Materi Gender dan Status Kesehatan PDF

Summary

This document discusses gender and its relation to health in a presentation format that examines different perspectives on gender and sexuality. This presentation contrasts gender roles with biological sex, and how these factors can create social inequities in health, with a focus on Indonesian contexts.

Full Transcript

“GENDER DAN STATUS KESEHATAN” Dr. Ni Putu Widarini, SKM, MPH Desak Nym Widyanthini, S.ST., M.Kes 1 Apa itu gender? Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan perila...

“GENDER DAN STATUS KESEHATAN” Dr. Ni Putu Widarini, SKM, MPH Desak Nym Widyanthini, S.ST., M.Kes 1 Apa itu gender? Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003) Gender adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara social. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis (WHO, 1998). 2 Apa itu seksualitas?  Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya system reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002:2).  Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis yang mudah dilihat melalui cirri fisik primer dan secara sekunder yang ada pada kaum laki-laki dan perempuan(Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)  Seksualitas/Jenis Kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu (handayani, 2002 :4)  Seks adalah karakteritik genetic/fisiologis atau biologis seseorang yang menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki (WHO, 1998) 3 Perbedaan Gender dan Seks Karakteristik Gender Seks Sumber pembeda Manusia (masyarakat) Tuhan Visi, Misi Kebiasaan Kesetaraan Unsur pembeda Kebudayaan (tingkah laku) Biologis (alat reproduksi) Sifat Harkat, martabat dapat Kodrat, tertentu tidak dapat dipertukarkan dipertukarkan Dampak Terciptanya norma- Terciptanya nilai-nilai : norma/ketentuan tentang kesempurnaan, kenikmatan, “pantas” atau “tidak pantas” kedamaian dll. Sehingga laki-laki pantas menjadi menguntungkan kedua pemimpin, perempuan belah pihak. “pantas’ dipimpin dll. Sering merugikan salah satu pihak, kebetulan adalah perempuan Keberlakuan Dapat berubah, musiman Sepanjang masa dimana saja, dan berbeda antar kelas tidak mengenal pembedaan kelas. S.SARWONO/2007 4 Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan antara Gender dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Gender Tidak dapat berubah, contohnya alat Dapat berubah, contohnya peran kelamin laki-laki dan perempuan dalam kegiatan sehari-hari, seperti banyak perempuan menjadi juru masak jika dirumah, tetapi jika di restoran juru masak lebih banyak laki- laki. Tidak dapat dipertukarkan, contohnya Dapat dipertukarkan jakun pada laki-laki dan payudara pada perempuan Berlaku sepanjang masa, contohnya Tergantung budaya dan kebiasaan, status sebagai laki-laki atau perempuan contohnya di jawa pada jaman penjajahan belanda kaum perempuan tidak memperoleh hak pendidikan. Setelah Indo merdeka perempuan mempunyai kebebasan mengikuti pendidikan S.SARWONO/2007 5 Lanjutan… Jenis Kelamin Gender Berlaku dimana saja, contohnya di Tergantung budaya setempat, rumah, dikantor dan dimanapun contohnya pembatasan kesempatan di berada, seorang laki-laki/perempuan bidang pekerjaan terhadap perempuan tetap laki-laki dan perempuan dikarenakan budaya setempat antara lain diutamakan untuk menjadi perawat, guru TK, pengasuh anak Merupakan kodrat Tuhan, contohnya Bukan merupakan budaya setempat, laki-laki mempunyai cirri-ciri utama contohnya pengaturan jumlah a nak yang berbeda dengan cirri-ciri utama dalam satu keluarga perempuan yaitu jakun. Ciptaan Tuhan, contohnya