Bab 1 Berpikir Kritis dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) PDF
Document Details
Tags
Related
- Materi Bab 1 - Merenungkan Makna Berpikir Kritis PDF
- ملخص ستيم التعليمية PDF
- Global English Learner's Book 9 PDF
- Bab 1 Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek PDF
- Our Lady of Fatima University Midterm Examination Reviewer PDF
- IPS-BS-KLS-VIII PDF - Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas 8
Summary
This document outlines the importance of critical thinking and the significance of science and technology in Islam. It discusses Quranic verses related to critical thinking and scientific discoveries, highlighting the importance of these concepts in Islamic studies at the secondary school level.
Full Transcript
## Bab 1 Berpikir Kritis dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) **Tujuan Pembelajaran** Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat: 1. membaca dengan tartil ayat Al-Qur'an dan hadis tentang berpikir kritis dan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. menghaf...
## Bab 1 Berpikir Kritis dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) **Tujuan Pembelajaran** Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat: 1. membaca dengan tartil ayat Al-Qur'an dan hadis tentang berpikir kritis dan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. menghafalkan dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur'an dan hadis tentang berpikir kritis dan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. menjelaskan ayat Al-Qur'an dan hadis tentang berpikir kritis dan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. menganalisis ayat Al-Qur'an dan hadis tentang berpikir kritis dan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. terbiasa membaca Al-Qur'an dengan meyakini bahwa berpikir kritis dan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah perintah agama. 6. membiasakan bersikap rasa ingin tahu, berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. **PROFIL PELAJAR PANCASILA** * Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia. * Bergotong Royong. * Kreatif. **Kata Kunci:** * Al-Qur'an * Hadis * Berpikir Kritis * Ilmu Pengetahuan * Teknologi **Terkait dengan berpikir kritis dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Allah Swt. telah memerintahkan hal tersebut di dalam Al-Qur'an dan hadis. Lalu, bagaimana bunyi dan kandung ayat Al-Qur'an dan hadis terkait tentang berpikir kritis dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi? Bagaimana cara menumbuhkan sikap berpikir kritis dan sikap semangat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi? Perhatikan materi berikut dengan saksama.** ### A. Q.S. Ali 'Imrān/3: 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis #### 1. Q.S. Āli 'Imran/3: 190-191 tentang Berpikir Kritis **a. Lafal Q.S. Ali 'Imran/3: 190-191** > إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ > لايت لِأُولِي الْأَلْبَابِ (۱۹۰) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا > وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِي خَلْقِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا > ج > مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحْنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (۱۹۱) > ال عمران : ۱۹۰ - ۱۹۱ **Artinya:** > *"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (190), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (191)"* (Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191) **b. Identifikasi hukum bacaan tajwid Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191** | No. | Lafal | Hukum Bacaan Tajwid | Keterangan | |---|---|---|---| | 1. | إِنَّ | Gunnah | Huruf "nun" bertasydid (ن) | | 2. | خَلْقِ السَّمَوتِ | Al-Syamsiyah | Ada huruf "Alif lam" bersambung dengan huruf "sin". | | 3. | وَالْأَرْضِ | Al-Qamariyah | Ada huruf "Alif lam" bertemu dengan huruf "alif". | | 4. | يَذْكُرُونَ اللَّهَ | Tafkhim | Karena lafal Allah (الله) didahului oleh huruf berharakat fathah. | | 5. | قِيَامًا وَقُعُودًا | Idgam Bigunnah | Tanwin fathah (fathatain) bertemu huruf "wau". | | 6. | خَلَقْتَ | Qalqalah Sugra | Huruf qalqalah yaitu qaf (ق) terletak di tengah lafal. | | 7. | بَاطِلاً سُبْحْنَكَ | Ikhfa' | Tanwin fathah (fathatain) bertemu dengan huruf yaitu "sin". | **c. Isi kandungan Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191** Menurut Imam Ibnu Katsir, isi kandungan Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191 adalah sebagai berikut: 1. Pada ayat ke-190 dijelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kebesaran Allah Swt. 2. Tanda-tanda kebesaran Allah Swt. tersebut hanya dapat dipikirkan dan direnungkan oleh ulul albāb. 