Farmakokinetika: Proses Absorpsi Obat
40 Questions
1 Views

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson

Questions and Answers

Absorbsi obat yang bersifat lipofilik lebih sulit dibandingkan dengan obat yang bersifat hidrofilik.

False

Transport pasif obat tidak memerlukan energi dari tubuh.

True

Motilitas gastrointestinal yang cepat akan menyebabkan waktu absorbsi obat menjadi lebih lama.

False

Disintegrasi obat merupakan proses di mana obat dilarutkan dalam cairan tubuh.

<p>False</p> Signup and view all the answers

First-pass metabolism adalah proses di mana obat mengalami metabolisme sebelum mencapai sirkulasi sistemik.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Dalam pemberian obat secara parenteral, obat harus terlebih dahulu larut dalam cairan jaringan sebelum diabsorpsi.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Faktor pH dan ionisasi dapat mempengaruhi absorbsi obat per oral.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Kelarutan obat dalam lemak tidak berpengaruh terhadap proses absorbsi obat.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Obat yang larut dalam lemak memiliki absorpsi yang lebih lambat dibandingkan dengan obat yang larut dalam air.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Bioekuivalen adalah obat yang memiliki efek yang sama pada tubuh dengan obat lain.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Volume distribusi (Vd) meningkat jika konsentrasi obat dalam plasma darah menurun.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Absorpsi obat melalui injeksi subkutan lebih cepat dibandingkan dengan inhalasi.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Obat asam lebih cenderung terikat pada lipoprotein dalam plasma darah.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Konsentrasi obat dalam sirkulasi sistemik meningkat saat obat memiliki afinitas pengikatan protein plasma yang rendah.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Bioavailabilitas merujuk pada jumlah spesifik obat yang diserap oleh jaringan otak setelah pemberian.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Semakin kecil volume distribusi (Vd), semakin sedikit obat yang tersebar di jaringan tubuh.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Metabolisme obat terjadi terutama di ginjal dan paru-paru.

<p>False</p> Signup and view all the answers

CYP3A4 adalah isoform enzim yang paling dominan dalam metabolisme obat di liver.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Pethidine merupakan contoh obat yang terlibat dalam reaksi hidrolisis pada fase I metabolisme.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Penumpukan obat di jaringan adiposa tidak berpengaruh terhadap proses hemodialisa.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Reaksi konjugasi glucoronide termasuk dalam fase I metabolisme.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Cytochrome P450 dapat mengalami induksi yang meningkatkan aktivitasnya akibat obat lain atau penyakit.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Obat seperti salicylic acid dan benzoic acid terlibat dalam reaksi konjugasi aminoasid pada fase II.

<p>True</p> Signup and view all the answers

CYP2D6 berkontribusi sekitar 50% dari total enzyme CYP 450 yang ada di liver.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Obat yang memiliki ikatan dengan enzim pada tempat aktif yang sama dapat menginduksi metabolisme obat lain.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Induksi enzim dapat menyebabkan obat mengalami toksisitas akibat metabolit beracun meningkat.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Penyakit tertentu dapat meningkatkan laju metabolisme obat dan mempengaruhi ekskresi obat dalam tubuh.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Klirens hepatic adalah salah satu jenis klirens yang menunjukkan kemampuan tubuh membersihkan darah dari obat dalam waktu tertentu.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Produk metabolit yang larut dalam air lebih mudah diekskresi melalui empedu.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Autoinduksi pada penerapan obat dapat menyebabkan penurunan efek terapeutik dari obat itu sendiri.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Kloramfenikol dan tetrasiklin dapat mengalami sirkulasi enterohepatik setelah diekskresi ke usus.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Ekskresi renal adalah proses di mana obat yang tidak terabsorpsi diekskresi bersama feses.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Cmax merujuk pada waktu yang diperlukan obat untuk mencapai konsentrasi maksimal dalam plasma.

<p>False</p> Signup and view all the answers

MEC adalah konsentrasi minimum yang diperlukan untuk mencapai efek toksik.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Variasi dalam farmakokinetik obat dapat dipengaruhi oleh kondisi patologis pada hati dan ginjal.