perempuan Buatan manusia, contohnya laki-laki bisa haid, hamil, melahirkan dan dan perempuan berhak menjadi calon menyusui sedang laki-laki tidak. ketua RT, RW, dan kepala desa bahkan presiden. S.SARWONO/2007 6 Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Dilihat dari Sifat, Fungsi, Ruang Lingkup, dan Tanggungjawab ASPEK LAKI-LAKI PEREMPUAN - Sifat Maskulin Feminin - Fungsi Produksi Reproduksi - Ruang Lingkup Publik Domestik - Tanggungjawab Nafkah Nafkah (peran) Utama Tambahan 7 Faktor-faktor yang mempengaruhi gender  1. Adat-adat lokal contoh?  2. Materi pendidikan formal sejak dini   3. Pendidikan dalam rumah  4. Pendidikan umum masyarakat Bentuk-bentuk diskriminasi gender a. Stereotip/Citra Baku  pandangan buruk terhadap perempuan. Misalnya perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya. b. Subordinasi/Penomorduaan anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki 9 c. Marginalisasi/Peminggiran Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. d. Beban Ganda/Double Burden  tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. e. Kekerasan/Violence  Bisa serangan fisik dan psikis. S.SARWONO/2007 10 Gender tidak jadi masalah Jika : – dilakukan secara adil – menguntungkan kedua belah pihak Gender jadi masalah Jika: – terjadi ketimpangan – satu pihak dirugikan – satu jenis kelamin dibedakan derajatnya – satu jenis kelamin dianggap tidak mampu – satu jenis kelamin diperlakukan lebih rendah – satu jenis kelamin mengalami ketidakadilan gender Dikatakan adil/setara Gender: Jika: > Terdapat pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan sesuai dengan harkat dan martabatnya dalam hal: akses (peluang) partisipasi kontrol- keputusan atas diri sendiri mengambil manfaat Akses  “Kapasitas untuk menggunakan sumberdaya untuk sepenuhnya berpartisipasi secara aktif dan produktif (secara sosial, ekonomi dan politik) dalam masyarakat termasuk akses ke sumberdaya, pelayanan, tenaga kerja dan pekerjaan, informasi dan manfaat” Partisipasi  Partisipasi diartikan sebagai “Who does what?”  Suami dan istri berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusan atas penggunaan sumberdaya keluarga secara demokratis dan bila perlu melibatkan anak-anak baik laki-laki maupun Kontrol  Kontrol diartikan sebagai ”Who has what?”  Perempuan dan laki-laki mempunyai kontrol yang sama dalam penggunaan sumberdaya keluarga. Suami dan istri dapat memiliki properti atas nama keluarga. Manfaat  Semua aktivitas keluarga harus mempunyai manfaat yang sama bagi seluruh anggota keluarga. Teori Gender 1. Teori nurture, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. 2. Teori nature, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah karena kodrat yang menyebabkan perbedaan biologis yang memberikan implikasi bahwa kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. 3. Teori equilibrium dikenal dengan adanya keseimbangan atau kompromistis yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam bekerjasama/ hubungan antara perempuan dan laki-laki. 18 Mengapa perlu bahasan tentang gender? S.SARWONO/2007 19  Jumlah perempuan di dunia agak lebih banyak dari laki2 (di Indonesia persentase perempuannya 49,9 dan Bali 49,8 atau 1,6 juta, dimana lebih dari separuhnya berusia berusia 15-49 th : BPS Prop. Bali, 2002)  Hampir di seluruh dunia kedudukan perempuan dalam keluarga, di pek. dan di masyrakat masih lebih rendah dari laki-laki 20  Norma sosial budaya masyarakat yang mengutamakan laki2 memberikan dampak negatif terhadap kesehatan kaum perempuan  Modernisasi dan globalisasi ekonomi mendorong perempuan utk