3. Pada ayat ke-191, Allah Swt. menjelaskan tentang ulul albāb, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan dan merenungkan ciptaan-Nya. Orang-orang yang termasuk ulul albāb juga dibekali akal yang sempurna dan memiliki kecerdasan. 4. Orang-orang yang termasuk ulul albāb selalu meyakini bahwa segala yang diciptakan oleh Allah Swt., baik yang ada di langit maupun di bumi, tidak ada yang sia-sia. Semuanya adalah benar dan bermanfaat. 5. Semua ciptaan Allah Swt. merupakan karunia yang mesti dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia. Selain itu, Buya Hamka menjelaskan dalam tafsir Al-Azhar bahwa isi kandungan Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191, yaitu Allah Swt. memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit, dan bumi. Allah Swt juga memerintahkan kepada semua hamba-Nya supaya memakai pikiran dan memperhatikan fenomena alam, seperti pergantian antara siang dan malam. Orang-orang yang mampu berpikir (merenungkan ciptaan Allah Swt.), merekalah yang dimaksud dengan ulul albab. Selain itu, orang-orang yang termasuk ulul albab juga senantiasa bertasbih dan mengingat Allah Swt. (berzikir) dalam semua kondisi, baik ketika berdiri, duduk, maupun berbaring. Mereka selalu memikirkan penciptaan alam semesta sampai pada simpulan bahwa Allah Swt. menciptakan alam beserta segala isinya tidak ada yang sia-sia. #### 2. Hadis tentang Berpikir Kritis **a. Lafal hadis tentang berpikir kritis** > عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ > عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا هَلْ تَنْتَظِرُوْنَ إِلَّا > فَقْرًا مُنْسِيًا أَوْ غِنَى مُطْعِيًا أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا أَوْ هَرَمًا > مُفَيِّدًا أَوْ مَوْتًا مُجْهزًا أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ أَوْ > السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ (رواه الترمذي) **Artinya:** > Dari Abu Hurirah R.A., sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: *"Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah yang kalian tunggu selain kefakiran yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk-buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah lebih besar bencananya serta lebih pahit deritanya."* (H.R. Tirmidzi) Di dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut: > عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ > صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا > بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ > (رواه الترمذي) **Artinya:** > Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus R.A., Nabi Saw. bersabda: *"Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap (angan-angan) kepada Allah"* (H.R. Tirmidzi) **b. Isi kandungan hadis tentang berpikir kritis** Berikut isi kandungan hadis tentang berpikir kritis. 1. Di dalam hadis tersebut, Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, termasuk memikirkan kehidupan setelah kematian (akhirat) yang kekal dan abadi. 2. Orang-orang yang memikirkan kehidupan akhirat adalah mereka yang beriman kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, dibuktikan dengan ketaatan beribadah kepada-Nya, dan senantiasa beramal saleh. Sementara itu, orang yang ingkar kepada Allah Swt. dan rasul-Nya serta tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal baik apapun. Rasulullah Saw. mengingatkan agar umat Islam bersegera dan tidak menunda-nunda untuk beramal saleh. Rasulullah Saw. menyebutkan bahwa ada tujuh macam peristiwa buruk yang kemungkinan akan terjadi apabila manusia lalai. 3. Peristiwa buruk yang dapat menimpa manusia, antara lain; (1) kemiskinan yang membuat seorang hamba menjadi lalai kepada Allah Swt.; (2) kekayaan yang membuat seseorang menjadi sombong karena menganggap bahwa kekayaan yang diperolehnya murni karena usaha sendiri, bukan karena Allah Swt. semata; (3) sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan manusia menjadi pudar, atau bahkan cacat; (4) masa tua yang membuat manusia menjadi lemah atau tak berdaya; (5) ajal yang begitu cepat menjemput seseorang, sedangkan ia belum sempat beramal saleh; (6) kedatangan Dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk sebab kedatangannya menjadi fitnah bagi manusia; dan (7) kiamat merupakan bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya. 4. Berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah Saw. sesuai dua hadis tersebut dapat disimpulkan sebagai usaha untuk mengumpulkan bekal amal saleh sebanyak-banyaknya untuk kehidupan setelah kematian. 