Farmakologi dan Terapeutik

Farmakologi dan Terapeutik

• Farmakologi berasal dari bahasa Yunani: "Pharmacon" (obat) + "Logos" (ilmu)
• Terapeutik: Ilmu pengobatan
• Farmakologi menggabungkan ilmu kedokteran dasar, menghubungkan ilmu preklinik dan klinik
• Farmakoterapi: Ilmu penggunaan obat di klinik

Sejarah Pengobatan

• Fase Empirik: Konsep penyakit akibat sihir, guna-guna. Pengobatan dilakukan oleh dukun, tabib, sinshe dengan jampi-jampi, ramuan alami
• Fase Sebab Akibat: Konsep penyakit hubungan sebab akibat, proses patofisiologi. Pengobatan dilakukan oleh dokter, berdasarkan pengalaman
• Fase Saintifik: Konsep penyakit berdasarkan bukti ilmiah, pengobatan berbasis bukti (Evidence based medicine).

Cabang Ilmu Farmakologi

• Farmakokinetik: Mempelajari tentang absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi obat dalam tubuh dan hubungannya dengan durasi dan intensitas efek obat
• Farmakodinamik: Mempelajari efek dan mekanisme kerja obat
• Farmakoekonomi: Mempelajari hubungan obat dan nilai ekonomisnya
• Farmasi: Ilmu mengenai cara membuat, memformulasikan, menyimpan, dan menyediakan obat
• Farmakognosi: Ilmu tentang cara mengenali tumbuhan dan bahan alam sebagai sumber obat
• Farmakologi Klinik: Mempelajari farmakokinetik dan farmakodinamik obat pada manusia sehat dan sakit

Apakah Obat Itu?

• Zat kimia yang mempengaruhi proses kehidupan, digunakan untuk diagnosis, profilaksis, terapi, atau mengubah keadaan tertentu

Nama Obat

• Nama Kimia: Berdasarkan struktur kimia pembentuk obat (contoh: paraaminofenol untuk parasetamol)
• Nama Generik: Ditentukan oleh WHO sesuai zat berkhasiat dalam obat (contoh: parasetamol, amoksisilin, ampisilin, asam mefenamat )
• Nama Paten: Diberikan oleh pabrik obat pertama yang menemukannya dan memiliki hak paten (contoh: Sanmol®, Dumin®, Amoksan®, Bintamoks®, Ponstan®, Mefiks®)
• Nama Dagang/Generik Bermerk: Salinan nama paten (contoh: Sanmol®, Dumin®, Amoksan®, Bintamoks®, Ponstan®, Mefiks®)
• Obat Esensial: Obat yang paling dibutuhkan masyarakat
• Obat Generik Berlogo: Obat generik yang dibuat oleh pabrik CPOB (contoh: Kimia Farma, Indo Farma)

Cara Pemberian Obat

• Enteral: Melalui saluran pencernaan (peroral, buccal, sublingual, perrektal)
• Parenteral: Injeksi (intravena, intraarterial, intrakutan, subkutan, intramuscular, intrathecal, intraperitoneal)
• Topikal: Diterapkan pada kulit atau membran asosiasi (transcutaneous, transdermal, transmucosal, opthalmic, otic, vaginal)
• Inhalasi: Melalui saluran pernapasan

Alasan Pemilihan Cara Pemberian Obat

• Keadaan umum penderita (sakit berat/ringan, kesadaran menurun/normal, kooperatif/tidak)
• Kecepatan respon yang diinginkan
• Sifat obat (stabilitas terhadap asam lambung, kelarutan, dll)
• Tempat kerja obat yang diinginkan

Peroral

• Cara pemberian paling umum karena mudah, aman, dan murah
• Sebagian besar obat akan diabsorbsi dalam 1-3 jam
• Di pengaruhi oleh banyak faktor: stabilitas terhadap pH lambung, enzim pencernaan, kelarutan, ukuran partikel, kecepatan pengosongan lambung, makanan, eliminasi lintas pertama, interaksi obat lain
• Memerlukan kerjasama pasien
• Dapat mengiritasi saluran cerna

Pemberian Peroral Dihindari Jika:

• Obat menyebabkan mual muntah
• Pasien sedang muntah
• Pasien sulit menelan obat (anak-anak, retardasi mental, tidak sadar)
• Obat rusak oleh asam lambung (insulin)
• Obat tidak diabsorbsi di saluran cerna (aminoglikosid)
• Obat cepat terdegradasi (lidocaine)

Parenteral

• Intravena (IV), Intramuskular (IM), Subkutan (SC), Intratekal, Intraperitoneal
• Keuntungan: Respon cepat, efektif untuk pasien tidak kooperatif, tidak sadar, dan keadaan darurat
• Kerugian: Dibutuhkan cara aseptik, risiko nyeri (IM), efek toksik mudah terjadi, risiko penularan hepatitis dan HIV, sulit dilakukan sendiri, tidak ekonomis

Topikal

• Pada kulit (tergantung luas daerah terpapar, kelarutan obat dalam lemak, absorpsi meningkat pada luka bakar atau kulit terkelupas)
• Pada mata atau telinga (untuk efek lokal, absorpsi lebih cepat pada infeksi atau trauma)

Pervaginal

• Untuk infeksi lokal di vagina (bentuk ovula atau vaginal tablet)

Perektal

• Efek sistemik atau lokal (bentuk supositoria)
• Untuk pasien muntah, demam, hemmoroid, tidak sadar

Inhalasi

• Obat berbentuk gas atau cairan mudah menguap
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru atau mukosa saluran napas (cepat namun tidak mengalami Eliminasi Lintas Pertama)
• Kerugian: Membutuhkan alat khusus, dosis sulit ditentukan (contoh inhaler, obat anestesi, obat yang diuap menggunakan nebulizer)

Farmakokinetik

• Mempelajari "nasib" obat dalam tubuh
• Farmakokinetik menghubungkan dosis obat dengan konsentrasi obat di tempat kerja obat (SOA)

Tahap-Tahap Farmakokinetik

• Absorpsi: Masuknya obat dari tempat pemberian ke sirkulasi sistemik

• Distribusi: Penyebaran obat ke seluruh tubuh

• Metabolisme: Biotransformasi obat di dalam tubuh

• Ekskresi: Pengeluaran obat dari tubuh

• Tidak semua obat melalui semua tahap, contoh: Obat topikal, obat lokal di saluran cerna

Absorpsi

• Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke sirkulasi sistemik
• Dipengaruhi oleh kecepatan librasi (disintegrasi dan disolusi): Semakin cepat librasi, semakin cepat absorpsi
• Contoh: Tablet sustained release (lepas lambat) dibuat untuk memperpanjang waktu absorpsi, sublingual (nitrogliserin) mempercepat absorpsi

Proses Absorpsi

• Umumnya terjadi di usus halus bagian atas (duodenum)
• Proses:
  • Lewat celah antar sel
  • Transport lintas membran:
    • Difusi pasif (melalui membran, potensial tinggi ke rendah)
    • Transport aktif (memerlukan energi, melawan perbedaan potensial)
    • Difusi terfasilitasi (dibantu carrier/transporter)
    • Pinositosis (membentuk vesikel)
    • Lewat pori pada dinding sel
    • Hukum Fick: Hanya bentuk non-ion yang bisa berdifusi

Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi

• Faktor Obat: Bentuk sediaan obat, cara pemberian obat, daya larut dalam lemak, derajat ionisasi
• Faktor Penderita: Usia, jenis kelamin, berat badan, kondisi fisiologis (penyakit, kehamilan), pH cairan lambung, aliran darah, motilitas lambung, faktor genetik, faktor lingkungan, interaksi obat.

Farmakologi dan Terapeutik

• Kata "Farmakologi" berasal dari bahasa Yunani - 'Pharmacon' yang berarti obat dan 'Logos' yang berarti ilmu.
• Terapeutik adalah ilmu pengobatan.
• Farmakologi mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan menjembatani ilmu preklinik dan klinik.
• Farmakoterapi adalah ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat di klinik.

Sejarah Pengobatan

• Fase Empirik - Konsep penyakit ditandai dengan sihir, guna-guna, dan pengobatan oleh dukun, jampi-jampi, dan ramuan.
• Fase Hubungan Sebab Akibat - Konsep penyakit berkaitan dengan hubungan sebab akibat, proses patofisiologi. Pengobatan dilakukan oleh tabib, sinshe, dan menggunakan bahan alam berdasarkan pengalaman.
• Fase Saintifik - Ilmu kedokteran dan pengobatan berkembang berdasarkan evidence based medicine.

