M Yafizham BB Sistem penyaliran tambang word.docx
Document Details
Uploaded by FairIrrational
2024
Tags
Full Transcript
**MATERI DAN TUGAS SISTEM** **PENYALIRAN TAMBANG** **DISUSUN DENGAN RAPI OLEH : M YAFIZHAM BB** NIM: 212.860.015 **Dosen Pengampu : Drs. Nalom D. Marpaung, S.T,. M.T** **PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL** **INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI TD.PARDEDE** **MEDAN** **2024*...
**MATERI DAN TUGAS SISTEM** **PENYALIRAN TAMBANG** **DISUSUN DENGAN RAPI OLEH : M YAFIZHAM BB** NIM: 212.860.015 **Dosen Pengampu : Drs. Nalom D. Marpaung, S.T,. M.T** **PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL** **INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI TD.PARDEDE** **MEDAN** **2024** ***MATERI KULIAH : " KONTRAK KULIAH DAN SYLLABUS "*** +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***Bab*** | ***Halaman*** | +===================================+===================================+ | ***AIR DAN SIKLUS HIDROLOGI*** | ***3*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***SISTEM PENYALIRAN TAMBANG*** | ***26*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***FAKTOR YANG MEMPENGARUHI | ***8*** | | SISTEM*** | | | | | | ***PENYALIRAN*** | | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***AIR LIMPASAN*** | ***17*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***AIR TANAH*** | ***36*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***HIDROLOGI*** | ***33*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***ALAT UKUR HUJAN*** | ***9*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***PERENCANAAN SISTEM | ***23*** | | PEMOMPAAN*** | | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***PENGENDALIAN AIR TAMBANG*** | ***42*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***POMPA*** | ***52*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***KOLAM / SUMP*** | ***42*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***SETLING POND*** | ***45*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***DAERAH TANGKAPAN HUJAN*** | ***30*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***PERHITUNGAN SETTLING POND*** | ***48*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | | | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***TUGAS 1*** | ***58*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ | ***TUGAS 2*** | ***67*** | +-----------------------------------+-----------------------------------+ ***MATERI KULIAH : " AIR DAN SIKLUS HIDROLOGI "*** ***AIR*** **Air** adalah [senyawa](https://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimia) yang penting bagi semua bentuk kehidupan. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya adalah H~2~O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, [hujan](https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan), [sungai](https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai), [muka air tawar](https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muka_air_tawar&action=edit&redlink=1), [danau](https://id.wikipedia.org/wiki/Danau), [uap air](https://id.wikipedia.org/wiki/Uap_air), dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, [hujan](https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan), dan aliran air di atas permukaan tanah (*runoff*, meliputi mata air, [sungai](https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai), [muara](https://id.wikipedia.org/wiki/Muara)) menuju laut. Sifat-sifat kimia dan fisika ---------------------------- ----------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- **Informasi dan sifat-sifat** [Nama sistematis](https://id.wikipedia.org/wiki/Tatanama_IUPAC) air Nama alternatif aqua, dihidrogen monoksida,\ Hidrogen hidroksida [Rumus molekul](https://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_molekul) H~2~O [Massa molar](https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_molar) 18.0153 g/mol [Densitas](https://id.wikipedia.org/wiki/Densitas) dan fase 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)\ 0.92 g/cm³ (padatan) [Titik beku](https://id.wikipedia.org/wiki/Titik_beku) 0 [°C](https://id.wikipedia.org/wiki/Celsius) (273.15 [K](https://id.wikipedia.org/wiki/Kelvin)) (32 °F) [Titik didih](https://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didih) 100 °C (373.15 K) (212 °F) [Kalor jenis](https://id.wikipedia.org/wiki/Kalor_jenis) 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C) ----------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- STRUKTUR MOLEKUL AIR ![Dimensi dan struktur geometri sebuah molekul air.](media/image2.png) Model ruang-terisi menggambarkan struktur molekul air. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia [H](https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen)~2~[O](https://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen) Satu molekul air tersusun atas dua atom [hidrogen](https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen) yang [terikat secara kovalen](https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalen) pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan [temperatur](https://id.wikipedia.org/wiki/Temperatur) 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, [gula](https://id.wikipedia.org/wiki/Gula), [asam](https://id.wikipedia.org/wiki/Asam), beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat Air sering disebut sebagai *pelarut universal* karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H^+^) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH^-^). **HIDROLOGI AIR** Siklus hidrologi secara sederhana merupakan proses peredaran air dari laut ke atmosfer melalui penguapan, kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan, mengalir di dalam tanah menuju permukaan tanah menjadi sungai yang kemudian mengalir kembali ke laut. Siklus hidrologi terjadi melalui beberapa proses yang dipengaruhi oleh gejala meteorologi dan klimatologi, antara lain: 1. Evaporasi: Air berubah menjadi gas melalui penguapan dari berbagai sumber air seperti danau, sungai, laut, dsb. 2. Transpirasi: Tumbuhan mengeluarkan uap air melalui daunnya. 3. Evapotranspirasi: Kombinasi dari evaporasi dan transpirasi. 4. Kondensasi: Uap air berubah menjadi titik-titik air (pengembunan) karena penurunan suhu. 5. Infiltrasi: Air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. Berdasarkan jalur yang dilalui air, siklus hidrologi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Siklus pendek: Penguapan terjadi di permukaan laut dan membentuk awan. Kemudian, terjadi hujan di wilayah laut. 2. Siklus sedang: Penguapan dapat terjadi baik di laut maupun di daratan, dan awan terbentuk. Awan tersebut terbawa angin ke daratan, menyebabkan hujan di daratan. Air mengalir kembali ke laut melalui sungai permukaan. 