Pemeriksaan Feses: Komposisi dan Sampling

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to Lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson
Download our mobile app to listen on the go
Get App

Questions and Answers

Warna seperti dempul pada feses mengindikasikan adanya kelainan?

  • Malabsorbsi lemak
  • Perdarahan saluran cerna atas
  • Obstruksi empedu (correct)
  • Infeksi virus
  • Infeksi bakteri

Pemeriksaan apakah yang menggunakan reagen Sudan III ?

  • Telur cacing
  • Amilum
  • Protein
  • Bilirubin
  • Lemak (correct)

Yang manakah di bawah ini yang termasuk pemeriksaan kimiawi darah samar feses?

  • Pemeriksaan bakteriologis
  • Guaiac test (correct)
  • Pemeriksaan mikroskopis
  • Pemeriksaan makroskopis
  • Pemeriksaan parasitologis

Mengapa pasien perlu menghindari zat besi sebelum pemeriksaan darah samar feses?

<p>Mencegah hasil positif palsu (C)</p> Signup and view all the answers

Reagen apa yang digunakan untuk mendeteksi protein pada pemeriksaan mikroskopis feses?

<p>Asam asetat 30% (E)</p> Signup and view all the answers

Kondisi klinis apa yang mungkin ditunjukkan oleh feses purulen dengan darah dan lendir?

<p>Colitis ulcerosa (A)</p> Signup and view all the answers

Konsistensi feses yang bagaimana sesuai dengan tipe 1 pada skala Bristol?

<p>Terpisah, keras seperti kacang (D)</p> Signup and view all the answers

Berapakah batas normal darah yang dapat ditemukan dalam feses (ml/150gr)?

<p>2 ml (C)</p> Signup and view all the answers

Reagen apa yang digunakan untuk pemeriksaan bilirubin pada feses?

<p>BaCl2 10% (A)</p> Signup and view all the answers

Kondisi medis apa yang dapat menyebabkan feses berwarna hitam?

<p>Perdarahan varises esofagus (A)</p> Signup and view all the answers

Apakah benzidin test digunakan untuk memeriksa darah samar dalam feses?

<p>Benar (A)</p> Signup and view all the answers

Pada pemeriksaan dengan lugol, hasil positif ditandai dengan butiran berwarna apa?

<p>Biru (E)</p> Signup and view all the answers

Manakah dari kriteria berikut yang benar dalam pengiriman sampel feses?

<p>Penampung terbuat dari plastik atau logam, tidak mudah ditembus dan bermulut lebar (D)</p> Signup and view all the answers

Apakah volume feses meningkat pada keadaan diet karbohidrat?

<p>Benar (B)</p> Signup and view all the answers

Perubahan warna apakah yang terjadi pada pemeriksaan bilirubin metode Fouchet?

<p>Biru hijau (C)</p> Signup and view all the answers

Reagen apa yang digunakan dalam pemeriksaan bilirubin dengan metode Rosin?

<p>Iodium 10% (B)</p> Signup and view all the answers

Apakah keadaan protein tinggi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Ehrlich?

<p>Benar (A)</p> Signup and view all the answers

Apakah pemeriksaan HBsAg hanya dapat dilakukan dengan metode Enzyme Immunoassay (EIA)?

<p>Salah (A)</p> Signup and view all the answers

Apakah urobilinogenuria dapat mendeteksi adanya gangguan parenkim hati?

<p>Benar (A)</p> Signup and view all the answers

Reagen apa yang digunakan pada pemeriksaan bilirubin dengan metode Fouchet?

<p>25 gr trichloroacetat dalam 100 ml aquadest dicampur dengan 10 ml larutan ferrichlorida 10% (A)</p> Signup and view all the answers

Pada pemeriksaan HBsAg dengan metode ICT, interpretasi apa yang didapatkan jika tidak timbul garis warna pada area C?

<p>Invalid (C)</p> Signup and view all the answers

Berapa kadar normal urobilinogen yang diekskresikan dalam urin per hari?

