Makalah Budaya Organisasi Belajar 2024 PDF

Document Details

HardWorkingEvergreenForest3480

Uploaded by HardWorkingEvergreenForest3480

Universitas Pendidikan Indonesia

2024

Tags

Indonesian Organizational culture Learning organization Education

Summary

This Indonesian document is a research paper exploring organizational culture and learning organizations. It details the concept of learning organizations, their characteristics, and functions, with a focus on the University of Pendidikan Indonesia in 2024.

Full Transcript

BUDAYA ORGANISASI BELAJAR MAKALAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Organisasi Belajar Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Fajar Fadillah, M.Pd. Oleh Kelompok 3: 1....

BUDAYA ORGANISASI BELAJAR MAKALAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Organisasi Belajar Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Fajar Fadillah, M.Pd. Oleh Kelompok 3: 1. 2407096 Fadla Syifa Afia 2. 2407135 Imanuel Sinaga 3. 2407575 Nindah Halimatussadiyyah 4. 2407154 Nur Faizah 5. 2401974 Rahma Muthmainah PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2024 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BUDAYA ORGANISASI BELAJAR”. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Teriring doa kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Bandung, September 2024 Kelompok 3 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4 A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 4 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4 C. Tujuan........................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 7 A. Pengertian Budaya Organisasi Belajar..................................................... 7 B. Karakteristik Budaya Organisasi............................................................ 10 C. Fungsi Budaya Organisasi........................................................................ 10 D. Kekuatan dan Hambatan Budaya Organisasi........................................ 11 BAB III PENUTUP............................................................................................. 12 A. Simpulan.................................................................................................... 12 B. Saran.......................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, keberhasilan suatu organisasi ditunjukkan oleh kemampuannya mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh kinerja organisasi yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal organisasi. Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar organisasi, namun mempunyai pengaruh besar terhadap organisasi dan budayanya. Kecenderungan global yang semakin kompetitif berpengaruh kuat pada budaya organisasi. Apabila kita tidak mampu merespons pengaruh global akan berdampak pada kesulitan organisasi. Demikian pula kecenderungan pertumbuhan demografis, sosial, ekonomi, dan politik di dalam negeri berpengaruh terhadap kinerja organisasi Sebagai faktor internal organisasi di samping didukung oleh sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan kinerja organisasi, maka yang sangat besar peranannya adalah budaya organisasi yang dianut segenap sumber daya manusia dalam organisasi. Budaya dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun swasta mencerminkan penampilan organisasi, bagaimana organisasi dilihat oleh orang yang berada di luarnya. Organisasi yang mempunyai budaya positif akan menunjukkan citra positif pula, demikian pula sebaliknya apabila budaya organisasi tidak berjalan baik akan memberikan citra 4egative bagi organisasi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan keberhasilannya suatu organisasi diperlukannya sumber daya manusia untuk mengkaji dan memahami budaya organisasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian budaya organisasi belajar? 2. Bagaimana karakteristik budaya organisasi? 3. Bagaimana fungsi budaya organinasi? 4. Bagaimana kekuatan dan hambatan dalam budaya organisasi? 4 5 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian budaya organisasi belajar. 2. Untuk mengetahui karakteristik budaya organisasi. 3. Untuk mengetahui fungsi budaya organisasi. 4. Untuk mengetahui kekuatan dan hambatan dalam budaya organisasi. 7 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Budaya Organisasi Belajar 1. Budaya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) budaya adalah pikiran, akal budi, kebiasaan yang sulit diubah, pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, serta pedoman tingkah laku. Budaya juga dapat diartikan sebagai adat istiadat. Secara tata bahasa, budaya mengarah pada cara pikir manusia. Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respons individual pada lingkungannya. Definisi tersebut mengandung makna bahwa kita melihat budaya dalam perilaku sehari-hari, tetapi dikontrol oleh mental program yang ditanamkan sangat dalam. Budaya bukan hanya perilaku di permukaan tetapi sangat dalam ditanamkan dalam diri kita masing-masing (David C. Thomas dan Kerr Inkson, 2004:22). Budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yang di. pindahkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses cocok dengan lingkungannya. Budaya merupakan pola asumsi dasar bersama yang dipelajari kelompok melalui pemecahas masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Sekelompan masalah adganisasi yang mempunyai tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat diukur melalui pengaruhnya pada motivasi (Michael Zwell, 2000: 9). Dari pendapat para pakar tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan pola kegiatan manusia yang Secara sistematis diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya. 2. Organisasi Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah kesatuan atau entity yang terdiri dari banyak orang, bisa berupa institusi, asosiasi atau lembaga, yang memiliki tujuan yang sama dan berhubungan dengan lingkungan luar. Menurut Max Weber organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu. 8 Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan tertata. Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas organisasi adalah suatu perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dengan terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Budaya Organisasi Robert P. Vecchio (1995: 618) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma bersama yang terdapat dalam suatu organisasi dan meng- ajarkan pada pekerja yang datang. Definisi ini menganjurkan bahwa budaya organisasi menyangkut keyakinan dan perasaan bersama, keteraturan dalam perilaku dan proses historis untuk meneruskan nilai-nilai dan norma-norma. Budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi dasar yang cukup bekerja baik untuk dipertim- bangkan layak dan, karena itu diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsikan, berpikir, dan merasa dalam hubungannya dengan masalah tersebut (James L. Gibson, John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly, Jr., 2000: 30). Namun, di antara pendapat para pakar tersebut pada umumnya bersumber pada pandangan Edgar Schein yang mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah sebagai filosofi yang mendasari kebijakan organisasi, aturan main untuk bergaul, dan perasaan atau iklim yang dibawa oleh persiapan fisik organisasi (Robert P. Vecchio, 1995: 618). 4. Organisasi Belajar (Learning Organization) Learning Organization atau organisasi pembelajar pertama kali dipopulerkan oleh Peter Senge dalam bukunya The Fifth Discipline (1990). Menurut Senge, keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mengembangkan institusinya menjadi organisasi pembelajar. Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa organisasi pembelajar merupakan wadah bagi orang-orang yang terus menerus meningkatkan kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang benar-benar diharapkan. Idealnya di dalam organisasi pembelajar, setiap individu mampu mengembangkan berbagai pemikiran barunya, bebas menyampaikan aspirasinya, dan masing-masing individu terus belajar bersama. 9 C. Marlene Fiol and Marjorie A. Lyles (1985), organisasi pembelajar memiliki arti sebagai proses meningkatkan tindakan melalui pengetahuan dan pemahaman yang lebih. Hal tersebut dapat diartikan bahwa, setiap individu harus selalu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang nantinya akan berpengaruh pada tindakan yang dilakukan dalam organisasi. Secara sederhana, organisasi pembelajar adalah organisasi yang terampil dalam menciptakan, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, memodifikasi perilakunya untuk memcerminkan pengetahuan dan wawasan baru. Contoh budaya organisasi salah satunya terdapat dari perusaahan ternama yaitu Google, berikut budaya organisasi perusahaan tersebut. a. Berdasarkan data Semua pengambilan keputusan di Google dilakukan berdasarkan data. Baik untuk keputusan besar maupun kecil. Budaya perusahaan Google inipun berlaku untuk setiap aspek. b. Lingkungan kerja yang menyenangkan Di Google, semua sudut kantor bisa menjadi tempat kerja karyawannya. Tidak hanya itu, budaya perusahaan Google adalah menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan oleh karyawannya. Seperti fasilitas makan, dan hal-hal lainnya. c. Mendukung kreativitas Budaya perusahaan Google yang bebas dan santai bisa mendukung kreativitas para karyawannya. Hal ini karena karyawan tidak akan merasa bosan karena harus bekerja di tempat yang sama setiap harinya. d. Merekrut berdasarkan karakter Google percaya bahwa skill bisa diajarkan kepada semua orang. Maka dari itu, budaya perusahaan Google adalah merekrut karyawan berdasarkan karakternya. e. Komunikasi terbuka Budaya perusahaan Google sangatlah flat. Artinya, semua orang di perusahaan berhak dan bisa berbicara kepada siapapun tanpa melihat jabatan. Sehingga semua karyawan di perusahaan bebas untuk berekspresi dan mengungkapkan ide dengan siapa pun tanpa dibatasi. 