3. Siklus panjang: Penguapan terjadi di permukaan laut dan awan terbentuk. Awan tersebut terbawa angin ke daratan, menyebabkan hujan di daratan. Air mengalir ke laut melalui sungai permukaan dan aliran bawah tanah. Siklus hidrologi merupakan proses alami yang vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem di planet Bumi dan menyediakan sumber daya air yang penting bagi kehidupan manusia dan organisme lainnya. Mengetahui dan memahami proses perpindahan air dalam siklus hidrologi membantu kita untuk menghargai nilai air, menjaga keberlanjutan sumber daya air, serta mengelola air dengan bijaksana. Semoga informasi yang disampaikan bermanfaat bagi Sobat SMP. Sampai jumpa di artikel selanjutnya! Proses Siklus Hidrologi ----------------------- Secara garis besar proses siklus hidrologi adalah saat dimana seluruh air yang ada di permukaan bumi mana akan menguap. Seluruh air yang menguap ke atmosfer atau ke angkasa ini kemudian berubah menjadi awan di langit. Setelahnya air yang telah berubah menjadi awan akan berubah lagi ke dalam bentuk yang lain yaitu bintik air. Bintik air ini kemudian akan turun ke bumi dalam bentuk hujan atau dalam bentuk es yang kita ketahui sebagai salju. Setelah hujan turun, air kemudian akan masuk ke dalam pori-pori atau celah pada tanah dengan arah gerak horizontal dan vertikal. Air tersebut kemudian akan kembali ke aliran permukaan yang akan terus mengalir hingga kembali ke sungai atau danau. ### 1. Evaporasi atau Penguapan Seluruh Air Evaporasi merupakan tahap pertama yang terjadi pada sebuah siklus hidrologi dimana pada tahap ini terjadi penguapan pada air yang berada di sungai dan lainnya. Sungai, danau dan laut serta tempat lainnya kemudian dianggap sebagai badan air lalu air yang menguap akan menjadi uap air. Air yang ada di seluruh badan air kemudian menguap karena panasnya sinar matahari dan penguapannya disebut juga sebagai tahap evaporasi. Penguapan atau evaporasi lebih jelasnya adalah proses perubahan molekul cair menjadi molekul gas, maka air berubah menjadi uap. Penguapan yang terjadi sendiri kemudian akan menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah menjadi gas ke atmosfer. Sinar matahari sebagai pendukung utama dalam tahap evaporasi sehingga semakin terik sinar yang dipancarkan maka semakin besar pula molekul air yang terangkat ke udara. ### 2. Transpirasi atau Penguapan Air di Jaringan Mahluk Hidup Transpirasi merupakan proses penguapan meski penguapan yang terjadi tidak hanya pada air yang tertampung dalam air. Ia sendiri memiliki bentuk penguapan yang terjadi pada bagian tubuh makhluk hidup khususnya pada hewan, tumbuhan serta prosesnya sama dengan tahap evaporasi. Molekul cair pada hewan dan tumbuhan kemudian akan berubah menjadi uap atau molekul gas. Setelah molekul cair menguap, kemudian akan naik ke atmosfer seperti pada tahap evaporasi. Transpirasi kemudian terjadi pada jaringan yang ada di hewan dan tumbuhan, meski dari tahap ini air yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Pada proses transpirasi sendiri molekul cair yang menguap kemudian tak sebanyak saat proses evaporasi. ### 3. Evotranspirasi Evotranspirasi sebagai suatu proses penggabungan tahap transpirasi serta tahap evaporasi sehingga kemudian pada tahap ini air yang menguap kemudian akan lebih banyak lagi. Evotranspirasi juga suatu tahap penguapan dimana molekul cair yang menguap adalah seluruh jaringan pada makhluk hidup dan air. Tahap Evotranspirasi sendiri sebagai tahap yang paling mempengaruhi jumlah air yang terangkut atau siklus hidrologi. ### 4. Sublimasi Selain ketiga proses di atas, terdapat pula proses penguapan lainnya yaitu sublimasi. Sublimasi sendiri memiliki makna yang sama diantaranya perubahan molekul cair menjadi molekul gas ke arah atas atau atmosfer. Namun, penguapan yang terjadi ialah perubahan es yang ada di gunung dan kutub utara sehingga tidak melewati proses cair. Hasil air kemudian tak sebanyak hasil dari tahap evaporasi dan yang lainnya. Meski tahap sublimasi kemudian tetap berpengaruh terhadap jalannya siklus hidrologi sehingga tak dapat dilewatkan. Hal yang membedakan tahap evaporasi dan tahap sublimasi, tahap ini memerlukan waktu yang lebih lambat. ### 5. Kondensasi Setelah melalui empat tahap sebelumnya, tahap berikut adalah tahap kondensasi dimana pada tahap ini air yang telah menguap kemudian berubah menjadi partikel es. Partikel es yang dihasilkan sendiri sangat kecil dan terbentuk dikarenakan suhu dingin pada ketinggian atmosfer bagian atas. Partikel es sendiri kemudian berubah menjadi awan hingga semakin banyak jumlah partikel esnya, awan kemudian semakin berwarna hitam. Kondensasi atau pengembunan sendiri merupakan proses perubahan yang terjadi menjadi wujud yang lebih padat, contohnya pada gas yang berubah menjadi cairan. Secara etimologi sendiri kondensasi merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin Condensare yang maknanya adalah tertutup. Penguapan sendiri sebagai salah satu contoh dari perubahan fisika, yaitu perubahan zat yang sementara sifatnya. Contohnya pada perubahan ukuran, wujud, dan bentuk. Perubahan ini kemudian tidak menjadi zat baru dan cairan yang sudah terkondensasi dari uap ini kemudian dikenal sebagai kondensat. Sementara kondenser adalah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap dan diubah menjadi cairan. ***MATERI KULIAH :*** ***FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PENYALIRAN*** ***FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PENYALIRAN*** **Faktor -- Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang** - Curah Hujan. - Periode Ulang Hujan. - Intensitas curah hujan ( I ) - Daerah Tangkapan Hujan. - Air Limpasan. 1. ***DAERAH TANGKAPAN HUJAN***. Hujan merupakan air yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan uap air di atmosfir yang terkondensasi dan jatuh dalam bentuk tetesan air. ***Daerah Tangkapan Hujan adalah :*** ***Luasnya Permukaan yang apabila terjadi Hujan, maka air hujan*** ***tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju titik*** ***Pengaliran.*** ***Air yang jatuh ke Permukaan :*** - ***sebahagian meresap ke dalam tanah,*** - ***sebahagian ditahan oleh tumbuhan dan*** - ***sebahagian lagi akan mengisi Cekungan Cekungan Permukaan Bumi,*** ***kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah..*** ***Penentuan Luas Daerah Tangkapan Hujan berdasarkan Peta Topografi Suatu Daerah.*** ***Daerah Tangkapan Hujan dibatasi oleh Pegunungan dan Bukit bukit yang diperkirakan akan mengumpulkan air hujan sementara.*** ***Pengukuran luas Daerah Tangkapan Hujan dengan menggunakan*** ***PETA KONTUR yaitu :*** ***" Menarik Hubungan dari Titik titik yang tertinggi di sekeliling daerah*** ***Pertambangan Membentuk Poligon Tertutup dengan melihat kemungkinan*** ***Arah Mengalirnya Air.*** ***Luas daerah dihitung dengan menggunakan PLANIMETER atau MILIMETER BLOK.*** ***Hasil dari pembacaan dari Planimeter dikalikan dengan skala yang digunakan dalam Peta.*** ***Didapat Luas Daerah Tangkapan Hujan (m^2^).*** ***Cara yang lain untuk menentukan Daerah Tangkapan Hujan*** ***( Catchment Area ) dengan menggunakan SOFTWARE SURFAC*** ***Yaitu dengan menentukan Daerah Kosesi Penambangan ".*** ***2. CURAH HUJAN*** Adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu satuan luas, ( tidak mengalir, tidak meresap ) dinyatakan dalam satuan [mm]. ***Curah Hujan 1mm :*** berarti pada luasan 1 m^2^ jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter (tinggi permukaan air 1 mm) ***Beberapa Faktor yang mempengaruhi Tingginya Curah Hujan :*** ***1. Geografis*** ***2. Temperatur*** ***3. Kelembaban*** ***4. Musim dan Vegetasi.*** ***Dengan penjelasan yang lebih mendalam, factor -- faktorbtersebut*** ***Meliputi :*** - Jarak dari sumber air - Suhu tanah dan perairan - Arah angin - Garis lintang - Luas daratan - Ketinggian - Deretan pegunungan 3. ***INTENSITAS HUJAN*** ***Merupakan : Derajat Curah Hujan per satuan Waktu*** ***Salah satu Cara Pengolahan Data Curah Hujan adalah dengan*** ***Menggunakan" Metode Gumbell " yang didasarkan atas Distribusi*** ***Normal.