<p>4 mg (A)</p> Signup and view all the answers

Dalam kondisi normal, pemeriksaan urobilinogen dengan metode Ehrlich memberikan hasil positif hingga pengenceran berapa kali?

<p>20 kali (D)</p> Signup and view all the answers

Kapan waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan urobilinogen?

<p>14.00-16.00 (E)</p> Signup and view all the answers

Perubahan apa yang terjadi jika Tes Rosin (Bilirubin) memberikan hasil positif?

<p>Timbul cincin kehijauan (C)</p> Signup and view all the answers

Fluoresensi berwarna apa yang terbentuk pada pemeriksaan tes Schlesinger dengan hasil positif?

<p>Hijau (D)</p> Signup and view all the answers

Perubahan warna apa yang terjadi jika Tes Ehrlich positif?

<p>Merah (C)</p> Signup and view all the answers

Pada metode Fouchet, bilirubin dalam urin dipekatkan di atas kertas saring menggunakan?

<p>Barium Chlorida (A)</p> Signup and view all the answers

Apakah tes Ehrlich hanya digunakan untuk mendeteksi urobilinogen?

<p>Salah (B)</p> Signup and view all the answers

Apa penyebab feses berbentuk seperti pensil?

<p>Stenosis rektum (E)</p> Signup and view all the answers

Kondisi apa yang dapat menyebabkan feses berwarna purulen dengan darah dan lendir?

<p>Colitis ulcerosa (E)</p> Signup and view all the answers

Reagen apa yang digunakan untuk pemeriksaan sel-sel darah dan epitel pada feses?

<p>Eosin 1-2% (D)</p> Signup and view all the answers

Pernyataan yang benar mengenai pemeriksaan bilirubin pada feses adalah?

<p>Bilirubin dalam tinja akan dioksidasi menjadi biliverdin yang berwarna hijau. (A)</p> Signup and view all the answers

Bentuk dan konsistensi feses sesuai skala Bristol pada keadaan normal adalah tipe?

<p>3-4 (C)</p> Signup and view all the answers

Metode yang digunakan pada pemeriksaan darah samar metode POCT (Point of Care Testing) adalah?

<p>Immunochromatography (E)</p> Signup and view all the answers

Peningkatan jumlah leukosit pada pemeriksaan mikroskopis feses dapat dijumpai pada keadaan?

<p>Colitis ulseratif (A)</p> Signup and view all the answers

Reagen apa yang digunakan untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam feses?

<p>Lugol (D)</p> Signup and view all the answers

Bau asam pada feses dapat disebabkan oleh?

<p>Gula/karbohidrat tidak tercerna (D)</p> Signup and view all the answers

Penyebab negatif palsu pada pemeriksaan hematest adalah?

<p>Vitamin C dosis tinggi (E)</p> Signup and view all the answers

Pada warna feses keabuan, kondisi apa yang mungkin terjadi?

<p>Lemak tak tercerna (E)</p> Signup and view all the answers

Flashcards

Pemeriksaan Tinja

Pemeriksaan tinja yang dilakukan berdasarkan adanya gangguan saluran cerna.

Sampel Tinja Terbaik

Bagian tinja yang memberikan kemungkinan adanya kelainan.

Sampel Tinja 24 Jam

Pemeriksaan kuantitatif untuk mengukur zat tertentu dalam tinja selama 24 jam.

Kuantitas Tinja Normal

Normalnya sekitar 300-400 gram, bisa meningkat hingga 800 gram tergantung diet.

Signup and view all the flashcards

Pemeriksaan Makroskopis Tinja

Pemeriksaan yang melihat bentuk, warna, bau, darah, dan lendir pada tinja.

Signup and view all the flashcards

Pemeriksaan Mikroskopis Tinja

Pemeriksaan tinja untuk mencari sel darah, epitel, sisa makanan, protozoa, dan telur cacing.

Signup and view all the flashcards

Pemeriksaan Kimiawi Tinja

Pemeriksaan yang mendeteksi darah samar dan bilirubin dalam tinja.

