Modul Ajar 5 Prinsip Pemberian Obat PDF

Document Details

SupremeCatSEye3031

Uploaded by SupremeCatSEye3031

Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

2023

Ns. Riyanto

Tags

pemberian obat kebidanan konsep obat kesehatan

Summary

This module details the principles of medication administration, suitable for undergraduate midwifery students. It covers concepts, types, effects, and dosage calculations of various medications.

Full Transcript

MODUL AJAR 5 PRINSIP PEMBERIAN OBAT MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan PJ: Ns. Riyanto...

MODUL AJAR 5 PRINSIP PEMBERIAN OBAT MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan PJ: Ns. Riyanto KEMENTERIAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PRODI KEBIDANAN METRO 2023 Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |1 MODUL KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 : Tinjauan Bahan Kajian Modul Modul 2 berisikan bahan kajian konsep dasar pemberian obat merupakan bagian dari Mata kuliah Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan dengan beban sks 4 sks (T2; P2) dan merupakan bagian dari bahan kajian inti kebidanan. Modul ini dari mata kuliah ini memberikan kemampuan penguasaan tentang konsep dasar pemberian obat pada mahasiswa tingkat satu semester genap (dua). Mahasiswa untuk mencapai penguasaan bahan kajian lebih dalam dan kompleks tentang konsep dasar pemberian obat, maka disarankan mahasiswa aktif membaca referensi- referensi lain yang relevan. Selain itu, mempelajari kembali bahan kajian lain yang terkait atau prasyarat untuk menguasai konsep dasar pemberian obat. Deskripsi Bahan Kajian Modul Pembahasan dalam modul mata kuliah ini berfokus pada bahan kajian konsep dasar pemberian obat dengan sub bahan meliputi pengertian dan tujuan pemberian obat, jenis dan bentuk obat menurut khasiat, efek pemberian obat : efek terapeutik dan efek samping, prinsip pemberian obat, kesalahan, pencegahan dan mencatat (mendokumentasikan) pemberian obat, persiapan pemberian obat, perhitungan dosis obat parenteral. Metode pembelajaran menggunakan pendekatan student center learning (SCL), mahasiswa aktif mencapai outcome learning dengan melakukan proses pembelajaran mandiri, mengatur waktu dan tempat belajar sesuai dengan kemampuan, gaya, dan kecepatan yang dimiliki, mengembangkan kemampuan menjadi Pembelajar secara mandiri. Selain itu, Mahasiswa hendaknya secara mandiri melakukan evaluasi capaian pembelajaran mandiri. Capaian Pembelajaran Modul Setelah menyelesaikan pembelajaran modul ajar ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan atau mengaplikasikan konsep dasar pemberian obat. Untuk mencapai capaian pembelajaran (learning outcome) tersebut, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan menjelaskan atau mengaplikasikan: 1. Pengertian dan tujuan pemberian obat; 2. Jenis dan bentuk obat menurut khasiat; 3. Efek pemberian obat : efek terapeutik dan efek samping; 4. Prinsip pemberian obat; 5. Kesalahan, pencegahan dan mencatat (mendokumentasikan) pemberian obat; 6. Persiapan pemberian obat; 7. Perhitungan dosis obat parenteral; Ringkasan Bahan Kajian Modul Bahan kajian ini dengan sub bahan kajian meliputi : 1. pengertian dan tujuan pemberian obat; 2. jenis dan bentuk obat menurut khasiat; 3. efek pemberian obat : efek terapeutik dan efek samping; 4. prinsip pemberian obat; 5. kesalahan, pencegahan dan mencatat (mendokumentasikan) pemberian obat; 6. persiapan pemberian obat; 7. perhitungan dosis obat parenteral; Kriteria Evaluasi Mahasiswa melakukan evaluasi capaian pembelajaran mandiri dengan mengerjakan soal-soal evaluasi pada modul ini sampai mencapai learning outcome yang ditargetkan, minimal mencapai nilai B. Jika belum mencapai, hendaknya Mahasiswa mempelajari kembali Modul ini dan melakukan evaluasi kembali sampai mencapai nilai yang ditargetkan. Mahasiswa yang mengalami kesulitan mencapai learning outcome hendaknya meminta bimbingan Fasilisator. Mahasiswa yang sudah mencapai learning outcome modul ini, dapat meneruskan pembelajaran pada materi modul selanjutnya. Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |2 Materi Modul A. Pendahuluan Obat diakui bermanfaat terapeutik, namun demikian obat juga memiliki potensi membahayakan kesehatan. Dalam menjalankan profesinya, bidan akan selalu berhubungan dengan pemberian obat pada pasien. Bidan bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman dan akurat. Bidan harus mengetahui reaksi terapeutik yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari pengobatan, memberikan obat dengan tepat, memantau respons klien, dan membantu pasien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Secara hukum bidan bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, bidan bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Oleh karena itu, ada berbagai hal yang berkaitan dengan pemberian obat-obatan yang seharusnya dikuasai oleh bidan. B. Pengertian Dan Tujuan Pemberian Obat Obat adalah sesuatu substansi atau bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membataskan suatu penyakit dan untuk mendapatkan efek teraufetik namun bila salah dapat mengakibatkan alergi dan shock bahkan kematian oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat dan teknik pemberian obat. Obat telah ada dan digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu yaitu sejak zaman dahulu telah menggunakan soda, garam besi sebagai bahan obat. Farmakologi yang berasal dari bahasa latin, pharmakon yang berarti “obat” dan logos yang berarti “suatu bahasan yang rasional”dengan kata lain ilmu yang mempelajari respon makhluk hidup terhadap pemberian obat/zat kimia disebut farmakologi. Bidang farmakologi secara rinci dapat dibagi menjadi beberapa bidang antara lain: farmakokinetik, farmakodinamik, farmakoteraupetik dan farmakognosa. Farmakokinetik adalah suatu proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Farmakodinamik merupakan ilmu yang mempelajari efek fisiologis biokimia dan mekanisme obat. Farmakoteraupetik merupakan cabang farmakologi yang memepelajari tentang penggunaan obat. Farmakogdiagnosa merupakan ilmu yang membahas sejarah, produksi, perdagangan, pemilihan, identifikasi, preseversi obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Farmasi berkaitan dengan pengetahuan yang membahas nilai kimia dan fisik obat dan bentuk dosis obat. Ahli farmasi mempunyai peranan dalam menyiapkan dan meracik obat. Toksikologi merupakan ilmu yang membahas tentang efek racun obat. Definisi 1. Substansi atau bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, meneyembuhkan, mengatasi, membebaskan, suatu penyakit. 2. Obat dapat dibuat dari sumber alam atau sintetis oleh pabrik farmasi 3. Menurut bahan atau kegunaan nya obat terdiri dari obat tradisional, kosmetika dan alat kesehatan serta narkotika. 4. Zat yang digunakan didalam diagnosis penyakit, untuk terapi dan penyembuhan 5. Alat utama terapi yang digunakan pada klien yang memiliki banyak masalah kesehatan Obat adalah zat yang digunakan untuk suatu diagnosis, pengobatan, penyembuhan, perbaikan kondisi, pengurangan rasa sakit dan pencegahan terhadap suatu penyakit kepada manusia ataupun hewan. Tujuan Dari Pemberian Obat 1. Membantu mengurangi rasa sakit (gejala dan tanda) -→ sifatnya symtomatik. Nyeri → Analgetik: Asam Mefenamat, Ibuprofen, Ketoprofen. Injeksi: Ketorolac. 2. Membantu menegakan diagnose : Test Manthoux. Skin Test: IC / ID 3. Mencegah dan mengobati penyakit → menghilangkan penyebab. MO: AB. Nyeri : McBorney: Dx Apendeksitis: : AB 4. Memberikan ketenangan dan rasa puas pada klien Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |3 C. Bentuk Obat Dan Jenis Obat Menurut Khasiatnya 1. Kapsul: obat dalam bentuk bubuk, cair atau minyak yang dibungkus dengan gelatin. 2. Pil: satu atau lebih dari satu obat yang dicampur dengan bahan kohesif dalam bentuk lonjong, bulat atau lempeng pil jarang digunakan. 3. Tablet: obat bubuk yang dikompresi dalam cakram/silider, yang mengandung obat utama, zat pengikat, zat pemisah, lubrikan dan zat pengisi. 4. Tablet bersalut: yang diberi penyalut yaitu dilapisi bahan yang tidak larut dalam lambung, larutan larut dalam usus. 5. Kaplet: obat bubuk yang dipadatkan yang berbentuk lonjong seperti kapsul dan bersalut sehingga lebih mudah ditelan. 6. Sirup: larutan obat cair yang mengandung gula. Nefrotoxic 7. Puyer: obat yang ditumbuk halus. 8. Elixir: larutan manis berbau harum dari alkohol yang dipakai untuk campuran atau penghantar obat. 9. Suspensi: beberapa macam obat atau lebih dari satu obat yang dilarutkan dengan baik dalam air. 10. Krim: obat semi padat yang dapat dikulit dengan dioleskan. 11. Salep: sediaan obat dalam bentuk semi padat. 12. Lotion: sediaan obat berupa emoli yang jernih dipakai dikulit. 