Laporan Praktikum Farmasi Modul KDJP 2024 PDF

Document Details

SafeChupacabra6430

Uploaded by SafeChupacabra6430

Universitas Bengkulu

2024

Tags

farmakologi farmasi farmasetika praktikum

Summary

Laporan praktikum farmasi ini membahas sediaan setengah padat, seperti salep, krim, dan gel, yang digunakan dalam pengobatan. Laporan ini menjelaskan evaluasi, konsistensi & karakteristik sediaan-sediaan tersebut dalam konteks praktikum.

Full Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI “SEDIAAN SETENGAH PADAT” MODUL KULIT DAN JARINGAN PENUNJANG Dosen Pembimbing: Oktoviani, S.Farm, M.Farm, Apt. Disusun Oleh : NPM : PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN...

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI “SEDIAAN SETENGAH PADAT” MODUL KULIT DAN JARINGAN PENUNJANG Dosen Pembimbing: Oktoviani, S.Farm, M.Farm, Apt. Disusun Oleh : NPM : PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi obat yang tercantum pada kemasan obat sering tidak diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Penggunaan obat secara tidak tepat, dan tanpa informasi yang akurat dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sebelum dan saat menggunakan obat kita harus mengenali jenis obat mana yang akan digunakan berdasarkan penggolongannya. Mari kita mengenali penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan. Obat dapat berupa berbagai bentuk sediaan sesuai dengan tujuan penggunaan dan organ tubuh tempat obat digunakan, setiap bentuk sediaan obat akan memerlukan bahan tambahan tertentu yang akan membantu obat untuk dapat mencapai aliran darah agar memberikan efek pengobatan sesuai kebutuhan. Berdasarkan konsistensi dari zat pembentuk, sediaan obat dapat digolongkan menjadi sediaan cair, sediaan padat dan sediaan setengah padat. 1.2 Tujuan 1.2.1 Mahasiswa mampu mengevaluasi beberapa sediaan setengah padat 1.2.2 Mahasiswa membuat kliping kotak, brosur dan kemasan obat 1.2.3 Mahasiswa mampu mencari informasi dari kotak, brosur dan kemasan obat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Salep Salep (Ointments) merupakan bentuk sediaan semi padat yang digunakan untuk pemakaian luar dan diaplikasikan pada kulit (kulit sehat, sakit atau terluka) atau membran mukosa (hidung, mata, rektal). Biasanya tapi tidak selalu mengandung bahan obat atau zat aktif. yang harus larut atau terdispersi homogen di dalam basis/pembawa. Salep dapat ditujukan untuk pengobatan lokal atau sistemik.Salep digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau kronis, sehingga diharapkan adanya penetrasi kedalam lapisan kulit agar dapat memberikan efek yang diinginkan (Voigt, 1984). 2.1.2 Krim Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Menurut Farmakope Indonesia III (FI III), krim merupakan emulsi dengan kandungan air yang cukup tinggi. Dalam Farmakope Indonesia IV, krim dijelaskan sebagai bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formularium Nasional juga mengartikan krim sebagai emulsi kental yang ditujukan untuk pemakaian luar, dengan kandungan air yang tidak kurang dari 60% (Syamsudin, Drs. H., Apt. 2007) 2.1.3 Gel Gel adalah sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi partikel anorganik kecil atau molekul organik besar yang terpenetrasi oleh cairan (Ansel, 2008). Gel ideal untuk farmasi dan kosmetik harus inert, aman, dan tidak bereaksi dengan komponen lain. Bahan pembentuk gel harus mampu mempertahankan bentuk padatan yang stabil selama penyimpanan, namun mudah rusak saat diaplikasikan, seperti melalui pengocokan atau pemerasan. Karakteristik gel perlu disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, dan bahan dengan konsentrasi tinggi atau berat molekul besar bisa membuat gel sulit digunakan. Gel dapat terbentuk melalui penurunan atau peningkatan suhu, seperti pada polimer MC dan HPMC, yang larut dalam air dingin dan membentuk gel pada suhu yang lebih tinggi. Fenomena pembentukan gel akibat pemanasan disebut thermogelation. BAB III METODE PRAKTIKUM 2.1 Alat dan Bahan A. Alat : Spatula Timbangan digital Erlenmeyer 100 mL 3 buah Cawan petri 3 buah Gelas ukur 50 mL 3 buah Stopwatch Batang pengaduk Mistar Perkamen pH indikator B. Bahan : Salep Gel Krim Aquades 2.2 Langkah Kerja 2.2.1 UJI ORGANOLEPTIS 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim) 2. Letakkan pada kulit tangan 3. Amati dan catat bau serta warna dari masing-masing sediaan. 2.2.2 UJI KONSISTENSI DAN AKSEPTABILITAS 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim) 2. Oleskan sediaan setengah padat pada permukaan kulit, lalu rasakan tekstur dari obat tersebut. 3. Cucilah tangan yang telah dioleskan dengan air mengalir, kemudian rasakan kembali sensasinya. 4. Berilah pendapat mengenai diterima atau tidaknya sediaan tersebut. 2.2.3 UJI pH 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim)masing-masing sebanyak 0,5 graml 2. Ratakan sediaan pada kertas perkamen, ukur pH menggunakan pH indikator. 3. Tunggu beberapa saat hingga sediaan menyerap, amati kertas perkamen yang basah karena air atau karena minyak 2.2.4 UJI KANDUNGAN MINYAK 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim)masing-masing sebanyak 0,5 gram 2. Ratakan sediaan pada kertas perkamen 3. Tunggu beberapa saat hingga sediaan menyerap, amati kertas perkamen yang basah karena air atau karena minyak 2.2.5 UJI KELARUTAN DALAM AIR 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim)masing-masing sebanyak 1 gram 2. Masukkan sediaan tersebut ke dalam Erlenmeyer 3. Ambil aquades sebanyak 50 mL menggunakan gelas ukur 4. Tuangkan aquades ke dalam Erlenmeyer 5. Larutkan sediaan dengan cara menggoyang-goyangkan erlenmeyer 6. Perhatikan tingkat kelarutan masing-masing sediaan 2.2.6 UJI DAYA SEBAR 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim) masing-masing sebanyak 0,5 gram 2. Letakkan sediaan tersebut pada cawan petri yang besar 3. Timpa sediaan dengan bagian cawan petri yang kecil 4. Hitung diameter lingkaran yang terbentuk dari 3 sisi 2.2.7 UJI UKURAN DROPLET 1. Siapkan sediaan setengah padat (salep, gel dan krim) 2. Letakkan sediaan pada slide preparat 3. Selanjutnya buatlah apusan tipis 4. Amati sediaan dengan menggunakan mikroskop dan lihat bentuk partikel dari sediaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Uji Organoleptis Kelompok 1 : - Kelompok 2 : Gambar 1. Uji Organoleptis Gel Gambar. 