Makalah Sosiologi Suasana Belajar Tempo Dulu PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
SMA Negeri 2 Majalaya
Dwi Astuti Dewi
Tags
Summary
This document is a sociological analysis of the learning atmosphere in Indonesia throughout different eras. It examines the historical context and factors impacting educational environments from the colonial period to the present day, including changes in curriculum, facilities, and technology. The paper covers various aspects like access to education, pedagogical methods, and societal influences on learning.
Full Transcript
MAKALAH SOSIOLOGI ================= **SUASANA BELAJAR TEMPO DULU** **DWI ASTUTI DEWI** KATA PENGANTAR ============== Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari betapa banyak nikmat...
MAKALAH SOSIOLOGI ================= **SUASANA BELAJAR TEMPO DULU** **DWI ASTUTI DEWI** KATA PENGANTAR ============== Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari betapa banyak nikmat yang telah didapatkan dari-Nya. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena masih di beri kesempatan untuk menulis makalah ini..Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalahini yang merupakan tugas mata pelajaran Blok SOSIOLOGI Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amiinn 1. **Tahun 1915-1945 (Zaman Penjajahan): Masa di mana Indonesia masih dijajah oleh Belanda.** - Akses terbatas: Hanya segelintir orang yang bisa sekolah, terutama anak-anak Belanda dan pribumi dari keluarga kaya. ==================================================================================================================== - Kurikulum kaku: Materi pelajaran lebih fokus pada kepentingan penjajah, seperti bahasa Belanda dan sejarah kolonial. ==================================================================================================================== - Fasilitas seadanya: Sekolah-sekolah kurang layak dan peralatan belajar mengajar sangat terbatas. ================================================================================================ - Diskriminasi: Anak-anak pribumi seringkali mendapat perlakuan tidak adil dibandingkan anak Belanda. =================================================================================================== 2. Tahun 1945-1960 (Zaman Merdeka): Masa awal kemerdekaan Indonesia. - Semangat nasionalisme tinggi: Pendidikan menjadi prioritas untuk membangun bangsa. - Kurikulum berorientasi pada kebangsaan: Materi pelajaran lebih menekankan pada sejarah Indonesia, bahasa Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila. - Jumlah sekolah bertambah: Pemerintah berupaya membangun lebih banyak sekolah untuk menjangkau masyarakat luas. - Tantangan infrastruktur: Fasilitas sekolah masih terbatas, terutama di daerah pedesaan. 3.. Tahun 1960-1975: Masa setelah kemerdekaan, di mana Indonesia mulai membangun kembali negaranya. - Stabilitas politik: Kondisi politik yang lebih stabil mendorong perkembangan pendidikan. - Program INPRES: Pemerintah meluncurkan program pembangunan sekolah (INPRES) untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sekolah. - Fokus pada ilmu eksakta: Kurikulum lebih menekankan pada pelajaran matematika dan sains untuk mendukung pembangunan. 4. Tahun 1975-1990: Masa Orde Baru, di mana pembangunan infrastruktur dan pendidikan menjadi fokus. - Ekspansi pendidikan: Jumlah sekolah terus bertambah, namun kualitas masih menjadi tantangan. - Kurikulum lebih fleksibel: Kurikulum mulai memberikan ruang untuk pengembangan minat dan bakat siswa. - Munculnya sekolah swasta: Sekolah swasta mulai bermunculan sebagai alternatif bagi masyarakat. 5. Tahun 1990-2000: Masa transisi menuju reformasi. - Otonomi daerah: Daerah diberi kewenangan lebih dalam mengelola pendidikan. - Munculnya sekolah bertaraf internasional: Sekolah-sekolah dengan standar internasional mulai bermunculan. - Perkembangan teknologi: Teknologi mulai digunakan dalam proses pembelajaran, meskipun masih terbatas. 6. Tahun 2000-Sekarang: Era modern dengan perkembangan teknologi yang pesat. - Era digital: Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi bagian tak terpisahkan dari pembelajaran. - Kurikulum berbasis kompetensi: Kurikulum dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bekerja sama. - Beragam pilihan pendidikan: Siswa memiliki lebih banyak pilihan pendidikan, seperti sekolah umum, swasta, hingga sekolah internasional. - Fokus pada karakter: Pendidikan tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa **Gambaran contoh perbandingan** Aspek 1915-1945 (Penjajahan) 1945-1960(Merdeka awal) 2000-Sekarang(Modern) ---------------- ------------------------------ ------------------------------------- -------------------------------------------- Fasilitas Sederhana, kurang memadai Mulai membaik, namun masih terbatas Lengkap, modern, banyak teknologi Metode belajar Cermah, hafalan Lebih bervareasi, mulai ada diskusi Aktif, erpusat pada siswa, berbasis proyek Kurikulum Berorientasi pada penjajahan Berorientasi pada kebangsaan Berbasis kompetensi, relevan dengan zaman Teknologi Hamper tidak ada Mulai diperkenalkan (radio, film) Sangat berperan (computer, internet. ------------------------ -- ![](media/image2.jpeg) ------------------------ -- **KESIMPULAN** Suasana belajar di Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan dari masa ke masa. Pada zaman penjajahan, pendidikan lebih berfokus pada kepentingan penjajah dan fasilitas sangat terbatas. Setelah merdeka, pendidikan lebih berorientasi pada kebangsaan, namun masih banyak tantangan. Seiring berjalannya waktu, fasilitas sekolah semakin lengkap, metode belajar lebih bervariasi, dan teknologi semakin berperan penting dalam proses pembelajaran. Perubahan ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. **SARAN** Diharappkan setelah mengetahui suasa belajar tempo dulu yang sangat terkendala untuk hanya belajar/ sekolah, kita yang saat ini tidak kesulitan dalam fasilitas, teknologi, ddl. menjadi lebih rajin belajar/sekolah. Dan patut mencotoh semangat belajar masyarakat Indonesia zaman sebelumnya.