Komunikasi Dokter dan Pasien

Umpan balik dalam komunikasi memastikan bahwa pemberi pesan dan penerima pesan memiliki persepsi yang sama.

Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien penting untuk membangun hubungan interpersonal yang kuat, pertukaran informasi yang efektif dan mendorong pasien untuk membuat keputusan.

Komunikasi yang efektif dan efisien dalam setting medis dapat meningkatkan kepuasan pasien dan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Komunikasi yang baik memungkinkan pasien untuk mengatur emosinya, mendapatkan informasi medis yang komprehensif, dan membantu dokter dalam memahami kebutuhan, harapan, dan persepsi pasien.

Pasien cenderung lebih puas dan percaya pada dokter yang berkomunikasi dengan baik, dan lebih mudah mengikuti saran dan terapi.

Keterampilan komunikasi, seperti mendengarkan secara aktif, empati, dan penggunaan pertanyaan terbuka, sangat penting untuk hubungan dokter-pasien yang setara.

Suasana setara, tidak superior-inferior, mendorong pasien untuk jujur dan jelas dalam menceritakan penyakit atau keluhannya.

Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien merupakan kompetensi penting yang harus dikuasai setiap dokter.

Konseling melibatkan beberapa sesi pertemuan yang berkelanjutan, bukan hanya satu kali pertemuan.

Hubungan konseling harus dibangun dengan cara yang spesifik dan berbeda dari hubungan sosial biasa, dengan fokus pada keterbukaan, empati, dan penghargaan tanpa syarat.

Konseling bertujuan membantu klien untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dengan memberi mereka kepercayaan diri dan tanggung jawab.

Konseling membantu klien untuk mencapai pemahaman diri, belajar dari perilaku tidak adaptif, dan mencapai tujuan hidup mereka.

Memberikan nasihat kepada klien bukan tujuan konseling, karena hal ini dapat membuat klien lepas tanggung jawab.

Memberikan informasi mungkin ada dalam konseling, tetapi bukan tujuan utamanya.

Konseling melibatkan proses membangun hubungan terapeutik dan membantu klien mencari solusi untuk masalah mereka.

Membangun hubungan yang aman dan terpercaya dengan klien adalah penting dalam proses konseling.

Ketika dokter menyembunyikan informasi dari pasien, itu dapat merusak kepercayaan pasien dan membuat mereka merasa tidak berdaya dalam perawatan mereka.

Menyampaikan berita buruk kepada pasien bisa jadi sulit karena melibatkan emosi yang kuat, seperti rasa takut dan kesedihan.

Pasien menghargai komunikasi yang jujur, pengertian, dan empati saat menerima berita buruk.

Dokter harus memahami latar belakang pasien untuk memberikan informasi yang tepat dan mudah dipahami.

Dokter harus mampu mengelola emosi pasien saat menyampaikan berita buruk, dan mendukung mereka dalam menghadapi tantangan tersebut.

Memberi waktu kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan memberi tahu pasien bahwa pemeriksa memahami alasan emosinya.

Membantu pasien mengekspresikan perasaannya dan membantu dia merasa dipahami.

Menanyakan dan memahami kesiapan pasien untuk berbicara tentang rencana terapi.

Memberikan berbagai pilihan terapi yang tersedia, lalu mendiskusikan pilihan terbaik bersama pasien.

Mencegah harapan berlebihan pada pasien tentang hasil terapi.

Merangkum informasi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengungkapkan perasaan.

Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien.

Memastikan ruangan dan suasana nyaman dan tenang.

Menanyakan kembali informasi yang diberikan oleh pasien untuk memastikan pemahaman yang sama.

Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, singkat, dan sopan ketika berkomunikasi dengan pasien.

Memberikan edukasi dan informasi yang ringkas, jelas, dan tepat sesuai kebutuhan pasien.

Menunjukkan rasa empati dan memahami perasaan pasien.

Menghindari memberikan nasihat atau saran berdasarkan asumsi pribadi.

Tidak mengarahkan, mengatur, atau mengontrol pasien dalam pengambilan keputusan.

Merangkum informasi penting yang telah disampaikan kepada pasien, termasuk rencana tindak lanjut.

Mengucapkan terima kasih dan salam penutup untuk mengakhiri komunikasi dengan pasien.

Dokter memberikan informasi tentang kondisi pasien dengan cara yang tenang dan jelas. Informasi diberikan dengan rasa empati tanpa memberikan rasa takut.

Dokter memberikan informasi tentang kemungkinan penyembuhan atau perkembangan penyakit pasien. Dokter harus jujur dan menjelaskan prognosis sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ada.

Dokter menanyakan pada pasien tentang perasaan atau hal yang ingin ditanyakan lagi.

Dokter memberikan penjelasan terhadap pasien mengenai rencana terapi yang akan dilakukan. Penjelasan harus jelas, teratur, dan mudah dipahami oleh pasien.

Dokter meminimalisir rasa cemas dan ketakutan pasien dengan memberikan informasi positif tentang hasil diagnosis dan terapi yang akan dilakukan.

Dokter menyampaikan contoh kasus sejenis yang mengalami kebaikan sesudah menerima terapi, untuk mengurangi rasa cemas dan ketakutan pasien.

Dokter berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan pasien merasa cemas atau takut sesuai ekspresi yang ditunjukkan pasien.

Dokter menjelaskan kemungkinan terjadinya efek samping dan bagaimana mengatasinya jika terjadi efek samping dari terapi.