Micrococcaceae and Streptococcaceae: Kelompok 3 PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Summary

This presentation covers the Micrococcaceae and Streptococcaceae families of bacteria. It includes information about their characteristics, classifications, and roles in various processes, like the processes involved in different types of pathogenic bacteria infections.

Full Transcript

MICROCOCCACEAE STREPTOCOCCACEAE KELOMPOK 3 Anggota ALBIAN RAMADHAN RAMA ADITYA P3.73.34.2.23.006 P3.73.34.2.23.036 MEUTHIA NANDITA TABINA NARA P3.73.34.2.23.030 P3.73.34.2.23.044 Isi Presentasi Pendahuluan Sifat Biokimia Definisi...

MICROCOCCACEAE STREPTOCOCCACEAE KELOMPOK 3 Anggota ALBIAN RAMADHAN RAMA ADITYA P3.73.34.2.23.006 P3.73.34.2.23.036 MEUTHIA NANDITA TABINA NARA P3.73.34.2.23.030 P3.73.34.2.23.044 Isi Presentasi Pendahuluan Sifat Biokimia Definisi Produk Metabolit Klasifikasi famili Sifat Antigenik Sifat morfologi Patogenitas Media Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium Pendahuluan Kingdom adalah klasifikasi yang dipakai untuk mengelompokkan berbagai macam makhluk hidup yang ada di dunia, salah satunya adalah kingdom Monera. Kingdom Monera adalah makhluk hidup yang hanya memiliki sel prokariotik tunggal. Sel prokariotik tunggal ini adalah sel yang tidak memiliki nukleus atau organel yang terikat membran. Kingdom Monera ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Eubacteria sendiri dibagi menjadi dua, yaitu Micrococcaceae dan Enterobacteriaceae. MICROCOCCACEAE Definisi Micrococcaceaemerupakan jenis famili yang termasuk ke dalam bakteri gram positif. Micrococcaceae juga merupakan bagian dari golongan Eubacteria. Ciri-ciri bakteri Micrococcaceae bisa dilihat dari bentuknya, yaitu bentuk sel bakteri ini seperti peluru dan seperti koloni tetrade, massa dari bakteri ini juga tidak beraturan. KLASIFIKASI FAMILI MICROCOCCACEAE Ordo: Eubacteriales Famili: Micrococcaceae Genus: Staphylococcus Spesiesnya : Staphylococcus aureus, Staphyloccocus albus, Staphylococcus epidermidis Sifat Morfologi : Bentuk Koloni : Koloni Micrococcus umumnya berwarna kuning dan berbentuk bulat dengan tepian timbul. Ukuran koloni dapat bervariasi, tetapi biasanya berdiameter antara 2-3 mm. Bentuk Sel : Sel-sel Micrococcus berbentuk coccus (bulat) dan biasanya tidak motil. Mereka adalah bakteri gram positif, yang berarti mereka mempertahankan pewarnaan gram dan muncul berwarna ungu di bawah mikroskop. Reaksi Katalase : Micrococcus memiliki sifat katalase positif, yang berarti mereka dapat memecah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen, menghasilkan gelembung ketika diuji. Sifat Morfologi : Suhu Pertumbuhan : Suhu optimum untuk pertumbuhan Micrococcus berkisar antara 30-37°C, yang merupakan suhu yang umum untuk banyak bakteri mesofilik. Uji Oksidase : Bakteri ini juga menunjukkan reaksi negatif terhadap uji oksidase, yang membedakannya dari beberapa bakteri lain dalam lingkungan yang sama. Media Pertumbuhan : MSA (Manitol Salt Agar) digunakan untuk membedakan antara spesies bakteri berdasarkan kemampuan mereka untuk memfermentasi manitol. Meskipun Micrococcus tidak memfermentasi manitol, media ini dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi spesies Micrococcus dalam sampel campuran. Media Pertumbuhan : Nutrient agar adalah media umum yang menyediakan nutrisi dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan berbagai bakteri, termasuk Micrococcus. Media ini mengandung sumber karbon, nitrogen, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri. Sifat Biokimia Uji Katalase Prinsipnya untuk memeriksa keberadaan enzim katalase pada bakteri yang menghidrolisis hidrogen peroksida H₂O₂ ke dalam air H₂O dan oksigen O₂. Tes katalase membedakan staphylococcus (positif), dan streptococcus (negatif). Katalase positif ditunjukkan adanya gelembung gas (O₂) yang diproduksi oleh gen Sifat Biokimia Uji Koagulase Uji koagulase merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya enzim koagulase yang dihasilkan oleh Staphylococcus.sp. Hasil positif ditunjukkan terbentuk gumpalan pada objek kaca. Interpretasi hasil, Hasil positif: Bila terbentuk gumpalan Hasil negatif: Bila tidak terbentuk gumpalan Sifat Biokimia Uji DNAse Ambil 1 koloni bakteri dari MSA kemudian ditanam pada media Dnase dengan cara membuat 2 garis sejajar lalu diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator. Setelah tumbuh koloni tadi diteteskan HCl 3N Sifat Biokimia Uji Hemolisa Hemolisin merupakan toksin yang dapat membentuk suatu zona hemolisis disekitar koloni