Kisi-Kisi Materi ATS 1 Sejarah Kelas XI - Aksagarta September 2024 PDF
Document Details
Uploaded by ilovemyboyfriend
SMA Labschool Kebayoran
2024
Tags
Summary
This document is a question paper or a study guide, with questions about the history of colonialism and imperialism in Indonesia.
Full Transcript
Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta LABSCHOOL SMA LABSCHOOL KEBAYORAN Jalan KH. Ahmad Dahlan No.14, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ---------------------------------------------------------------------------...
Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta LABSCHOOL SMA LABSCHOOL KEBAYORAN Jalan KH. Ahmad Dahlan No.14, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan --------------------------------------------------------------------------- KISI-KISI MATERI ATS 1 SEJARAH KELAS XI - AKSAGARTA September 2024 1) Masuk dan Berkembangnya Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia a. Penjelajahan Samudera Oleh Bangsa Barat (Contohnya sbb:) Zaman penjelajahan samudra merupakan suatu masa (abad XV--XVII) ketika bangsa-bangsa Barat (Eropa) banyak melakukan penjelajahan samudra mengelilingi dunia untuk menemukan komoditas dagang dari dunia Timur. Contoh Soalnya sbb: Jatuhnya Konstantinopel pada 1453, ke tangan Turki Utsmani menjadi pemicu bangsa-bangsa Barat (Eropa) banyak melakukan penjelajahan samudra mengelilingi dunia untuk menemukan komoditas dagang dari dunia Timur. Pelayaran mengarungi samudera tersebut didorong oleh alasan ekonomi, yaitu... A. Menghindari pasukan Turki Utsmani yang kuat agar tetap bisa berdagang di Eropa B. Mencari daerah yang kaya akan rempah-rempah yang menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa C. Negara-negara di Eropa mengalami kebangkrutan karena keterlibatan mereka dalam Perang Eropa yang menguras habis kas negaranya D. Penjelajahan samudera adalah riset para raja di Eropa untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah yang akan dijadikan daerah investasi E. Orang-orang Eropa berusaha datang ke Nusantara untuk bekerja sama dengan raja-raja lokal dengan harapan mendapatkan pasokan rempah-rempah Jawaban : B Penjelasannya sbb: Alasan Bangsa Eropa mengarungi Samudera hingga ke dunia timur didorong oleh berbagai faktor, seperti Gold Glory Gospel (3 G), dan alasan EKONOMI, yaitu memenuhi kebutuhan akan rempah-rempah yang dibutuhkan oleh orang- orang Eropa. b. Latar Belakang Penjelajahan, Faktor Pendorong Bangsa Barat pergi ke Indonesia? 1. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Ottoman pada tahun 1453, yang memutuskan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia. 2. Penemuan dan perkembangan teknologi maritim baru, seperti kapal karavel, serta munculnya teori-teori ilmiah seperti teori heliosentris Copernicus. 3. Buku catatan perjalanan Marco Polo yang menginspirasi para penjelajah, serta adanya motivasi untuk mencari kekayaan (gold), kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). c. Penjelajahan Bangsa Portugis, Nama Pelaut-pelautnya siapa saja? Sampai di mana? Kedatangan Portugis di Nusantara dimulai dengan kedatangan Alfonso de Albuquerque (1453-1515), seorang pemimpin Eropa yang merintis kolonisasi di Nusantara selama berabad-abad. Pada 10 Agustus 1511, armada Alfonso berhasil menaklukkan Malaka. Setelah itu, Portugis melanjutkan ekspedisi ke Maluku pada tahun 1512 di bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco Serrao, yang membuka jalur perdagangan Ternate-Malaka-Goa-Lisbon. Di Ternate, Portugis menjalin aliansi dengan Kesultanan Ternate pada 1512, karena Ternate membutuhkan dukungan dalam konflik dengan Tidore. Namun, hubungan tersebut tidak berlangsung lama karena monopoli rempah-rempah yang dilakukan Portugis menimbulkan