Rangkuman Materi Hubungan Hadis dengan Al-Qur'an 2024 PDF
Document Details
Uploaded by BestPerformingSardonyx
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2024
Saskia Geovani, Rezqy Muthadziah S, Mustika Abidin
Tags
Summary
This document is a summary of the relationship between Hadith and the Quran. It's a study guide prepared for a class at Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar in 2024. The document explores the functions and roles that Hadith plays in explaining, reinforcing, and specifying the teachings of the Quran.
Full Transcript
RANGKUMAN MATERI HUBUNGAN HADIS DENGAN AL-QUR’AN Dosen Pengampu: Mustika Abidin, S.Pd.I, M.Pd.I Disusun Oleh: Kelompok 2 Ilmu Hadis Kelas Kimia B Saskia Geovani – 60500124008 Rezqy Muthadziah S – 60500124011...
RANGKUMAN MATERI HUBUNGAN HADIS DENGAN AL-QUR’AN Dosen Pengampu: Mustika Abidin, S.Pd.I, M.Pd.I Disusun Oleh: Kelompok 2 Ilmu Hadis Kelas Kimia B Saskia Geovani – 60500124008 Rezqy Muthadziah S – 60500124011 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2024 HUBUNGAN HADIS DENGAN AL-QUR'AN A. Kedudukan Hadis Terhadap Al-Qur'an Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an. Kedudukan hadis sangat penting karena berfungsi sebagai penjelas atau penguat atas apa yang telah disampaikan di dalam Al-Qur’an. Sebagai umat Islam, tidak cukup hanya berpegang pada Al-Qur'an, karena banyak perintah Allah yang dijelaskan lebih rinci dalam hadis. Secara umum, kedudukan hadis terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut: 1. Sumber Hukum Kedua Hadis berperan sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an. Ketika suatu masalah tidak diatur secara langsung dalam Al-Qur’an, hadis memberikan rincian atau pedoman yang lebih spesifik. Misalnya, aturan-aturan tentang muamalah (hubungan sesama manusia), ibadah, hingga akhlak terperinci dalam hadis. Al-Qur'an memberikan prinsip-prinsip umum, sedangkan hadis merincinya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Hal ini menegaskan pentingnya menggabungkan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadis untuk menjalankan ajaran Islam secara utuh. 2. Penjelasan terhadap Al-Qur’an Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang bersifat umum atau memerlukan penjelasan lebih lanjut. Di sinilah hadis berperan untuk memperinci maksud ayat-ayat tersebut. Sebagai contoh, tata cara salat yang dijelaskan secara umum dalam Al-Qur’an dipraktikkan secara detail melalui hadis Nabi Muhammad. Dalam Al-Qur'an, misalnya, disebutkan perintah mendirikan salat (QS. Al-Baqarah: 43), tetapi tidak dijelaskan secara rinci tentang jumlah rakaat, gerakan, maupun bacaan yang harus dilakukan. Hadis Nabi lah yang menjelaskan tata cara pelaksanaan salat secara lengkap. 3. Penguat Ajaran Al-Qur’an Hadis juga berfungsi sebagai penguat bagi ajaran-ajaran yang sudah ada dalam Al-Qur’an. Ketika Al-Qur’an mengajarkan hal-hal tertentu, hadis sering kali hadir untuk mempertegas atau memperkuat pesan-pesan tersebut. Misalnya, kewajiban berpuasa disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 183), dan hadis memberikan penjelasan rinci tentang waktu berbuka, sahur, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Dengan demikian, hadis membantu umat Muslim memahami dan melaksanakan ajaran Al-Qur’an dengan lebih jelas dan konkret. B. Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur'an Fungsi Hadits terhadap Al-Qur'an Dijelaskan dalam buku Ulumul Hadis oleh Abdul Majid Khon, fungsi hadits terhadap Al-Qur'an secara umum untuk menjelaskan makna kandungan Al-Qur'an yang sangat dalam dan global, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayat 44. َِل إِلَ ْي ِه ِْم َولَعَلَّ ُه ِْم يَتَفَ َّك ُرون ِ َِٱلزب ُِِر ِۗ َوأَنزَ ْلنَاِ إِلَيْك ِ ِ َّٱلذ ْك َِر ِلتُبَيِنَِ ِللن َِ اس َما نُ ِز ِِ َبِ ْٱلبَيِ َٰن ُّ ت َو Artinya: "Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan," Fungsi hadis terhadap Al-Qur'an dapat dikelompokkan menjadi beberapa aspek penting, yakni sebagai penjelas, penguat, pelengkap, dan bahkan pengkhusus atas ajaran-ajaran yang ada dalam Al-Qur'an. 1. Bayan Tafsir (Menjelaskan) Hadis berfungsi untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang sulit dipahami atau masih bersifat umum. Contohnya, Al-Qur'an memerintahkan untuk salat, tetapi tidak menjelaskan tata cara detailnya. Hadis-lah yang memberikan penjelasan tentang bagaimana pelaksanaan salat, jumlah rakaat, dan waktu-waktunya. Selain itu, dalam konteks zakat, Al-Qur’an memerintahkan untuk mengeluarkan zakat, tetapi tidak menjelaskan batas nisab dan siapa saja yang berhak menerima zakat secara detail. Hadis memberikan rincian ini, sehingga umat Islam dapat mengamalkan zakat sesuai tuntunan yang benar. 