Esensi Manajemen: Pengertian dan Tujuan

Esensi Manajemen

• Manajemen dibutuhkan dalam organisasi atau bagi seorang individu agar tujuan lebih mudah dicapai.
• Manajemen diperlukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dan efektivitas.
• Fawri & Neviyarni (2021) mendefinisikan manajemen sebagai "tata pelaksanaan maupun pengelolaan".
• Secara etimologi, manajemen berasal dari kata "managio" yang berarti kepengurusan, atau "manage" yang berarti melatih dalam mengatur langkah-langkah (Fawri & Neviyarni, 2021).
• Manajemen secara sederhana ialah mengurusi atau kemampuan menjalankan juga mengontrol suatu kegiatan.
• Manajemen ialah ilmu terstruktur untuk pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan dukungan sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
• Manajemen berupa proses khas meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya (Terry).
• Manajemen digunakan untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif dan efisien dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Drft).
• Esensi manajemen ialah suatu proses kegiatan untuk mencapai tujuan dan memanfaatkan sumber daya (manusia, lingkungan, fasilitas, sarana, prasarana, dll.).

Tujuan dan Fungsi Manajemen

• Tujuan manajemen yaitu mewujudkan sesuatu yang menggambarkan cakupan tertentu, serta untuk memberikan pengarahan terhadap usaha dari manager (B. Siswanto).
• Tujuan lainnya dari manajemen ialah mencapai produktivitas dan kepuasan, mencakup peningkatan mutu atau kualitas, serta profit yang dapat diperoleh (Guci et al., 2022).
• Fungsi manajemen ialah bagian yang terdapat dalam proses manajemen itu sendiri (Kurniadin, Machali, dan Sandra).
• Fungsi manajemen berfungsi membimbing suatu kegiatan dalam organisasi (Guci et al., 2022).
• Terdapat 4 fungsi manajemen ialah Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC):
• Planning (Perencanaan) menyusun rencana kegiatan.
• Organizing (Pengorganisasian) menganalisis pihak-pihak yang diajak bekerja sama agar kegiatan berjalan dengan baik.
• Actuating (Penggerakan) melaksanakan kegiatan sesuai rencana dengan melibatkan semua komponen.
• Controlling (Pengawasan) melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan (Darmawan harefa, 2020).
• Planning (Perencanaan) menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.
• Organizing (Pengorganisasian) ialah jembatan antara perencanaan dan pelaksanaan.
• Actuating (Penggerakan) melakukan pengerahan dan memberikan stimulus kepada anggota dalam pelaksanaan.
• Controlling (Pengawasan) mengkaji kegiatan dan kesesuaiannya dengan rencana awal (Dedi Herdiana Hafid).

Bimbingan dan Konseling

• Bimbingan dan konseling ialah usaha seorang ahli di bidangnya memberi bantuan pada peserta didik/konseli agar potensi tumbuh optimal.
• Konselor atau guru melakukan upaya sistematis, objektif, logis, berkelanjutan, dan terprogram untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli demi mencapai kemandirian.
• Kemandirian terwujud dalam kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab hingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.
• Tujuan umum ialah untuk membantu peserta didik/konseli mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya.
• Tujuan lainnya yaitu menjalankan tugas-tugas perkembangan yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir secara utuh dan optimal.
• Tujuan khusus bimbingan konseling adalah ialah peserta didik mampu:
  • Memahami dan menerima diri dan lingkungannya.
  • Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, dan kehidupannya di masa depan.
  • Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin.
  • Menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi.
  • Mengaktualisasikan dirinya secara bertanggung jawab.
• Fungsi-fungsi bimbingan dan konseling adalah pemahaman, fasilitasi, penyesuaian, penyaluran, adaptasi, pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, pengembangan, advokasi.
• Pemahaman: membantu konseli memahami dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma agama).
• Fasilitasi: memberikan kemudahan bagi konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek pribadinya.
• Penyesuaian: membantu konseli menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
• Penyaluran: membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan, dan karir masa depan, termasuk memilih program peminatan sesuai kemampuan, minat, bakat, keahlian dan kepribadian.
• Adaptasi: membantu pelaksana pendidikan (kepala satuan pendidikan, staf administrasi, guru) menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.
• Pencegahan: membantu peserta didik/konseli mengantisipasi masalah dan berupaya mencegahnya.
• Perbaikan dan penyembuhan: membantu peserta didik/konseli yang bermasalah memperbaiki kekeliruan berpikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak.
• Pemeliharaan: membantu peserta didik/konseli menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif.
• Pengembangan: menciptakan lingkungan belajar kondusif, memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan jejaring yang kolaboratif.
• Advokasi: memberikan pembelaan terhadap hak-hak konseli yang mengalami diskriminasi.
• Asas-asas penting dalam bimbingan dan konseling:
• Kerahasiaan
• Kesukarelaan
• Keterbukaan
• Keaktifan
• Kemandirian
• Kekinian
• Kedinamisan
• Kenormatifan
• Keterpaduan
• Keharmonisan
• Keahlian
• Tut wuri handayani
• Kerahasiaan: konselor merahasiakan data dan keterangan peserta didik/konseli, sesuai kode etik.
• Kesukarelaan: peserta didik/konseli dengan suka rela mengikuti layanan yang diperlukan.
• Keterbukaan: konselor bersikap terbuka dan jujur dalam memberikan dan menerima informasi.
• Keaktifan: layanan memerlukan keaktifan dari kedua belah pihak (konselor dan peserta didik/konseli).
• Kemandirian: layanan bertujuan agar peserta didik/konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.
• Kekinian: layanan berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan global.
• Kedinamisan: layanan berkembang dan berkelanjutan dalam memandang hakikat manusia, perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling.
• Keterpaduan: layanan konselor terpadu antara tujuan.
• Keharmonisan: layanan selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan di masyarakat.
• Keahlian: layanan berdasarkan kaidah akademik dan etika profesional, hanya dapat diakukan oleh tenaga ahli.
• Tut wuri handayani: konselor sebagai pendidik memfasilitasi peserta didik/konseli untuk mencapai perkembangan yang utuh dan optimal.