Cabang Ilmu Farmakologi

• Farmakokinetik mempelajari tentang absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh dan hubungannya dengan durasi dan intensitas efek obat.
• Farmakodinamik mempelajari efek dan mekanisme kerja obat.
• Farmakoekonomi mempelajari hubungan obat dan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh obat tersebut.
• Farmasi mempelajari cara membuat, memformulasikan, menyimpan, dan menyediakan obat.
• Farmakognosi membahas tentang cara pengenalan tumbuhan dan bahan lain sebagai sumber obat dari alam.
• Farmakologi Klinik mempelajari farmakokinetik dan farmakodinamik suatu obat pada manusia sehat dan sakit.

Obat

• Obat adalah zat kimia yang mempengaruhi proses kehidupan, ditujukan untuk diagnosis, profilaksis, terapi, atau mengubah keadaan tertentu.
• Obat memiliki berbagai macam cara penamaan:
  • Nama Kimia : berdasarkan struktur kimia pembentuknya.
  • Nama Generik : Nama yang ditentukan oleh WHO sesuai dengan zat berkhasiat yang ada di dalamnya.
  • Nama Paten : Nama yang diberikan oleh pabrik obat yang pertama kali menemukan obat tersebut dan memegang hak paten penjualannya selama 10-20 tahun.
  • Nama Dagang/ Generik Bermerk : Nama obat copy dari nama paten.
  • Obat Essensial : obat yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
  • Obat Generik Berlogo : obat generik yang dibuat oleh pabrik obat CPOB.

Cara Pemberian Obat

• Rute Entral - melalui saluran pencernaan

  • Peroral - melalui mulut
  • Buccal - melalui selaput lendir mulut
  • Sublingual - di bawah lidah
  • Perrektal - melalui rektum

• Rute Parenteral - melalui Injeksi

  • Intravenous - melalui pembuluh darah vena
  • Intraarterial - melalui pembuluh darah arteri
  • Intrakutan - Subkutan - melalui kulit
  • Intramuscular - melalui otot
  • Intrathecal - melalui ruang tulang belakang / ruang subarachnoid
  • Intraperitoneal - melalui rongga perut

• Rute Topikal - melalui kulit atau selaput lendir

  • Transcutaneous - melalui kulit
  • Transdermal - melalui membran
  • Transmucosal - melalui selaput lendir
  • Opthalmic - melalui selaput lendir mata
  • Otic - melalui selaput lendir telinga
  • Vaginal - melalui selaput lendir vagina

• Rute Inhalasi - melalui pernapasan

Alasan Pemilihan Cara Pemberian Obat

• Keadaan umum penderita: sakit berat/ringan, sadar/tidak sadar, kooperatif/tidak kooperatif.
• Kecepatan respon yang diinginkan.
• Sifat obat (stabilitas thd asam lambung, kelarutan, dll).
• Tempat kerja obat yang diinginkan.

Peroral

• Cara pemberian yang paling umum, mudah dilakukan, aman, dan murah.
• 75% obat yang diberikan peroral akan diabsorbsi dalam 1 – 3 jam.
• Faktor yang mempengaruhi kadar obat aktif dalam darah: stabilitas thd pH lambung, enzim sal cerna, kelarutan obat, ukuran partikel, kecepatan pengosongan lambung, adanya makanan, eliminasi lintas pertama, interaksi dengan obat lain, dll. .
• Memerlukan kooperasi dari penderita.
• Obat dapat mengiritasi saluran cerna.

Pemberian Peroral Dihindari Bila:

• Obat menyebabkan mual muntah.
• Pasien sedang muntah.
• Pasien tidak dapat atau sulit menelan obat.
• Obat dirusak oleh asam lambung.
• Obat tdk diabsorbsi di saluran cerna.
• Obat cepat didegradasi.

Parenteral

• Intra vena (i.v), Intra muskular (i.m)
• Subkutan (sc), Intra tekal, Intra peritoneal dll.