konflik, yang akhirnya menyebabkan terbunuhnya Sultan Khairun. Peristiwa ini memicu aksi balas dendam dari Sultan Baabullah, putra Sultan Khairun. Setelah dikalahkan oleh Sultan Baabullah pada tahun 1575, Portugis mempersempit operasinya di Ambon. Pada 25 Februari 1605, Portugis diusir dari Ambon oleh Belanda, dan kemudian menduduki wilayah Timor, Solor, dan Flores. d. Penjelajahan Bangsa Spanyol, Nama Pelaut-pelautnya siapa saja? Sampai di mana? Kedatangan Spanyol ke Nusantara dimulai dengan ekspedisi yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan. Meskipun Magellan sendiri terbunuh di Filipina, pelayarannya membuka jalan bagi Spanyol untuk melanjutkan penjelajahan ke wilayah Asia Tenggara. Pada tahun 1521, ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh Sebastian del Cano tiba di Maluku. Di sana, Spanyol berhasil menjalin persekutuan dengan Kesultanan Tidore, yang merupakan saingan dari Ternate yang didukung oleh Portugis. Kehadiran Spanyol di Maluku memicu ketegangan dan konflik dengan Portugis, yang menuduh Spanyol melanggar Perjanjian Tordesillas (1494), yang telah membagi dunia menjadi wilayah eksplorasi Spanyol dan Portugis. Perselisihan ini akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa (1529), di mana Spanyol setuju untuk meninggalkan Maluku dan fokus pada Filipina, sementara Portugis menguasai Maluku. e. Penjelajahan Bangsa Belanda, Nama Pelaut-pelautnya siapa saja? Sampai di mana? Kedatangan Belanda dimulai pada tahun 1592, ketika Cornelis de Houtman dikirim oleh para pedagang Amsterdam ke Lisbon untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai sumber-sumber rempah-rempah. Berbekal informasi yang diperoleh, dan didukung oleh perusahaan Belanda bernama Compagnie van Verre, Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi pertama menuju Nusantara pada tahun 1595. Pada 22 Juni 1596, de Houtman dan rombongannya tiba di Banten, menandai awal mula kedatangan Belanda di wilayah tersebut. Ekspedisi kedua (1598-1600) dipimpin oleh J. C. van Neck, yang kedatangannya di Banten disambut hangat oleh masyarakat setempat. Van Neck kemudian mengirim Wybrand van Warwyjk untuk berlayar ke Maluku pada tahun 1599. Kehadiran Belanda di Maluku diterima baik oleh penduduk yang sudah lama kecewa dengan monopoli perdagangan Portugis. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis keluar dari Ambon. Pada 1623, Kepulauan Banda jatuh ke tangan Belanda, dan sejak itu Belanda memonopoli perdagangan rempah- rempah di Kepulauan Maluku. 2) Konsep Kolonialisme dan Imperialisme a. Arti Kolonialisme (Contohnya sbb:) “Paham yang menganut adanya pengembangan kekuasaan suatu negara atas wilayah beserta manusianya yang berada di luar batas negaranya.” Dibedakan menjadi: Kolonialisme eksploitasi : Pengambilan SDA Kolonialisme penduduk : Pengambilan/memeras/memaksa SDM Kolonialisme deportasi : Genosida, mengosongkan, memindahkan Contoh Soal: Paham yang menganut adanya pengembangan kekuasaan suatu negara atas wilayah beserta manusianya yang berada di luar batas negaranya merupakan pengertian dari Kolonialisme, berikut ini yang termasuk jenis kolonialisme adalah… ↑ Kolonialisme eksploitasi Kolonialisme eksplorasi ↑ Kolonialisme penduduk Kolonialisme wilayah ~ Kolonialisme deportasi b. Arti Imperialisme? Istilah imperialisme berasal dari kata "Imperium" yang berarti memerintah, dan "isme" yang berarti paham. Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan di mana negara penjajah membentuk pemerintahan di wilayah yang mereka kuasai. Imperialisme dibagi menjadi dua jenis: 1 Imperialisme kuno 2 Imperialisme modern c. Arti Merkantilisme? Merkantilisme berasal dari kata "mercantile" yang berarti perdagangan, dan "isme" yang berarti paham. Merkantilisme adalah suatu sistem ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan negara melalui perdagangan dengan mengutamakan ekspor dan membatasi impor. Merkantilisme mendorong negara untuk memperkuat angkatan laut dan membentuk koloni guna mendukung kepentingan perdagangan. 