10 B. Karakteristik Budaya Organisasi Dalam budaya organisasi memiliki beberapa karakteristik. Stephen P. Robbins (2003: 525) mengemukakan adanya tujuh karakteristik budaya organisasi, yaitu: 1. Innovation and risk taking (inovasi dan pengambilan risiko), suatu tingkatan di mana pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil risiko. 2. Attention to detail (perhatian pada hal detail), dimana pekerja diharapkan menunjukkan ketepatan, analisis, dan perhatian pada hal detail. 3. Orientasi hasil (orientation on benefit), dimana manajemen memusatkan perhatian pada hasil atau manfaat bukan hanya pada teknik dan proses yang digunakan untuk memperoleh manfaat tersebut. 4. People orientation (orientasi pada orang), dimana keputusan manajemen mempertimbangkan pengaruh manfaatnya pada orang dalam organisasi. 5. Team orientation (orientasi pada tim), dimana aktivitas kerja diorganisasi berdasar tim daripada individual. 6. Aggressiveness (agresivitas), dimana orang cenderung lebih agresif dan kompetitif daripada easygoing. 7. Stability (stabilitas), dimana aktivitas organisasional menekankan pada menjaga status sebagai lawan dari perkembangan. C. Fungsi Budaya Organisasi Budaya organisasi belajar tentunya memiliki fungsi. Fungsi budaya organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari budaya organisasi. Fungsi budaya organisasi, menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001: 73) sebagai berikut: 1. Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai perusahaan yang inovatif dengan mengembangkan produk baru. Identitas organisasi menunjukkan ciri khas yang membedakan dengan organi- sasi lain yang mempunyai sifat khas yang berbeda. 2. Memfasilitasi komitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjanya bangga menjadi bagian dari padanya. Anggota organisasi mempunyai komitmen bersama tentang norma-norma dalam organisasi yang harus diikuti dan tujuan bersama yang harus dicapai. 11 3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan positif dan diperkuat, konflik dan perubahan dapat dikelola secara efektif. Dengan kesepakatan bersama tentang budaya organisasi yang harus dijalani mampu membuat lingkungan dan interaksi sosial berjalan dengan stabil dan tanpa gejolak. 4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. Budaya organisasi dapat menjadi alat untuk membuat orang berpikiran sehat dan masuk akal. D. Kekuatan dan Hambatan Budaya Organisasi Budaya merupakan ways of life yang tidak hanya berbeda dari kemajuan teknologi, tetapi sering kali berbeda di antara mereka sendiri. Budaya merupakan totalitas pola perilaku yang secara sosial disebarkan, seni, kepercayaan, institusi, dan semua produk pekerjaan manusia dan karakteristik pemikiran suatu masyarakat atau penduduk (The American Heritage Dictionary). Penelitian John P. Kotter dan James L. Heskett (1992: 12) memberikan indikasi kekuatan budaya korporasi sebagai berikut. 1. Budaya korporasi dapat mempunyai dampak signifikan pada kinerja ekonomi perusahaan jangka panjang, 2. Budaya korporasi bahkan mungkin akan merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan pada dekade ke depan, 3. Budaya korporasi yang menunjukkan kinerja finansial jang- ka panjang kuat, tidak jarang mereka berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh orang yang layak dan cerdas, dan 4. Meskipun kuat untuk berubah, budaya korporasi dapat dibuat untuk lebih meningkatkan kinerja. Budaya organisasi selain dipandang sebagai penguat bagi suatu organisasi untuk mengembangkan diri. Namun budaya organisasi juga dapat menjadi suatu hambatan. Adapun alasan mengapa budaya organisasi dianggap sebagai penghambat menurut Step hen P. Robbins, 2001: 529: 1. Barrier to change (hambatan terhadap perubahan). 12 Dalam suatu lingkungan organisasi yang dinamis diperlukan fleksibilitas untuk melakukan perubahan Adapun norma-norma yang dianut anggota organisat cenderung menginginkan stabilitas. Ketika organisasi melakukan perubahan dengan cepat, budaya organisasi yang mengelilinginya mungkin tidak lagi cocok. Konsistensi perilaku merupakan aset bagi organisasi dan membuatnya sulit merespons pada perubahan lingkungan. 2. Barrier to diversity (hambatan terhadap keberagaman). Merekrut pekerja yang tidak seperti mayoritas anggota organisasi (ras, gender, cacat atau perbedaan lain), men- ciptakan paradoks. Manajemen menginginkan pekerja baru menerima nilai-nilai inti budaya organisasi. Namun, pada saat yang sama, manajemen ingin secara terbuka memberitahukan dan menunjukkan dukungan terhadap perbedaan yang dibawa pekerja ke dalam pekerjaan. 