Signup and view all the flashcards

Tinja Cair

Enteritis

Signup and view all the flashcards

Tinja Berwarna Putih

Steatorrhea

Signup and view all the flashcards

Tinja Purulen, Darah +, Lendir +

Colitis Ulcerosa

Signup and view all the flashcards

Penyebab Warna Coklat pada Tinja

Urobilinogen

Signup and view all the flashcards

Penyebab Bau Busuk pada Tinja

Pembusukan protein oleh bakteri usus

Signup and view all the flashcards

Penyebab Bau Tengik pada Tinja

Perombakan zat lemak

Signup and view all the flashcards

Adanya Lendir pada Tinja

Adanya rangsangan atau radang dinding usus.

Signup and view all the flashcards

Lendir Pada Bagian Luar Tinja

Iritasi colon

Signup and view all the flashcards

Lendir Tercampur Tinja

Usus proksimal

Signup and view all the flashcards

Tujuan Pemeriksaan Mikroskopis Tinja

Mencari protozoa, telur cacing, sel darah, sel ragi, epitel, dan sisa makanan.

Signup and view all the flashcards

Jumlah Sel Epitel Abnormal

Radang saluran cerna atau rangsangan.

Signup and view all the flashcards

Jumlah Leukosit Abnormal

Peradangan saluran cerna (misal Colitis ulcerosa, Disentri basiler).

Signup and view all the flashcards

Eritrosit dalam Tinja

Selalu menunjukkan keadaan patologis.

Signup and view all the flashcards

Sisa Sayuran dalam Tinja

Bentuk seperti sarang lebah, spiral atau serabut panjang berinti.

Signup and view all the flashcards

Cara Identifikasi Pati/Amylum

Tinja dicampur lugol -> tampak butiran biru dibawah mikroskop.

Signup and view all the flashcards

Cara Identifikasi Protein

Tinja dicampur asam asetat 30% -> tampak serabut bengkak, homogen, warna kuning muda.

Signup and view all the flashcards

Tetesan Lemak (+) pada Pemanasan

Tinja mengandung asam lemak dan lemak netral.

Signup and view all the flashcards

Tetesan / Butiran Lemak (+) pada Asam Asetat

Tinja mengandung sabun

Signup and view all the flashcards

Warna Merah (+) pada Sudan III

Tinja mengandung lemak netral dan asam lemak.

Signup and view all the flashcards

Pemeriksaan Parasit pada Tinja

Menggunakan eosin 2% untuk amuba, lugol untuk bentuk kista.

Signup and view all the flashcards

Kristal Normal dalam Tinja

Tripel fosfat dan kalium oksalat.

Signup and view all the flashcards

Kristal Abnormal dalam Tinja

Charcot-Leyden dan hematoidin.

Signup and view all the flashcards

Pemeriksaan Darah Samar

Mendeteksi darah pada sampel feses.

Signup and view all the flashcards

Hasil Positif Hematest

Warna biru pada kertas filter mengelilingi tablet.

Signup and view all the flashcards

Urobilinogenuria

Gangguan parenkim hati

Signup and view all the flashcards

Stercobilinogenuria

Anemia hemolitik, colitis, dan konstipasi

Signup and view all the flashcards

Stercobilinogen dan Urobilinogen (-)

Obstruksi total saluran empedu

Signup and view all the flashcards

Arti Klinis Urobilin (+)

Urobilin (+) menunjukkan ekskresi urobilinogen yang sudah teroksider meningkat.

Signup and view all the flashcards

Penyebab Positif Palsu Darah Samar

Positif palsu pada diet / mendapat obat yang mengandung zat besi dan adanya aktifitas bakteri yang dapat menghasilkan peroksida (hilangkan dengan pemanasan)

Signup and view all the flashcards

Penyebab Negatif Palsu Darah Samar

Negatif palsu pada reaksi Hb dengan asam askorbat akibat intake vitamin C lebih dari 300 mg/hari.