3) Kolonialisme dan Imperialisme Eropa di Indonesia a. Masa Penjajahan Portugis (Tahun 1512-1601) – Contoh penjelasannya sbb: Bangsa Portugis masuk ke Nusantara di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque yang berhasil menaklukkan Goa (1510) dan Malaka (1511). Sejak itu, Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Bangsa Portugis kemudian menjalin kerja sama dagang, terutama untuk komoditas lada, dengan Kerajaan Sunda (Pajajaran) ditandai dengan dibuatnya Padrao atau prasasti kerja sama tahun 1522. Berdasarkan Kesepakatan Lisabon tahun 1859 antara Kerajaan Belanda dan Kerajaan Portugal, bangsa Portugis akhirnya menyingkir dari Hindia Timur, kecuali bagian timur Pulau Timor (kini wilayah Timor Leste). b. Masa Penjajahan Spanyol (Tahun 1521-1526) Bangsa Spanyol memasuki Nusantara melalui ekspedisi yang dipimpin oleh Sebastian del Cano, yang tiba di Maluku pada tahun 1521. Sambutan hangat dari Kesultanan Tidore dimanfaatkan oleh Spanyol untuk memperluas kekuasaannya dengan mendirikan benteng dan mulai memonopoli perdagangan. Persaingan antara Spanyol yang mendukung Tidore dan Portugis yang mendukung Ternate akhirnya berakhir setelah Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Portugis mendapatkan kekuasaan atas Maluku, sementara Spanyol berfokus menguasai Filipina. c. Masa Penjajahan VOC (Tahun 1602-1799) VOC dibentuk pada tahun 1602 sebagai upaya untuk memperkuat diri dalam menghadapi persaingan dagang dengan negara dan bangsa lain. VOC memiliki hak oktroi atau hak istimewa yang memberikan wewenang khusus di wilayah jajahannya. Kebijakan VOC di wilayah jajahan meliputi: 1. Monopoli perdagangan 2. Ekstirpasi atau pembatasan produksi tanaman rempah 3. Pelayaran hongi atau hongi tochten, patroli laut untuk menegakkan monopoli 4. Strategi divide et impera atau politik adu domba Pada 31 Desember 1799, VOC secara resmi dibubarkan dan pemerintahan VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Pembubaran VOC disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Maraknya korupsi di tubuh VOC 2. Biaya kepegawaian yang semakin membengkak 3. Banyaknya dana yang dikeluarkan untuk perang 4. Persaingan ketat dengan kongsi dagang lain d. Masa Penjajahan Perancis (Tahun 1808-1811) Pada tahun 1795, Prancis berhasil menguasai Belanda dan membentuk Republik Bataaf di bawah pemerintahan Louis Napoleon. Pemerintah Prancis kemudian mengirim Herman Willem Daendels (1808-1811) untuk menjalankan pemerintahan di Hindia Belanda, dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Kebijakan yang paling terkenal dari Daendels adalah pembangunan Jalan Raya Pos (de Grote Postweg) dari Anyer hingga Panarukan sepanjang 1.100 km. Jalan raya ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas pasukan di Jawa. Daendels dipanggil kembali ke Belanda pada tahun 1811 dan digantikan oleh Jan Willem Janssens. Pasukan Inggris mendarat di Batavia pada 4 Agustus 1811 dan berhasil menguasai kota tersebut. Pada 18 September 1811, Janssens menandatangani Kapitulasi Tuntang sebagai tanda resmi penyerahan Hindia Belanda kepada Inggris. e. Masa Penjajahan Inggris (Tahun 1811-1816) Masa pemerintahan Inggris di Nusantara dimulai sejak 18 September 1811. Beberapa kebijakan yang ada yaitu: 1. Membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan 2. Menghapus hukuman sadis – manusia melawan harimau – yaitu Pynbank 3. Menghapus peran para bupati sebagai pemungut pajak dan menjadikannya sebagai pegawai pemerintah kolonial 4. Menetapkan system sewa tanah (landrent) 5. Memberi kebebasan kepada para petani untuk menanam tanaman yang laku di pasaran dunia Pemerintahan Raffles berakhir pada 1816 dan digantikan oleh John Fendall Jr. Konvensi London (1814) berisi kesepakatan agar Inggris mengembalikan tanah jajahan Hindia Belanda kepada Belanda. 