13. Liniment: larutan cairan berminyak yang dipakai dikulit. 14. Larutan: zat berkhasiat dalam aqua atau pelarut 15. Tintura: larutan air atau alkohol yang mengandung obat terbuat dari tumbuh-tumbuhan 16. Gel atau jelly: obat semi padat yang jernih dan tembus cahaya, mencair sewaktu dioleskan di kulit 17. Inhaler: sedian berupa gas atau uap 18. Supositoria: obat yang dibungkus dengan gelatin dan berbentuk khas seperti peluru agar dapat dimasukan ke dalam tubuh serta meleleh pada suhu tubuh untuk dapat diabsorbsi D. Efek Pemberian Obat Efek obat-obatan ada dua macam,yaitu : Efek terapeutik dan efek samping (side effects) 1. Efek Terapeutik Efek terapuetik adalaha efek yang di harapkan. Efek terapeutik merupakan respon fisiologi obat yang diharapkan atau yang diperintahkan timbul. Setiap obat yang diprogramkan memilki efek terapeutik yang diinginkan, contoh,perawat memberi kodein pospat untuk menciptakan efek analgesik dan memberi teofilin untuk mendilatasi bronkiolus pernafasn yang menyempit. Pengobatan tunggal dapat menghasilkan banyak efek yang traupetik. Macam-macam obat dengan efek terapi : a. paliatif : mengurangi gejala b. kuratif : mengobati. c. suportif : menaikan fungsi atau respon tubuh: Vit/ Roborontia d. subtitutif : menggantikan e. kemoterapi : mematikan, menghambat. f. Retoratif : menaikan funggsi tubuh yang sehat. 2. Efek Samping Efek samping atau side efek merupakan efek yang tidak sengaja, tidak diramalkan dan mungkin berbahaya. Sebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek sekunder yang tidak diinginkan, efek samping ini mungkin tidak berbahaya atau bahkan menimbulkan cedera. Contoh penggunaan obat kodein pospat dapat membuat seorang pelayan mengalami konstipasi ini dianggap tidak berbahaya, namun digoksin dapat mengakibatkan disaritmia jantung yang dapat menyebabkan kematian. Efek yang tidak diharapkan antaralain : a. Toksisitas b. Alergi: AB. Injeksi c. Toleransi obat. d. Efek kumulatif e. Efek idiosincratic f. Interaksi obat g. Penyakit iatrogenik Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |4 h. Drug use Penjelasan dari masing-masing efek samping tersebut , antara lain : Efek Toksik : ❖ umunya efek toksik terjadi setelah klien meminum obat berdosis tinggi dalam jangka waktu lama. ❖ Satu dosis obat dapat menimbulkan efek toksis pada beberapa klien. ❖ Jumlah obat yang berlebihan didalam tubuh dapat menimbulkan efek yang mematikan bergantung pada kerja obat. Alergi : ❖ Reaksi alergi adalah respons lain yang tidak dapat di perkirakan terhadap obat. ❖ Dari seluruh reaksi obat 5% sampai 10% merupakan reaksi alergi. ❖ Apabila obat diberikan secara berulang kepada klien, ia akan mengalami respon alergi terhadap obat, zat pengawet obat, atau metabolitnya dalam hal ini obat atau zat kimia bekerja sebagai anti egen memicu pelepasan antibody. ❖ Alergi obat dapat bersifat ringan atau berat. ❖ Gejala alergi bervariasi, tergantung pada individu ,dan obat. ❖ Gejala alergi yang umum antara lain adalah urtikaria, ruam, pruritus, rinitis. ❖ Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktis ditandai oleh kontriksi (pengecilan)otot bronkiolus, edema,faring dan laring, mengibrat dan sesak nafas. → Syok anapilaktis. ❖ Klien juga dapat mengalami hipotensi berat. ❖ Klien yang riwayat alergi terhadap obat tertentu harus menghindari penggunaan berulang obat tersebut. Efek Idiosinkratik : ❖ Obat dapat menyebabkan timbulnya efek yang tidak diperkirakan, misalnya reaksi idiokratik, yang meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak bereaksi atau bereaksi tidak normal etrhadap obat. ❖ Contoh seorang anak yang menerima anti histamin menjadi sangat gelisah atau sangat gembira bukan mengantuk. Interaksi Obat : ❖ Apabila suatu obat memodifikasi kerja obat yang lain terjadi intraksi obat. ❖ Interaksi obat umumnya terjadi pada individu yang menggunakan beberapa obat. ❖ Apabila dua obat diberikan secara bersamaan kedua obat tersebut dapat memiliki efek yang sinergis atau adiktif. ❖ Dengan efek sinergis, kerja fisiologis kombinasi kedua obat tersebut lebih besar dari pada efek obat bila diberikan terpisah. ❖ Intraksi obat selalu diharapkan ,s ering kali seorang dokter memprogramkan terapi obat guna mendapatkan keuntungan teraupetik. Contohnya, klien yang menderita hipertensi berat dapat menerima kombinasi terapi obat,misalya diuretic dan vasodilator, yang bekerja