<p>True</p> Signup and view all the answers

T1/2 mengacu pada waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam sirkulasi sistemik berkurang menjadi seperempatnya.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Polimorfisme genetika tidak memiliki pengaruh terhadap farmakokinetik obat.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Area Under Curve (AUC) menggambarkan total eksposur obat dalam plasma selama periode tertentu.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Kehamilan dapat mempengaruhi kadar obat dalam plasma karena perubahan fisiologis yang signifikan.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Kel adalah tetapan kecepatan eliminasi yang menentukan waktu eliminasi obat dari tubuh.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Study Notes

Farmakokinetika

  • Farmakokinetika adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh.
  • Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana tubuh memproses obat yang masuk ke dalam tubuh.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat per oral meliputi disintegrasi dan waktu disolusi obat, formulasi, ukuran partikel obat, kelarutan dalam lemak, pH dan ionisasi, area dan vaskularisasi usus, motilitas gastrointestinal, serta ada/tidaknya makanan dalam GIT dan metabolisme (fisrt-pass metabolism).
  • Absorpsi obat adalah proses pergerakan obat dari tempat pemberian ke dalam sirkulasi sistemik. Kecepatan absorbsi tergantung dari cara/rute pemberian obat (oral, parenteral, topikal).
  • Rute pemberian obat yang berbeda menghasilkan farmakokinetika yang berbeda. Rute pemberian secara enteral (melalui sistem pencernaan) seperti oral, sublingual, dan rektal, serta parenteral (non-digestive system) seperti inhalasi, injeksi (intramuskular, subkutan, intravena, intra-arterial, intradermal, dan transdermal), serta melalui membran mukosa (transmukosal).
  • Mekanisme transport obat menembus membran sel meliputi transport pasif (difusi sederhana, difusi yang difasilitasi, osmosis), dan transport aktif (transport aktif primer, transport aktif sekunder, endositosis).
  • Absorpsi obat (melalui saluran pencernaan) meliputi proses disintegrasi/dissolusi, difusi ke dalam sirkulasi sistemik, dan masuk ke dalam aliran darah.
  • Proses absorpsi pada usus dan rektum, terdapat bioavailabilitas:
    • Availabilitas farmasi (50%)
    • Availabilitas sistemik (50%)
  • Proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi berpengaruh pada konsentrasi obat pada tempat kerjanya dan durasi/intensitas efek obat
  • Distribusi obat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam lemak, kecepatan aliran darah ke jaringan, ikatan obat dengan protein plasma (albumin, lipoprotein, a1-acid glycoprotein) dan volume distribusi (Vd).
  • Volume distribusi (Vd) merupakan ukuran yang mencerminkan seberapa luas obat terdistribusi dalam tubuh dibandingkan konsentrasi obat dalam plasma darah.
  • Metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat oleh enzim dalam tubuh, utamanya di hati (CYP450).
  • Enzim CYP450 dapat terinduksi dan dihambat oleh obat lain, yang dapat mempengaruhi metabolisme obat.
  • Contoh obat yang berikatan dengan enzim CYP450 terdapat dalam tabel di presentasi.
  • Metode penghambatan dan induksi obat terkait dengan jalur metabolisme
  • Ekskresi obat dilakukan oleh ginjal (filtrasi glomeruler, sekresi tubular aktif, reabsorpsi tubular pasif), saluran gastrointestinal, dan jalur hepar-bilier.
  • Obat diekskresikan berupa metabolit yang larut dalam air atau dalam bentuk utuh.
  • Bioavailabilitas adalah persentase obat yang mencapai sirkulasi sistemik sesudah pemberian dosis tertentu.
  • Bioekivalen menunjukkan obat yang memiliki efek yang sama pada tubuh karena memiliki bioavailabilitas dan kecepatan absorpsi sama.
  • Faktor yang memengaruhi farmakokinetika obat meliputi usia, kehamilan, polimorfisme genetika farmakogenetik, dan kondisi patologis seperti penyakit saluran pencernaan, penyakit yang mempengaruhi plasma darah, penyakit hati, dan penyakit ginjal.
  • Ada kurva kadar obat dalam plasma yang menunjukkan hubungan antara waktu dan konsentrasi obat dalam plasma darah, seperti Cmax (konsentrasi puncak), Tmax (waktu mencapai konsentrasi puncak), AUC (area bawah kurva), MAC (minimum effective concentration), MTC (minimum toxic concentration), dan T1/2 (waktu paruh).

Ringkasan

  • Ada banyak faktor yang memengaruhi pergerakan obat di dalam tubuh.
  • Pemahaman mengenai Farmakokinetika sangat penting untuk menjamin efek terapi yang efektif dan pencegahan efek samping.

Studying That Suits You

Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

Quiz Team

Related Documents

Farmakokinetika PDF

Description

Quiz ini menguji pemahaman tentang farmakokinetika, terutama proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Pelajari faktor-faktor yang mempengaruhi cara obat diserap dalam tubuh dan bagaimana rute pemberian yang berbeda memengaruhi farmakokinetika. Uji pengetahuan Anda tentang pengaruh makanan dan formulasi obat terhadap absorpsi.

More Like This

Use Quizgecko on...
Browser
Browser