lebih aktif dlm kegiatan ekonomi  peluang dan posisi perempuan perlu disetarakan dengan laki2  Laki2 dan perempuan sebaiknya tidak menjadi saingan, melainkan jadi mitra di kehidupan keluarga, pek. dan masyarakat 21 Mengapa Masalah Kesehatan Perempuan Termarjinalkan? Budaya Patriarki yg menganggap status perempuan lebih rendah dari status laki-laki: - fasilitas utk laki-laki (dan anak laki-laki) diutamakan dari istrinya/ibunya - perhatian dan kepedulian thd perempuan amat kurang, termasuk utk hal yg menyangkut nyawanya (biaya kesehatan mahal, suami cari hutangan utk biaya istri melahirkan wkt semua sdh terlambat) 22 Respons Sikap dan Perilaku Perempuan Perempuan pasrah, nrimo akan statusnya yg dianggap lebih rendah dari status laki-laki Takut merubah nasib Tidak punya hak suara utk menentukan keamanan bagi dirinya sendiri (contoh: wanita NTT yg hamil, posisi bayi sungsang, tidak bisa ke Jakarta untuk sectio krn dana diputuskan oleh klg suami dan tidak diizinkan). 23 PERAN GANDA GENDER 24 PERAN PRODUKTIF PERAN REPRODUKTIF PERAN KOMUNITAS 25 PERAN PRODUKTIF  Memperoleh penghasilan dengan cara memproduksi barang atau jasa  Fungsi dan tanggungjawab laki2 dan perempuan dalam peran produktif ini berbeda2, tergantung dari pembagian tugas menurut gender.  Pekerjaan perempuan seringkali tidak terlihat dan dinilai lebih rendah dari pekerjaan laki2. 26 PERAN REPRODUKTIF  Merawat dan mengurus kesejahteraan anggota keluarga serta mengatur rumahtangga.  Pekerjaan ini jarang dianggap ‘kerja’ biarpun sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.  Menggunakan tangan dan tenaga dan menghabiskan banyak waktu.  Tugas ini hampir selalu menjadi tanggung jawab perempuan, tua dan muda. 27 PERAN KOMUNITAS  Turut serta dalam kegiatan bersama dalam klpk masyarakat, menyumbang tenaga, waktu dan dana membantu menyelenggarakan acara sosial, upacara adat/agama.  Pekerjaan ini jarang sekali diper- hitungkan dalam analisa ekonomi.  Banyak memakan waktu dan tenaga secara cuma2 dan sangat penting maknanya bagi perkembangan spiritual dan budaya masayakarat. 28 PERAN KOMUNITAS….  Tugas ini merupakan wahana untuk pengorganisasian masyarakat dan pembinaan hubungan sosial.  Laki2 dan perempuan ikut terlibat, tetapi biasanya laki2 diberi posisi dan status yang lebih tinggi. Perempuan bekerja di belakang layar.  Termasuk kedalam peran ini adalah membina hubungan dengan keluarga besar, tetangga dan teman. 29 KETIMPANGAN GENDER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN PEREMPUAN 30 MASALAH KESEHATAN FISIK  Kebiasaan / tradisi mengutamakan laki2 (suami / ayah) dalam keluarga, termasuk dalam memberikan prioritas menyantap makanan, dapat mengurangi gizi istri/ibu, jika makanan yg tersedia terbatas  Selain mengutamakan suami, istri juga mengutamakan anak2  jatah makanan dan gizi istri berkurang  melemahkan kondisi tubuh perempuan, terutama pd masa hamil dan menyusui, juga mengurangi gizi bayinya. 31  Sebaliknya, kebiasaan ibu utk menghabiskan sisa makanan anak2nya bisa menyebabkan obesitas pada perempuan  Obesitas meningkatkan kerentanan thd sakit jantung, kencing manis, rematik, dsb  Kewajiban perempuan untuk mengerjakan fungsi gandanya (produktif, reproduktif dan kegiatan dalam komunitas) menguras tenaga dan pikiran perempuan, mengurangi waktu istirahatnya, memperlemah kondisi fisiknya 32  Pernikahan muda usia meningkatkan resiko kematian ibu dan bayi, apalagi jika tidak digunakan kontrasepsi  Tindakan kekerasan yang diakukan suami thd istrinya dapat menimbulkan cedera fisik, rasa takut/anxiety dan trauma  Pelaksanaan infibulasi (sunat