bersama menjaga tekanan darah kadar-kadar yang diinginkan. Drug Use : ❖ Drug use dapat diartikan sebagai ‘gagal mengikuti obat’ ❖ Alasan gagal mengikuti obat , antara lain : Terbatas keuangan. Ketidak tahuan pentingnya obat yang di resepkan Rasa kurang atau tidak percaya Pengertian tentang sembuh dan sehat. ❖ Terdapat dua macam “drug use “, drug misuse dan drug abuse : Drug misuse : Drug misuse merupakan pengunana obat obatan yang tidak umum, misalnya beli bebas Efeknya antara lain : ✓ Pendarahan gastrointestinal ✓ Kerusakan ginjal ✓ Kerusakan hati = priode lama Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |5 Drug abuse Drug abuse , bisa di arikan sebagai penggunaan obat secara berlebihan dan terus menerus atau ketergantungan obat. Zat zat yang biasanya menyebabakan ketergantungan antara : ✓ Alkohol ✓ Sedatif ✓ Caffein ✓ Tobacco Terdapan dua tipe ketergantungan obat , yaitu pengaruh fisiologis dan fisikologis Fisiologi : ✓ Perubahan biokimia pada jaringan tubuh : ✓ Variasi obat ✓ Jumlah penggunaan ✓ Lama penggunaan Jika terputus dengan withdrawal symtoms : ✓ Kurang istirahat ✓ Mengigil ✓ Sering menguap, bersin. ✓ Sekresi bertamabah nasal lakrimalis ✓ Penyempitan kardiovaskuler Psikologi : ✓ Mengantungkan emosi pada lebih baik ✓ Drug habituation ✓ Psikologi dependen. E. Prinsip Pemberian Obat Tujuh hal yang benar dalam pemberian obat : 1. Hak-hak klien dalam pemberian obat 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mengubah respon obat 3. Memberikan pedoman keamanan dalam pemberian obat. 4. Menggambarkan rute pemberian obat 5. Mengidentifikasi berbagai tempat untuk tahun parental 6. Menjelaskan perlengkapan dan teknik yang dapat dipakai dalam tahun parental 7. Metode untuk pemetaan pengobatan Tujuan Benar Dalam Pemberian Obat : 1. Klien yang benar Sebelum obat diberikan periksa gelang identitas yang pasti/gelang identitas/identitas tempat tidur. Atau tanyakan, jika klien tak sanggup berespon verbal dengan nonverbal misalnya: menggangguk. Anak-anak/bayi gelang identitas. 2. Nama obat yang benar Nama obat: nama dagang, generik, harus diperiksa nama generik jika ragu hubungi apoteker. Sebelum diberikan periksa label pada obat tiga kali : a. Pertama: saat membaca permintaan obatnya dan botolnya dalam rak b. Kedua: label botol dibandingkan dengan obat yang diminta/ saat menyiapan obat c. Ketiga: saat dikembalikan ke rak Bila label tidak dibaca/rusak harus dikembalikan ke farmasi. Jika klien meragukan obatnya harus diperiksa lagi. Bidan harus ingat untuk apa obat itu diberikan, ini untuk membantu nama obat dan kerjanya. Ejaan nama obat yang sama contoh : a. Digoksin b. Digitoksin Contoh perintah pengobatan dan interpeksinya: 6/4/93 10:10 A lasik 40 mg, po q d. (td tg). (berikan lasik 40 mg per oral setiap hari) Baca tiga kali label secara seksama. Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |6 Ada empat kategori perintah pemberian obat : a. Perintah tetap (tanding order) b. Perintah satu kali (single order) c. Perintah PRN (jika diperlukan) d. Perintah STAT (segera) 3. Dosis yang benar Sebelum memberikan obat bidan harus memeriksa dosisnya, jika ragu dikonsultasi oleh apoteker/ penulis resep. Jika klien ragu juga dosisnya diperiksa lagi. Jika setelah ditanyakan masih ragu, ia tidak boleh melanjutkan pemberian obat dan memberitahukan kepada penanggungjawab unit penulis resep dengan alas an secara khusus perhatikan titik desimalnya dalam dosis dan beda antara singkatan mg dan mcg bila ditulis tangan. Contoh: bentuk obat tablet lepas-berkala (berlapis-lapis, ada pula yang matriknya khusus). Tablet ini tidak boleh digerus atau dibelah ciri lepas belakangnya hilang. Ada tablet bersalut enteric untuk melindungi terhadap asam lambung contoh: aspirin. 4. Waktu yang benar Saat dimana obat diresepkan harus diberikan dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari : Misalnya : B.I.D (dua kali sehari), T.I.D (tiga kali sehari), Q.I.D (4kali sehari), atau Q 6 h (setiap jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½ ) yang panjang, obat diberikan sehari sekali. Obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu. Ada beberapa obat yang diberikan: sebelum makan dan yang lainnya saat makan atau bersama makanan. Hal yang harus diperhatikan : a. Berikan obat pada waktu yang khusus. Obat yang diberikan ½ jam sebelum/sesudah yang tertulis dalam resep. b. Berikan obat-obatan yang terpengaruh oleh makanan seperti tetrasiklin, sebelum makan. c. Berikan obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung. Misalnya: kalium dan aspirin bersama-sama dengan makanan. d. Adalah tanggungjawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostic. Seperti: endoskopi, darah gula puasa > kontraindikasi. e. Periksa tanggal kadaluarsa, jika telah lewat buang/kembalikan ke apotik (tergantung peraturan). f. Antibiotic harus diberikan dalam selang waktu yang sama (misalnya: tiap 8jam daripada tidak) sepanjang 24jam untuk menjaga kadar darah teraupetik. 