3. Barrier to acquisitions and merger (hambatan terhadap akuisisi dan merger). Keputusan untuk akuisisi dan merger terkait pada tujuan keuntungan finansial dan sinergi produk. Namun,akhir-akhir ini kompatibilitas budaya menjadi kepentingan utama organisasi. Keberhasilan akuisisi dan merger masih sangat ditentukan oleh seberapa baik apabila dua atau lebih organisasi digabungkan. BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Budaya organisasi adalah kumpulan norma dan nilai, tetapi juga mencerminkan identitas organisasi yang mempengaruhi perilaku individu di dalamnya dan bagaimana mereka merespons berbagai tantangan. 2. Karakteristik budaya organisasi menurut Stephen P. Robbins (2003: 525) menyoroti tujuh elemen utama yang mempengaruhi cara kerja dan perilaku dalam suatu organisasi. Karakteristik tersebut yaitu, Innovation and Risk Taking (Inovasi dan Pengambilan Risiko), Attention to Detail (Perhatian pada Detail), Orientasi hasil (orientation on benefit), People orientation (orientasi pada orang), Team orientation (orientasi pada tim), Aggressiveness (agresivitas), dan Stability (stabilitas). 3. Fungsi budaya organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari budaya organisasi. Fungsi budaya organisasi, menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001: 73) ada empat yaitu, memberi anggota identitas organisasional, memfasilitasi komitmen kolektif, meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan positif dan diperkuat, serta membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. 4. Budaya organisasi yang kuat adalah aset berharga yang dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Dengan membangun budaya organisasi yang positif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja, menarik karyawan terbaik, dan mencapai keberhasilan jangka panjang. Budaya organisasi selain dipandang sebagai penguat bagi suatu organisasi untuk mengembangkan diri. Namun budaya organisasi juga dapat menjadi suatu hambatan seperti menurut Step hen P. Robbins, 2001: 529 diantaranya, barrier to change (hambatan terhadap perubahan), barrier to diversity (hambatan terhadap keberagaman), barrier to acquisitions and merger (hambatan terhadap akuisisi dan merger). 12 13 B. Saran 1. Setelah mengetahui pengertian budaya organisasi, kami berharap para pembaca terkhusus sumber daya manusia dalam sebuah organisasi lebih memahami makna dari budaya organisasi sehingga dapat mewujudkan kinerja organisasi yang baik dalam mencapai tujuan bersama. 2. Setelah mengetahui karakteristik budaya organisasi, kami berharap para pembaca memahami dan menjadikan karakteristik ini sebagai salah satu panduan atau pedoman dari budaya organisasi yang baik itu memenuhi karakteritik yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins (2003: 525) yaitu, Innovation and Risk Taking (Inovasi dan Pengambilan Risiko), Attention to Detail (Perhatian pada Detail), Orientasi hasil (orientation on benefit), People orientation (orientasi pada orang), Team orientation (orientasi pada tim), Aggressiveness (agresivitas), dan Stability (stabilitas). 3. Setelah mengetahui fungsi dari budaya organisasi, kami berharap para pembaca dapat memahami kegunaan serta peranan budaya organisasi dalam sebuah organisasi, sehingga dapat melaksanakan dan menaati budaya dalam sebuah organisasi dengan baik agar budaya organisasi tersebut berjalan sesuai fungsinya seperti yang dikemukakan oleh Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001: 73) ada empat fungsi yaitu, memberi anggota identitas organisasional, memfasilitasi komitmen kolektif, meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan positif dan diperkuat, serta membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. 4. Setelah mengetahui kekuatan dan hambatan budaya organisasi, kami berharap para pembaca terkhusus sumber daya manusi dalam sebuah organisasi dapat melaksanakan hal-hal yang menjadi kekuatan budaya organisasi dan dapat menyesuaikan dan menghadapi secara bijak hal-hal yang akan menjadi hambatan dalam sebuah budaya organisasi. DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr. Wibowo, S. M. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. Dian NF, M. (2022). Pentingnya Membangun Learning Organization. PUSDIKLAT Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Nafi', M. A. (2022). Dimensi-Dimensi Budaya Organisasi Pembelajaran pada Organisasi Tingkat Pusat. Bandar Lampung : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Schein, E. (2010). Organizational Culture and Leadership. Jossey-Bass. Candrawardhani, S. (2024, Juni 20). 3 Contoh Budaya Organisasi Perusahaan Ternama yang Bisa Anda Tiru. Retrieved from kitalulus: https://www.kitalulus.com/blog/bisnis/contoh-budaya-organisasi- perusahaan/ 14

Use Quizgecko on...
Browser
Browser