*** ***Catatan :*** **Curah hujan** sebagai tinggi air **hujan** yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan ke dalam tanah. Sedangkan **Intensitas curah hujan** merupakan ukuran jumlah **hujan** per satuan waktu tertentu selama **hujan** berlangsung. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Untuk perhitungan intensitas curah hujan digunakan **rumus Mononobe :\ **\ \ ![](media/image4.jpeg)\ \ keterangan :\ I : intensitas hujan (mm/jam)\ R24 : curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm/jam)\ t : lama hujan (jam) Siklus terbentuknya hujan terjadi ketika air laut, sungai, atau danau mengalami penguapan akibat penyinaran matahari, Sehingga, terbentuklah awan. Semakin banyak uap air, maka awan pun mulai berubah warna menjadi abu-abu. ( biasanya kita sebut awan mendung). Awan mendung ini pun akan terus menerima uap air sampai mengakibatkan hujan turun. ***HUBUNGAN CURAH HUJAN DENGAN INTENSITAS CURAH HUJAN*** ***KEADAAN CURAH HUJAN*** ***INTENSITAS CURAH HUJAN ( mm/jam)*** ------------------------------------------------------------ ---------------------------------------- ---------------- ***1 jam*** ***24 jam*** ***Hujan sangat Ringan*** ***\< 5*** ***\< 5*** ***Hujan Ringan*** ***1 -5*** ***10 - 20*** ***Hujan Normal*** ***5 - 10*** ***20 - 50*** ***Hujan Lebat*** ***10 - 20*** ***50 - 100*** ***Hujan sangat Lebat*** ***\>20*** ***\> 100*** ***Sumber : Sayoga, Rudy : Pengantar penyaliran Tambang*** Hujan merupakan air yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan uap air di atmosfir yang terkondensasi dan jatuh dalam bentuk tetesan air. Sistem penyaliran tambang dewasa ini lebih ditujukan pada penanganan air permukaan, ini karena air yang masuk ke dalam lokasi tambang sebagian besar adalah air hujan. Air tambang akan ditampung dalam lopak (*sump*), selanjutnya dikeluarkan dengan pompa melalui jalur pemipaan ke kolam pengendapan (*Settling Pond*). Air limpasannya (*overflow*) akan dibuang atau dialirkan ke luar lokasi tambang atau ke sungai terdekat dan Lumpur endapannya (*underflow*) dibersihkan secara berkala. Sumber utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan. Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu sistem penyaliran, karena besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi besar kecilnya air tambang yang harus diatasi. Besar curah hujan dapat dinyatakan sebagai volume air hujan yang jatuh pada suatu areal tertentu, oleh karena itu besarnya curah hujan dapat dinyatakan dalam meter kubik per satuan luas, secara umum dinyatakan dalam tinggi air (mm). Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat penakar curah hujan. Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk mendapatkan data curah hujan yang siap pakai untuk suatu perencanaan sistem penyaliran. Pengolahan data ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode Gumbel, yaitu suatu metode yang didasarkan atas distribusi normal (distribusi harga ekstrim). Gumbel beranggapan bahwa distribusi variabel-variabel hidrologis tidak terbatas, sehingga harus digunakan distribusi dari harga-harga yang terbesar (harga maksimal). ***HUJAN*** Siklus terbentuknya hujan terjadi ketika air laut, sungai, atau danau mengalami penguapan akibat penyinaran matahari, Sehingga, terbentuklah awan. Semakin banyak uap air, maka awan pun mulai berubah warna menjadi abu-abu. ( biasanya kita sebut awan mendung). Awan mendung ini pun akan terus menerima uap air sampai mengakibatkan hujan turun. ***Berdasarkan Pergerakan Udara, Hujan dapat dibedakan menjadi 3 type.*** ***1. Hujan Konvektif : Hujan yang diakibatkan oleh Naiknya Udara panas*** ***Ke daerah dingin. Udara panas tersebut mengalami*** ***Kondensasi. Type hujan ini umumnya berjangka waktu*** ***pendek, daerah hujannya terbatas, intensitasnya bervariasi*** ***2. Hujan Orografis : Terjadi di daerah Pegunungan yang disebabkan Naiknya Massa*** ***Udara Lembab karena Punggung Pegunungan.*** ***3. Hujan Siklon : Berhubungan dengan Front Udara ( Front Udara Panas dan*** ***Front Udara Dingin.*** Luke Howard adalah seorang ahli meteorologi Inggris yang pada tahun 1802 menciptakan istilah \"curah [[hujan]](https://kumparan.com/topic/hujan)\". **Menurut Howard**, curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dalam suatu wilayah dan periode waktu tertentu. Ia juga mengembangkan sistem pengklasifikasian awan yang masih digunakan. **Jenis Curah Hujan** Jenis-jenis curah hujan antara lain: 1. Curah hujan konvektif: 2. Curah hujan frontal: 3. Curah hujan orografis: **Alat Ukur Curah Hujan** Pluviometer adalah alat pengukur curah hujan dengan prinsip menampung air hujan yang jatuh pada lempengan datar atau corong yang diletakkan di tempat yang terbuka. Pluviometer menghasilkan data curah hujan dalam satuan milimeter atau inci. Ada beberapa jenis pluviometer, di antaranya: 1. Pluviometer penakar: alat ini menggunakan corong berbentuk kerucut dan mengukur curah hujan dalam satuan milimeter atau inci. 2. Pluviometer bertimbangan: alat ini menggunakan timbangan untuk mengukur berat air hujan yang terkumpul dalam bejana di bawah corong. 3. Pluviografi: alat ini digunakan untuk merekam data curah hujan secara terus-menerus selama periode waktu tertentu dan menghasilkan grafik yang menunjukkan pola curah hujan dalam kurun waktu tersebut. ***Curah hujan adalah jumlah*** ***[[air]](https://kumparan.com/topic/air) yang turun ke bumi.*** Adapun klasifikasi hujan menurut bentuk butirannya, yaitu: 1. Hujan gerimis *(drizzle),* yaitu hujan yang diameter butirannya kurang dari 0,5 mm. 2. Hujan salju *(mow),* yaitu hujan yang terdiri dari kristal es. Umumnya, suhu udaranya di bawah 0 derajat celcius. 3. Hujan batu es, yaitu hujan yang berwujud batu es. 4. Hujan deras *(rain),* yaitu hujan yang diameter butirannya kurang lebih 7 mm. ***Tipe Curah Hujan*** ---------------------- Berdasarkan terjadinya, terdapat 3 (tiga) tipe curah hujan di Indonesia, yakni ***: tipe ekuatorial, tipe monsun dan tipe lokal. *** 1. **Tipe Ekuatorial ** Ekuatorial merupakan tipe curah hujan dengan pola bimodal (**dua** **puncak hujan**). Umumnya, terjadi sekitar bulan **Maret dan Oktober.** Adapun wilayah yang termasuk ekuatorial yaitu Sumatera Tengah, Sumatera Utara, dan Kalimantan Utara. 2. **Tipe Monsun** Curah hujan satu ini memiliki pola unimodal. Di mana, bulan Juni, Juli, dan Agustus terjadi musim kering sedangkan bulan Desember, Januari, dan Februari terjadi bulan basah. Kemudian, enam bulan sisanya merupakan periode peralihan atau pancaroba. Adapun wilayah yang termasuk tipe monsun yaitu Bali, Jawa, Nusa Tenggara, Papua, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. 3. **Tipe Lokal** Mirip dengan monsun yakni memiliki pola unimodal. Namun, bentuknya berlawanan dengan monsun. Adapun wilayah yang termasuk tipe lokal yaitu Sumatera Tengah, Sumatera Utara, Maluku, dan Kalimantan Utara. ***Curah Hujan di Indonesia*** ------------------------------ Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara dengan curah hujan tinggi. ***Karena Indonesia terletak di garis khatulistiwa, intensitas matahari yang sangat tinggi, sehingga Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi.*** Selain itu, curah hujan yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh ketersedian air di wilayah tersebut. Indonesia merupakan negara kepulauan yang 70% wilayahnya terdiri dari laut. Dengan demikian, kombinasi antara intensitas matahari dan hamparan laut yang luas di Indonesia menjadi alasan kenapa Indonesia sering dilanda hujan. ***AIR LIMPASAN*** Limpasan adalah istilah yang menjelaskan tentang : [Air](https://kumparan.com/topic/air) mengalir di atas tanah karena penuhnya kapasitas infiltrasi pada tanah. Mengutip dari buku *Hidrologi*, Okma Yendri dkk, (2023:119), bahwa : [Pengertian](https://kumparan.com/topic/pengertian) limpasan adalah : Air yang mengalir melalui sungai dan tertahan di tanah sehingga menimbulkan genangan. Air limpasan yang berada di permukaan tanah muncul karena curah hujan tinggi dan mengalami infiltrasi serta penguapan. Sehingga air tersebut akan tersimpan dalam cekungan yang dikenal dengan genangan air. Sifat limpasan dinyatakan dalam : - gejolak limpasan permukaan, - laju, - kecepatan, - dan jumlah. ***Air Limpasan adalah :*** ***Bagian dari curah hujan yang mengalir di atas Permukaan*** ***tanah menuju sungai , danau ataupun laut.*** ***Aliran itu terjadi, karena curah hujan yang mencapai*** ***permukaan bumi Tidak dapat terinfiltrasi atau tertampung*** ***pada cekungan.*** Terdapat dua faktor yang memengaruhi limpasan yaitu karakteristik daerah aliran sungai serta morfologi. ### 1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Karakteristik daerah aliran sungai yang memengaruhi limpasan meliputi luas dan bentuk DAS, tata guna lahan, topografi, jenis tanah, dan kelembaban tanah. Selain itu, tanah berpasir cenderung memiliki infiltrasi yang besar daripada tanah liat. ### ### ### 2. Morfologi Karakteristik morfologi yang memengaruhi limpasan, yaitu berapa lama atau durasi hujan, intensitas hujan, kelebatan curah hujan, dan distribusi curah hujan. ***Faktor -- factor yang berpengaruh terhadap Air Limpasan :*** ***1. Curah Hujan : Banyaknya curah hujan, frekwensi hujan*** ***2. Tanah : Jenis dan bentuk Topografi*** ***3. Tutupan : Kepadatan, Jenis dan macam Vegetasi*** ***4. Luas daerah aliran*** ***Untuk memperkirakan Debit Air Limpasan maksimal,*** ***Digunakan Persamaan :*** ***Q = 0,278 x C x I x A*** ***Keterangan : Q = Debit air limpasan max ( m^3^/det)*** ***C = Koefisien Limpasan*** ***I = Intensitas Curah Hujan*** ***A = Luas daerah tangkapan hujan*** ***KOEFISIEN LIMPASAN ( C )*** ***Koefisien Limpasan merupakan harga " tetapan " yang menyatakan*** ***Kemampuan suatu daerah untuk mengalirkan air Limpasan.*** ***Koefisien Limpasan suatu daerah dipengaruhi oleh :*** ***1. Kerapatan Vegetasi*** ***Daerah dengan Vegetasi yang rapat akan mempunyai*** ***Nilai C yang kecil, karena air hujan tidak langsung*** ***Mengenai tanah, melainkan akan tertahan oleh tumbuh- tumbuhan*** ***Atau semak-semak yang terdapat pada daerah tersebut.*** ***Tanah yang gundul mempunyai nilai C yang besar.*** ***2. Tata Guna Lahan.*** ***Lahan persawahan atau rawa-rawa mempunyai nliai C kecil*** ***Dibandingkan dengan Hutan atau Perkebunan.*** ***( air masih tertahan pada petak -- petak persawahan )*** ***3. Kemiringan Tanah*** ***Daerah dengan kemiringan kecil ( \< 3% ), mempunyai C kecil*** ***Dibandingkan dengan tanah dengan kemiringan sedang atau*** ***Curam untuk keadaan yang sama.*** ***Nilai Koefisien Limpasan Pada beberapa Kondisi*** +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | ***Kemiringan*** | ***Tata Guna Lahan*** | ***Nilai C*** | +=======================+=======================+=======================+ | ***DATAR ,*** | ***PERSAWAHAN, | ***0,2*** | | [\]{.math.inline} | PERKEBUNAN*** | | | ***15 %*** | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | ***PERUMAHAN , | ***0,7*** | | | TAMAN*** | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | ***VEGETASI RINGAN*** | ***0,8*** | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | ***TANAH GUNDUL, | ***0,9 - 1*** | | | ASPAL,*** | | | | | | | | ***AREAL PENGGALIAN | | | | TAMBANG*** | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ **Mengelola Air Hujan Untuk Mengurangi** **Volume Air Limpasan** **(Run-Off Water)** Air hujan, bagi sebagian orang dimaknai sebagai sebuah rahmat dari Sang Maha Kuasa. Akan tetapi, ketika manusia tidak ramah kepadanya, maka peristiwa seperti Banjir dan Longsor dapat terjadi Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa hal ini terjadi? Bagaimana memperbaikinya? Sebelumnya, dapat kita lihat bagaimana sebuah siklus air terjadi di lingkungan kita. proses-siklus-hidrologi Sebagai sebuah siklus, tentu terdapat keseimbangan antara arus masuk, keluar, dst. Ketika terganggu maka dapat menyebabkan gangguan yang seringkali didefinisikan sebagai sebuah bencana, seperti yang terjadi di Kota Bandung beberapa waktu lalu. Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa permukaan tanah yang dapat meresapkan air memiliki peran yang sangat penting dalam proses keseimbangan siklus tersebut. Dalam konteks pembangunan kawasan, bertambahnya kawasan terbangun di atas permukaan tanah berarti volume air yang meresap akan semakin berkurang karena bidang resapan menjadi berkurang. Dalam waktu bersamaan volume run-off air (air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah) akan semakin bertambah. Padahal,..." Daerah yang berdekatan ke laut dapat mengalirkan air permukaannya secara cepat. Akan tetapi daerah yang jauh dari laut harus melewatkan volume air ini melewati daerah-daerah lain yang secara adminsitratif bisa jadi berbeda. Perjalanan air menuju muara akhir ini yang kemudian berpotensi menjadi sumber masalah. Secara alamiah, kontur yang membentuk gunung, bukit, lembah dan jurang mengatur aliran air dari hulu ke hilir, hingga laut. Sebagai makhluk pembelajar, sedianya kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang diperlihatkan oleh alam. Setiap aliran air memiliki bidang tangkapan (catchment area) tertentu. *MATERI KULIAH : P O M P A* ***P O M P A*** ***Pompa Merupakan Alat Yang Berfungsi Untuk Memindahkan Atau Mengangkat Zat Cair Dari Tempat Yang Rendahke Tempat Yang Lebih Tinggi.*** ***Pemindahan Fluida Menggunakan Prinsip Gaya Kinetik Dan Gaya Mekanis Yang Memberikan Tekanan Terhadap Fluida.*** ***Tujuan Pemberian Tekanan Terhadap Fluida Adalah Untuk mengatasi friksi atau hambatan yang timbul di dalam pipa saluran pada saat proses pengaliran berlangsung.*** ***Hambatan -- hambatan tersebut dapat berupa :*** ***1. Gesekan*** ***2. Turbulensi*** ***3. Permukaan isap dan permukaan tekan.*** ***4. Beda ketinggian ( elevasi ) antara saluran masuk dengan saluran keluar.*** ***Perpindahan fluida dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.*** ***Klasifikasi pompa*** ***Menurut suripin ( 2004 ), berdasarkan prinsip kerjanya, pompa dibedakan menjadi :*** ***1. Reciprocating pump*** ***Disebut juga pompa torak / plunyer.*** ***Bekerja berdasarkan torak maju - mundur ( bolak -- balik ) secara*** ***Horizontal di dalam silinder. Pada ujung silinder ditempatkan*** ***Katup -- katup untuk mengatur masuk keluarnya fluida.*** ***Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan*** ***Umumnya dapat mengatasi kebutuhan energi ( julang ) yang tinggi.*** ***Kelemahan adalah beban yang berat serta perawatan yang teliti.*** ***Kurang sesuai untuk air berlumpur karena katup pompa akan cepat*** ***Rusak*** ***Jenis pompa ini kurang sesuai digunakan di pertambangan.*** ***2. Centrifugal pump ( pusingan )*** ***Dipengaruhi oleh gerakan sebuah kipas yang tersusun oleh sudu*** ***Sudu yang ditempatkan pada rumah pompa*** ***Aliran fluida ( zat cair ) di antara sudu pada kipas yang berputar,*** ***Mendapat gaya luar pusat (sentrifugal ) dan mendapat*** ***Penambahan tekanan, sehingga fluida terhisap dan terlempar*** ***Ke luar.