2. Bayan Taqrir (Menegaskan) Hadis juga berfungsi menegaskan apa yang sudah ada dalam Al-Qur'an. Sebagai contoh, perintah tentang kewajiban berpuasa dijelaskan dalam Al-Qur'an, dan hadis hadir untuk menegaskan serta memberi rincian lebih lanjut tentang puasa, seperti waktu sahur dan berbuka. Hal ini menunjukkan bahwa hadis mengkonfirmasi hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an, dan memastikan bahwa umat Islam memahaminya dengan benar. 3. Bayan Tasyri' (Menetapkan Hukum Baru) Dalam beberapa hal, hadis juga berfungsi sebagai penetap hukum yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an. Sebagai contoh, larangan memakan hewan buas tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an, tetapi dilarang dalam hadis. Contoh lainnya adalah aturan mengenai larangan menikahi wanita dan bibi secara bersamaan, yang diperinci oleh hadis, meskipun dasar hukumnya secara umum terdapat dalam Al-Qur’an. 4. Mengkhususkan Hukum yang Umum dalam Al-Qur'an Beberapa ayat dalam Al-Qur'an memberikan perintah atau larangan yang bersifat umum, namun hadis berperan untuk mengkhususkan perintah tersebut. Sebagai contoh, dalam hukum waris, Al-Qur'an menyebutkan bahwa anak laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan warisan, namun hadis menjelaskan lebih rinci tentang pembagian tersebut. Dalam hadis, dijelaskan bahwa bagian anak laki-laki dua kali lebih besar daripada anak perempuan (hadis riwayat Bukhari dan Muslim). C. Perbedaan Hadis dengan Al-Qur’an Meskipun keduanya sama-sama merupakan sumber ajaran Islam, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara hadis dan Al-Qur’an, yaitu: 1. Sumber: Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan secara langsung kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Hadis adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, baik itu perkataan, perbuatan, maupun persetujuan beliau terhadap suatu tindakan. 2. Kedudukan: Al-Qur’an memiliki kedudukan tertinggi dan mutlak sebagai pedoman utama dalam Islam. Hadis merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an dan berfungsi sebagai penjelas atau pelengkap dari Al-Qur’an. 3. Cara Penyampaian: Al-Qur’an diwahyukan secara formal dan dengan cara yang teratur melalui malaikat Jibril. Hadis tidak diwahyukan seperti Al-Qur’an, tetapi berasal dari ucapan, tindakan, dan keputusan Nabi Muhammad yang dicatat oleh para sahabat dan perawi hadis. 4. Kandungan: Al-Qur’an hanya berisi firman Allah dan mencakup pedoman hidup yang sangat umum. Hadis mencakup penjelasan, detail, serta implementasi dari perintah Al-Qur’an dan juga memberikan contoh langsung dari tindakan Nabi dalam berbagai situasi. 5. Penyusunan dan Penyebaran: Al-Qur’an disusun dalam satu kitab yang terjaga keasliannya dan disebarluaskan secara resmi sejak zaman Nabi Muhammad. Hadis tidak disusun dalam satu kitab pada masa Nabi. Penulisan dan pengumpulan hadis terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad oleh para ulama hadis seperti Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan lainnya. 6. Kemukjizatan: Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad yang tetap bertahan hingga kini, baik dari segi bahasa maupun kandungannya. Hadis tidak dianggap sebagai mukjizat, tetapi tetap penting karena merupakan sumber hukum dan pedoman dalam praktik Islam. KESIMPULA Secara keseluruhan, hubungan antara Al-Qur’an dan hadis sangat erat dan saling melengkapi. Al-Qur’an sebagai sumber ajaran utama membutuhkan penjelasan yang lebih rinci, yang kemudian diberikan oleh hadis. Meskipun keduanya berbeda dalam asal-usul dan cara penyampaian, keduanya sama-sama penting dalam membentuk panduan hidup bagi umat Islam. Hadis berfungsi untuk menjelaskan, mempertegas, mengkhususkan, serta menambahkan rincian hukum yang tidak terdapat secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Pemahaman yang baik terhadap kedua sumber ini sangat diperlukan agar umat Islam dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan agama secara komprehensif.