5. Rute yang benar Perlu untuk arbsorbsi yang tepat dan memadai. Rute yang lebih sering dari arbsorbsi adalah oral (melalui mulut), misalnya: cairan, suspense, pil, tablet atau kapsul. Sublingual (dibawah lidah untuk absorbs vena) Bukal: antara gusi dan pipi, topical pada kulit inhalasi/semprot: aerosol, instilasi pada hidung, mata, telinga, rectum, vagina dan empat rute parental: interdermal, subkutan, intramuskuler dan intravena. Hal yang perlu diperhatikan : a. Nilai kemampuan klien untuk menelan sebelum memperhatikan obat-obat peroral. b. Pergunakan teknik aseptic sewaktu memberikan obat. Teknik sterile pada rute parenteral. c. Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai d. Tetaplah bersama klien sampai obat-obat oral telah ditelan. 6. Dokumentasi yang benar Membutuhkan tindakan yang segera dari seorang bidan untuk mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan. Meliputi: nama obat, dosis, rute, tempat suntikan bila perlu, waktu, tanggal, inisial/tanda tangan bidan yang memberikan. Respon klien terhadap pengobatan perlu dicatat untuk beberapa macam obat seperti: narkotik: bagaimana efektifitas dalam menghilangkan nyeri? Non narkotik, sedative, antiemetic/reaksi yang tidak diinginkan terhadap pengobatan. Seperti: iritasi gastrointestinal/tanda kepekaan pada kulit. Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |7 Penundaan pencatatan mengakibatkan lupa bagi bidan dan bidan lain akan memberikan lagi dia berpikir belum diberikan. 7. Tanda tangan yang benar : merupakan tanda tangan yang bidan berikan, sehingga tidak timbul kesalahan. F. Kesalahan, Pencegahan dan Mencatat (Mendokumentasikan) Pemberian Obat 1. Mengetahui Berbagai Kesalahan-Kesalahan Pengobatan Yang Mungkin Terjadi : a) Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi obat yang tepat b) Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat dalam pembuatan resep transkripsi,persiapan,penyaluran, dan pemeberian obat c) System penyaluran obat dirumah sakit harus dirancang supaya ada sebuah system pemeriksaan dan keseimbangan, hal ini akan membantu mengurangi kesalahan pengobatan d) Bidan sebaiknya tidak menyembunyikan kesalahan pengobatan.pada catatan status klien,harus ditulis obat apa yang telah diberikan kepada klien, pemberitahuan kepada dokter,efek samping yang klien alami sebagai respon terhadap kesalahan pengobatan, dan upaya yang dilakukan untuk menetralkan obat. e) Bidan bertanggung jawab melengkapi laporan yang menjelaskan sifat insiden tersebut. f) Laporan insiden bukan pengakuan suatu kesalahan atau menjadi dasar untuk member hukuman dan bukan merupakan dari catatan medis klien yang sah. laporan ini merupakan analisis objektif tentang apa yang terjadi dan merupakan penatalaksanaan resiko yang dilakukan institusi untuk memantau kejadian semacam ini. Laporan kejadian membantu komite interdisiplin mengidentifikasi kesalahan dan menyelesaikan masalah system di rumah sakit yang mengakibatkan terjadi keslahan. 2. Mencegah Kesalahan Pengobatan Yang Mungkin Terjadi Untuk mencegah kesalahan pengobatan yang mungkin terjadi dan meningkatkan keamanan dalam pemberian obat kepada pasien ,maka bidan dapat menggunakan pedoman yang TIDAK BOLEH dalam pemberian obat berikut ini : 1. Jangan sampai konsenterasi terpecah sewaktu mempersiapkan obat 2. Jangan memberikan obat yang dipersiapkan oleh orang lain; 3. Jangan mengeluarkan obat dari tempat obat dengan label yang sulit dibaca atau yang labelnya sebagian terlepas atau hilang 4. Jangan memindahkan obat dari suatu tempat ke tempat yang lain 5. Jangan mengeluarkan obat ketangan anda 6. Jangan memberikan obat yang tanggalnya sudah “expired date/ kadaluwarsa’. 