bakteri. Hemolisin pada S. aureus terdiri atas α-hemolisin, β-hemolisin, dan γ-hemolisin. Staphylococcus aureus yang menghasilkan α-hemolisin akan membentuk zona terang di sekitar koloni, yang menghasilkan β- hemolisin akan membentuk zona gelap agak bening di sekitar koloni dan yang menghasilkan γ-hemolisin tidak membentuk hemolisisin (Khusnan et al., 2008). Nontoksin Produk Eksotoksin Metabolik Bakteriosin Enterotoksin Patogenitas 1. Infeksi kulit (jerawat, pioderma, impetigo) 2. Infeksi yang lebih serius (pneumonia, mastitis, meningitis) 3. Infeksi saluran urin 4. Infeksi kronis (osteomielitis, endokarditis) 5. Infeksi nosokomial 6. Keracunan makanan Pemeriksaan laboratorium Spesimen Swabbing atau langsung dari darah, sputum atau cairan cerebro spinalis. Cara Pemeriksaan 1. Langsung -Buat sediaan dari spesimen, lakukan pewarnaan gram. -Bedakan Staphylococcus yang patogen dan non patogen. 2. Perbenihan/Penanaman (Inokulasi) -Tanam spesimen pada media Blood Agar lalu inkubasikan hingga menghasilkan koloni. -Perhatikan koloni yang tumbuh dan sesuaikan dengan ciri Staphylococcus yang patogen maupun non patogen. STREPTOCOCCACEAE Definisi Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri non motil yang mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek, panjang atau berpasangan. Bakteri ini tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan. Sifat Morfologi : Bentuk Sel : Bakteri dalam genus Streptococcus berbentuk bulat (kokus) dan dapat ditemukan dalam bentuk tunggal, berpasangan (diplokokus), atau dalam rantai pendek atau panjang. Mereka bersifat nonmotil, artinya tidak dapat bergerak secara aktif. Pewarnaan Gram : Streptococcus adalah bakteri gram positif, yang berarti mereka mempertahankan pewarnaan gram dan muncul berwarna ungu di bawah mikroskop. Ini disebabkan oleh dinding sel mereka yang kaya akan peptidoglikan. Ukuran Sel : Ukuran sel Streptococcus biasanya berkisar antara 0,5 hingga 1,0 mikrometer. Sifat Morfologi : Kemampuan Hemolitik : Bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan sifat hemolitiknya, yang mencakup alfa-hemolitik (menghasilkan hemolisis sebagian), beta-hemolitik (menghasilkan hemolisis lengkap), dan gamma-hemolitik (tidak hemolitik). Kapsul dan Struktur Lain : Beberapa spesies, seperti Streptococcus pneumoniae, memiliki kapsul polisakarida yang berfungsi sebagai faktor virulensi, membantu bakteri bertahan dari sistem imun inang. Lingkungan Pertumbuhan : Streptococcus adalah bakteri anaerob fakultatif, yang berarti mereka dapat tumbuh baik dalam kondisi aerob (dengan oksigen) maupun anaerob (tanpa oksigen). Media Pertumbuhan : BA (Blood Agar) membedakan bakteri hemolitik dan non hemolitik yaitu berdasarkan kemampuan mereka untuk melisiskan sel-sel darah merah. Darah yang digunakan untuk pembuatan media ini bisa menggunakan darah hewan (domba) dan manusia. Media agar darah merupakan media selektif untuk Streptococcus. Sifat Biokimia Toxin dan Enzim Exotoxines Pyrogenic Streptococcus (EPS) atau erythrogenis toxin mempunyai tiga tipe : 1. EPS A (menyebabkan kematian) 2. EPS B 3. EPS C superantigen. Erythrogenis toxin bekerja dengan cara menstimulasi atau mengaktivasi sel T dengan mengikat molekul MHC kelas II secara langsung dan tidak spesifik. Dengan superantigen sekitar 20%, sel T dapat dirangsang dan menghasilkan pelepasan sitokin yang sangat merugikan karena dapat menyebabkan inflamasi, syok, dan gagal organ. Produk Metabolik Protein M Streptolisin S Protein F Streptokinase Protein R dan T Strepdonornase Streptolisin O Hyaluronase PATOGENISITAS Diperkirakan 5-15% orang normal membawa bakteri ini, yang biasanya terdapat di saluran pernapasan namun tidak menimbulkan gejala penyakit. Streptococcus pyogenes dapat terinfeksi ketika pertahanan tubuh melemah. Jika bakteri ini menyebar ke jaringan sensitif, infeksi bernanah dapat terjadi. Infeksi ini termasuk faringitis, tonsilitis, impetigo, dan demam scarlet. Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan penyakit invasif seperti infeksi tulang, necrotizing fasciitis, peradangan otot, meningitis, dan endokarditis. Demam rematik dan glomerulonefritis merupakan penyakit streptokokus yang disebabkan oleh komplikasi atau gejala sisa nonsupuratif. Demam rematik akut dapat terjadi jika pasien menderita infeksi Streptococcus pyogenes 1 hingga 5 minggu yang lalu dan tidak segera diobati. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Smear kultur Uji Basitrasin Test Serologi Uji Katalase Malu bertanya malu maluin Terima Kasih all

Use Quizgecko on...
Browser
Browser