4) Masa Kekuasaan Belanda di Indonesia (Tahun 1816-1942) a. Masa Sistem Tanam Paksa (Tahun 1830-1870) b. Masa Sistem Ekonomi Liberal/Pintu Terbuka (Tahun 1870-1900) Faktor utama munculnya sistem ekonomi liberal adalah kemenangan kelompok liberal di parlemen Belanda. Pengaruh sistem ekonomi liberal meliputi: 1. Meningkatnya jumlah pengusaha asing yang ingin menanamkan modal di Hindia Belanda 2. Banyak bermunculan perkebunan swasta asing di Hindia Belanda 3. Berkembangnya kegiatan pertambangan 4. Terjadinya pengerahan tenaga kerja secara besar-besaran Beberapa undang-undang yang dikeluarkan pada masa sistem ekonomi liberal adalah: 1. Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870 2. Undang-undang Gula (Suiker Wet) tahun 1870 Dampak sistem ekonomi liberal antara lain: 1. Eksploitasi sumber daya alam dan manusia melampaui batas 2. Penduduk pribumi kehilangan tanah mereka yang terpaksa disewakan atau bahkan dijual 3. Mereka terpaksa bekerja sebagai kuli di tanah mereka sendiri Kelompok humanis di Belanda kemudian mengusulkan penerapan politik etis sebagai pengganti politik liberal. c. Masa Sistem Politik Etis (1901-1942) Latar belakang munculnya politik etis yaitu: 1. Kritikan dari kaum humanis terhadap kebijakan politik pintu terbuka. 2. Munculnya artikel “Een Ereschuld” (utang kehormatan) yang ditulis oleh Conrad Theodore van Deventer dalam majalah De Gids pada tahun 1899. Pelaksanaan politik etis didasarkan pada Trias van Deventer, yang terdiri atas: 1. Migrasi atau pemindahan penduduk 2. Irigasi, yaitu upaya perbaikan sarana pengairan untuk pertanian 3. Edukasi, yaitu pemberian pendidikan kepada penduduk pribumi 5) Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Bangsa Asing a. Ciri-ciri Perlawanannya b. Perlawanan Rakyat di Kesultanan Ternate Latar belakang munculnya kebijakan atau tindakan tertentu dapat dijelaskan sebagai berikut: - Monopoli perdagangan oleh bangsa Portugis - Campur tangan Portugis dalam urusan kerajaan Ternate dan Tidore - Penyebaran agama Katolik di tengah masyarakat Maluku yang mayoritas beragama Islam Tokoh perlawanan rakyat Maluku meliputi Sultan Khairun (1534-1570) dan anaknya, Sultan Baabullah (1570-1583) dari Kerajaan Ternate. Sultan Baabullah meneruskan perlawanan ayahnya dan berhasil mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1575. c. Perlawanan Rakyat di Kesultanan Demak Latar belakang perlawanan rakyat Demak yaitu: 1. Monopoli bangsa Portugis di Malaka 2. Kerja sama antara bangsa Portugis dan Pajajaran 3. Perebutan Pelabuhan Sunda Kelapa Perlawanan rakyat Demak dimulai pada masa pemerintahan Raden Patah, yang mengutus anaknya, Pati Unus, untuk menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1512 dan 1513, namun gagal. Pada 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dan mengganti namanya menjadi Jayakarta. d. Perlawanan Rakyat di Kesultanan Aceh Latar belakang perlawanan rakyat Aceh yaitu: 1. Hubungan antara Kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (VOC/Belanda dan Inggris) yang dianggap mengancam keberadaan Portugis di Malaka 2. Sikap kerajaan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) yang menentang kehadiran Portugis di Malaka Perlawanan rakyat Aceh terdiri dari: 1. Sultan Ali Mughayat Syah berhasil mengusir Portugis dari wilayah Aceh, termasuk Daya, Pidie, dan Pasai, pada 1520-an. 2. Sultan Iskandar Muda (1608-1636) menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629, namun gagal. 