5. Dunia adalah tempat menanam dan akhirat adalah tempat memetik hasil. Oleh karena itu, apabila seorang muslim ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa bercocok tanam di dunia dengan menaburkan benih-benih unggul dalam bentuk amal saleh sebanyak-banyaknya. ### 3. Berpikir Kritis Istilah "berpikir kritis" merupakan gabungan dari dua kata, yaitu berpikir dan kritis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, sedangkan kritis artinya bersifat tidak mudah percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, dan tajam dalam menganalisa. Jadi, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dengan jernih dan rasional (masuk akal/benar menurut penalaran dan logika) terhadap sesuatu yang harus dilakukan dan sesuatu yang harus dipercayai kebenarannya. Berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai sebuah pola pikir yang memungkinkan seseorang menganalisis masalah berdasarkan data yang relevan, sehingga dapat mencari kemungkinan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang terbaik. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat mempertanyakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya, menyelesaikan masalah dengan sebaik-baiknya, dan memutuskan sesuatu dengan baik melalui pertimbangan yang matang. Adapun langkah-langkah dalam melatih diri untuk berpikir kritis, terutama dalam memecahkan masalah antara lain sebagai berikut: * Menemukan masalah atau merumuskan pertanyaan. * Mengumpulkan informasi (data) dari berbagai sumber yang valid (benar). * Menganalisis masalah yang dihadapi berdasarkan informasi (data) yang didapatkan. * Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang terjadi (berbagai asumsi). * Menemukan solusi yang terbaik dengan pertimbangan yang matang. Sebagai siswa, tentu kita harus membiasakan diri dalam berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Cara membiasakan diri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan melakukan hal-hal berikut: * Kritis terhadap informasi yang diterima (tidak langsung percaya). * Memastikan kebenaran informasi yang didapatkan. * Aktif bertanya terhadap sesuatu yang belum jelas kebenarannya. * Memperbanyak membaca buku. * Giat mengikuti kegiatan ilmiah atau diskusi. Memiliki kemampuan berpikir kritis mempunyai banyak manfaat atau hikmah. Manfaat berpikir kritis antara lain sebagai berikut: * Memahami makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt. * Semakin bersemangat dalam menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. * Menjadi orang yang visioner (memiliki pandangan/wawasan ke masa depan). * Dapat mengembangkan iptek melalui inspirasi yang muncul dari ciptaan Allah Swt. * Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan manusia secara optimal. * Dapat membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya. * Menjadi orang yang kritis (tidak mudah percaya) dan terbuka dalam menerima pendapat (open minded). * Mampu menyelesaikan masalah dan membuat keputusan dengan baik. * Sadar akan kemampuan diri dan berusaha untuk meningkatkannya. * Tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik. * Semakin percaya pada hari Akhir dan senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. **Kegiatan 1.1** Membaca dan menghafal Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan hadis tentang berpikir kritis. 1. Dengarkanlah bacaan audio dengan memindai QR Code yang sudah tersedia. 2. Tirukan bacaan tersebut dengan benar. Lakukan hal tersebut berkali-kali sehingga Anda merasa yakin telah hafal ayat tersebut. 3. Bekerjasamalah dengan teman sebangku Anda untuk menyimak hafalan. 4. Setelah hafal, setorkan hafalan Anda ke guru untuk dinilai. ### B. Q.S. Ar-Rahman/55:33 tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi #### 1. Q.S. Ar-Rahmān/55: 33 tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi **a. Lafal Q.S. Ar-Rahman/55: 33** > يُمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ > أَقْطَارِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُوْنَ إِلَّا بِسُلْطَنٍ > الرحمن : ٣٣ **Artinya:** > *"Wahai segenap jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah)." * (Q.S. Ar-Rahman/55: 33) **b. Identifikasi hukum bacaan tajwid Q.S. Ar-Rahman/55: 33** | No. | Lafal | Hukum Bacaan Tajwid | Keterangan | |---|---|---|---| | 1. | الجِنِّ | Al-Qamariyah | Ada huruf "alif lam" bersambung dengan huruf "jim" | | 2. | إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن | Izhar Syafawi | Huruf "mim mati" bertemu dengan huruf "hamzah" | | 3. | تَنْفُذُوا | Ikhfa' | Huruf "nun mati" bertemu dengan huruf "fa" | | 4. | مِنْ أَقْطَارِ | Izhar Halqi | Huruf "nun mati" bertemu dengan huruf "hamzah" | | 5. | السَّمَوتِ | Al-Syamsiyah | Huruf "alif lam" bersambung dengan huruf "sin" | | 6. | إِلَّا بِسُلْطَنٍ | Mad arid lissukun | Huruf mad (alif) bertemu dengan huruf "nun" dibaca waqaf | **c. Isi kandungan Q.S. Ar-Rahmān/55: 33** Kandungan Q.S. Ar-Rahmān/55: 33 berisi seruan-seruan Allah Swt. kepada umat-Nya terkait dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Peringatan kepada jin dan manusia bahwa mereka tidak akan sanggup