*** ***Bekerja pada putaran impeller di dalam pompa.*** ***Fluida yang masuk akan diputar oleh impeller.*** ***Akibat gaya centrifugal yang terjadi, fluida akan terlempar*** ***Ke arah lubang pengeluaran pompa.*** ***Jenis pompa ini dapat digunakan di pertambangan karena dapat*** ***Memindahkan fluida berlumpur, kapasitasnya besar,*** ***Perawatan lebih mudah.*** ***3. Axial pump*** ***Pada jenis pompa ini, fluida mengalir pada arah axial*** ***( sejajar poros ) melalui kipas.*** ***Bentuk kipas menyerupai baling -- baling kapal*** ***Dapat beroperasi secara horizontal maupun vertikal*** ***Digunakan pada julang yang rendah.*** **PERENCANAAN SISTEM PEMOMPAAN** Dalam sistem pemompaan dikenal ada beberapa macam tipe sambungan pemompaan yaitu : a. **Seri** Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara seri maka nilai head bertambah sebesar jumlah head masing-masing, sedangkan debit pemompaan tetap b. **Paralel** Kapasitas pemompaan ber tambah sesuai kemampuan debit masing-masing pompa namun head tetap. Untuk menentukan kebutuhan pompa ada dua hal yang perlu diperhatikan a. **Penentuan daya pompa , dengan rumus :** **P = [SG. Ht. Q]** **102. Ep** **Dimana :** **P = Daya pompa (kw),** **Sg = Specific gravity** **Ht = Head total sistem, (m),** **Q = Debit pemompaan** **Ep = Efisiensi pompa** b. **Penentuan titik optimal kerja pompa** Penentuan titik optimal pompa digunakan dua jenis kurva yaitu kurva resistan dari sistem dan kurva karakteristik pompa. Kurva resistan sistem adalah nilai head dari sistem untuk sejumlah variasi debit pemompaan. Sedangkan kurva kurva karakteristik pompa menyatakan kemampuan pompa untuk mengatasi head untuk berbagai nilai debit pemompaan atau sebaliknya. Kurva dikeluarkan oleh pabrik pembuat pompa. Setelah kedua kurva tersedia maka langkah selanjutnya, kedua kurva digabungkan sehingga diperoleh titik perpotongan yang merupakan titik optimal kerja pompa. Untuk perencanaan pemompaan harus dihitung dulu head totalnya, dengan rumus : \\ a. ***Static Head (Hc)*** *Static head* adalah kehilangan energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi antara tempat penampungan dengan tempat pembuangan. h~2~ = Elevasi air keluar h~1~ = Elevasi air masuk ***B.Velocity Head (Hv)*** *Hv = V ^2^ / 2G* v = Kecepatan air yang melalui pompa (m/dt) g = Gaya gravitasi bumi (m/dt) b. ***Friction head (Hf)*** *Friction Head* adalah kehilangan akibat gesekan yang melalui pipa dengan dinding pipa, yang dihitung berdasarkan persamaan *"Darcy-Weisbach".* **MATERI PRESENTASI MASING MASING PESERTA** **Candra Calvin Situmeang\ 212860003\ SISTEM PENYALIRAN TAMBANG** **SISTEM PENYALIRAN TAMBANG** Pengertian dari sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama. Di dalam kegiatan penambangan permasalahan pada air tambang tidak hanya terjadi pada musim penghujan saja, pada musim kemarau air tanah juga harus diatasi pada saat melakukan kegiatan penambangan. Karena ketika kemarau, keberadaan air tanah akan tetap ada di bawah permukaan tanah yang berada di dalam pit penambangan. Dengan penerapan metode open pit ini, maka dalam kegiatan penambangannya akan membentuk cekungan yang luas, sehingga sangat berpotensi untuk menjadi daerah tampungan air Karena akibat adanya perluasan pada pit penambangan, maka hal itu akan sangat berpengaruh dengan besarnya debit air limpasan yang akan ditampung di kolam penampungan (sump). Oleh karena itu dilakukan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah sump yang sudah ada masih sanggup menampung air limpasan atau tidak. Jika tidak maka akan berpengaruh dengan pompa yang akan digunakan setelah itu. Apakah penggunaan jumlah pompa akan di tambah atau jenis pompa yang akan diganti. Tahapan dalam system penyaliran tambang Siklus Hidrologi Siklus hidrologi dimulai dari peristiwa menguapnya air laut ke atmosfer. Di atmosfer, uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan. Angin kemudian akan mendorong awan yang berada di atas Samudra menuju ke daratan. Selama perjalanan awan menuju daratan, awan akan menampung banyak uap air yang menguap, dan pada akhirnya tidak mampu lagi menampung uap air yang naik, sehingga jika sudah mencapai titik jenuhnya, awan akan menjatuhkan uap air yang tertampung ke bumi. ![](media/image6.jpeg) Gambar : siklus hidrologi ADA 2 METODE YANG DIGUNAKAN DALAM SISTEM PENYALIRAN TAMBANG : Mine drainage Merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine drainage : A. Metode Siemens Pada metode ini tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor, dan kemudian lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan. Gambar : metode seamens B. Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump) Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter. ![](media/image8.jpeg) Gambar : pemompaan dalam C. Metode Elektro Osmosis Metode ini adalah salah satu metode drainase dengan menggunakan arus listrik satu arah (DC) secara langsung. Arus listrik ini akan mengikat air dan membawanya bergerak mengikuti arah aliran listrik tersebut. Gambar : metode elektro osmosis D. Small Pipe With Vaccum Pump metode ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang ujung bawahnya diberi lubang lubang Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor. MINE DEWATERING System mine dewatering : Mine Dewatering merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dilakukann untuk menangani air yang berasal dari air hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut: Sistem Kolam Terbuka. Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke daerah penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump), kemudian dipompa keluar dan pemasangan jumlah pompa tergantung kedalaman penggalian. Cara Paritan. Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem Adit. Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horizontal yang dibuat dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horizontal tersebut dan shaft. Factor factor yang mempengaruhi system penyaliran tambang Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area) Daerah tangkapan hujan adalah areal atau daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan arah gerak air. Analisis Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satuan luas, dinyatakan dalam satuan mm. 1 mm berarti pada luasan 1 𝑚2 pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung sebanyak 1 liter. Daerah curah hujan yang dinyatakan dalam curah hujan persatuan waktu disebut dengan intensitas hujan. Data curah hujan biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat berupa grafik atau tabel. Air Limpasan Air limpasan (surface run off) adalah air permukaan yang bersumber dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah, dan bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan asal atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Air limpasan berlangsung ketika jumlah curah hujan melebihi lajur infiltrasi air ke dalam tanah.Setelah lajur infiltrasi, air mulai mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah, setelah cekungan terpenuhi maka terjadi lah air limpasan. Air Tanah Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah permukaan tanah, sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda potensi kelembaban tanah dan gaya gravitasi bumi. Air hujan merupakan salah satu sumber utama terbentuknya air tanah. Karena air hujan yang meresap ke bawah akan melewati lubang pori diantara butiran tanah. Air yang berkumpul di bawah permukaan bumi ini disebut akuifer. Berdasarkan sifat fisik batuan, secara garis besar ada 2 jenis media penyusun akuifer, yaitu sistem media pori dan sistem media rekahan. Kedua sistem ini memiliki karakter air tanah yang berbeda satu sama lain. Pada sistem media berpori, air tanah mengalir melalui rongga/ruang antar butir yang terdapat dalam suatu batuan misalnya batupasir dan batuan alluvial. Rongga atau ruang antar butir tersebut merupakan porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada saat proses pembuatan batuan. Pada sistem media rekahan, air mengalir melalui rekahan-rekahan (fracture) akibat proses tektonik atau proses pendinginan dan pelarutan yang terdapat pada batuan. Rekahan-rekahan tersebut merupakan porositas sekunder. Pemipaan dan Pompa Pipa untuk keperluan pemompaan biasanya terbuat dari baja, tetapi untuk tambang yang tidak terlalu dalam dapat menggunakan pipa HDPE (High Density Polyethylene). Pipa ini termasuk jenis pipa polietilena termoplastik, yaitu terbuat dari resin dan dapat dibentuk pada saat pemanasan. Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan air di daerah tambang, baik itu air tanah maupun air bawah tanah. Dalam sistem penyaliran tambang, pompa sangat diperlukan untuk mencegah maupun mengeluarkan air yang masuk ke lokasi tambang. Jenis pompa yang banyak digunakan dalam kegiatan penyaliran tambang adalah pompa sentrifugal. Dalam pemilihan pompa, kita harus menyesuaikan dengan beberapa faktor, yaitu: Lokasi Pemindahan Air Debit Air yang Dipindahkan Karakteristik Air Kapasitas Motor Spesifikasi Pompa Kapasitas Pompa Head Pompa Kolam penampungan air ( sump) Sumuran atau kolam penampungan air berfungsi sebagai tempat penampung air sebelum dipompa ke luar tambang. Dengan demikian, dimensi sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang masuk serta keluar dari sumuran. Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas volume air limpasan, kapasitas pompa, dan waktu pemompaan (volume pemompaan), kondisi lapangan seperti kondisi penggalian terutama pada lantai tambang (floor) dan lapisan batubara serta jenis tanah atau batuan di bukaan tambang. Volume sumuran ditentukan dengan menggabungkan grafik intensitas hujan versus waktu, dan grafik volume pemompaan versus waktu serta volume limpasan versus waktu. Penentuan dimensi sumuran ditentukan dengan melihat volume sisa terbesar. Desain saluran terbuka Pembuatan saluran tambang dilakukan untuk air limpasan permukaan pada suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat pengumpulan (sumuran) atau tempat lainnya. Saluran ini juga digunakan untuk mengalirkan air hasil pemompaan keluar areal penambangan (sungai). Bentuk penampang saluran umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material pembentuk saluran serta kemudahan dalam pembuatannya. Saluran air dengan penampang persegi empat atau segitiga umumnya untuk debit yang kecil sedangkan penampang trapesium untuk debit yang besar. Kolam pengendapan lumpur (settling pond) Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang dibuat khusus untuk menampung air limpasan sebelum dibuang langsung menuju daerah pengaliran umum atau badan air. Sedangkan kolam pengendapan untuk daerah penambangan adalah kolam yang dibuat untuk menampung dan mengendapkan air limpasan yang berasal dari daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan, kemudian akan dibuang menuju tempat penampungan air umum seperti sungai, laut, maupun danau. **Hidrologi** **M.Adelfa munandar** **212860017** Pengertian Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini. ![](media/image10.png) Proses Terjadinya Siklus Hidrologi Adapun pada praktiknya, dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan seperti dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi,, kondensasi,presipitasi, run off, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus tersebut. 1\. Evaporasi Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi. Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar. 2\. Transpirasi Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi. 3\. Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer. 5\. Kondensasi Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam. 7\. Presipitasi Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi. Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar \< 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis. 8\. Run Off Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer. 9\. Infiltrasi Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah kembali ke laut. setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi. Macam Macam Siklus Hidrologi Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi 3 macam. a\. Siklus Hidrologi Pendek Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini: - Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. - Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan. - Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.. Siklus Hidrologi Sedang Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini: - Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. - Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan. - Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan. - Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut **Nur Azizah** **212860004** **DEFINISI AIR TANAH** Definisi air tanah adalah air yang terdapat di dalam pori-pori dan celah-celah batuan di bawah permukaan tanah. Secara umum, air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi yang melibatkan evaporasi, kondensasi, presipitasi, aliran permukaan, infiltrasi, dan perkolasi. Air tanah menjadi sumber utama air bersih bagi keperluan manusia, pertanian, industri, dan ekosistem. Proses pembentukan air tanah melibatkan air hujan yang meresap ke dalam tanah dan kemudian menumpuk di zona jenuh di bawah permukaan tanah. Kualitas air tanah sangat penting untuk dijaga karena dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan ekosistem yang bergantung padanya. SUMBER AIR TANAH Sumber air tanah adalah salah satu komponen penting dalam siklus hidrologi, yang merupakan proses pergerakan air di bumi. Siklus hidrologi melibatkan penguapan air dari permukaan bumi, pembentukan awan, presipitasi (hujan, salju, dll.), aliran permukaan, infiltrasi air ke dalam tanah, dan kemudian kemungkinan ekstraksi air dari akuifer di bawah tanah. Air tanah terbentuk ketika air hujan atau air permukaan lainnya meresap ke dalam tanah melalui proses yang disebut infiltrasi. Di bawah permukaan tanah, air ini menumpuk di lapisan yang disebut akuifer. Akuifer adalah formasi batuan atau material yang memungkinkan air mengalir melalui celah atau pori-pori di dalamnya. Sumber air tanah adalah salah satu jenis sumber daya air yang penting bagi kehidupan manusia. Air tanah terbentuk dari proses filtrasi air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan-retakan batuan. Berikut beberapa poin penting tentang sumber air tanah: 1. **Pembentukan**: Air tanah terbentuk dari air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Proses ini terjadi secara alami dan memerlukan waktu yang lama untuk air mencapai kedalaman tertentu di dalam tanah. 2. **Penyimpanan**: Air tanah disimpan dalam lapisan air tanah atau akuifer, yang terletak di bawah permukaan tanah. Akuifer ini bisa terbentuk di berbagai jenis batuan seperti batu pasir, batu gamping, atau batuan granit yang memiliki pori-pori atau retakan yang memungkinkan air untuk tersimpan. 