Modul Pengembangan Kurikulum (PSD221) PDF
Document Details
Uploaded by TrustingRubellite
Universitas Esa Unggul
2020
Ainur Rosyid, SPdI, MA
Tags
Related
- Bahan Ajar Bioproses Pada Sel PDF
- Bahan Ajar Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Etika PNS 2024 PDF
- Bahan Ajar Etik PNS 2024 PDF
- Bahan Ajar Etik PNS Tahun 2024 PDF
- Bahan Ajar Ujian Pangkat Tingkat V Wawasan Kebangsaan PDF
- Modul Belajar Mandiri Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Pengelolaan Keuangan Negara PDF
Summary
This module outlines curriculum development (PSD221) and discusses the concept of teaching materials. It provides insights into the characteristics of learning materials and how they can be used to enhance the learning process.
Full Transcript
MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM (PSD221) MODUL PERKULIAHAN SESI 13 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (Sebuah Kompilasi) DISUSUN O...
MODUL PENGEMBANGAN KURIKULUM (PSD221) MODUL PERKULIAHAN SESI 13 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (Sebuah Kompilasi) DISUSUN OLEH AINUR ROSYID, SPdI, MA UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 0 / 17 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan konsep dasar bahan ajar 2. Mengemukakan jenis jenis bahan ajar 3. Menjelaskan Langkah-langkah pengembangan bahan ajar 4. Mempraktekkan Langkah – Langkah pengembangan bahan ajar B. Uraian dan Contoh Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu: Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach. Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot. Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya. c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 1 / 17 Pendapat lain mengatakan sebagai berikut; Definition of teaching material. They are the information, equipment and text for instructors that are required for planning and review upon training implementation. Text and training equipment are included in the teaching material. ( Anonim dalam Web-site). Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). Media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix. Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte). Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer- Lernprogramm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau), dan film/video. Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain : Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru); Kompetensi yang akan dicapai; Content atau isi materi pembelajaran; Informasi pendukung; Latihan-latihan; Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK); Evaluasi; Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 2 / 17 Mengapa guru perlu mengembangkan Bahan Ajar? Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum. Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa. Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 3 / 17 itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran. Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami. Jenis Bahan Ajar Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Heinich, dkk. (1996) mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan cara kerjanya, di antaranya adalah: Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, seperti foto, diagram, display, model; Bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead transparencies, proyeksi komputer; Bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc; Bahan ajar video, misalnya video dan film; serta Bahan ajar (media) komputer, misalnya Computer Mediated Instruction (CMI), Computer Based Multimedia atau Hypermedia. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 4 / 17 Lain halnya menurut Sadjati (2012:1.7), bahan ajar dapat dikategorikan kedalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak. Jenis bahan ajar cetak yang dimaksud Sadjati tersebut adalah modul, handout, dan lembar kerja siswa (LKS). Selanjutnya Sadjati mengelompokkan bahan ajar noncetak di antarnya adalah realia, bahan ajar yang dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar diam dan display, video, audio dan overhead transparencies (OHT). Bahan ajar yang akan dibahas dalam kegiatan belajar ini dibatasi hanya dua kelompok yaitu bahan ajar cetak dan noncetak. Bahan ajar cetak yang akan diuraikan meliputi modul, handout, dan LKS. Sedangkan bahan ajar noncetak dibatasi pada bahan ajar Audio, Video, Presentasi, Modul Elektronik, Multimedia Pembelajaran Interaktif. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi pembelajaran Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar isi. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam. Misalnya Kompetensi Dasar 6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme, maka kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme. Dalam hal ini meliputi kemampuan melihat keragaman tingkat seluler (misalkan membedakan antara sel hewan dan tumbuhan), keragaman jaringan pada hewan dan tumbuhan (membedakan perbedaan macam jaringan yang dimiliki sel hewan dan tumbuhan), begitu juga dengan kemampuan untuk mendeskripsikan macam- macam organ pada tumbuhan dan hewan yang akan menyusun suatu organisme. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 5 / 17 Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Jenis Pengemangan Bahan Ajar Terdapat beberapa jenis pengembangan bahan ajar, yakni jenis penyusunan, pengadaptasian, pengadopsian, penerjemahan, dan perevisian. Di dalam istilah hak kekayaan intelektual (HAKI), pengembangan materi pembelajaran tergolong ke dalam hak cipta yang kepemilikannya ada pada pencipta. Terdapat beragam jenis ciptaan yang hak ciptanya dapat dimiliki oleh pencipta, yakni penciptaan baru, penerjemahan, pengadaptasian, pengaransemenan, pengalihwujudan, pengadopsian. Penciptaan baru merupakan karya pertama, sedangkan penerjemahan, pengadaptasian, pengaransemenan, pengalihwujudan, pengadopsian merupakan karya turunan (derivasi) dari karya pertama. a. Penyusunan Penyusunan merupakan proses pembuatan bahan ajar yang dilihat dari segi hak cipta milik asli si penyusun. Proses penyusunan itu dimulai dari identifikasi seluruh SK dan KD, menurunkan KD ke dalam indikator, mengidentifikasi jenis isi materi pembelajaran, mencari sumber-sumber materi pembelajaran, sampai kepada naskah jadi. Wujudnya dapat berupa modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handsout, dan sebagainya. b. Pengadaptasian Pengadaptasian adalah proses pengembangan bahan ajar yang didasarkan atas materi pembelajaran yang sudah ada, baik dari modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, CD, film, dan sebagainya menjadi materi pembelajaran yang berbeda dengan karya yang diadaptasi. Misalnya, materi pembelajaran IPA diadaptasi dari buku teks pelajaran IPA yang telah beredar di pasar (toko buku) yang disesuaikan dengan kepentingan mengajar guru. Penyesuaian itu dapat didasarkan atas SK Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 6 / 17 dan KD, tingkat kesulitan, atau tingkat keluasan. Materi pembelajaran yang baru kita buat diwujudkan ke dalam bentuk modul. c. Pengadopsian Pengadopsian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara mengambil gagasan atau bentuk dari suatu karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, guru mengadopsi gagasan atau bentuk model buku pelajaran IPA yang telah dikembangkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas menjadi materi pembelajaran IPA yang baru, baik ke dalam wujud modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, dan sebagainya. d. Perevisian Perevisian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara memperbaiki atas karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, seorang guru IPA telah menulis buku pelajaran IPA yang dikembangkan dari Kurikulum 1994. Oleh karena sekarang kurikulum itu tidak berlaku lagi, buku pelajaran bahasa IPA tersebut tidak relevan lagi. Guru tersebut kemudian memperbaikinya berdasarkan standar isi yang sekarang digunakan. e. Penerjemahan Penerjemahan merupakan proses pengalihan bahasa suatu buku dari yang awalnya berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya ada buku berjudul ”Science Interaction” yang dipandang cocok untuk pembelajaran IPA. Buku tersebut berbahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Faktor yang Dipertimbangkan dalam Pengembangan Bahan Ajar Pengembangan bahan ajar oleh guru, selain membutuhkan kreativitas, unik, juga membutuhkan pengetahuan guru tentang lingkungan sekitarnya agar bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan ketersediaan bahan/materi di sekitarnya (akrab lingkungan, berwawasan budaya). Di samping itu, guru juga harus memahami tentang faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar seperti kecermatan isi, ketepatan cakupan, ketercernaan, penggunaan bahasa, ilustrasi, perwajahan/pengemasan, serta kelengkapan komponen bahan ajar. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 7 / 17 Kecermatan Isi Kecermatan isi adalah validitas/kesahihan isi atau kebenaran isi secara ilmiah dan keselarasan isi adalah kebenaran isi berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa. Validitas isi menunjukkan bahwa isi bahan ajar tidak dikembangkan secara asal-asalan. Isi bahan ajar dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang relevan dengan bidang ilmu serta sesuai dengan kemutakhiran perkembangan ilmu dan hasil penelitian yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut. Dengan demikian, isi bahan ajar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah benar dari segi keilmuan. Ketepatan Cakupan Jika kecermatan isi berfokus pada kebenaran isi secara ilmiah dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat maka ketepatan cakupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari sisi keluasan dan kedalaman isi atau materi, serta keutuhan konsep berdasarkan keilmuan. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar sangat berhubungan dengan keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu. Dalam hal ini seberapa banyak atau luas suatu topik akan kita sajikan kepada siswa kita? Seberapa dalam suatu topik perlu dibahas? Lalu bagaimana keutuhan konsep yang kita sajikan? Banyak pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain, yang paling utama adalah tujuan pembelajaran. Setiap guru pasti mempunyai tujuan pembelajaran dari mata pelajarannya. Lihatlah tujuan tersebut, kemudian berlandaskan pada tujuan tersebut kita dapat menentukan seberapa luas, dalam, dan utuh topik yang akan kita sajikan kepada siswa. Kemudian, kembangkanlah bahan ajar materi pokok dan komponennya berdasarkan materi yang telah ditentukan. Ketercernaan Bahan Ajar Isi bahan ajar dalam bentuk/media apa pun harus memiliki tingkat ketercernaan yang tinggi. Dalam hal ini, artinya bahan ajar dapat dipahami dan isinya dapat dimengerti oleh siswa dengan mudah. Ada enam hal yang mendukung tingkat ketercernaan bahan ajar, sebagai berikut: a. Pemaparan yang Logis. Isi bahan ajar dipaparkan secara logis, mulai dari yang umum ke yang khusus atau sebaliknya (deduktif atau induktif), dari Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 8 / 17 yang mudah ke yang sukar atau dari yang inti ke yang pendukung. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah mengikuti pemaparan, dan dapat segera mengaitkan pemaparan tersebut dengan informasi yang sudah dimilikinya. b. Penyajian Materi yang Sistematis. Bahan ajar hendaknya disajikan secara sistematis, tidak meloncat-loncat alias runut. Keterkaitan antarmateri/topik dijelaskan dengan cermat, kemudian setiap topik disajikan secara sistematis dengan strategi penyajian uraian, contoh dan latihan atau contoh, latihan, penyajian uraian atau penyajian uraian, latihan, contoh. c. Contoh dan Ilustrasi yang Memudahkan Pemahaman. Untuk menyajikan suatu topik dan memaparkan suatu pokok bahasan diperlukan contoh dan ilustrasi yang dapat membantu dan mempermudah pemahaman siswa. Dalam penyajian topik atau konsep yang bersifat abstrak, contoh dan ilustrasi memiliki peran yang sangat penting. Misalnya, dalam menjelaskan rumus molekul senyawa ion dalam topik valensi mata pelajaran Kimia di SMU, guru tidak dapat hanya mengandalkan deskripsi verbal secara lisan maupun tertulis. Untuk menjelaskan rumus tersebut diperlukan alat peraga yang dapat menggambarkan rumus molekul senyawa ion tersebut. d. Alat Bantu yang Memudahkan untuk Mempelajari Bahan Ajar. Bahan ajar perlu memiliki alat bantu yang dapat mempermudah siswa dalam mempelajari bahan ajar tersebut, yang dikenal dengan nama Mnemonic Devices (alat bantu mengingat atau belajar). Dalam bahan ajar cetak, alat bantu dapat berupa rangkuman untuk setiap bab, penomoran, judul bab yang jelas, serta tanda-tanda khusus, misalnya tanda tanya yang menandakan pertanyaan. Dalam bahan ajar noncetak, alat bantu juga dapat berupa rangkuman, petunjuk belajar bagi siswa, serta tandatanda khusus yang dapat diberlakukan serta dapat membantu siswa belajar, misalnya nada suara yang berbeda dalam kaset audio atau caption dalam program video. e. Format yang Tertib dan Konsisten, artinya, penulisan bahan ajar perlu memelihara ketertiban format dan konsistensi dalam penggunaan bahasa/istilah agar mudah dikenali, diingat, dan dipelajari oleh siswa. Misalnya, guru menggunakan kertas merah untuk lembar kerja siswa maka seterusnya gunakanlah warna kertas merah untuk LKS, jangan gunakan Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 