Keberlanjutan dan Urbanisasi

Jumlah penduduk yang hidup di suatu wilayah pada waktu tertentu.

Perubahan jumlah penduduk dalam jangka waktu tertentu.

Perkiraan jumlah penduduk di masa depan berdasarkan data dan tren terkini.

Kelompok penduduk berdasarkan rentang usia atau periode tertentu.

Rasio antara jumlah penduduk tidak produktif (anak-anak dan lansia) dengan jumlah penduduk produktif (usia kerja).

Periode kehidupan manusia yang dianggap mampu berkontribusi secara ekonomi.

Struktur penduduk yang didominasi oleh proporsi besar penduduk usia muda.

Struktur penduduk yang didominasi oleh proporsi besar penduduk usia produktif.

Struktur penduduk yang didominasi oleh proporsi besar penduduk usia tua.

Perubahan struktur penduduk yang terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu.

Kelompok usia penduduk yang dianggap mampu bekerja dan berkontribusi terhadap perekonomian.

Kelompok usia penduduk yang dianggap belum mencapai usia produktif dan biasanya dalam masa pendidikan.

Kelompok usia penduduk yang dianggap telah melewati usia produktif dan biasanya memasuki masa pensiun.

Rasio yang menunjukkan jumlah penduduk tidak produktif (usia 0-14 dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk produktif (usia 15-64).

Indikator yang mengukur keberhasilan pembangunan manusia berdasarkan tiga dimensi: kesehatan, pendidikan, dan standar hidup.

Presentase penduduk yang tidak memiliki pekerjaan meskipun menginginkannya.

Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari perubahan nilai produk domestik bruto (PDB) dalam jangka waktu tertentu.

Indeks yang mengukur ketimpangan pendapatan atau kekayaan di suatu wilayah.

Peningkatan IPM yang menunjukkan kemajuan dalam pembangunan manusia di suatu wilayah.

Penurunan TPT yang menunjukkan peningkatan peluang kerja di suatu wilayah.

Kondisi di mana banyak perempuan belum mendapatkan kesempatan untuk bekerja dan berkontribusi dalam perekonomian.

Kualitas hidup keluarga yang belum optimal, meliputi kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan.

Pernikahan yang terjadi pada usia muda, di bawah umur 18 tahun.

Keadaan lingkungan yang tidak mendukung kesehatan, seperti polusi udara, air kotor, dan sanitasi buruk.

Kurangnya akses terhadap air minum bersih dan sanitasi layak di rumah tangga.

Pertumbuhan ekonomi yang lambat dan rentan terhadap guncangan eksternal.

Kurangnya kapasitas fiskal daerah, yaitu kemampuan daerah dalam mengumpulkan pendapatan dan membiayai pembangunan.

Keterbatasan akses terhadap teknologi, pembiayaan, dan pelatihan bagi usaha kecil dan menengah.

Kemampuan sumber daya manusia untuk bersaing dan berkontribusi dalam perekonomian global.

Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Kemampuan tata kelola pemerintahan untuk melakukan perubahan dan meningkatkan kinerja pelayanan publik.

Kemampuan suatu wilayah untuk menopang kehidupan manusia dan ekosistem secara berkelanjutan.

Proses perubahan struktur ruang dan pola pertumbuhan penduduk di suatu kawasan.

Meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan.

Perubahan iklim yang berdampak pada lingkungan dan aktivitas manusia.

Kondisi geopolitik dan geoekonomi global yang mempengaruhi hubungan antar negara.

Peningkatan akses serta kualitas pendidikan bagi warga Kota Bandung.

Menjamin akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh warga.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kota Bandung dengan melibatkan usaha kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi.

Mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis budaya di Kota Bandung.

Menanggulangi kesenjangan melalui program yang pro-poor, pro-job, dan pro-growth.

Membangun kota dan desa yang seimbang melalui penyediaan infrastruktur dasar dan konektivitas.

Melindungi dan menjaga lingkungan hidup, serta memperkuat ketahanan daerah terhadap bencana.

Tujuan utama pembangunan di Kota Bandung pada tahun 2025 adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.

Rencana jangka menengah daerah yang memuat program dan strategi untuk mencapai visi dan misi daerah. Rencana ini biasanya dibuat untuk periode 5 tahun.

Rencana pembangunan jangka menengah nasional

Peningkatan akses dan kualitas pendidikan untuk semua warga, termasuk kelompok rentan dan daerah terpencil. Fokus pada peningkatan kualitas guru, infrastruktur sekolah, dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja.

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, dengan fokus pada pencegahan penyakit, peningkatan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, dan peningkatan tenaga medis.

Peningkatan kualitas layanan perlindungan sosial untuk kelompok rentan seperti anak yatim, lansia, dan penyandang disabilitas. Memastikan program sosial menjangkau target yang tepat.

Menciptakan kebijakan pembangunan yang memperhatikan kebutuhan kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan disabilitas, untuk menghilangkan diskriminasi dan meningkatkan kesejahteraan.

Mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat tanpa mengurangi kapasitas lingkungan untuk menunjang kehidupan generasi mendatang.

Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga kerja agar lebih produktif dan mampu bersaing di pasar kerja. Memperkuat pendidikan dan pelatihan vokasional.