Keuntungan Parenteral

• Obat segera masuk sirkulasi dan cepat didistribusi (iv).
• Respon cepat.
• Dapat diberikan pada pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar, muntah-muntah.
• Sangat berguna pada keadaan darurat.

Kerugian Parenteral

• Dibutuhkan cara aseptik.
• Sering disertai nyeri (i.m).
• Efek toksik mudah terjadi karena kadar obat dalam darah cepat tercapai (i.v).
• Risiko penularan hepatitis, HIV (bila tdk disposable).
• Sukar dilakukan sendiri.
• Tidak ekonomis.

Topikal

• Pemberian topikal pada kulit : Tergantung luas daerah terpapar, kelarutan obat dalam lemak, dan dermis lebih permeabel thd banyak zat.
• Pemberian topikal pada mata/ telinga : Untuk efek lokal pada area tersebut. Absorpsi lebih cepat bila ada infeksi atau trauma.

Pervaginal

• Untuk infeksi lokal di vagina: Bentuk Ovula atau Vaginal tablet

Perektal

• Untuk efek sistemik atau efek lokal: Bentuk Suppositoria
• Untuk pasien muntah-muntah, demam, hemoroid, dan pasien yang tidak sadar.

Inhalasi

• Harus berupa gas/ cairan yang mudah menguap.
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru / mukosa saluran nafas.
• Absorpsi cepat, tidak mengalami Eliminasi Lintas Pertama.
• Kerugian: perlu alat khusus, dosis sukar ditentukan. .

Farmakokinetik

• Ilmu yang mempelajari "nasib" obat dalam tubuh.
• Farmakokinetik menggambarkan bagaimana obat bekerja di dalam tubuh, sedangkan farmakodinamik menggambarkan efek obat pada tubuh.

Tahap-tahap Farmakokinetik

• Absorpsi/ penyerapan: Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke sirkulasi sistemik.

• Distribusi/ penyebaran: Proses penyebaran obat dari sirkulasi sistemik ke jaringan target.

• Metabolisme/ Biotransformasi: Proses perubahan kimia obat dalam tubuh.

• Ekskresi/ pengeluaran: Proses pengeluaran obat dari tubuh.

• Tidak semua obat melalui semua tahap tersebut.

Absorpsi

• Proses absorpsi obat peroral ditentukan oleh kecepatan librasinya (disintegrasi dan disolusi).
• Makin cepat librasi, makin cepat proses absorpsi.
• Tablet sustained release (lepas lambat) sengaja dibuat disolusi lama sehingga memperpanjang waktu absorpsi.
• Pemberian sublingual (nitrogliserin) mempercepat absorpsi sehingga efek lebih cepat.

Proses Absorpsi

• Absorpsi umumnya terjadi di usus halus bagian atas (duodenum).

• Proses absorpsi:

  • Lewat celah antar sel
  • Transport lintas membran: difusi pasif, transport aktif, difusi terfasilitasi, pinositosis, dan lewat pori pada dinding sel.

• Obat merupakan elektrolit lemah (asam / basa lemah)

• Terionisasi dipengaruhi oleh PH lingkungan.

• HUKUM FICK*: Hanya bentuk non ion yang punya kelarutan lemak dan bisa berdifusi.

Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi

• Faktor Obat : Bentuk sediaan obat, Cara pemberian obat, Daya larut dalam lemak, Derajat ionisasi.
• Faktor Fisiologis :
  • Luas permukaan absorpsi: Luas permukaan absorpsi yang lebih besar akan meningkatkan kecepatan absorpsi.
  • Aliran darah ke tempat absorpsi: Aliran darah yang lebih tinggi ke tempat absorpsi akan meningkatkan kecepatan absorpsi.
  • Kecepatan pengosongan lambung: Kecepatan pengosongan lambung yang lebih cepat akan meningkatkan kecepatan absorpsi.
• Faktor Luar :
  • Adanya makanan: Makanan dapat memperlambat atau mempercepat kecepatan absorpsi obat.
  • Interaksi obat: Obat lain dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat lain.

Kuiz ini membahas konsep dasar farmakologi dan terapeutik, termasuk sejarah pengobatan dan cabang ilmu farmakologi. Pelajari tentang farmakokinetik, farmakodinamik, dan farmakoekonomi serta evolusi pengobatan dari fase empirik hingga fase saintifik.