2 Uji Organoleptis Salep Gambar 3. Uji Organoleptis Cream Kelompok 3 : Gambar 1. Uji Organoleptis Sedian Gel, Cream dan Salep Kelompok 4 : Gambar 1. Uji Organoleptis Gel Gambar 2. Uji Organoleptis Salep Gambar 3. Uji Organoleptis Cream Kelompok 5 : Gambar 1. Uji Organoleptis Gel Gambar 2. Uji Organoleptis Salep Gambar 3. Uji Organoleptis Cream Kelompok 6 : - 4.1.2 Uji Konsistensi Kelompok 1 : - Kelompok 2 : Gambar 1. Uji Konsistensi Gel Gambar 2. Uji Konsistensi Salep Gambar 3. Uji Konsistensi Cream Kelompok 3 : Gambar 1. Uji Konsistensi Gel (-) Gambar 2. Uji Konsistensi Salep (-) Gambar 3. Uji Konsistensi Cream Kelompok 4 : Gambar 1. Uji Konsistensi Gel Gambar 2. Uji Konsistensi Salep Gambar 3. Uji Konsistensi Cream Kelompok 5 : Gambar 1. Uji Konsistensi cream, gel, dan salep Kelompok 6 : - 4.1.3 Uji Akseptabilitas Kelompok 1 : - Kelompok 2 : - Gambar 1. Uji Akseptabilitas Sediaan Gel Gambar 2. Uji Akseptabilitas Sediaan Salep Gambar 3. Uji Akseptabilitas Sediaan Cream Kelompok 3 : Gambar 1. Uji Akseptabilitas Sediaan Cream, Salep, dan Gel Kelompok 4 : Gambar 1. Uji Akseptabilitas Sediaan Gel Gambar 2. Uji Akseptabilitas Sediaan Cream Gambar 3. Uji Akseptabilitas Sediaan salep Kelompok 5 : - Gambar 1. Uji akseptabilitas cream, gel, dan salep Kelompok 6 : - 4.1.4 Uji pH Kelompok 1 : - Kelompok 2 : Gambar 1. Uji pH Gel Gambar 2. Uji pH Salep Gambar 3. Uji pH Cream Kelompok 3 : Gambar 1. Uji pH Gel Gambar 2. Uji pH Salep Gambar 3. Uji pH Cream Kelompok 4 : Gambar 1. Uji pH Gel Gambar 2. Uji pH Salep Gambar 3. Uji pH Cream Kelompok 5 : Kelompok 6 : Gambar 1. Uji pH Gel Gambar 2. Uji pH Salep Gambar 3. Uji pH Cream 4.1.5 Uji Kandungan Minyak Kelompok 1 : - Kelompok 2 : Kelompok 3 : Gambar 1. Uji Kandungan Minyak Gel Gambar 2. Uji Kandungan Minyak Salep Gambar 3. Uji Kandungan Minyak Cream Kelompok 4 : Gambar 1. Uji Kandungan Minyak Gel Gambar 2. Uji Kandungan Minyak Salep Gambar 3. Uji Kandungan Minyak Cream Kelompok 5 : Gambar 1. Uji Kandungan Minyak Gel Gambar 2. Uji Kandungan Minyak Salep Gambar 3. Uji Kandungan Minyak Cream Kelompok 6 : Gambar 1. Uji Kandungan Minyak Gel Gambar 2. Uji Kandungan Minyak Salep Gambar 3. Uji Kandungan Minyak Cream 4.1.6 Uji Kelarutan Kelompok 1 : Gambar 1. Hasil Kelarutan Salep Kelompok 2 : Gambar Sebelum Gambar Sesudah Gel Larut Gel Larut Gambar Obat Bisul Gambar Obat Bisul Sebelum Larut Sesudah Larut Gambar Salep Gambar Salep Sebelum Larut Sesudah Larut 4.1.7 Uji Daya Sebar Kelompok 1 : Gambar 1. Uji Daya Sebar Gambar 2. Uji Daya Sebar Salep Gambar 3. Uji Daya Sebar Krim Kelompok 2 : Gambar 1. Uji Daya Sebar Krim Gambar 2. Uji Daya Sebar Salep Gambar 3. Uji Daya Sebar Gel Kelompok 3 : Gambar 1. Uji Daya Sebar Salep Gambar 2. Uji Daya Sebar Gel Gambar 3. Uji Daya Sebar Krim Kelompok 4 : Gambar 1. Uji Daya Sebar Salep Gambar 2. Uji Daya Sebar Krim Gambar 3. Uji Daya Sebar Gel Kelompok 5 : Gambar 1. Uji Daya Sebar Gel Gambar 2. Uji Daya Sebar Salep putih Gambar 3. Uji Daya Sebar Salep Hitam Kelompok 6 : Gambar 1. Uji Daya Sebar Krim Gambar 2. Uji Daya Sebar Salep Gambar 3. Uji Daya Sebar Gel 4.1.8 Uji Ukuran Droplet Kelompok 1 : Gambar 1.1 Uji Ukuran Droplet Gel Gambar 2. Uji Ukuran Droplet Salep Gambar 3. Uji Ukuran Droplet Cream Kelompok 2 : Gambar 1. Uji Ukuran Droplet Gel Gambar 2. Uji Ukuran Droplet Salep Gambar 3. Uji Ukuran Droplet Cream Kelompok 3 : Gambar 1. Apusan pada Preparat Uji Ukuran Droplet Gel, Salep, dan Cream Gambar 2. Uji Ukuran