7. Jangan menduga-duga mengenai obat dan dosis obat , tanyakan jika ragu-ragu 8. Jangan memakai obat yang telah mengendap atau berubah warna 9. Jangan tinggalkan obat-obat yang telah dipersiapkan 10. Jangan berikan suatu obat kepada pasien jika ia memiliki alergi terhadap obat tersebut 11. Jangan memanggil nama pasien sebagai satu-satunya cara untuk mengidentifikasi 12. Jangan berikan obat pada pasien,jika pasien menyatakan bahwa obat tersebut berlainan dengan apa yang telah ia terima sebelumnya 13. Jangan menutup kembali jarum. 3. Mencatat Pemberian Obat : 1. Bidan mendokumentasikan obat yang diberikan, dikhawatirkan terjadi pemberian obat ganda 2. Apabila obat tersebut tidak diberikan, misalnya klien menolak atu ada kontraindikasi terhadap obat tersebut, maka informasi ini dimasukkan kedalam catatan pengobatan 3. Pencatatan sebuah obat terdiri dari nama,dosis,rute pemberian obat, dan waktu pemberian obat yang sebenarnya apabila seorang klien menolak sebuah obat atau sedang menjalani pemeriksaan atau prosedur yang membuat sebuah dosis terlewat, dalam status pasien bidan menuliskan alasan obat tersebut tidak diberikan; 4. Bidan wajib melingkari dan menandatangani (inisial) waktu pemberian obat yang diprogramkan pada catatan obat, ketika suatu dosis terlewat. Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |8 G. Persiapan Pemberian Obat 1. Tahap persiapan Berikut tahap persiapan obat : a. Cuci tangan sebelum menyiapkan pengobatan. b. Periksa apakah ada riwayat alergi, dan kardex. c. Perhatikan instruksi dokter. d. Periksa label tempat obat seperti ampul, flakon. e. Cek tanggal kadaluarsa. f. Periksa ulang perhitungan dosis dengan perawat lain. g. Pastikan kebenaran obat-obat yang dapat bersifat toksin. h. Tuang tablet atau kapsul ke dalam tutup obat. i. Tuang cairan setinggi mata miniskus, lengkung terendah dari cairan. j. Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung. 2. Tahap pemberian obat Berikut tahap pemberian obat : a. Periksa indentitas klien melalui kartu pengenal. b. Berikan obat yang rasanya pahit kemudian baru yang manis atau yang menyenangkan. c. Berikan obat yang saudara persiapkan. d. Bantu posisi yang enak dan nyaman sesuai dengan rute pemberian obat. e. Tetaplah bersama klien sampai selesai obat diberikan. f. Pemberian IM tidak boleh lebih 2,5 – 3ml pada suatu tempat, dan 1 ml untuk bayi serta pemberian subcutan tidak boleh lebih dari 1 ml, jangan menutup kembali jarum suntik. g. Buang jarum suntik ke tempat khusus. h. Buang obat ke dalam bak khusus, jangan ke tempat sampah, obat yang lebih harus dikembalikan ke apotik. i. Buang larutan yang tidak terpakai. j. Simpan obat-obat narkotik ke dalam laci atau lemari terkunci dan disimpan oleh perawat senior. 3. Tahapan pencatatan : a. Laporan segera pada bidan senior/dokter bila ada kesalahan dalam pemberian obat. b. Masukkan ke dalam kolom, catat obat yang diberikan, dosis, waktu, rute, dan inisial perawat. c. Catat obat segera setelah diberikan. d. Lapor dan catat obat-obat yang ditolak dan alasan penolakannya. e. Catat jumlah cairan yang diminum bersama obat pada kolom intake dan output. Hal-hal Yang Tidak Boleh Dalam Pemberian Obat Yaitu Jangan : 1. Terpecah konsentrasi sewaktu mempersiapkan obat. 2. Memberikan obat yang dipersiapkan oleh orang lain. 3. Mengeluarkan obat dari tempat obat yang sudah rusak. 4. Memindahkan obat dari satu tempat ke tempat yang lain. 5. Mengeluarkan obat ke tangan. 6. Memberikan obat yang tanggalnya telah kadaluarsa. 7. Menduga- duga mengenai obat dan dosis, tanya bila ragu. 8. Memakai obat yang telah menegendap, berubah warma. 9. Tinggalkan obat-obat yang telah dipersiapkan. 10. Berikan obat bila ia memiliki alergi terhadap obat. 11. Memanggil nama klien sebagai satu-satunya mengidentifikasi. 12. Berikan obat jika klien mengatakan obatnya beda. Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan |9 Bentuk Dan Rute Pemberian Obat Ada berbagai bentuk dan rute pemberian pengobatan yaitu melalui oral (kapsul dan tablet, cairan), transdermal, topical, instilasi, (tetes dan semprot, aerosol) suposituria, selang nasogatrik dan gastronomi dan parental. Berikut ini akan dijelaskan dari masing-masing bentuk dan rute di bawah ini. 1. Bentuk Dan Rute Pemberian Obat Terdapat berbagai bentuk dan rute pemberian obat, yaitu melalui oral (tablet, kapsul dan cairan), transdermal, topikal, instilasi (tetes dan semprot, aerosol), supositoria, selang nasogastrik dan gastrostomi dan parenteral. Berikut adalah penjelasan umum