3. **Eksploitasi**: Air tanah dieksploitasi dengan cara mengebor sumur-sumur untuk mencapai akuifer yang menyimpan air. Sumur-sumur ini merupakan sumber utama air bersih bagi banyak komunitas di seluruh dunia, terutama di daerah yang tidak terjangkau oleh sumber air permukaan seperti sungai atau danau. 4. **Kualitas**: Kualitas air tanah dapat bervariasi tergantung pada geologi dan aktivitas manusia di sekitarnya. Akuifer yang terlindung bisa memiliki air yang lebih bersih, sementara yang terdegradasi oleh pencemaran bisa mengandung bahan-bahan berbahaya seperti logam berat atau bahan kimia. 5. **Pemanfaatan**: Air tanah digunakan untuk berbagai keperluan seperti konsumsi manusia, pertanian, industri, dan irigasi. Ketersediaan air tanah yang baik merupakan faktor kunci dalam keberlanjutan ekonomi dan lingkungan di banyak wilayah. 6. **Keberlanjutan**: Pengelolaan air tanah yang berkelanjutan menjadi penting untuk menjaga ketersediaan air yang memadai bagi generasi masa depan. Overpomping atau 7. eksploitasi berlebihan dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah atau bahkan kerusakan permanen terhadap akuifer. Dengan memahami pentingnya sumber air tanah dan menjaga pengelolaannya dengan baik, kita dapat memastikan keberlanjutan sumber daya air yang vital ini untuk kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh dunia. KARAKTERISTIK AIR TANAH Air tanah memiliki beberapa karakteristik yang penting untuk dipahami dalam konteks pengelolaan sumber daya air dan keberlanjutan lingkungan. Berikut adalah beberapa karakteristik utama air tanah: 1. **Penyimpanan dan Akuifer**: Air tanah disimpan dalam formasi geologi yang disebut akuifer. Akuifer ini dapat terdiri dari berbagai jenis material seperti batuan sedimen (misalnya pasir, kerikil), batuan karst (batu kapur yang tererosi membentuk gua dan celah), atau batuan beku yang memiliki retakan. 2. **Permeabilitas**: Karakteristik ini mengacu pada kemampuan akuifer untuk mengizinkan air mengalir melalui pori-pori atau retakan dalam batuan. Akuifer dengan permeabilitas tinggi dapat mengalirkan air dengan baik, sedangkan yang rendah membatasi aliran air. 3. **Kapasitas Penyimpanan**: Merujuk pada jumlah air yang dapat disimpan dalam akuifer pada kondisi tertentu. Kapasitas ini dapat berbeda-beda tergantung pada ketebalan akuifer dan volume pori-pori yang tersedia untuk menampung air. 4. **Respon terhadap Penambahan Air**: Akuifer memiliki kemampuan untuk merespons penambahan air, misalnya dari hujan atau infiltrasi tambahan. Beberapa akuifer dapat menampung tambahan air dengan baik, sementara yang lain memiliki kapasitas terbatas. 5. **Kualitas Air**: Kualitas air tanah dipengaruhi oleh geologi tempat akuifer berada serta oleh aktivitas manusia di sekitarnya. Akuifer yang dilindungi secara baik cenderung memiliki air yang lebih bersih, sementara yang terpapar oleh pencemaran dapat mengandung bahan berbahaya seperti logam berat atau pestisida. 6. **Perubahan Level Air**: Akuifer memiliki tingkat air yang dapat berfluktuasi tergantung pada musim, pola hujan, dan eksploitasi manusia. Overpomping atau pengambilan air berlebihan dapat menyebabkan penurunan level air tanah yang signifikan, yang dapat mempengaruhi keberlanjutan sumber air tersebut. 7. **Keberlanjutan dan Manajemen**: Pengelolaan air tanah yang berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air ini. Ini mencakup pengawasan terhadap eksploitasi yang berlebihan, pemantauan kualitas air, perlindungan terhadap pencemaran, serta rencana pengelolaan yang mempertimbangkan kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan **Nazrun packy prayoga** **212860002** **SUMP** [Kolam sump] adalah struktur penampungan air/cairan yang dibangun di area tambang. Kolam sump berfungsi sebagai tempat penampungan sementara untuk berbagai jenis air dan cairan yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan, sebelum air/cairan tersebut diolah, digunakan kembali, atau dibuang dengan aman. **Fungsi Utama Kolam Sump:** Secara umum, fungsi utama kolam sump di tambang adalah: 1. Menampung dan menyimpan sementara air/cairan sebelum diolah atau dibuang 2. Memisahkan padatan (sedimen) dari air/cairan sebelum diproses lebih lanjut 3. Menjadi bak pengendapan untuk menurunkan kadar padatan terlarut 4. Menyediakan sumber air untuk keperluan proses di tambang 5. Mengontrol aliran dan mencegah banjir di area tambang **Proses Masuknya Air ke Area Pertambangan:** - Air limpasan hujan Air hujan yang jatuh di area pertambangan akan mengalir dan terkumpul di area-area terendah. - Air tambang (mine water) Saat aktivitas penambangan berlangsung, air dapat terakumulasi di dasar lubang tambang akibat rembesan air tanah atau air permukaan. - Air proses Dalam proses pengolahan bahan tambang, air digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pencucian, flotasi, atau pengenceran. Air ini akan menjadi air limbah setelah digunakan dalam proses. **Aliran Air Menuju Kolam Sump:** - Air limpasan hujan dan air tambang akan terkumpul di bagian terendah di area pertambangan. - Air yang terkumpul akan dipompa atau dialirkan melalui saluran menuju kolam sump. - Air/cairan dari berbagai sumber akan masuk dan tertampung di dalam kolam sump. **Proses yang terjadi di dalam kolam sump meliputi:** 1. Pengendapan sedimen Air/cairan yang masuk ke dalam kolam sump akan mengalami pengendapan karena adanya gaya gravitasi. Partikel padat seperti pasir, kerikil, dan lumpur akan mengendap di dasar kolam sump. Proses pengendapan ini akan menurunkan kadar padatan tersuspensi dalam air. 2. Pemisahan air dan padatan Setelah proses pengendapan, air yang telah terpisah dari padatan dapat dipompakan untuk diolah lebih lanjut atau digunakan kembali dalam proses. Endapan lumpur dan sedimen yang terkumpul di dasar kolam sump akan disisihkan secara berkala. 3. Penyimpanan sementara Air/cairan yang telah tertampung di kolam sump akan disimpan sementara sebelum dipompakan untuk diolah atau dibuang dengan aman. Kolam sump berfungsi sebagai buffer untuk menyeimbangkan fluktuasi aliran air masuk ke sistem. 4. Pengolahan lebih lanjut Setelah melalui proses pengendapan dan pemisahan di kolam sump, air dapat dipompakan ke unit pengolahan air limbah untuk dilakukan treatment lebih lanjut. Tujuannya adalah untuk memenuhi standar baku mutu sebelum air dibuang atau digunakan kembali. **Desain Kolam Sump:** Beberapa pertimbangan penting dalam mendesain kolam sump di tambang, antara lain: 1. Volume penyimpanan yang memadai untuk menampung perkiraan volume air yang dihasilkan 2. Bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan lahan yang tersedia, umumnya berbentuk persegi panjang atau trapesium 3. Kedalaman yang cukup untuk memaksimalkan proses pengendapan sedimen 4. Sistem pemompaan dan perpipaan yang efektif untuk mengalirkan air ke kolam sump 5. Akses dan fasilitas pemeliharaan yang mudah untuk pemeriksaan, pengurasan, dan perawatan kolam sump 6. Secara ringkas, kolam sump berperan penting dalam mengendalikan aliran air, memisahkan padatan, dan menyimpan sementara air/cairan sebelum diolah atau dibuang dengan aman. Proses pengendapan dan pemisahan yang terjadi di dalamnya merupakan tahap awal dalam pengelolaan air di area pertambangan. **SETTLING POND** - **M YAFIZHAM BB** - **Sistem penyaliran Tambang** **Pengertian Settling Pond** ============================ **Komponen Setling pond** ========================= **Proses Operasi Settling Pond** -------------------------------- 1. **Masuknya Air (Inlet):** 