perempuan) mengganggu kesehatan reproduksi (infeksi, gangguan dalam senggama, mempersulit proses persalinan, meningkatkan resiko kematian ibu) 33  Tradisi menghukum perempuan yg selingkuh mengancam kehidupan perempuan dan bayi yang dikandungnya  Perempuan yg dimasukkan ke industri seks sangat rentan thd penyakit2 yg ditularkan melalui hub seks, temasuk HIV/AIDS  Juga istri dari laki2 yang melakukan hub seks dengan perempuan2 lain (termasuk yang berpoligami) menanggung resiko tertular penyakit kelamin dan HIV/AIDS dari suaminya 34 GANGGUAN KESEHATAN MENTAL  Besarnya beban tugas perempuan dalam kehidupan sehari2 menimbulkan stress  Rasa stress juga timbul pada istri2 yang suaminya berpoligami  Tindakan kekerasan oleh suami atau ayah menimbulkan rasa takut dan trauma  Infibulasi mengakibatkan trauma seumur hidup, terutama dlm hub seks dan persalinan 35 PEMBERDAYAAN GENDER MANFAATNYA BAGI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI 36 MANFAAT PEMBERDAYAAN GENDER BAGI PEREMPUAN  Memberikan kepada perempuan akses untuk memperoleh modal dan penggunaan jasa di bidang ekonomi, sosial & kesehatan  Memberi peluang lebih besar kepada perempan untuk bisa memanfaat sumber2 dan untuk menentukan nasibnya sendiri  Memperkuat kapasitas yang dimiliki (pemilikan tanah dan modal, peningkatan taraf pendidikan) hingga perempuan dapat menjadi lebih mandiri dan percaya diri 37  Memberi peluang kepada perempuan utk ber- sosialisasi & mengembangkan diri (aktualisasi diri)  Memberikan peluang kepada perempuan untuk memperoleh hak-haknya yg setara laki-laki  Meningkatkan akses perempuan terhadap pelayanan kesehatan dan memenuhi hak mereka untuk membina kesehatannya sendiri, termasuk kesehatan reproduktif  Memberi kesempatan pada laki-laki untuk meningkatkan fungsi reproduktif & komunitasnya  Upaya secara kolektif antar perempuan akan melancarkan proses pemberdayaan ini 38 MANFAAT PEMBERDAYAAN GENDER BAGI LAKI-LAKI  Laki-laki akan lebih mampu hidup mandiri, mengerjakan ketiga peran gender, tidak tergantung kepada istri/ibu  Keterlibatan laki-laki dalam fungsi reproduksi di klg akan mendekatkan hub anak dan ayah (anak laki-laki perlu tokoh panutan)  Penghasilan keluarga akan meningkat kalau istri mempunyai waktu (berbagi peran dng suami) dan ketrampilan (liwat pendidikan) untuk bekerja  suami terbantu 39 Manfaat …..  Masyarakat dapat menikmati kontribusi gender lebih besar dengan optimalisasi peran perempuan di lapangan kerja dan lingkungan sosial  Pengikutsertaan perempuan dalam manajemen organisasi dan perusahaan terbukti merupakan faktor utama dalam pembinaan keharmonisan hubungan antar karyawan dan pembinaan kualitas kerja 40 Upaya mengatasi ketidakadilan gender dlm kesehatan 1. Mengembangkan indikator dalm analisis dan monev 2. Data yg disajikan dibedakan berdasarkan sex dan dianalisa dgn perspektif gender 3. Penyebarluasan informasi 4. Melatih petugas kesehatan untuk menggunakan perspektif gender dalam pelayanannya 5. Meningkatkan partisipasi wanita dalam menentukan prioritas, perencanaan, kebijakan, program, dan kebutuhan untuk akuntability Tantangan yg dihadapi dalam mengatasi ketidakadilan gender dalam kesehatan Gender sulit untuk dilaksanakan karena sifatnya terkadang sangat sensitif dan lbh bny abstrak dan teorinya, dukungan serta visi nya utk gender ini kurang, pekerjaan wanita tidak sam dgn perspektif gender Tantangan dalam mengintegrasikan gender  Gender bukanlah sesuatu yg eksplisit  Informasi dan metode yg lemah  Tidak adanya partisispasi oleh suami, dan keluarga TERIMA KASIH S.SARWONO/2007 44

Use Quizgecko on...
Browser
Browser