9 / 17 warna merah untuk komponen lain dalam bahan ajar. Dengan demikian, setiap kali siswa melihat warna kertas merah maka siswa akan menandai sebagai LKS. f. Adanya Penjelasan tentang Relevansi Antartopik dan Manfaat Bahan Ajar. Dalam penulisan bahan ajar perlu ada penjelasan tentang manfaat dan kegunaan bahan ajar dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat berperan sebagai bahan utama yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas atau sebagai alat bantu siswa belajar mandiri di rumah (buku kerja, paket kerja mandiri) atau juga sebagai alat bantu siswa belajar dalam kelompok. Peran ini perlu dijelaskan kepada siswa dengan cermat sehingga siswa dapat menggunakan bahan ajar dengan jelas. Di samping itu, bahan ajar juga perlu menjelaskan keterkaitan antara topik yang dibahas dalam bahan ajar dengan topik-topik dalam mata pelajaran lainnya. Dengan demikian, siswa dapat melihat keterkaitan topik bahan ajar dengan topik lain, dan tidak terkesan bahwa masing-masing topik adalah berdiri sendiri-sendiri. Penggunaan Bahasa Dalam mengembangkan bahan ajar, penggunaan bahasa menjadi salah satu faktor yang penting. Penggunaan bahasa, yang meliputi pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna, sangat berpengaruh terhadap manfaat bahan ajar. Walaupun isi bahan ajar Anda sudah cermat, menggunakan format yang konsisten, serta dikemas dengan menarik, namun jika bahasa yang Anda gunakan tidak dimengerti oleh siswa maka bahan ajar Anda tidak akan bermakna apa-apa. Penggunaan bahasa menjadi faktor penting, bukan hanya dalam pengembangan bahan ajar cetak seperti buku kerja siswa, lembar kerja siswa, tetapi juga dalam pengembangan bahan ajar noncetak, seperti kaset audio, video, dan bahan ajar berbasiskan komputer. Perwajahan/Pengemasan Perwajahan dan atau pengemasan berperan dalam perancangan atau penataan letak informasi dalam satu halaman cetak, serta pengemasan dalam paket bahan ajar multimedia. Penataan letak informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal berikut. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 10 / 17 1. Narasi atau teks yang terlalu padat dalam satu halaman membuat siswa lelah membacanya. 2. Bagian kosong (white space) dari satu halaman sangat diperlukan untuk mendorong siswa mencoret-coret bagian kosong tersebut dengan rangkuman atau catatan yang dibuat siswa sendiri. Sediakan bagian kosong secara konsisten dalam halaman-halaman bahan ajar. 3. Padukan grafik, poin, dan kalimat-kalimat pendek, tetapi jangan terusmenerus sehingga menjadi membosankan. 4. Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan karena paragraf seperti itu lebih mudah dibaca. 5. Gunakan grafik atau gambar hanya untuk tujuan tertentu, jangan gunakan grafik atau gambar jika tidak bermakna. 6. Gunakan sistem penomoran yang benar dan konsisten untuk seluruh bagian bahan ajar. 7. Gunakan dan variasikan jenis dan ukuran huruf untuk menarik perhatian, tetapi jangan terlalu banyak sehingga membingungkan. Ilustrasi Penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar memiliki ragam manfaat, antara lain membuat bahan ajar menjadi lebih menarik melalui variasi penampilan. Kelengkapan Komponen Idealnya, bahan ajar merupakan paket multikomponen dalam bentuk multimedia. Paket tersebut mempunyai sistematika penyampaian dan urutan materi yang baik meliputi penyampaian tujuan belajar, memberi bimbingan tentang strategi belajar, menyediakan latihan yang cukup banyak, memberi saran-saran untuk belajar kepada siswa (pertanyaan kunci, soal, tugas, kegiatan), serta memberikan soal-soal untuk dikerjakan sendiri oleh siswa sebagai cara untuk mengukur kemampuan diri sendiri dan umpan baliknya Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 11 / 17 Analisis Pada tahap ini, yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi perilaku awal siswa, hal ini berkaitan dengan tingkat penguasaan dan kemampuan mereka dalam bidang ilmu atau mata pelajaran yang akan diberikan. Seberapa jauh siswa sudah menguasai isi mata pelajaran kita? Di samping itu, kenali pula karakteristik awal mereka. Hal ini berkaitan dengan ciri-ciri dan data demografi siswa, yang meliputi asal, usia, bahasa yang digunakan, latar belakang ekonomi keluarga, dan sebagainya. Informasi mengenai perilaku awal dan karakteristik awal siswa ini akan sangat bermanfaat bagi Anda pada saat Anda menentukan jenis bahan ajar yang akan dikembangkan. Selain itu, informasi tersebut juga akan mengarahkan Anda pada pemilihan strategi penyampaian materi bahan ajar. Misalnya, apabila siswa Anda sebagian besar adalah anak petani, yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan maka contoh-contoh yang berikan dalam bahan ajar, yang berkaitan dengan paparan materi pelajaran, harus sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan mereka. Apabila contohnya tidak kontekstual, akan sulit bagi siswa untuk mencerna paparan materi dalam bahan ajar Anda. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal siswa sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan siswa, kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi siswa. Perancangan Setelah informasi tentang perilaku dan karakteristik awal siswa diketahui dengan baik maka Anda sudah siap untuk maju ke langkah berikutnya dalam Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 12 / 17 pengembangan bahan ajar, yaitu tahap perancangan. Pada tahap perancangan ini, Anda diminta untuk melakukan perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan peta konsep mata pelajaran, serta pengembangan garis besar program pembelajaran. a. Perumusan tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram tentang kompetensi yang akan dicapai siswa, baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus b. Pengembangan peta konsep/peta kompetensi. Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan maka Anda sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh siswa Anda melalui proses belajar. Dengan demikian, Anda juga dapat segera menetapkan topik mata pelajaran dan isinya. Apa saja topik, tema, isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar sehingga siswa dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau prosedur yang perlu didiskusikan dalam bahan ajar? Acuan utama pemilihan topik mata pelajaran adalah kurikulum dan analisis instruksional yang telah Anda miliki. Selanjutnya, Anda juga dapat menggunakan berbagai buku dan sumber belajar, serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata pelajaran Anda, termasuk ensiklopedia atau majalah ilmiah yang ada di perpustakaan ataupun toko buku. Dengan demikian, Anda dapat memperoleh topik mata pelajaran Anda beserta elaborasinya. Selanjutnya, Anda dapat membuat peta konsep yang akan menjadi landasan ruang lingkup uraian topik mata pelajaran dalam bahan ajar Anda. Dengan membuat peta konsep, Anda dapat mengidentifikasi tema, isu, teori, prinsip, dan prosedur inti yang harus diuraikan dalam topik mata pelajaran Anda. c. Pemilihan Media dan Sumber Belajar. Pada tahap ini, Anda sudah memiliki analisis instruksional, tujuan pembelajaran, dan topik mata pelajaran Anda beserta elaborasinya. Dengan bekal yang sudah Anda miliki tersebut, selanjutnya Anda dapat memilih media dan sumber belajar untuk bahan ajar Anda. Media dan sumber belajar yang Anda pilih merupakan alat dan cara untuk memfasilitasi, mempermudah proses belajar siswa, serta membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa Anda. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 13 / 17 d. Pemilihan Strategi Pembelajaran. Untuk dapat memilih strategi pembelajaran, Anda diharapkan telah memiliki analisis instruksional dan tujuan pembelajaran, serta telah mengidentifikasi topik mata pelajaran (materi), media, dan sumber belajar yang akan digunakan dalam proses belajar. Nah, tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika Anda menyusun urutan pembelajaran dan merancang aktivitas belajar siswa. Anda merancang urutan penyajian informasi atau uraian topik, latihan dan tugas yang perlu dilakukan siswa, contoh yang perlu diberikan untuk memperjelas topik, serta evaluasi formatif maupun sumatif yang diperlukan siswa untuk mengukur keberhasilan belajarnya. Pengembangan Baiklah, sekarang Anda sudah siap dengan rancangan Anda, dan komponen-komponen lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan bahan ajar Anda. Jika Anda merasa telah menggunakan waktu yang relatif cukup banyak untuk perancangan dan persiapan maka Anda tak perlu merasa khawatir. Biasanya, tahap persiapan memerlukan tidak kurang dari 50% waktu Anda untuk pengembangan bahan ajar secara utuh, bahkan mungkin lebih dari itu. Namun, persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk mengembangkan bahan ajar dengan baik. Nah, mari kita mulai proses pengembangan bahan ajar Anda! Beberapa saran yang dapat membantu Anda memulai pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut. 1. Tulislah apa yang dapat Anda tulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari buku pelajaran atau panduan praktik. 