Signup and view all the flashcards

Prinsip Pemeriksaan HBsAg ICT

Membran area tes dilapisi anti HBs.

Signup and view all the flashcards

Masalah Klinis HBsAg Positif

HBsAg positif pada Hepatitis B, Hepatitis B kronis.

Signup and view all the flashcards

Warna Urin dengan Bilirubin

Kuning sampai coklat seperti teh.

Signup and view all the flashcards

Hasil Positif Tes Busa

Urin dengan buih warna kuning.

Signup and view all the flashcards

Study Notes

Pemeriksaan Feses/Tinja

  • Pemeriksaan tinja biasanya dilakukan jika ada gangguan saluran cerna dan sebaiknya diperiksa saat masih segar.
  • Tinja dianggap sebagai bahan infeksius, sehingga penanganan harus hati-hati.

Komposisi Tinja

  • Komposisi tinja normal tergantung pada jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi.
  • Saluran cerna tidak dapat memproses dan menyerap seluruh asupan makanan.

Sampling Tinja

  • Cara Mendapatkan Sampel:
    • Sebaiknya dari defekasi spontan.
    • Dapat diambil dengan rectal toucher atau rectal swab pada bayi jika sangat diperlukan.
    • Pilih bagian tinja yang mungkin ada kelainan, seperti bercampur darah atau lendir.
  • Macam Sampel:
    • Sewaktu: Sampel diambil pada saat tertentu.
    • 24 jam: Untuk pemeriksaan kuantitatif zat tertentu, dengan memberi pasien makanan bercampur charcoal sampai tinja bersih dari charcoal (normal 24-48 jam).

Kuantitas Tinja

  • Normal: 300-400 gram, bisa meningkat hingga 800 gram pada diet tertentu.
  • Volume tinja meningkat pada:
    • Diet karbonat
    • Insufisiensi pankreas
    • Coeliac disease
    • Enteritis
    • Sprue

Pengiriman Sampel Tinja

  • Gunakan penampung kaca atau plastik yang tidak tembus.
  • Untuk tinja keras, bisa dikirim dengan karton berlapis parafin.
  • Penampung harus bermulut lebar.

Pemeriksaan Tinja:

  • Makroskopis
  • Mikroskopis
  • Kimiawi

Pemeriksaan Makroskopis

  • Cara Kerja: Amati sampel, ratakan pada kaca objek jika perlu, amati komponen yang tampak.
  • Bentuk dan Konsistensi:
    • Normal: Silinder, padat/lembek sampai keras.
    • Abnormal:
      • Cair: Enteritis
      • Pensil: Stenosis rektum
      • Kecil-kecil dan keras: Spasme kolon
      • Viscous hitam: Perdarahan saluran cerna bagian atas
      • Viscous merah segar: Perdarahan saluran cerna bagian bawah
  • Warna dan Bau:
    • Warna:
      • Normal: Coklat muda sampai tua karena oksidasi urobilinogen.
      • Abnormal:
        • Purulen, darah +, lendir +: Kolitis ulserosa
        • Putih: Steatorrhea
        • Hijau: Klorofil
        • Merah segar, jumlah banyak: Keganasan/hemorrhoid
        • Keabuan: Lemak tak tercerna
        • Seperti dempul/acholik: Obstruksi empedu
        • Hitam: Melena
    • Bau:
      • Normal: Indol, skatol, dan asam butirat (tergantung diet dan retensi tinja).
      • Abnormal:
        • Busuk: Pembusukan protein tidak dicerna.
        • Tengik: Perombakan lemak dengan pelepasan asam lemak.
        • Asam keras: Peragian gula/karbohidrat tidak dicerna.
  • Darah dan Lendir:
    • Darah:
      • Normal: Tidak ada.
      • Abnormal: Menunjukkan iritasi/perdarahan saluran cerna. Darah segar dari usus distal, darah hitam dari usus proksimal.
    • Lendir:
      • Menunjukkan rangsangan/radang dinding usus.
      • Lokasi klinis:
        • Bagian luar tinja: Iritasi kolon
        • Tercampur tinja: Usus proksimal
        • Lendir saja: Intususepsi
        • Lendir dan nanah: Disentri, ileocolitis

