Digital Transformation Quiz: Inovasi dengan Teknologi Digital

Indonesia menduduki peringkat terakhir terkait tingkat kesopanan bermedia sosial di Asia Tenggara berdasarkan hasil riset Digital Civility Index (DCI) oleh Microsoft.
Tingkat kesopanan bermedia sosial di Indonesia turun sebanyak 8 poin menjadi 76 poin.

Literasi digital diperlukan untuk menjaga kebhinekaan di dalam masyarakat karena masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak berinteraksi melalui digital.
Literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya.

Kemampuan membangun informasi dari berbagai sumber terpercaya.
Kemampuan menyajikan dan memahami informasi dengan verifikasi validitas dan kelengkapan sumber dari internet.
Kemampuan membaca dan memahami materi informasi yang tidak berurutan dan dinamis atau berubah.
Kemampuan menghubungkan informasi dalam media konvensional seperti koran dan berjaringan atau internet.
Kemampuan melakukan saringan terhadap informasi yang diperoleh.
Kemampuan mengomunikasikan dan mempublikasikan informasi.

Pendidikan formal: literasi digital dapat didapatkan melalui pendidikan di sekolah seperti pelajaran TIK atau Informatika, bahasa, ataupun pelajaran PKN.
Pendidikan non formal: literasi digital dapat didapatkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, sosial media, referensi-referensi yang ada di internet ataupun referensi yang ada di buku.

Etiket atau netiket adalah etika di jaringan dunia maya yang berfungsi sebagai penyelamat kita untuk tidak terjerumus dalam permasalahan yang akan ditimbulkan di dunia maya.
Etika berinteraksi di dunia maya antara lain:
- Jangan membagikan informasi pribadi.
- Saring sebelum sharing.
- Kritis terhadap informasi.
- Perhatikan gaya bahasa di sosial media.
- Perjelas informasi di akun sosial media.
- Menyebutkan sumber referensi ketika mengutip atau mengambil data dari satu sumber.
- Mengunggah konten yang positif dan bermanfaat.
- Menghargai orang lain.

Level 1: Digital Kompetensi, yaitu kemampuan untuk memilah dan mengolah saat berhadapan dengan berbagai informasi dalam dunia digital.
Level 2: Digital Usage, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan informasi yang sudah dipilah dan diolah untuk tujuan produktif seperti bisnis dan pendidikan.
Level 3: Digital Transformation, yaitu kemampuan melakukan inovasi menghasilkan metode atau produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.

Indonesia berada di peringkat terakhir dalam tingkat kesopanan bermedia sosial di Asia Tenggara dengan skor 76 poin berdasarkan Digital Civility Index (DCI) oleh Microsoft.

Literasi digital diperlukan untuk menjaga kebhinekaan di dalam masyarakat karena masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak berinteraksi melalui digital.
Literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya.

Kemampuan membangun informasi dari berbagai sumber terpercaya.
Kemampuan menyajikan dan memahami informasi dengan verifikasi validitas dan kelengkapan sumber dari internet.
Kemampuan membaca dan memahami materi informasi yang tidak berurutan dan dinamis atau berubah.
Kemampuan menghubungkan informasi dalam media konvensional seperti koran dan berjaringan atau internet.
Kemampuan melakukan saringan terhadap informasi yang diperoleh.
Kemampuan mengomunikasikan dan mempublikasikan informasi.

Pendidikan formal: literasi digital dapat didapatkan melalui pendidikan di sekolah seperti pelajaran TIK atau Informatika, bahasa, ataupun pelajaran PKN.
Pendidikan non formal: literasi digital dapat didapatkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, sosial media, referensi-referensi yang ada di internet ataupun referensi yang ada di buku.

Etiket atau netiket adalah etika di jaringan dunia maya yang berfungsi sebagai penyelamat kita untuk tidak terjerumus dalam permasalahan yang akan ditimbulkan di dunia maya.
Etika berinteraksi di dunia maya antara lain:
- Jangan membagikan informasi pribadi.
- Saring sebelum sharing.
- Kritis terhadap informasi.
- Perhatikan gaya bahasa di sosial media.
- Perjelas informasi di akun sosial media.
- Menyebutkan sumber referensi ketika mengutip atau mengambil data dari satu sumber.
- Mengunggah konten yang positif dan bermanfaat.
- Menghargai orang lain.

Level 1: Digital Kompetensi, yaitu kemampuan untuk memilah dan mengolah saat berhadapan dengan berbagai informasi dalam dunia digital.
Level 2: Digital Usage, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan informasi yang sudah dipilah dan diolah untuk tujuan produktif seperti bisnis dan pendidikan.
Level 3: Digital Transformation, yaitu kemampuan melakukan inovasi menghasilkan metode atau produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.

Indonesia berada di peringkat terakhir dalam tingkat kesopanan bermedia sosial di Asia Tenggara dengan skor 76 poin berdasarkan Digital Civility Index (DCI) oleh Microsoft.

Literasi digital diperlukan untuk menjaga kebhinekaan di dalam masyarakat karena masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak berinteraksi melalui digital.
Literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya.

Kemampuan membangun informasi dari berbagai sumber terpercaya.
Kemampuan menyajikan dan memahami informasi dengan verifikasi validitas dan kelengkapan sumber dari internet.
Kemampuan membaca dan memahami materi informasi yang tidak berurutan dan dinamis atau berubah.
Kemampuan menghubungkan informasi dalam media konvensional seperti koran dan berjaringan atau internet.
Kemampuan melakukan saringan terhadap informasi yang diperoleh.
Kemampuan mengomunikasikan dan mempublikasikan informasi.

Pendidikan formal: literasi digital dapat didapatkan melalui pendidikan di sekolah seperti pelajaran TIK atau Informatika, bahasa, ataupun pelajaran PKN.
Pendidikan non formal: literasi digital dapat didapatkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, sosial media, referensi-referensi yang ada di internet ataupun referensi yang ada di buku.

Etiket atau netiket adalah etika di jaringan dunia maya yang berfungsi sebagai penyelamat kita untuk tidak terjerumus dalam permasalahan yang akan ditimbulkan di dunia maya.
Etika berinteraksi di dunia maya antara lain:
- Jangan membagikan informasi pribadi.
- Saring sebelum sharing.
- Kritis terhadap informasi.
- Perhatikan gaya bahasa di sosial media.
- Perjelas informasi di akun sosial media.
- Menyebutkan sumber referensi ketika mengutip atau mengambil data dari satu sumber.
- Mengunggah konten yang positif dan bermanfaat.
- Menghargai orang lain.

Level 1: Digital Kompetensi, yaitu kemampuan untuk memilah dan mengolah saat berhadapan dengan berbagai informasi dalam dunia digital.
Level 2: Digital Usage, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan informasi yang sudah dipilah dan diolah untuk tujuan produktif seperti bisnis dan pendidikan.
Level 3: Digital Transformation, yaitu kemampuan melakukan inovasi menghasilkan metode atau produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.