2. **Pengendapan di Kolam Pengendapan:** **Sumber Air Settling Pond** ---------------------------- I. V = Q x t II. A = V/d III. P = A/L IV. IV. L = P/JUMLAH ZONA Contoh Volume settling pond : ![](media/image14.jpeg) **Rumus Persentase Pengendapan settling Pond:** =============================================== **Kesimpulan fungsi setling pond** ---------------------------------- Sumber : ======== - [[https://ejurnal.unikarta.ac.id/index.php/jgp/article/download/572/pdf]](https://ejurnal.unikarta.ac.id/index.php/jgp/article/download/572/pdf) - [[http://eprints.upnyk.ac.id/2789/1/PAPER%20EBEN.pdf]](http://eprints.upnyk.ac.id/2789/1/PAPER%20EBEN.pdf) - [[https://www.academia.edu/24432853/DESAIN\_KOLAM\_PENGENDAPAN\_SETTLING\_POND\_]](https://www.academia.edu/24432853/DESAIN_KOLAM_PENGENDAPAN_SETTLING_POND_) - [[https://id.scribd.com/doc/312899918/Settling-Pond]](https://id.scribd.com/doc/312899918/Settling-Pond) - [https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Settling\_basin&hl=id&s]l **Pompa sump** **nama:**Lamhot Gloria Sitanggang (212860011) Pompa sump Pompa sump, juga dikenal sebagai pompa sumur, adalah jenis pompa air yang dirancang khusus untuk mengeluarkan air dari tempat yang rendah, seperti kamar sumur atau cekungan (sump pit). Fungsi utama pompa sump adalah mencegah banjir di area bawah tanah, seperti ruang bawah tanah di rumah atau ruang utilitas di gedung. Pompa sump biasanya dipasang di lantai terendah sebuah gedung, seperti lantai Basement, untuk mengumpulkan air yang mengalir ke dalam sump tank. Dari sump tank, air tersebut kemudian dipompa ke posisi selanjutnya, seperti septik tank atau biotech, menggunakan pompa lainnya. Pompa sump merupakan alat yang digunakan untuk mengeluarkan air yang masuk ke tambang yang telah tertambung di dalam sump atau kolam penampungan air yang masuk ke tambang. Fungsi pompa sump Pompa sump, juga dikenal sebagai pompa sumur, memiliki fungsi utama sebagai berikut: 1. Mencegah Banjir: Pompa sump dirancang untuk mengeluarkan air dari tempat yang rendah, seperti kamar sumur atau cekungan (sump pit), untuk mencegah banjir di area bawah tanah, seperti ruang bawah tanah di rumah atau ruang utilitas di gedung 2. Penggunaan dalam Tambang: Dalam industri pertambangan, pompa sump digunakan untuk mengeluarkan air dari tambang dan mengarahkannya ke tempat pengendapan lumpur (KPL) 3. Kontrol Air Limbah: Pompa sump pit controller digunakan untuk membuang air kotor atau air limbah dari sump pit ke sistem pengolahan air limbah. Dengan demikian, pompa sump berfungsi sebagai alat penting dalam mengelola air di berbagai situasi, termasuk mencegah banjir, mengumpulkan air, mengendalikan air hujan, dan mengelola air limbah. **Debit Limpasan** Debit air limpasan yang masuk ke dalam tambang sangat dipengaruhi oleh intensitas curah hujan dan luasan daerah tangkapan hujan (*catchment area*). Hampir seluruh air limpasan yang masuk ke Pit di lokasi penelitian berasal dari limpasan air hujan. Perhitungan debit limpasan rencana (Q) dengan luas daerah tangkapan hujan 48 ha dengan menggunakan persamaan Rasional modifikasi dalam bentuk debit puncak. (Lewis et all., 1975): ***Q=0,00278 x C x I x A*** Q = 0,00278 × C × I × A = 0,00278 × 0,9 × 183,49 × 0,48 = 0,2203 m^3^/detik Keterangan: Q = debit air limpasan (m^3^/detik) C = koefisien limpasan I = intensitas curah hujan (mm/jam) A = luas area tangkapan hujan (*catchment area*) (km^2^) *Tabel 4-1. Harga Koefisien Limpasan* **Kemiringan Lahan** **Kegunaan Lahan** **Koefisien Limpasan** ------------------------- --------------------------- ------------------------ Datar kemiringan \ 15% Hutan 0.6 Pemukiman 0.7 Vegetasi 0.8 Tanah gundul, penambangan 0.9 *Sumber : Rudy Sayoga, (1999)* Koefisien limpasan adalah 0.9 [*m*^2^]{.math.inline} **SUMP** Sump merupakan tempat yang dibuat untuk menampung air sebelum air tersebut dikeluarkam dengan sistem pomompaan. Kolam penampung ini juga dapat berfungsi sebagai tempat mengendapkan lumpur. Sump sementara pada lokasi ini memiliki daya tampung sump pada lokasi ini ialah 160843,99 [*m*^3^]{.math.inline}. Jenis pompa yang digunakan : 1. Pompa multiflow 15 - Kinerja Pompa: Pompa Multiflow 15 digunakan untuk mengetahui kinerja pompa berdasarkan RPM yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada RPM 1100, efisiensi kinerja pompa sebesar 47%, sedangkan pada RPM 1300, efisiensi kinerja pompa sebesar 57,5%. - Debit Pompa: Pompa Multiflow 15 memiliki debit pompa rencana sebesar 522 m³/jam dan efisiensi sebesar 63%. Waktu pemompaan pompa ini adalah 20 jam/hari. - Penggunaan dalam Tambang: Pompa Multiflow 15 digunakan dalam sistem penirisan tambang untuk mengelola air yang masuk ke dalam tambang. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kinerja pompa dan menentukan debit optimal yang dapat dipompa. Jenis pipa yang digunakan Digunakannya pipa HDPE ini dikarenakan memiliki kerugian head akibat gesekan, belokan, sambungan dan aksesoris pipa lainnya lebih kecil serta untuk perawatan dan perbaikannya cenderung lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan pipa baja. - Pipa Multiflow MF 420 Pipa yang digunakan dengan pompa Multiflow 15 memiliki debit 522 m³/jam dan efisiensi 63%. Pipa ini cocok untuk wilayah yang memerlukan debit air yang besar dan efisiensi yang tinggi DEBIT POMPA Debit pompa adalah banyaknya air yang dialirkan oleh pompa dalam satuan volume per satuan waktu. Banyak pompa yang digunakan pada sump ialah sebanyak 2 buah dengan jam kerja 20 jam/ hari. MP 15 = 460 [*m*^3^]{.math.inline}/ jam = 460.000 L/ jam MP 15 = 460 [*m*^3^]{.math.inline}/ jam = 460.000 L/ jam 980.000 Liter/jam atau 980 [*m*^3^]{.math.inline}/ jam. PEMBAHASAN Q × 3.600 detik = 0,2203 m^3^/detik × 3.600 detik = 793,08 jam Berapa hari sump akan penuh = [\$\\frac{793,08}{160843,99\\ m3}\$]{.math.inline} = 202,81 jam , [\$\\frac{202,81}{24}\$]{.math.inline} = 8 hari Debit pompa × 24 jam = 980 m^3^/jam × 20 jam = 19.600 m^3^ = 19.600 m^3^ × 8 hari = 156.800 m^3^ Jadi, diasumsikan air yang masuk ke sump sementara sesuai dengan volume yaitu 160.843,99 m^3\ ,^ penggunaan pompa yang ada dilapangan sebanyak 2, Karena diperkirakan 7-8 hari air sump itu sudah penuh, maka dilakukanlah pemompaan sehingga memakai pompa tersebut diatas, maka dari perhitungan debit pompa seperti diatas air yang bisa dikeluarkan itu diperkirakan 980 m^3^/jam. **TUGAS 1** **Mencari tabel koefisien limpasan dan menentukan luas daerah catchment area berdasarkan kontur daerah** **Name: M Yafizham BB** **Subject :Sistem penyaliran tambang** 1\. Tabel koefisien Limpasan atau tabel harga koefisien limpasan pengertian limpasan adalah perbandingan antara volume air yang mengalir dipermukaan dengan volume air yang turun disuatu daerah karena kurangnya infiltrasi kedalam tanah. ![](media/image19.png) 2\. Menentukan luas daerah tangkapan hujan berdasarkan kontur daerah atau topografi.( Catchment Area) *Sumber : Outcropid.wordpress.com : membuat Catchment Area / Daerah Tangkapan Hujan(DTH)/ Basin / Watershed Menggunakan Software : ArcGIS 10.3.* ![](media/image21.png) ![](media/image23.png)![](media/image25.png) ![](media/image27.png) ![](media/image29.png) ![](media/image31.png) **TUGAS 2** Mencari tinggi sehingga volume kolam sump 35000 Rumus menghitung kapsitas kolam sump berbentuk trapesium Diketahui: Volume sump = 35.000m^3^ Luas alas = 15m^2^ Luas atas = 10m^2^ Jawab :\ ![](media/image33.png) ![](media/image35.png) Jadi, tinggi sumur yang diperlukan adalah 2.800 meter.