Droplet Gel Gambar 3. Uji Ukuran Droplet Salep Gambar 4. Uji Ukuran Droplet Cream Kelompok 4 Gambar 1. Uji Ukuran Droplet Gel Gambar 2. Uji Ukuran Droplet Salep Gambar 3. Uji Ukuran Droplet Cream Kelompok 5 : Gambar 1. Apusan pada Preparat Uji Ukuran Droplet Gel, Salep, dan Cream Gambar 2. Uji Ukuran Droplet Gel Gambar 3. Uji Ukuran Droplet Salep Gambar 4. Uji Ukuran Droplet Cream Kelompok 6 : Gambar 1. Apusan pada Preparat Uji Ukuran Droplet Gel, Salep, dan Cream Gambar 2. Uji Ukuran Droplet Gel Gambar 3. Uji Ukuran Droplet Salep Gambar 4. Uji Ukuran Droplet Cream 4.2 PEMBAHASAN 4.2.1 Uji Organoleptis Uji organoleptik, juga dikenal sebagai uji indera atau uji sensori, adalah metode pengujian yang mengandalkan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai tingkat penerimaan suatu produk.Pengujian ini memiliki peran penting dalam evaluasi kualitas produk. Melalui uji organoleptik, dapat diperoleh indikasi mengenai tanda-tanda kebusukan, penurunan mutu, dan jenis kerusakan lain yang mungkin terjadi pada produk. 4.2.2 Uji Konsistensi Uji konsistensi dalam farmasi adalah metode untuk mengevaluasi stabilitas dan keseragaman produk farmasi, terutama sediaan semi padat seperti krim, gel, dan salep. Uji ini mengukur parameter seperti viskositas dan tekstur untuk memastikan setiap batch memiliki kualitas yang sama. Konsistensi yang seragam memastikan bahwa bahan aktif terdistribusi merata, sehingga menghasilkan efek terapi yang konsisten pada pasien. Tujuan Uji Konsistensi dalam Farmasi: 1. Menjamin Efikasi Produk: Memastikan bahwa bahan aktif dalam sediaan terdistribusi secara merata. 2. Mendukung Standar Kualitas Produk: Menjaga agar setiap batch sesuai standar yang berlaku dalam industri farmasi. 3. Menilai Stabilitas Fisik Produk: Memastikan bahwa produk tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam viskositas selama penyimpanan atau penggunaan. 4.2.3 Uji Akseptabilitas Uji akseptabilitas meliputi kemudahan saat penggunaan, homogenitas, sensasi yang ditimbulkan dan kemudahan saat pencucian. Uji akseptabilitas juga menilai kemudahan saat penggunaan meliputi karakteristik penilaian sukar, mudah dan sangat mudah saat digunakan. Hasil pengujian akseptabilitas pada salep dengan sediaan 0,5 mg dan berwarna kekuningan adalah sediaan salep ini kurang nyaman ketika dioleskan ke kulit. Timbul sensasi lengket dan berminyak ketika penggunaan salep ini ke kulit. Hal ini disebabkan karena lebih banyaknya komposisi minyak daripada air pada sediaan salep. Ketika dibersihkan menggunakan air yang mengalir sediaan salep pada kulit sukar dihilangkan dan masih meninggalkan kesan berminyak. Sediaan salep ini juga meninggalkan noda jika menempel pada pakaian. Hasil pengujian akseptabilitas gel pada sediaan 0,5 mg dan berwarna bening adalah sediaan gel ini sangat mudah dah nyaman ketika dioleskan ke kulit. Pada saat pemakaian gel ini ada sensasi dingin yang timbul. Hal ini disebabkan karena komposisi air yang lebih banyak daripada minyak di dalam sediaan gel. Sediaan gel ini juga sangat mudah ketika dibersihkan menggunakan air mengalir, dan tidak meninggalkan kesan berminyak. Hasil pengujian akseptabilitas cream pada sediaan 0,5 mg dan berwarna putih adalah sediaan gel ini nyaman saat dioleskan ke kulit. Pada saat pemakaian cream ini timbul kesan lembut pada kulit. Teksturnya tidak terlalu berminyak sehingga cukup mudah diserap oleh kulit. Sediaan cream ini juga sangat mudah untuk dibersihkan dan tidak meninggalkan kesan berminyak seperti salep. 