Pemeriksaan Mikroskopis

  • Persiapan:
    • Pilih sampel yang dicurigai kelainan dari beberapa bagian tinja.
    • Jika kering, ambil bagian tengah atau lunakkan dengan garam fisiologis.
    • Untuk sampel cair, sentrifugasi 1500 rpm selama 5-10 menit.
  • Tujuan:
    • Mencari protozoa dan telur cacing.
    • Mencari sel darah, sel ragi, dan epitel.
    • Mengetahui sisa makanan tidak tercerna.
  • Alat dan Reagen:
    • Alat: Kaca objek, kaca penutup, mikroskop, pengaduk.
    • Reagen: Eosin 1-2%, Lugol 1-2%, Asam asetat 10% dan 30%, Sudan III, Garam fisiologis.
  • Cara Kerja: Campur sampel dengan reagen pada kaca objek, tutup, amati dengan perbesaran 100x dan 400x.
  • Sel-Sel Darah dan Epitel (Eosin 1-2%):
    • Sel Epitel:
      • Proksimal: Dinding sel rusak.
      • Distal: Dinding sel utuh.
      • Normal: 1-2 sel/LPK.
      • Abnormal: Jumlah banyak/bergerombol (radang/rangsangan saluran cerna).
    • Makrofag: Sel besar dengan sitoplasma luas, dinding tidak teratur, berisi vakuola (mirip amuba tapi tidak bergerak).
    • Leukosit: Inti tunggal atau bersegmen (lebih jelas dengan asam asetat 10%).
      • Normal: 1-2 sel/LPB.
      • Abnormal: Jumlah banyak (peradangan saluran cerna, contoh: kolitis ulserosa, disentri basiler).
    • Eritrosit: Ukuran ±7 mikron, tidak berinti. Selalu patologis jika ada dalam tinja (berasal dari kolon hingga anus).
  • Sisa-Sisa Makanan:
    • Sisa sayuran: Seperti sarang lebah, spiral, atau serabut panjang.
    • Serabut otot: Seperti pita dengan garis melintang.
    • Karbohidrat: Heksagonal seperti kaca, bergerombol atau satu-satu (gunakan Lugol).
    • Pati/Amilum (Lugol):
      • Campur tinja dengan Lugol 1-2%, panaskan, amati butiran biru di bawah mikroskop.
    • Protein (Asam Asetat 30%):
      • Campur tinja dengan Asam asetat 30%, amati serabut bengkak, homogen, warna kuning muda di bawah mikroskop.
    • Lemak:
      • Bentuk bervariasi: Droplet, plaque, kristal jarum.
      • Lemak netral dan asam lemak bebas: Droplet atau plaque.
      • Asam lemak: Tipis tidak berwarna, atau kristal bentuk jarum tidak berwarna.
      • Sabun: Kristal cluster, kristal pendek dan tebal.

Metode Pemeriksaan Lemak

  • Pemanasan:
    • Buat preparat tipis, panaskan di atas pemanas spiritus, amati di bawah mikroskop.
    • Tetesan lemak (+): Feses mengandung asam lemak dan lemak netral.
  • Asam Asetat 30%:
    • Campur tinja dengan 1-2 tetes Asam asetat 30%, panaskan, amati di bawah mikroskop.
    • Tetesan/butiran lemak (+): Feses mengandung sabun.
  • Sudan III:
    • Sudan III dalam alkohol:
      • Campur tinja dengan 2-3 tetes Sudan III, panaskan, amati di bawah mikroskop.
      • Warna merah (+): Feses mengandung lemak netral dan asam lemak.
    • Sudan III dalam asam asetat:
      • Untuk mendeteksi sabun dalam feses. Teknik sama dengan Sudan III dalam alkohol.
      • Warna merah (+): Feses mengandung sabun.
  • Parasit dan Kristal:
    • Parasit: Telur cacing, larva cacing, amuba (eosin 2%, kista dengan Lugol).
    • Kristal:
      • Normal: Tripel fosfat, kalium oksalat.
      • Abnormal: Charcot-Leyden, hematoidin.