atau ringkas masing-masing rute dan bentuk. a. Pemberian obat melalui Oral dari bentuk Tablet dan Kapsul 1) Pemberian obat mellaui oral tidak boleh diberikan kepada klien yang: 2) Kapsul harus ditelan seutuhnya supaya memberi respon efektif; 3) Berikan obat yang mengiritasi bersama-sama dengan makanan untuk mengurangi efek iritasi pada saluran gastroentestinal; 4) Pemberian obat sublingual (diletakkan di bawah lidah) atau bukal (diletakkan antara pipi dan gusi) dibiarkan pada tempatnya sampai semuanya diabsorbsi. Jangan berikan makanan atau cairan minuman selama obat masih ada di tempatnya. b. Pemberian obat melalui Oral dari bentuk Cairan 1) Ada beberapa bentuk obat cairan, termasuk diantaranya: ▪ Eliksir: sedian obat berupa larutan yang mempunyai rasa, juga mengandung zat tambahan seperti: gula/zat pemanis, zat pewangi, pengawet, zat warna digunakan sebagai obat dalam; ▪ Emulsi: ▪ Suspensi: beberapa macam obat atau lebih dari satu yang dilarutkan dengan baik dalam air. 2) Baca lebel untuk memastikan apakah memerlukan pengenceran atau pengocokan; 3) Miniskus berada pada garis dosis yang diminta; 4) Kebanyakan obat oral dalam bentuk cairan membutuhkan penyimpanan dalam lemari es jika telah direkonstitusi. c. Pemberian obat melalui Transdermal 1) Obat transdermal tersimpan dalam patch yang tersimpan dalam kulit dan diserap melalui kulit dan mempunyai efek sistemik. 2) Ada patch untuk obat kardiovaskuler, obat neoplastik, hormon, obat untuk mengatasi reaksi alergi dan insulin yang juga dikembangkan/diproduksi; 3) Obat trandermal lebih menjamin kadar darah yang konsisten dan menghindari problem absorpsi gastroentestinal yang menyertai produk yang dipakai melalui oral. d. Pemberian obat melalui Topikal 1) Obat topikal dapat diberikan pada kulit dalam berbagai cara seperti dengan sarung tangan, spaatel lidah atau aplikator dengan ujung kapas; 2) Pergunakan teknik yang tepat untuk memindahkan obat dari tempat obat dan membubuhkannya pada kulit yang bersih dan kering. Jangan mengkontaminasi obat dalam tempatnya; pergunakan sarung tangan atau aplikator; 3) Perhatikan teknuk steril jika kulit pecah; 4) Berikan gosokan yang kuat, jika obat topikal dengan menggosokkan. e. Pemberian obat Instalasi Instalasi adalah obat cair yang biasanya diberikan sebagai tetes dalam bentuk-bentuk sebagi berikut: 1) Tetes mata; 2) Salep mata; 3) Tetes telinga; Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan | 10 f. Pemberian obat dengan tetes dan semprot hidung 1) Minta klien menghembuskan hidungnya; 2) Berikan tetesan obat dalam jumlah yang diresepkan; 3) Minta klien untuk tetap menengadahkan kepala ke belakang selama 5 menit setelah instilasi tetesan. g. Pemberian obat dengan Aerosol (Inhalasi) 1) Nebulizer yang dapat dipegang oleh tangan; 2) Alat dengan dosis yang dapat dipegang oleh klien merupakan metode yang menyenangkan dalam pemberian obat ini; 3) Posisinya alebih baik semifowler atau fowler tinggi; 4) Ajarkan klien untuk menggunakan alat dengan benar. h. Pemberian obat melalui Rectal dari bentuk Supositoria Supositoria merupakan sebagai obat dengan sediaan padat, melunak dan larut pada suhu tubuh yang dapat digunakan dengan cara memasukkan kedalam rektum untuk efek lokal maupun efek sistemik. Banyaknya kapiler-kaliper di daerah rektum akan mempercepat absorbsi. Pembungkus supositoria dibuka, kemudian perlu diberi pelumas sebelum dimasukkan, jika memberikan obat-obat antipiretik atau analgetik dan bronkodilator maka klien harus diingatkan untuk menahan obat dan jangan mengejan atau mengeluarkannya. 1) Supositoria cenderung menjadi lunak pada suhu kamar, sehingga harus di simpan di lemari es; 2) Jelaskan prosedur kepada klien dan jangan dilakukan di depan umum; 3) Gunakan sarung tangan sewaktu memasukkan obat; 4) Minta klien untuk berbaring pada sisi kiri dan mengambil napas melalui mulut untuk melemaskan spinkter ani; 5) Bubuhkan sedikit pelumas yang larut dalam air di ujung supositoria yang telah dibuka bungkusnya dan dengan perlahan memasukkan supositoria melewati spinkter ani; 6) Minta klien untuk tetap berada di tempatnya selama 20 menit setelah obat dimasukkan; 7) Jika merupakan indikasi, ajarkan klien untuk memakai supositoria sendiri dan setelahnya perhatikan klien melakukan demontrasi ulang dengan tepat. i. Pemberian obat melalui Vaginal dari bentuk Supositoria Supositoria vaginal mirip dengan supositoria rektal. Umumnya obat dimasukkan ke dalam vaginal dengan aplikator. Pergunakan sarung tangan. j. Pemberian obat melalui NGT dan Gastrostomi 1) Periksa penempatan selang apakah paten pada tempatnya; 2) Tuang obat ke dalam tabung suntik (spuit) tanpa pendorong, lepaskan klem dan biarkan obat mengalir masuk sebaimana mestinya; 3) Bilas NGT dengan 50 ml air. Hindari pemberian sirup atau obat dengan pH < 4. 