4.2.4 Uji pH Berdasarkan hasil uji pH sediaan salep, gel dan cream berada pada rentang asam, yaitu 4,5-6,5, memiliki keterkaitan yang erat dengan kondisi fisiologis kulit manusia. Kulit secara alami memiliki lapisan pelindung yang disebut mantel asam (acid mantle) dengan pH berkisar antara 4,5 hingga 5,5. Lapisan ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikroflora, mempertahankan kelembaban kulit, serta memberikan perlindungan dari serangan mikroorganisme patogen seperti bakteri dan jamur. Oleh karena itu, salep dengan pH asam lebih sesuai dengan pH alami kulit, sehingga dapat meminimalisir risiko iritasi. 4.2.5 Uji Kelarutan dalam Air Uji kelarutan dalam air dilakukan untuk memastikan bahwa bahan aktif terdistribusi secara merata dan apakah dapat terlarut dalam air. Pada uji kelarutan dalam air yang dilakukan pada sediaan obat semi padat terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk sediaan gel menunjukkan penyebaran yang luas dan tidak mengandung butiran kasar. Hal ini dikarenakan gel mengandung komposisi yang jelas antara air dan agen pengental atau gelling agent. Gelling agent bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Makromolekul pada sediaan gel disebarkan keseluruhan cairan sampai tidak terlihat ada batas di antaranya. Pada uji kelarutan dalam air untuk sediaan salep, didapatkan hasil yang tidak merata. Hal ini dikarenakan karena salep merupakan sediaan setengah padat berbasis lemak (hidrofilik) dan hidrokarbon yang tidak larut dalam air, dan biasanya lebih kental. Salep tidak larut dalam air, sehingga lebih sulit dicuci dari kulit dibandingkan dengan gel atau cream. Kemudian, untuk sediaan setengah padat cream memiliki komposisi emulsi mengandung air dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Cream merupakan emulsi yang dapat berupa minyak dalam air (O/W) atau air dalam minyak (W/O). Cream yang berbasis O/W cenderung lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan cream berbasis W/O. Secara teori cream memiliki sistem yang terdiri dari fase dalam/fase terdispersi berupa minyak atau lemak dan fase luar berupa air, yang terdispersi dengan bantuan emulgator. Uji kelarutan cream lebih fokus pada stabilitas emulsi dan kemampuan untuk mempertahankan konsistensi saat dicampur dengan air. Cream yang baik harus dapat menyebar dengan merata dan tidak terpisah saat diaplikasikan 4.2.6 Uji Daya Sebar Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak 0,5 gram sediaan yang diletakkan pada bagian tengah kaca bulat berskala, kemudian ditutup dengan kaca bulat lain. Pengukuran diameter penyebaran sediaan secara membujur dan melintang. Tujuan dari uji daya sebar ini adalah untuk mengetahui seberapa baik sediaan gel, krim dan salep yang menyebar ke permukaan kulit, karena dapat mempengaruhi absorbsi obat dan kecepatan pelepasan zat aktif pada tempat pemakaian. Kemampuan penyebaran yang baik akan memberikan kemudahan ketika pengaplikasian di permukaan kulit, penyebaran zat aktif pada kulit menjadi lebih merata sehingga efek yang ditimbulkan oleh bahan aktif yang ada dalam sediaan gel, krim dan salep menjadi lebih optima Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan kecepatan penyebaran pada kulit saat dioleskan pada kulit. Semakin besar daya sebar yang diberikan maka kemampuan zat aktif untuk menyebar pada kulit semakin luas. Daya sebar yang rendah berarti kontak dengan kulit kecil sehingga daya hambat antibakteri tidak akan optimal. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa daya sebar gel memiliki kandungan air yang tinggi dan konsistensi yang lebih ringan, sehingga daya sebarnya paling cepat. Gel mudah menyebar dan cepat diserap oleh kulit. Krim mengandung campuran air dan minyak, yang membuat daya sebarnya lebih lambat dibanding gel tetapi lebih cepat daripada salep. Krim lebih mudah diaplikasikan dan menyerap lebih baik daripada salep.Sedangkan salep memiliki kandungan minyak yang tinggi dan konsistensi yang lebih kental, sehingga daya sebarnya paling lambat. Salep cenderung lebih lengket dan lebih lambat menyerap dibandingkan gel dan krim. 4.2.7 Uji Ukuran Droplet Pada uji ukuran droplet di bawah mikroskop terlihat bahwa gel, salep, dan cream memiliki perbedaan homogenitas dan distribusi partikel dalam setiap sediaan. Pada mikroskop sediaan preparat gel menunjukkan distribusi partikel yang lebih merata. Ketika dioleskan pada objek gelas dan diamati di bawah mikroskop, droplet yang terlihat biasanya kecil dan tersebar secara homogen. Ukuran droplet pada gel berada dalam rentang yang lebih kecil, yang berkontribusi pada viskositas yang lebih tinggi dan stabilitas emulsi yang lebih baik. Pada mikroskop sediaan preparat salep menunjukkan distribusi partikel yang baik, tetapi mungkin ada sedikit variasi dalam ukuran droplet. Pengamatan di bawah mikroskop menunjukkan beberapa partikel yang lebih besar dibandingkan dengan gel. Ukuran partikel pada salep lebih besar dibandingkan dengan gel. Hal ini dapat mempengaruhi daya sebar dan penyerapan salep ke kulit. Pada mikroskop sediaan preparat cream menunjukkan adanya pemisahan fase jika tidak stabil. Di bawah mikroskop, krim dengan tipe emulsi air dalam minyak akan menunjukkan droplet minyak yang terdispersi dalam fase air, dengan latar belakang berwarna biru jika menggunakan pewarna metilen biru. Secara teori ukuran partikel pada krim berkisar antara 0,5 hingga 50 µm. Ini menunjukkan bahwa krim memiliki variasi ukuran droplet yang lebih besar dibandingkan dengan gel dan salep. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum yang terkait dengan tujuan, uji organoleptis menunjukkan perbedaan karakteristik fisik seperti warna, bau, dan tekstur pada sediaan gel, salep, dan krim, yang menjadi indikator penting dalam mengevaluasi kualitas produk setengah padat. Uji konsistensi menunjukkan bahwa gel memiliki konsistensi paling ringan, krim berada di tengah, dan salep lebih kental, sesuai dengan tujuan evaluasi tekstur dan kenyamanan sediaan. Uji akseptabilitas mendukung tujuan untuk menilai kemudahan penggunaan dan kenyamanan, di mana gel terbukti lebih nyaman digunakan karena mudah dibersihkan, tidak meninggalkan rasa berminyak, dan memberikan sensasi dingin, sedangkan salep lebih lengket dan berminyak. Uji pH menunjukkan bahwa semua sediaan