Kolonialisme dan Imperialisme 14-23 PDF
Document Details
Uploaded by SkillfulMossAgate5418
SMA Brawijaya Smart School (BSS) Malang
Tags
Summary
Dokumen ini membahas tentang sejarah VOC, sebuah perusahaan dagang Hindia Timur milik negara Belanda. Membahas tentang kebangkitan, perluasan, dan akhirnya kebangkrutan VOC. Menggunakan beberapa poin dan ringkasan untuk memberi gambaran tentang sejarah ini.
Full Transcript
MERAJALELA LAHIRNYA KEBANGKRUTAN ▪ Pemerintah dan Parlemen Belanda pada tahun 1598 mengusulkan agar antar kongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. ▪ Hal ini terealisasi pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentukla...
MERAJALELA LAHIRNYA KEBANGKRUTAN ▪ Pemerintah dan Parlemen Belanda pada tahun 1598 mengusulkan agar antar kongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. ▪ Hal ini terealisasi pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara untuk mensiasati persaingan antar pedagang Belanda di Nusantara. ▪ Kongsi dagang ini diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/ Kongsi Dagang India Timur”. 1. Kekuatan Revolusi (dalam perang 80 tahun) 2. Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang belanda yang telah ada 3. Memperkuat kedudukan para pedagang Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang diberi nama DEWAN TUJUH BELAS disebut Hereen XVII ▪ Melakukan monopoli perdagangan ▪ Melakukan peperangan ▪ Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri ▪ Membentuk angkatan perang sendiri ▪ Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat ▪ Memerintah di negeri jajahan ▪ Mengangkat pegawai sendiri. ▪ Setelah masa kependudukan dari Pieter Both berakhir digantikan oleh beberapa pemimpin yang lainnya tapi tidak ada yang bertahan lama. Akhirnya pada tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC yaitu oleh Jan Pieterzoon Coen (J.P.Coen). ▪ J.P.Coen terkenal jenderal yang berani dan kejam serta ambisius. Pada tanggal 30 Mei 1619 kota Jayakarta dibumihanguskan dan dibangun kota baru bergaya kota dan bangunan Belanda yang diberi nama Batavia. ▪ J.P.Coen adalah gubernur yang sangat bernafsu untuk menguasai berbagai wilayah di Indonesia. Cara untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam Nusantara 1. Merebut pasarann produksi pertanian 2. Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian 3. VOC selalu mengincar dan berusaha keras untuk menduduki tempat-tempat yang memiliki posisi strategis 4. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara 5. Lembaga pemerintahan kerajaan tetap dipertahankan agar bisa dipengaruhi/di peralat kalua tidak mau akan diperangi. ▪ VOC semakin serakah dan bernafsu menguasai Nusantara yang kaya rempah-rempah. Tindakan intervensi politik terhadap kerajaan di Nusantara dengan pemaksaan monopili perdagangan. ▪ Politik devide et impera (politik adu domba) dan berbagai tipu daya juga dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sebesar-besarnya. VOC juga memperluas daerah kekuasaan di Nusantara. Tidak hanya sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang berusaha mencari untung tetapi juga ingin menanamkan kekuasaan di Nusantara. ▪Mengawali ekspansinya tahun 1605 VOC berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon lalu diberi nama Benteng Nieuw Victoria. Pada tahun 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC yaitu jabatan gubernur jenderal. ▪Gubernur Jenderal VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten pada tahun 1610. Kemudian pada tahun 1611 berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta guna pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung. ▪Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon. ▪ Pada abad ke-17 hingga awal abad ke -18, VOC mengalami puncak kejayaan. Kerajaan sudah menjadi bawahan dan pelayan kepentingan VOC. Keuntungan perdagangan rempah-rempahpun melimpah tetapi semakin banyak daerah yang dikuasai semakin komplek saja masalah yang muncul. ▪ Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC. Pengurus tidak lagi berpikir memajukan usaha perdagangan tetapi berpikir untuk memperkaya diri. ▪ Pada tahun 1673 VOC tidak dapat membayar dividen (pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki). Kas merosot tajam karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban hutang pun tidak terelakkan. ▪ Para pejabat VOC sudah gila kehormatan dan ingin berfoya-foya. Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan hadiah dan upeti. ▪ Sistem upeti terjadi di kalangan para pejabat, dari pejabat bawah kepada pejabat tinggi. Hal ini terkait dengan mekanisme pergantian jabatan di tubuh organisasi VOC dan semua bermuatan korupsi. Para pejabat VOC terjangkit penyakit korupsi karena ingin kehormatan dan kemewahan sesaat. ▪ Beban utang semakin berat sehingga akhirnya VOC bangkrut. Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan dibubarkan semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.