Manajemen Bimbingan dan Konseling

• Aktivitas memfasilitasi dan melengkapi fungsi staf konseling (administratif, pelaporan, perencanaan anggaran, manajemen fasilitas, sumber daya) (Gibson, 2011).
• Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktivitas dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling serta penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan (Tohirin 2013).
• Manajemen Bimbingan Konseling ialah kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan SDM, memotivasi agar kegiatan tercapai, hingga evaluasi (Sugiyo, 2011).
• Alasan diperlukan manajemen dalam BK:
  • Mencapai tujuan.
  • Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
  • Mencapai efektivitas dan efisien (Robert L Gibson dan Marianne H. Mitchell, 2011).

Prinsip, Aspek, dan Tahapan Manajemen Bimbingan Konseling

• Prinsip manajemen bimbingan dan konseling yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Penyusunan personalia, Pengarahan dan kepemimpinan, Pengawasan.
• Perencanaan: proses matang dan sistematis dari penyusunan program hingga pelaksanaannya.
• Pengorganisasian: pelaksanaan bimbingan dikelola dan diorganisir oleh sistem organisasi di sekolah (koordinator, anggota, staf administrasi).
• Penyusunan personalia: penetapan, penyusunan, dan pembagian tugas agar efektif dan efisien.
• Pengarahan dan kepemimpinan: mengarahkan personalia agar bekerja sesuai bidang tugas.
• Pengawasan: melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan dari penyusunan rencana hingga pelaksanaan.
• Aspek penting dalam manajemen program bimbingan dan konseling:
  • Perencanaan Program: Analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan, penetapan metode, penetapan personel, persiapan fasilitas dan biaya, perkiraan hambatan.
  • Pelaksanaan dan Pengarahan Program: Merancang program bimbingan dan konseling sebagai integral dari program sekolah.
  • Evaluasi Pelaksanaan Program: Menilai efisiensi dan efektivitas manajemen bimbingan dan konseling. Mengendalikan personel, memantau kendala, mencari solusi.
  • Supervisi: mengendalikan personel pelaksana, memantau kendala, mencari solusi demi kelancaran pencapaian tujuan.
• Tahapan Manajemen Bimbingan Konseling:
  • Perencanaan (planing).
    • Menganalisis kebutuhan peserta didik dan lingkungan.
  • Pengorganisasian (organizing).
    • Mengatur petugas layanan bimbingan dan konseling serta sumber daya.
  • Pelaksanaan (actuating).
    • Melaksanakan program yang sudah disusun dengan berbagai strategi.
  • Monitoring dan Evaluasi (monitoring and evaluating).
    • Mengawasi, mencatat kegiatan harian/mingguan, mengevaluasi kesesuaian rencana dan pelaksanaan, membuat laporan.
  • Pengembangan (developing).
  • Melakukan tindak lanjut kegiatan berdasarkan hasil evaluasi, melaksanakan kegiatan perbaikan/pengembangan.