4) Klem selang dan angkat tabung spuit k. Pemberian obat melalui Parenteral/Injeksi 1. Pemberian Obat Melalui Parenteral/ Suntikan a. Suntikan Subcutan Suntikan subcutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke lapiran jaringan subcutan (di bawah dermis). Prinsip-prinsip prosedur: 1) Pertahankan sterilitas; 2) Pilih area suntikan pada bagian yang sehat. Pertahankan (hindari) lokasi suntikan dari adanya infeksi, aberasi kulit/jaringan atau nekrosis pada lokasi 3) Pilihan area penyuntikan, yaitu di lengan atas sebelah luar, punggung anterior, abdomen, skapula, ventrogluteal atas dan dorsogluteal (lihat gambar area suntikan SC); Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan | 11 4) Dosis yang diberikan umumnya sedikit (0,5-1,5 ml); 5) Obat yang diberikan secara SC antara lain: vaksin, insulin, heparin dan narkotika; 6) Perhatikan suntikan SC sering menimbulkan nyeri karena banyaknya reseptor nyeri pada lapiran jaringan ini; 7) Area penyuntikan harus dirotasi untuk meminimalkan kerusakan jaringan, gangguan absorbsi obat dan menghindari ketidaknyamanan; 8) Pilihlah jarum suntik yang sesuai dengan suntikan SC; 9) Lakukan aspirasi sebelum obat dimasukkan ke dalam tubuh. b. Suntikan Intramuskuler (IM) Suntikan intramuskuler adalah pemberian obat melalui suntikan kedalam jaringan otot (muskuler) Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pengobatan sesuai program. Prinsip-prinsip prosedur: 1) Pertahankan sterilitas; 2) Pilih area suntikan pada bagian yang sehat. Pertahankan (hindari) lokasi suntikan dari adanya infeksi, aberasi kulit/jaringan atau nekrosis pada lokasi 3) Pilihan area penyuntikan, yaitu di otot vastus lateralis lateral (otot paha), otot vetrogluteal (pinggul bagian tengah), otot dorsogluteal (pinggul bagian belakang) dan otot deltoideus (lihat gambar area suntikan SC); 4) Risiko terjadi kerusakan jaringan rendah bila penyuntikan dilakukan pada oot-otot besar, tetapi risiko masuk atau menembus pembuluh darah lebih tinggi; 5) Perhatikan petunjuk pemakaian obat; 6) Lakukan skin test pada klien yang belum pernah mendapatkan obat tersebut, seperti obat antibiotika yang dapat menyebabkan alergi atau toksik; 7) Lakukan aspirasi sebelum obat dimasukkan ke dalam tubuh. c. Suntikan Intradermal (ID) / Intracutan (IC) Suntikan intradermal adalah pemberian obat melalui suntikan ke dalam jaringan intra dermis yang terletak di bawah lapisan epidermis. Tujuan: 1) Melakukan uji obat tertentu, seperti skin test terhadap obat antibiotik, manthaoux test; 2) Memberikan imunisasi, seperti imunisasi BCG. Prinsip-prinsip prosedur 1) Pertahankan sterilitas; 2) Pilih area suntikan pada bagian yang sehat. Pertahankan (hindari) lokasi suntikan dari adanya infeksi, aberasi kulit/jaringan atau nekrosis pada lokasi; 3) Pilihan area penyuntikan antara lain: di lengan bawah sisi dalam, paha atas dan punggung (di atas skapula); 4) Obat yang diberikan umumnya dalam jumlah sedikit, yaitu 0,1 ml; 5) Lakukan penyuntikan sampai terjadi gelembung atau benjolan idurasi (sebesar sekitar kacang hijau); 6) Setelah penyuntikan, jangan memijat/menekan daerah benjolan dari suntikan. Boleh mengusap dengan desinfektan tanpa digosok/dipijit; Referensi 1. Maryunani, Anik, 2011, Ketrampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK), Penerbit Tran Info Media, Jakarta 2. Johnson, R. and Tylor W (2004). Buku Ajar Praktik Kebidanan (Terj. Skill of Midwifery Practice Tahun 2001) Edisi 2, Penerbit EGC, Jakarta 3. Kee, Joyce L.; Hayes, Evelyn R., 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Perawatan, Penerbit EGC, Jakarta 4. Maryunani, Anik, 2011, Ketrampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK), Penerbit Tran Info Media, Jakarta 5. Perry, Anne Grifin & Potter, Patricia A, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Volume 1, 2 Edisi 4, Penerbit EGC, Jakarta Modul Ajar MK Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan | 12

Use Quizgecko on...
Browser
Browser