Konseling Berpusat Pribadi

Latar Belakang

• Makalah ini membahas teori dan praktik konseling humanistik, khususnya pendekatan konseling berpusat pribadi.

Rumusan Masalah

• Apa saja yang menjadi latar belakang konseling berpusat pribadi?
• Siapa pendiri pendekatan konseling berpusat pribadi?
• Bagaimana hakikat manusia menurut pendekatan konseling berpusat pribadi?
• Apa saja karakteristik pendekatan konseling berpusat pribadi?
• Bagaimana perkembangan pendekatan konseling berpusat pribadi?
• Apa saja kondisi utama dalam konseling berpusat pribadi?

Tujuan

• Memahami latar belakang konseling berpusat pribadi.
• Menganalisis pendekatan konseling berpusat pribadi berdasarkan teori dan praktiknya.
• Memahami hakikat manusia menurut pendekatan konseling berpusat pribadi.
• Memahami karakteristik pendekatan konseling berpusat pribadi.
• Memahami perkembangan pendekatan konseling berpusat pribadi.
• Memahami kondisi utama dalam konseling berpusat pribadi.

Pendiri Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi

• Carl Ransom Rogers, lahir pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois.
• Awalnya tertarik pada pertanian dan sains, kemudian beralih ke bidang agama.
• Mengajar psikologi di Ohio State University dan meraih gelar profesor di bidang psikologi di rumah sakit.
• Meninggal pada 4 Februari 1987 karena serangan jantung.

Hakikat Manusia menurut Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi

• Pendekatan ini berfokus pada individu dan pengalamannya.
• Manusia memiliki kemampuan untuk memahami realitas dan menemukan solusi bagi dirinya sendiri.
• Konselor berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses self-discovery.
• Rogers merumuskan 19 poin mengenai hakikat manusia (self) yang meliputi:
  • Setiap individu hidup dalam dunia pengalaman mereka sendiri.
  • Reaksinya terhadap dunia didasari oleh apa yang mereka alami dan pahami.
  • Manusia bereaksi sebagai satu kesatuan yang terorganisir.
  • Manusia memiliki kecenderungan dasar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri.
  • Perilaku adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan pengalaman dan pemahaman.
  • Emosi berhubungan dengan pencapaian tujuan seseorang.
  • Perilaku terbaik dipahami dari perspektif internal individu.
  • Individu membentuk konsep diri melalui interaksi dengan lingkungan.
  • Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh evaluasi diri dan interaksi dengan orang lain.
  • Konflik antara nilai-nilai lama dan baru dapat mengubah citra diri atau nilai-nilai.
  • Pengalaman hidup diproses dalam berbagai tingkat kesadaran: disimbolkan, diputarbalikkan, atau ditolak.
  • Perilaku biasanya konsisten dengan konsep diri.
  • Perilaku yang tidak konsisten dengan konsep diri biasanya dilakukan untuk melindungi gambaran diri.
  • Salah suai psikologis terjadi ketika individu menolak untuk menyadari pengalaman yang tidak sesuai dengan konsep dirinya.
  • Penyesuaian psikologis terjadi ketika individu dapat mengakomodasi semua pengalaman sensorik dalam konsep dirinya.
  • Pengalaman yang tidak sesuai dengan konsep diri dianggap sebagai ancaman.
  • Dalam lingkungan yang aman, pengalaman tidak konsisten dapat diuji dan konsep diri dapat direvisi.
  • Penerimaan semua pengalaman sensorik dapat meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap orang lain.
  • Individu yang menutup diri terhadap perasaannya sendiri cenderung iri dan benci pada orang lain.
  • Semakin banyak individu menerima pengalaman sensorik, semakin besar kemungkinan terjadinya introjeksi dan revisi nilai-nilai.

Karakteristik Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi

• Konselor menciptakan lingkungan yang aman dan tanpa penilaian.
• Klien didorong untuk mengeksplorasi perasaan dan pikiran mereka secara bebas.
• Konseling berpusat pribadi menekankan pada proses perubahan daripada karakteristik kepribadian.
• Rogers mengidentifikasi ciri-ciri pribadi sehat dan tidak sehat:
  • Pribadi Sehat:
    • Bersikap terbuka terhadap pengalaman.
    • Menerima diri sendiri dan orang lain.
    • Mengaktualisasikan potensi diri.
    • Bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
    • Berkembang secara kreatif.
    • Memiliki hubungan interpersonal yang sehat.
  • Pribadi Tidak Sehat:
    • Mempunyai konsep diri yang kaku.
    • Merasa tidak berharga.
    • Memiliki rasa takut yang besar.
    • Tidak dapat berhubungan dengan orang lain dengan baik.
    • Tertutup terhadap pengalaman baru.

Perkembangan dalam Pendekatan Konseling Berpusat Pribadi

• Awalnya disebut "Nondirecive Counseling" pada tahun 1940-an.
• Berkembang menjadi "Client Centered Therapy" pada tahun 1951, menekankan pada faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan klien.
• Kemudian diubah menjadi "Person-centered approach" pada tahun 1960-an dan 1970-an, memperluas aplikasi ke bidang keluarga, perkawinan, administrasi, kelompok minoritas, antar ras dan budaya, dan hubungan internasional.

Kondisi Utama dalam Konseling Berpusat Pribadi

• Genuineness: Konselor harus bersikap asli dan jujur terhadap klien.
• Penghargaan Positif Tanpa Syarat: Konselor menerima klien tanpa syarat, terlepas dari perilakunya.
• Pemahaman Empatik: Konselor memahami dunia dari perspektif klien, baik secara intelektual maupun secara emosional.
  • Empati Intelektual: Memahami klien dengan cara intelektual.
  • Empati Emosional: Merasakan emosi klien secara spontan.
  • Empati Imajinatif: Mencoba membayangkan apa yang dirasakan klien berdasarkan situasi yang mereka hadapi.

Quiz ini membahas teori dan praktik konseling berpusat pribadi. Pertanyaan mencakup latar belakang, pendiri, hakikat manusia, karakteristik, serta perkembangan pendekatan ini. Pelajari lebih lanjut tentang kondisi utama dalam konseling berpusat pribadi melalui quiz ini.