Pemeriksaan Kimiawi

  • Darah Samar:
    • Metode Hematest:
      • Prosedur: Oleskan feses pada kertas filter, letakkan tablet hematest, tetesi air.
      • Positif: Warna biru di sekitar tablet (ada Hb).
      • Sensitivitas: 4 ml darah/100 g feses.
      • Normal: Negatif (normal darah keluar 2-2.5 mg/hari).
      • Abnormal: Positif 1-4 (tergantung jumlah darah).
      • Positif palsu: Diet/obat mengandung zat besi, aktivitas bakteri menghasilkan peroksida (hilangkan dengan pemanasan).
      • Negatif palsu: Reaksi Hb dengan asam askorbat (intake vitamin C >300 mg/hari).
    • Rapid Test/POCT:
      • Prinsip: Immunoassay kromatografi cepat mendeteksi hemoglobin manusia.
      • Mendeteksi minimal 50 mg/mL atau 6 ug/g feces. Tidak dipengaruhi diet.
      • Prosedur: Colek feses, campur dengan buffer, teteskan pada device FOB.
      • Positif: Muncul garis berwarna pada jalur tes (T).
      • Negatif: Tidak tampak garis pada jalur tes (T). Garis pada kotak C (kontrol) menunjukkan tes valid.
  • Pemeriksaan Bilirubin:
    • Alat dan Reagen: Tabung reaksi, corong, kertas saring, Reagen Fauchet, BaCl2 10%, Aquadest.
    • Prinsip: Bilirubin dioksidasi menjadi biliverdin (warna hijau).
    • Cara Kerja: Buat suspensi tinja dengan BaCl2 10%, saring, tetesi endapan dengan Reagen Fauchet.
    • Penilaian Hasil:
      • Negatif: Tidak ada perubahan warna.
      • Positif: Timbul warna hijau sampai biru.

Pemeriksaan Urin pada Fungsi Hati

Pemeriksaan Bilirubin

  • Dalam keadaan patologis, bilirubin dapat ditemukan dalam urin.
  • Urin yang mengandung bilirubin dalam jumlah banyak berwarna kuning hingga coklat seperti teh.
  • Periksalah segera urin mengandung bilirubin. Sebagian bilirubin akan teroksidasi dan berubah menjadi biliverdin. Sinar matahari akan mempercepat perubahan tersebut.
  • Metode Pemeriksaan:
  • Tes Busa
  • Tes Fouchet/Harrison
  • Tes Rosin
  • Tes Carik Celup

Tes Busa

  • Alat: Tabung reaksi
  • Reagen: -
  • Cara Pemeriksaan:
  • Kocoklah kuat-kuat kira kira 5 ml urin segar dalam tabung reaksi
  • Amati busa yang timbul
  • Penilaian hasil :
  • Positif (+) : buih warna kuning
  • Negatif (-) : buih tidak berwarna/putih
  • Catatan: Urobilin yang tinggi dan obat-obatan seperti acriflavin pyridium dapat menyebabkan positif palsu.

Tes Fouchet/Harrison

  • Prinsip: Bilirubin dalam urin dipekatkan/diendapkan di atas kertas saring dengan barium chlorida. Dengan reagen Fouchet bilirubin akan teroksidasi dan berubah menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
  • Alat : Tabung reaksi Kertas saring Corong
  • Reagen : Fouchet susunan sebagai berikut : Larutan 25 gram trichloroacetat dalam 100 ml aquadest dicampur dengan 10 ml larutan ferrichlorida 10%
  • Cara Pemeriksaan :
  • Campurkan 5ml urin segar dengan 5 ml larutan barium chlorida 10% kemudian disaring
  • Angkat kertas saring yang berisi presipitat dari corong, buka lipatannya dan letakkan mendatar di atas corong tersebut. Biarkan supaya agak kering
  • Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet ke atas presipitat pada kertas saring
  • Amati hasilnya Penilaian hasil :
  • Positif (+) : timbul warna hijau yang makin lama makin jelas dan biru hijau
  • Negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna Sensitifitas : (+) pada kadar 0,15 – 0, 2 mg% bilirubin dalam urin

