Dinasti Safawi dan Umar bin Khattab

Dinasti Safawi didirikan oleh Syah Ismail I pada tahun 1501 M.

Masa pemerintahan Syah Abbas I berlangsung antara tahun 1588-1629 M.

Syah Abbas I berhasil memulihkan kondisi pemerintahan yang kacau.

Konflik internal dan peperangan dengan negara lain.

Ekonomi dan politik.

Mengembangkan kebijakan politik dan ekonomi yang kuat.

Kestabilan dicapai karena kebijakan politik dan ekonomi.

1588 M - 1629 M

Dinasti Safawi didirikan oleh Syafi al-Din.

Tarekat Syafawiyah adalah sebuah gerakan tarekat, yang merupakan bagian penting dari sejarah Dinasti Safawi.

Kepercayaan sebelum kedatangan Islam di Persia adalah Zoroaster.

Masa kejayaan Islam di Persia dimulai pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab.

Pusat pemerintahan Khalifah Abbasiyah di Baghdad hancur akibat serangan pasukan Mongol.

Serangan Mongol menyebabkan kemunduran politik Islam secara drastis.

Dinasti Safawi berhasil membebaskan diri dari kekacauan dan membentuk aliansi dengan negara tetangga.

Dinasti Safawi menghapus aturan lama dan fokus pada budaya.

Dinasti yang menjadi peletak dasar sejarah kebangsaan bagi Iran, dikenal dengan kebijakan politik, ekonomi, militer, dan seni budaya yang kuat, dipimpin oleh Syah Ismail I.

Gerakan keagamaan yang mendasari terbentuknya Dinasti Safawi dipimpin oleh Syafi al-Din, seorang tokoh penting dalam tarekat Syafawi.

Sistem pergantian pemimpin Dinasti Safawi dilakukan melalui penunjukan langsung oleh pimpinan tarekat kepada putranya.

Dinasti Safawi pada awalnya merupakan sebuah tarekat yang dipimpin oleh Syafi al-Din, yang kemudian berkembang menjadi kerajaan.

Setelah Syafi al-Din wafat, kepemimpinan tarekat Syafawi dilanjutkan oleh Sadr al-Din.

Pemimpin pertama yang memproklamasikan Dinasti Safawi sebagai kerajaan adalah Syah Ismail I.

Syah Ismail I adalah pemimpin yang pertama kali memproklamasikan Dinasti Safawi sebagai kerajaan, dan berperan penting dalam membangun fondasi kerajaan.

Dinasti Safawi memberikan kontribusi besar dalam pengembangan peradaban Islam di Persia, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, seni, dan budaya.

Konflik internal pasca Ismail I melibatkan persaingan antara Pasukan Qizilbash, pejabat keturunan Persia, dan suku-suku Turki.

Masa pemerintahan Tahmasp I, Ismail II, dan Muhammad Khudabanda menandai titik lemah Dinasti Safawi, sebelum Abbas I muncul.

Abbas I adalah raja yang berhasil memulihkan kekuatan Dinasti Safawi setelah masa-masa kelemahan.

Pertempuran antara Dinasti Safawi dan Turki Usmani, dimulai dengan kekalahan di Chaldiran, berlanjut hingga masa pemerintahan Tahmasp I, Ismail II, dan Muhammad Khudabanda.

Kemajuan Dinasti Safawi mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abbas I.

Bandar Abbas dibangun pada masa pemerintahan Abbas I sebagai jalur perdagangan.

Faktor-faktor yang mendukung kemajuan Dinasti Safawi di masa Abbas I termasuk kebijakan politik dan ekonomi yang bijaksana.

Dinasti Safawi berhasil membebaskan diri dari kekacauan dan membentuk aliansi dengan negara tetangga.

Dinasti Safawi mencapai kemajuan dalam bidang kesenian pada masa pemerintahan Abbas I.

Raja yang memimpin Dinasti Safawi setelah Abbas I adalah Safi Mirza.

Kemunduran Dinasti Safawi dimulai pada masa pemerintahan Safi Mirza.

Kota yang lepas dari kekuasaan Safawi dan jatuh ke tangan Kerajaan Mughal adalah Qandahar.

Kekejaman raja terhadap para pembesar kerajaan menyebabkan rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintahan Raja Sulaiman.

Raja Abbas II dikenal sebagai seorang raja yang pemabuk dan suka minum-minuman keras.

Konflik dengan kerajaan Usmani selama Dinasti Safawi menjadi salah satu penyebab kemundurannya.

Dukungan dari Kesultanan Usmani dan diplomasi yang baik menjadi faktor dominasi Dinasti Safawi.

Dinasti Safawi berhasil menciptakan ekonomi stabil dengan mengelola kekuatan militer dan sumber daya dengan baik, serta memperluas perjanjian perdagangan dan membawa wilayah baru.

Sultan Syah Jehan dari Kerajaan Mughal berhasil menguasai kota Qandahar.

Raja Husein memberikan kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi'ah.

Pemberontakan golongan Sunni di Afghanistan terjadi karena dominasi ulama Syi'ah dan paksaan terhadap golongan Sunni.

Salah satu sebab kemunduran Dinasti Safawi adalah dekaden moral para pemimpinnya.

Pasukan Ghulam pada akhir pemerintahan Dinasti Safawi tidak memiliki semangat tinggi untuk berjuang karena dekaden moral pemimpin.

Salah satu dampak negatif dari kekalahan Ismail I dalam perang Chaldiran adalah turunnya kepercayaan diri dan isolasi diri Ismail I.

Salah satu sebab kemunduran Dinasti Safawi setelah masa kejayaan Abbas I adalah dekaden moral para pemimpin, yang menyebabkan hilangnya semangat berjuang dan melemahkan pemerintahan.