3. Perjuangan melawan Portugis berlanjut di bawah Sultan Iskandar Tsani (1636-1641). 4. Akhirnya, Malaka jatuh ke tangan VOC pada tahun 1641. e. Perlawanan Rakyat di Kesultanan Mataram Islam Latar belakang perlawanan rakyat Mataram yaitu: 1. VOC melakukan monopoli perdagangan yang merugikan pedagang pribumi 2. VOC menolak mengakui kedaulatan Kesultanan Mataram Islam di bawah Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) 3. VOC dianggap sebagai penghambat bagi Sultan Agung dalam mewujudkan cita-citanya Tokoh utama perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC adalah Sultan Agung, yang menyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali pada tahun 1628 dan 1629, namun gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I (1645-1671), Kerajaan Mataram memilih untuk bekerja sama dengan VOC. f. Perlawanan Rakyat di Sulawesi Selatan Latar belakang: Kebijakan monopoli dagang VOC, terutama rempah-rempah, yang merugikan rakyat Makassar. Pada 18 November 1667, ditandatangani Perjanjian Bongaya yang berisi: 1. Kesultanan Gowa-Tallo mengakui monopoli perdagangan VOC. 2. Pedagang asing, selain Belanda, dilarang berniaga di wilayah kekuasaan Gowa-Tallo. 3. Kesultanan Gowa-Tallo harus membayar ganti rugi perang. 4. VOC diperbolehkan mendirikan benteng pertahanan (Benteng Rotterdam). 5. Kesultanan Gowa-Tallo harus mengakui kedaulatan Kerajaan Bone. Tokoh utama perlawanan terhadap VOC adalah Sultan Hasanuddin (1653-1669), yang dikenal dengan julukan "Ayam Jantan dari Timur". Beliau adalah raja Gowa-Tallo yang menolak monopoli dan keberadaan VOC di Makassar. g. Perlawanan Pattimura di Maluku Tahun 1817 Latar belakang: 1. Penolakan terhadap kembalinya Belanda ke Maluku 2. Pada 1810-1816, Hindia Belanda, termasuk Maluku, dikuasai oleh Inggris 3. Pada tahun 1817, Belanda kembali berkuasa di Maluku dan menerapkan aturan-aturan yang menindas, seperti kerja paksa dan monopoli perdagangan cengkih. Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede dan Benteng Deverdijk. Perlawanan gigihnya memaksa gubernur Ambon meminta bantuan pasukan dari Batavia. Setelah sebagian besar anak buahnya ditangkap dan tewas, Pattimura akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1817. h. Perlawanan Pangeran Diponegoro (Tahun 1825-1830) Latar belakang: 1. Campur tangan pemerintah kolonial Belanda dalam urusan pemerintahan Kesultanan Yogyakarta 2. Pejabat kesultanan diperlakukan sebagai bawahan pemerintah kolonial Belanda 3. Penetapan berbagai pajak oleh pemerintah kolonial Belanda yang menyengsarakan rakyat 4. Pemasangan patok-patok batas pembangunan jalan yang melewati tanah Pangeran Diponegoro Tokoh: 1. Pangeran Diponegoro 2. Pangeran Mangkubumi 3. Sentot Alibasyah 4. Kyai Mojo 5. Nyi Ageng Serang i. Perlawanan Kesultanan Palembang (Tahun 1804-1821) Latar belakang: 1. Keinginan Belanda untuk menguasai Palembang yang dianggap sebagai ancaman bagi Kesultanan Palembang Sultan Badaruddin memimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda dengan menyerang benteng- benteng pertahanan Belanda. Akibat Perjanjian Tuntang 1811, kedudukan Belanda digantikan oleh Inggris. Sultan Badaruddin terus melakukan perlawanan terhadap Inggris. Perlawanan Sultan Badaruddin terhadap Inggris berakhir setelah adanya Konvensi London 1814. Pada 1818, Sultan Badaruddin ditangkap Belanda dan diasingkan ke Ternate. j. Perlawanan Paderi di Sumatera Barat (Tahun 1803-1838) Latar belakang: 1. Pemerintah kolonial Belanda memberikan bantuan kepada kaum adat dalam menghadapi kaum Padri 2. Pemerintah kolonial Belanda membujuk kaum adat dan kaum Padri untuk berdamai melalui Perjanjian Masang (1825) 3. Kaum adat dan kaum Padri sebenarnya telah memilih untuk berdamai melalui Plakat Puncak Pato, yang menyebabkan Belanda harus menghadapi