Tes Rosin

  • Prinsip pemeriksaan : Oksidasi bilirubin dalam urin oleh adanya yodium 10%
  • Alat : Tabung reaksi
  • Reagen : Iodium 10%
  • Cara pemeriksaan :
  • Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
  • Miringkan tabung dan alirkan melalui dinding tabung dengan perlahan-lahan dan hati-hati reagen Rosin kira-kira 0,5ml sampai tampak batas yang tegas antara urin dan reagen
  • Amati hasilnya pada batas antara urin dan reagen
  • Penilaian hasil :
  • Positif (+) : timbul cincin kehijauan pada perbatasan kedua cairan
  • Negatif (-) : bila tidak terjadi perubahan/ cincin abu-abu

Pemeriksaan Urobilinogen

  • Pada keadaan normal urobilinogen mencapai puncaknya pada awal tengah hari. Sampling sebaiknya dilakukan antara jam 14.00 – 16.00 untuk mendapatkan hasil pemeriksaan seperti yang diharapkan.
  • Metode pemeriksaan :
  • Tes Ehrlich (Wallace – Diamond)
  • Tes Carik Celup

Tes Ehrlich (Wallace – Diamond)

  • Alat : Tabung reaksi
  • Reagen : Ehrlich susunan sebagai berikut : Paradimethylamino-benzaldehida 2 gr, Asam hidrochlorida pekat 20 ml, Aquadest 80 ml. Larutan disimpan dalam botol warna coklat
  • Syarat pemeriksaan : Urin segar (yang baru dikemihkan) sebab bila urin dibiarkan urobilinogen akan teroksidasi menjadi urobilin. Bila urin mengandung bilirubin endapkan dengan BaCl2 10%
  • Cara pemeriksaan :
  • Campurkan 10 – 20 tetes reagen Ehrlich dengan 5 ml urin
  • Biarkan tegak pada rak tabung 3-5 menit dan amati hasilnya
  • Penilaian hasil :
  • Positif (+) : timbul warna merah
  • Positif palsu : adanya indol, skatol, makanan berklorofil
  • Negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna. Negatif palsu : pada keadaan protein tinggi, sulfonamid
  • Arti klinis :
  • Urobilinogen diekskresi normal sebesar 4 mg/24jam; sehingga pemeriksaan Ehrlich akan memberikan hasil reaksi positif sampai pengenceran 20 kali (0,5cc urin ditambah air hingga volume 10ml). Patologis bila hingga pengenceran 40 kali masih didapatkan hasil positif.
  • Tes Ehrlich dapat mendeteksi adanya urobilinogen, stercobilinogen dan porfobilinogen.
  • Urobilinogenuria : gangguan parenkim hati
  • Stercobilinogenuria : anemia hemolitik, colitis, dan konstipasi
  • Stercobilinogen dan urobilinogen (-) : pada obstruksi total saluran empedu