melarikan diri dari keputusan dan ketetapan (takdir) Allah Swt. ke mana pun mereka bersembunyi, bahkan sekalipun mereka melarikan diri ke segala penjuru langit dan bumi. 2. Langit dan bumi beserta segala isinya merupakan kekuasaan Allah Swt. Tidak akan ada yang sanggup menembus dan melintasi penjuru langit dan bumi, kecuali dengan kekuatan dari Allah Swt. 3. Manusia dianugerahi akal yang sehat untuk berpikir. Melalui ayat ini, Allah Swt. memberikan tantangan kepada manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan iptek, manusia dapat menjelajahi ruang angkasa, mengamati benda-benda langit dari jarak dekat, bahkan menembus hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia sebelumnya, serta menjadi sarana untuk merenungi segala ciptaan-Nya. 4. Munculnya para astronaut atau antariksawan yang mampu menembus ruang angkasa dan melintasi beberapa planet tidak lepas dari kekuatan dan ilmu yang mereka miliki. Namun, perlu diingat bahwa hal tersebut tidaklah seberapa dibanding dengan luasnya alam semesta yang dikuasai oleh Allah Swt. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan manusia sangatlah terbatas dan kekuatan itu tidak akan dimiliki kecuali dengan izin Allah Swt. ### 2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dalam Pandangan Islam Secara bahasa, kata “ilmu” berasal dari bahasa Arab, yaitu yang artinya pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu yang diperoleh secara ilmiah. Ilmu pengetahuan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu pengetahuan dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan hidupnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berasal dari pemikiran-pemikiran para ahli menghasilkan penemuan-penemuan yang luar biasa, di antaranya berupa teknologi. Teknologi adalah hasil dari penerapan ilmu pengetahuan yang dapat memudahkan manusia dalam beraktivitas di segala bidang, seperti informasi, komunikasi, transportasi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana pandangan Islam terkait ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)? Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan menghargai orang-orang yang berilmu. Mereka yang berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt. dengan beberapa derajat. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah Swt. sebagai berikut: > يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِي الْمَجْلِسِ فَافْسَحُوْا > يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُرُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوْا > مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ > المجادلة : 11 **Artinya:** > "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah (kamu), berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Mujādalah/58: 11) Dalam Islam, diwajibkan menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan. Bahkan wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt. berisi perintah untuk membaca, sebagaimana dalam Q.S. Al-'Alaq/96: 1-5 berikut. > اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقُ (۱) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (۲) > اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (۳) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ > مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥) العلق : ١ - ٥ **Artinya:** > "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! (1) Dia menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia (3), yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5)." (Q.S. Al-ʻAlaq/96: 1-5) Ayat tersebut mengajarkan kita dasar untuk memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu dengan membaca. Kata اِقْراً adalah bentuk kata kerja perintah (fi'il amr) dari kata قَرَأَ - يَقْرَأُ yang berarti membaca. Dari kata اِقْراً )bacalah) muncul beberapa makna yang terkait dengan aktivitas membaca, seperti mendalami, menelaah, mengkaji, menganalisis, dan mengamati suatu objek tertentu. Namun, dalam ayat tersebut, tidak dijelaskan tentang suatu objek yang harus dibaca, tetapi dalam ayat-ayat yang lain, Allah Swt. memerintahkan umat-Nya untuk berpikir dan merenungi ciptaan-Nya (salah satunya Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191), bahkan secara tersirat mengisyaratkan manusia untuk menjelajahi ruang angkasa (Q.S. Ar-Rahmān/55: 33). Jadi, pada dasarnya Allah Swt. menghendaki agar umat Islam membaca banyak hal, tidak hanya terkait pengetahuan agama, tetapi juga merenungkan dan mengamati ciptaan-Nya sehingga melahirkan berbagai disiplin ilmu dan penemuan-penemuan di bidang teknologi. Dengan semakin bertambahnya ilmu yang kita miliki dan pandai merenungkan ciptaan Allah Swt., semakin bertambah pula keimanan kita kepada-Nya. Pada Q.S. Al-'Alaq/96: 1 juga disebutkan bahwa dalam membaca (menuntut ilmu) hendaknya melibatkan Allah Swt. dengan menyebut nama-Nya, karena semua ilmu adalah milik Allah Swt. dan menyadari bahwa kemampuan manusia sangatlah terbatas. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Untuk itu, sebelum belajar kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah Swt., Zat pemilik ilmu. Dalam wahyu pertama tersebut Allah Swt. menyebut kata إقرأ )bacalah) secara berulang-ulang sebanyak dua kali (ayat pertama dan ketiga). Hal ini menunjukkan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan tidak cukup dengan hanya sekali membaca dan langsung melekat, tetapi harus dibaca secara berulang-ulang untuk mendapatkan pemahaman yang sempurna. Selanjutnya, pada Q.S. Al-'Alaq/96: 4-5, Allah Swt. menerangkan bahwa tahapan kedua untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan adalah dengan qalam (pena) sebagai alat untuk menulis, karena manusia memiliki sifat lupa dan daya ingat yang lemah sehingga diharuskan untuk menulis dan mengingat apa yang sudah dibaca. Jadi, ada dua cara yang dilakukan untuk mendapatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan Q.S. Al-'Alaq/96: 1-5 tersebut, yaitu dengan giat membaca dan menulis. Islam selalu mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan berinovasi. Bahkan jauh sebelum diciptakannya teknologi yang kita nikmati saat ini, Allah Swt. telah menerangkan dalam Al-Qur'an tentang pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Q.S. Ar-Rahmān/55: 33, Allah Swt. mendorong umatnya supaya mampu menembus (menjelajahi) penjuru langit dan bumi. Hal tersebut memberi petunjuk kepada manusia untuk berpikir dan berinovasi bagaimana cara untuk menembus langit dan bumi. Dengan dibekali kekuatan oleh Allah Swt. berupa akal untuk berpikir dan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus dan menjelajahi ruang angkasa. Beberapa tokoh ilmiwan dari kalangan muslim telah membuktikannya dengan berhasil menjelajahi ruang angkasa dengan beragam misi dan penelitian. Sultan bin Salman Al-Saud menjadi orang muslim pertama yang berhasil menginjakkan kaki di ruang angkasa pada tahun 1985. Selang dua tahun kemudian, disusul oleh Muhammed Faris (1987), Abdul Ahad Mohmand (1988), Musa Manarov (1990), dan beberapa nama lainnya, serta yang terbaru adalah astronaut asal Uni Emirat Arab bernama Hazza Al-Mansouri pada September 2019. Selain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian, para tokoh tersebut melihat dari dekat betapa indah dan besarnya ciptaan Allah Swt. sehingga menambah keimanan mereka. Walaupun demikian, kekuatan manusia sifatnya terbatas. Manusia tidak akan mampu melakukan hal tersebut kecuali atas izin Allah Swt. Oleh karena itu, sejatinya umat Islam harus giat menuntut ilmu dan melakukan beragam penelitian dan inovasi, terutamā di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Jangan kalah dengar orang-orang barat karena Al-Qur'an - sebagai pedoman hidup umat Islam - telah memerintahkan hal tersebut. **Kegiatan 1.2** Membaca dan menghafal Q.S. Ar-Rahman/55: 33 tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. 1. Dengarkanlah bacaan audio dengan memindai QR Code yang sudah tersedia. 2. Tirukan bacaan tersebut dengan benar. Lakukan hal tersebut berkali-kali sehingga Anda merasa yakin telah hafal ayat tersebut. 3. Bekerjasamalah dengan teman sebangku Anda untuk menyimak hafalan. 4. Setelah hafal, setorkan hafalan Anda ke guru untuk dinilai. ### C. Penerapan Berpikir Kritis dan Iptek dalam Kehidupan Sehari-hari Disadari atau tidak, berpikir kritis sering kita terapkan dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai contoh, Andri ingin membeli gadget baru. Andri memiliki beberapa pilihan untuk gadget yang akan dibeli. Lalu, Andri mencari tahu di internet tentang harga, spesifikasi, kelebihan, dan kekurangan dari setiap pilihan tersebut. Andri juga menonton video ulasan dari orang-orang yang mereviu barang tersebut, serta bertanya kepada ahlinya (orang yang mengerti tentang gadget). Akhirnya, Andri memutuskan untuk membeli gadget yang memiliki ulasan paling bagus, sesuai kebutuhan, dan harganya pas. Penerapan berpikir kritis dalam contoh tersebut adalah sebelum memutuskan sesuatu, seperti dalam membeli barang, penting untuk menggali informasi dan memeriksa tentang barang tersebut agar tidak merugikan diri di kemudian hari karena kesalahan, keteledoran, dan ketidaktelitian sendiri sebelum membeli. Begitu juga dalam memutuskan suatu perkara (persoalan) yang lebih besar. Kita harus mencari dan menelaah berbagai informasi yang relevan dan mencari solusi terbaik atas persoalan tersebut berdasarkan pertimbangan yang matang. Melakukan check and recheck terhadap suatu informasi, juga termasuk contoh penerapan berpikir kritis. Check and recheck dalam Islam disebut dengan tabayun, artinya memeriksa dan meneliti kebenaran suatu informasi atau berita. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang kita dapat benar-benar valid (sahih), tidak mengandung hoaks yang menyesatkan. Allah Swt. memerintahkan umat-Nya untuk bertabayun sebagaimana dalam firman berikut: > يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَا فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا > قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَدِمِينَ الحجرات : ٦ **Artinya:** > "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu." (Q.S. Al-Hujurāt/49: 6) Jadi, sebagai pelajar, kita tidak boleh asal menerima dan menyimpulkan suatu informasi tanpa mengetahui kebenarannya terlebih dahulu. Telitilah kebenaran informasi yang diterima sebagaimana dalam ayat tersebut. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk bertanya kepada orang yang ahli atau pihak yang berwenang memberikan klarifikasi (penjelasan) terhadap informasi tersebut. Hal ini juga bisa kita terapkan dalam belajar. Ketika kita belum memahami suatu materi, kita harus bertanya kepada guru. Allah Swt. berfirman sebagai berikut: > ... فَسْتَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ (النحل : ٤٣ **Artinya:** > "... Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (Q.S. An-Nahl/16:43) Selain contoh-contoh tersebut, beberapa perilaku lainnya yang menunjukkan sikap berpikir kritis adalah sebagai berikut: * Giat beribadah untuk menyiapkan bekal hidup di akhirat. * Selalu berpikir ke depan (menjadi visioner). * Merenungkan makna di balik ciptaan Allah Swt. sehingga dapat menambah keimanan. * Melakukan penelitian atau kajian terhadap ciptaan Allah Swt. * Memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan manusia. * Selalu bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat-Nya. Jika diperhatikan, berpikir kritis memiliki kaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Berdasarkan Q.S. Āli 'Imrān/3: 190-191, orang yang berpikir kritis akan selalu menggunakan akal pikirannya untuk mengingat Allah Swt. dan merenungi segala ciptaan-Nya. Orang yang berpikir kritis memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap ciptaan Allah Swt. sehingga mereka termotivasi melakukan berbagai kajian dan penelitian yang hasilnya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain dapat memperkaya ilmu pengetahuan, hal ini tentunya juga dapat memperteba keimanan mereka kepada Allah Swt. Semua manusia tentunya ingin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai pelajar, kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan sikap-sikap sebagai berikut: * Senang membaca buku-buku pengetahuan sebagai bukti cinta ilmu pengetahuan. * Selalu ingin mencari tahu tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan terus menelaahnya. * Tidak malu bertanya ketika belum paham/tidak tahu. * Meyakini bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh karena itu, manusia harus terus menggali ilmu pengetahuan. * Rendah hati atas kesuksesan yang telah diraih dan tidak merasa rendah diri serta malu terhadap kegagalan yang dialaminya. * Mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti diskusi, pengajian, dan lain-lain. * Selalu mengikuti dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat dinamis. **Kegiatan 1.3** Perhatikan teks berikut. *Boraks merupakan zat berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Saat ini, banyak produsen makanan menggunakan boraks dalam olahan makanannya. Padahal hal tersebut mengandung senyawa yang berbahaya bagi tubuh.* *Dari fenomena tersebut, dua pelajar asal SMAN 3 Semarang, Luthfia Adila dan Dayu Laras Wening, menciptakan alat pendeteksi boraks dengan mudah, praktis, dan cepat. Alat tersebut bentuknya tusuk gigi yang dinamakan Sibodex (Stick of Borax Detector). Alat tersebut dapat mendeteksi boraks pada makanan hanya dalam waktu 5 detik. Dengan alat tersebut, siapa pun dapat dengan mudah mengetahui apakah suatu makanan mengandung boraks atau tidak, hanya dengan menusukkan tusuk gigi ke sampel makanan yang akan diuji. Berkat penemuannya tersebut, mereka meraih medali emas pada ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) pada tahun 2014.* Sumber: www.detik.com Jakarta, Kamis, 02 Juni 2022 13.15 WIB 1. Menurut Anda, apakah Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila telah menerapkan sikap semangat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi? Mengapa demikian? 2. Apakah ada kaitan antara Q.S. Ar-Rahman/55: 33 dengan penemuan yang dilakukan Dayu Laras Wening dan Luthfia tersebut? Jelaskan. 3. Sebagai pelajar, apa yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam bacaan tersebut? **BAB 1 Berpikir Kritis dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)**