keduanya Pada 1833, pemerintah kolonial mengeluarkan Plakat Panjang untuk menghentikan perlawanan keduanya. Belanda mengundang Imam Bonjol untuk berunding, yang ternyata merupakan tipuan untuk menangkap Imam Bonjol. Pada 1839, Imam Bonjol meninggal dalam pengasingannya di Manado. k. Perlawanan Rakyat Aceh (1873-1904) Latar belakang: 1. Keinginan Belanda untuk menjadikan wilayah Aceh sebagai bagian dari Pax Neerlandica Perang Aceh dimulai ketika Sultan Mahmud menolak permintaan Belanda agar Aceh mengakui kekuasaan Belanda di daerah tersebut. Sultan Mahmud wafat karena kolera dan digantikan oleh Tuanku Muhammad Daud Syah dengan gelar Sultan Ibrahim Mansyur Syah (1875-1907). Meskipun terjadi pergantian pemimpin, perlawanan rakyat Aceh tetap berlangsung sengit. Belanda terpaksa menerapkan strategi baru dengan memblokade pelabuhan-pelabuhan Aceh untuk mematikan sumber ekonomi dan pendapatan kesultanan. Perjuangan rakyat dilanjutkan oleh istrinya, Cut Nyak Dien. Pada 1905, Cut Nyak Dien ditangkap dan diasingkan ke Sumedang. Belanda juga berkonsultasi dengan orientalis Belanda Snouck Hurgronje (1857-1936) dan menerima sarannya untuk mengadu domba kaum bangsawan (uleebalang) dengan kaum ulama. Pada 1903, pasukan Marsose menghancurkan kantong pertahanan rakyat Aceh dan menewaskan Teuku Umar. l. Perlawanan Singsingamangaraja XII (1870-1871) Latar belakang: 1. Sikap Belanda yang ingin menjadikan wilayah Tapanuli sebagai bagian dari kekuasaannya 2. Penyebaran agama Nasrani oleh para zending yang menimbulkan perlawanan penduduk setempat Pada 1894, Belanda melakukan serangan ke pusat pemerintahan Kerajaan Batak di Bakkara. Sisingamangaraja XII berhasil melarikan diri ke Dairi Pakpak. Pada 1907, Belanda kembali menyerang dan menangkap anggota keluarga Sisingamangaraja XII. Sisingamangaraja XII terus melanjutkan perjuangannya dan akhirnya tewas dalam pertempuran di hutan Simsim pada 17 Juni 1907. m. Perlawanan Rakyat Bali (1846-1849) Latar belakang: 1. Adanya hak tawan karang yang dianggap menghambat Belanda menguasai Bali Kerajaan Karangasem dan Buleleng melakukan perlawanan terhadap Belanda. Tokoh utama perlawanan adalah: 1. Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem 2. I Gusti Ketut Jelantik Keduanya membalas tipu daya Belanda dengan merampas kapal Belanda pada tahun 1844. Pada 15 April 1849, Belanda berhasil menguasai Benteng Jagaraga. n. Perlawanan Rakyat di Kesultanan Banjar (1859-1905) Latar belakang: 1. Monopoli perdagangan Belanda di Kalimantan yang merugikan pedagang pribumi 2. Beban pajak dan kewajiban rodi yang memberatkan rakyat 3. Intervensi Belanda dalam urusan internal Kerajaan Banjar 4. Keinginan Belanda untuk menguasai Kalimantan yang kaya akan hasil tambang Tokoh: 1. Pangeran Antasari (Panembahan Amiruddin Kalifatillah Mukminin) 2. Pangeran Hidayatullah Pangeran Hidayatullah ditangkap dan diasingkan ke Bogor pada 1862. Pada 28 April 1862, terjadi Pertempuran Pangrangon yang dianggap sebagai awal Perang Banjarmasin. Pada tahun 1862, Pangeran Antasari wafat karena sakit yang dideritanya. o. Perlawanan Rakyat Banten Latar belakang: 1. Persaingan dagang dengan VOC di Batavia 2. Gangguan VOC terhadap politik Kesultanan Banten Tokoh: 1. Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) Perlawanan Sultan Ageng mengalami kegagalan setelah putranya, Sultan Haji, memilih bekerja sama dengan VOC. Meski begitu, perlawanan rakyat Banten terus berlanjut, dipimpin oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus. Tips & trik Belajar Efektif: Pilih waktu yang pas utk membaca dan memahami materi, misalnya: Jam 3 dini hari. Bertanya materi ke temen, jawaban dari temen cocokkan dengan pemahaman sendiri. Berdo’a sebelum ujian, yakin bisa! ; jujur-bertanggung jawab pas ngerjain soal.