Pemeriksaan Urobilin

  • Metode Pemeriksaan : Schlesinger

Tes Schlesinger

  • Prinsip pemeriksaan :
  • Urobilinogen bereaksi dengan reagen Schlesinger membentuk fluoresensi hijau.
  • Lugol yang ada dalam reagen berfungsi mempercepat oksidasi.
  • Alat : Tabung reaksi
  • Reagen :
  • Schlesinger
  • Larutan zink acetat jenuh dalam alkohol 95% atau larutan zink chlorida jenuh dalam alkohol 95%
  • Larutan Lugol terdiri dari
  • Iodium 1 gr
  • Kalium Iodida 2 gr
  • Aquades ad 300 ml
  • Cara pemeriksaan :
  • Masukkan 5 ml urin (filtrat pemeriksaan bilirubin) dalam tabung reaksi, tambahkan 4-5 tetes lugol 2%. Campur dan diamkan selama 5 menit
  • Tambahkan 5 ml reagen Schlesinger kocok baik-baik kemudian saring, perhatikan filtratnya dengan latar belakang warna gelap.
  • Penilaian hasil :
  • Positif (+) : Fluoresensi hijau
  • Negatif (-) : tidak tampak fluoresensi hijau
  • Arti klinis : Urobilin (+) menunjukkan ekskresi urobilinogen yang sudah teroksider meningkat

Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B surface Antigen)

  • HBsAg merupakan material permukaan dari virus hepatitis B, petanda serologi infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di dalam serum.
  • Muncul antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi, sebelum gejala klinik dan meningkatnya SGPT.
  • Pada kasus yang sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi; pada kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan.
  • HBsAg positif yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier).
  • Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, skrining darah, dan evaluasi terapi hepatitis B kronis.

Interpretasi Marker Serologi Hepatitis B

  • HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif: infeksi virus hepatitis B akut.
  • HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif: infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif.
  • HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif: infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi rendah.
  • Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah pendonor.
  • Individu berisiko tinggi: tenaga kesehatan, pengguna narkoba suntik, orang yang suka berganti pasangan seksual, penerima transfusi darah, pasien hemodialisis, dan bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B.

Prosedur Pemeriksaan HBsAg

  • Metode: Enzyme immunoassay (EIA), enzyme linked immunoassay (ELISA), enzyme linked fluorescent assay (ELFA), atau immunochromatography test (ICT).
  • Prinsip pemeriksaan: Berikatan HBsAg dalam sampel dengan anti HBs colloidal gold konjugat membentuk komplek dan membentuk garis berwarna merah muda keunguan.
  • Spesimen: Serum atau plasma heparin.
  • Penyimpanan Sampel: 2-8 oC selama 5 hari, atau -25 ±6 oC sampai dengan 2 bulan.

Alat dan Bahan

  • Alat : KIT HbsAg (strip/card), Pipet Tetes, Tabung Reaksi
  • Bahan : Sampel (Serum)

Prosedur Pemeriksaan

  • Pastikan test strip/card, dan sampel sama dengan suhu kamar (15-30oC) sebelum pemeriksaan.
  • A. Test Card
  • Keluarkan test Card dari bungkusnya dan letakkan test Card pada permukaan kering dan datar
  • Tambahkan 3 tetes serum pada well sampel
  • Ditunggu reaksi yang terjadi, hasil baca tidak lebih dari 20 menit.
  • B. Test Strip
  • Ambil bungkusan strip pada suhu ruangan sebelum bungkusan tersebut dibuka. Buka bungkusan strip pemeriksaan sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 1 jam
  • Masukan strip kedalam serum atau plasma yang telah dimasukan kedalam tabung yang mudah di amati, biarkan 10-15 detik dalam serum. batas serum jangan sampai pada MAX LINE.
  • Keluarkan strip dan jalankan stopwatch, biarkan samapai 15 menit kemudian baca hasilnya,samapai muncul garis merah.
  • Baca hasil pemeriksaan

Interpretasi Hasil

  • Positif : Jika terdapat garis pada bagian control dan tes
  • Negatif : Jika terdapat garis pada bagian control saja.
  • Invalid/Tes gagal : Jika tidak timbul garis warna pada area C maka tes dinyatakan gagal. Ulangi tes dengan alat baru

Nilai Rujukan

  • Dewasa dan Anak-anak : Negatif

Masalah Klinis

  • HBsAg positif dijumpai pada : Hepatitis B, Hepatitis B kronis.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil

  • Serum atau plasma ikterik, hemolisis, atau lipemik dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Studying That Suits You

Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

Quiz Team

More Like This

Use Quizgecko on...
Browser
Browser