2. Jangan merasa bahwa Anda harus memulai secara berurutan, dari Bab I atau Topik I, dan lain-lain. Mulai di bagian mana saja yang Anda merasa dapat memulainya. 3. Tulis atau kembangkan bahan ajar Anda untuk siswa yang Anda tahu/kenal. Ketika menulis dan mengembangkan bahan ajar, bayangkan diri Anda sedang mengajar siswa tertentu, dan Anda berusaha agar pengalaman belajar siswa tersebut menarik, bermanfaat, dan efektif. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 14 / 17 4. Ingat bahwa bahan ajar yang Anda kembangkan harus dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa, sebagaimana seorang guru dapat memberikan pengalaman tersebut melalui interaksinya dengan siswa. 5. Ragam media, sumber belajar, aktivitas, dan umpan balik merupakan komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat, dan efektif bagi siswa. 6. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi, serta pengemasan bahan ajar juga berperan dalam membuat bahan ajar Anda menarik. 7. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, eksplanatori deskriptif, argumentatif, dan perintah, sangat penting agar siswa dapat memahami maksud Anda. Jika pada akhirnya, Anda masih juga belum mampu bergerak untuk memulai langkah pengembangan ini maka cobalah untuk memilih satu tujuan pembelajaran Anda, kemudian lengkapi materi, media, dan strateginya, mulailah menulis dan mengembangkan bahan ajar hanya untuk tujuan pembelajaran tersebut dalam bentuk teks atau narasi, dalam bentuk LKS dan atau panduannya, contoh-contohnya, latihan/tugasnya, dan lain-lainnya. Evaluasi dan Revisi Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai pihak terhadap bahan ajar yang Anda kembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai bahan masukan untuk memperbaiki bahan ajar Anda, dan menjadikan bahan ajar Anda lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektivitas bahan ajar yang Anda kembangkan. Apakah bahan ajar yang Anda kembangkan memang dapat digunakan untuk belajar dapat dimengerti, dapat dibaca dengan baik, dan dapat membelajarkan siswa? Di samping itu, evaluasi juga diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar Anda sehingga menjadi bahan ajar yang baik. Perbaikan bahan ajar yang mungkin Anda lakukan berdasarkan masukan dari hasil evaluasi, antara lain: 1. menghilangkan bagian-bagian (contoh, uraian, latihan, ilustrasi, signpost, dan lain-lain. yang dianggap tidak perlu; 2. memperluas penjelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang dianggap masih kurang; Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 15 / 17 3. menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu; 4. memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk dicerna siswa (tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek); 5. memperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk meningkatkan keterbacaan; 6. menambah analogi, ilustrasi, dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif; 7. menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan membantu siswa belajar. Di samping itu, masih banyak lagi perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap bahan ajar Anda, baik secara umum maupun khusus pada komponen- komponen tertentu dalam bahan ajar. Perlu diingat bahwa perbaikan pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain sehingga diperoleh bahan ajar yang utuh dan terpadu. C. Latihan a. Jelaskan Langkah-langkah dalam tahap perancangan bahan ajar! D. Kunci Jawaban (Petunjuk) a. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dipahami bahwa dalam tahap perancangan, langkah yang harus dilakukan adalah perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan peta konsep mata pelajaran, serta pengembagan garis besar program pembelajaran. A. Daftar Pustaka Setiawan, D., 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka Pribadi, B.A., Putri, D.A.P. 2019. Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang Selatan: Univeritas Terbuka Hernawan, H.A. --. Pengembangan Bahan Ajar. Accesed from http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/1 94601291981012-PERMASIH/PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR.pdf https://www.researchgate.net/publication/319104489_Pengembangan_Bahan_ Ajar_Berbasis_Konteks_dan_Kreativitas_untuk_Melatihkan_Literasi_Sains_Sis wa_Sekolah_Dasar Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 16 / 17