berada dalam rentang asam (4,5-6,5), sesuai dengan pH kulit, yang mendukung keamanan penggunaan. Uji kelarutan dan daya sebar menunjukkan bahwa gel dan krim lebih mudah larut dan menyebar, mendukung efektivitas penggunaannya, sedangkan salep, karena berbasis minyak, lebih sulit. Terakhir, uji ukuran droplet memperlihatkan bahwa gel memiliki distribusi partikel yang lebih merata, sesuai dengan tujuan evaluasi kestabilan sediaan setengah padat. DAFTAR PUSTAKA Cache://:bbkpm-bandung.org/blog/2021/08/mengenal-berbagai-bentuk-sediaan-obat - Google search. (n.d.). :https://bbkpm-bandung.org/blog/2021/08/mengenal-berbagai-bentuk- sediaan-obat (n.d.). Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan. https://pharmauho.uho.ac.id/index.php/journal/article/download/67/24/295 (n.d.). Open Journal System Politeknik Bina Husada Kendari. https://poltek-binahusada.e- journal.id/wartafarmasi/article/download/233/135/707 Cache://pharmauho.uho.ac.id/index.php/journal/article/download/67/24/295 - Google search. (n.d.). Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan. https://pharmauho.uho.ac.id/index.php/journal/article/download/67/24/295 (n.d.). Open Journal System Politeknik Bina Husada Kendari. https://poltek-binahusada.e- journal.id/wartafarmasi/article/download/233/135/707) (n.d.). Welcome to Adi Buana Repository - Adi Buana Repository. https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/6647/1/Buku%20Sediaan%20Semisolida.pdf#page =21) Avanti, C., Ayu, W., Sartika, D., & Hadiwidjaja, M. (n.d.). Uji Akseptabilitas Krim Pelembap (Acceptability Testing of Moisturizer Creams). Badia dkk, E., Sediaan Salep Ekstrak Batang Meistera Chinensis, F., Badia, E., Wibawa Mahatva Yodha, A., Kunci, K., & Meistera chinensis, B. (n.d.). FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK BATANG MEISTERA CHINENSIS MEISTERA CHINENSIS STEM EXTRACT OINTMENT DOSAGE FORMULATION. https://doi.org/10.46356/wfarmasi.v8i1 Wijayanti, R., Syarifah, M., & Goenarwo, E. (n.d.). PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.). In Media Farmasi Indonesia (Vol. 9, Issue 2). (n.d.). Bing. https://www.bing.com/ck/a?!&&p=62d579c736fa0c4dJmltdHM9MTcyODYwNDgwMCZpZ 3VpZD0wNDU2MDBjZS01ZGY5LTZmM2MtMmVkYS0xM2I4NWNhNDZlZmImaW5za WQ9NTI0MQ&ptn=3&ver=2&hsh=3&fclid=045600ce-5df9-6f3c-2eda- 13b85ca46efb&psq=Uji+Organoleptis&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cud2lraXdhbmQuY29tL2lk L2FydGljbGVzL1VqaV9vcmdhbm9sZXB0aWs&ntb=1 Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan Oleh Soewandhi, S.N., Edisi V, 173, 179, 202-208, 577-578, 607-608, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Syamsudin, Drs. H., Apt. (2007). Ilmu Resep.Jakarta: EGC hal. 74 Setyawan, R., Dwi, C., Masrijal, P., Hermansyah, O., Rahmawati, S., Intan, R., Sari, P., & Cahyani, A. N. (n.d.). Program Studi S1 Farmasi Universitas Bengkulu FORMULASI, EVALUASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L). In Bencoolen Journal of Pharmacy 2023 (Vol. 3, Issue 1). https://ejournal.unib.ac.id/index.php/bjp/index Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim, F. Jakarta : UI Press. (n.d.). Jurnal Universitas Gadjah Mada. https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/53793/28100

Use Quizgecko on...
Browser
Browser