mengenai konsep-konsep ini dalam konteks K3.